• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)

BAB III ASUMSI DASAR PENYUSUNAN APBD TAHUN 2017

3.3. Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)

Perencanaan pembangunan ekonomi memerlukan berbagai macam data statistic sebagai dasar dalam menentukan strategi kebijakan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) merupakan nilai bruto seluruh barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah domestik suatu daerah yang timbul akibat berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu periode tertentutanpa memperhatikan faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Pertumbuhan ekonomi ini akan bisa dicapai karena banyaknya upaya kebijakan ekonomi untuk mendorong sektor riil diantaranya kebijakan dibidang pertanian, kelautan serta barang dan jasa. Laju pertumbuhan ekonomi Tahun 2017 Kabupaten Lombok Timur menurut lapangan usaha diperkirakan rata-rata tumbuh 5,80%. Sektor pertanian merupakan sektor terbesar penyumbang PDRB Kabupaten Lombok Timur dengan kontribusi sebesar 26,50% sehingga perekonomian daerah masih sangat tergantung dari sektor ini. Namun demikian karena ciri utama sektor ini merupakan sektor yang relatif lamban dalam memberikan peningkatan pendapatan kepada petani mengingat rentang waktu yang cukup lama antara masa tanam dan masa panen, sehingga dibutuhkan upaya-upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi yang dapat mengimbangi lamanya rentang waktu tersebut.

Jenis komoditi lainnya adalah pertambangan dan penggalian, yang termasuk kategori pertambangan dan penggalian yaitu : pertambangan migas, batubara dan lignit, bijih logam serta pertambangan dan penggalian lainnya. Di Kabupaten Lombok Timur untuk sementara ini hanya ada sektor pertambangan dan penggalian lainnya. Pada sektor ini meliputi segala jenis barang galian seperti : batu-batuan, pasir dan tanah, berdasarkan data BPS, pada sektor ini dalam empat tahun terakhir yaitu 2012, 2013, 2014 dan 2015 persentase pertumbuhannya sangat kecil, hal tersebut dilihat dari sisi jumlah usaha, penyerapan tenaga kerja, nilai investasi dan nilai produksi, maka sektor ini belum menjanjikan untuk menunjang perekonomian daerah, terlebih lagi dengan adanya Revisi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Proinsi NTB yaitu Perda No. 2 Tahun 2010 yang membatasi memberikan rekomendasi terhadap usaha pertambangan logam untuk dieksploitasi di seluruh Pulau Lombok.

Di sektor-sektor sekunder seperti: Industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, tumbuh relatif lamban dengan laju pertumbuhan bervariasi

antara 0 - 1% per tahun. Demikian juga dengan sektor-sektor tersier meliputi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa lain yang tumbuh rata-rata dibawah 1% per tahun.

BAB IV

KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

4.1. Pendapatan Daerah

4.1.1. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah

Kebijakan alokasi anggaran dalam rangka terwujudnya visi dan misi serta pembangunan di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017 bertujuan memecahkan berbagai masalah dan tuntutan masyarakat agar pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berkualitas dan mengalami pertumbuhan yang tinggi yang secara otomatis akan menciptakan lapangan kerja, kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi, serta pendidikan, kesehatan, perumahan dan pemukiman serta penanggulangan kemiskinan bisa teratasi. Dengan penjelasan diatas maka pengalokasian anggaran agar lebih realistis, akuntabel dan terukur, sehingga akan menjadi pedoman dalam menyusun APBD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Daerah mempertimbangkan kewenangan dan faktor-faktor riil yang disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang. Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur menetapkan kebijakan umum pendapatan daerah sebagai berikut:

1. Penataan Pertauran Daerah tentang PAD;

2. Peningkatan kemampuan aparat pengelola pendapatan daerah;

3. Ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan daerah;

4. Intensifikasi pengelolaan pendapatan daerah;

5. Peningkatan pendayagunaan kekeyaan daerah sebagai sumber pendapatan daerah;

6. Penyederhanaan Sistem dan Prosedur Administrasi Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah.

4.1.2. Target Pendapatan Daerah

Ditahun anggaran 2017 ini arah kebijakan pendapatan daerah meliputi asumsi target penerimaan pendapatan daerah, pertimbangan dalam

penentuan kebijakan pendapatan daerah, target pendapatan daerah dan upaya pencapaian target pendapatan daerah.

Pendapatan daerah dianggarakan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional serta disusun berdasarkan potensi dan realisasi pendapatan daerah Tahun Anggaran 2016 sampai dengan KUA dan PPAS ini disusun. Target Pendapatan Daerah pada Tahun 2017 ini adalah sebesar Rp. 2.376.351.255.225,00 yang terdiri dari :

1. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 270.838.878.958,00 terdiri dari : 1. Pajak Daerah Rp. 49.308.573.570,00

2. Retribusi Daerah Rp. 56.818.493.338,00

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp. 22.291.555.000,00 dan

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Rp. 142.420.257.050,00 2. Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.782.786.455.000,00 terdiri dari :

1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Rp. 100.785.788.000,00 2. Dana Alokasi Umum Rp. 1.162.763.206.000,00

3. Dana Alokasi Khusus Rp. 519.237.461.000,00

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 322.725.921.267,00 terdiri dari :

1. Pendapatan Hibah Rp. 7.454.347.000,00

2. Dana bagi hasil pajak propinsi dan pemerintah daerah lainnya Rp. 62.661.810.267,00

3. Dana penyesuaian dan otonomi khusus Rp. 252.609.764.000,00

4. Dana Bantuan Keuangan dari Propinsi atau pemda lainnya Rp. 0,00

4.1.3. Upaya-upaya Pemerintah Daerah dalam Mencapai Target

a. Mengintensifkan pendapatan dari pajak maupun retribusi dengan cara peningkatan manajemen pajak dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar pajak.

b. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

c. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pajak dan retribusi daerah yang diikuti dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan.

d. Mengadakan evaluasi dan peninjauan kembali kontrak kerja dengan pihak ketiga yang mengelola retribusi daerah serta menekankan kepada pihak ketiga untuk membayar retribusi daerah dengan kontrak kerja baik jumlah dan waktu pembayaran.

e. Meningkatkan kemampuan aparat pengelola pendapatan daerah dengan mengikuti pendidikan, kursus-kursus singkat atau pelatihan teknis.

f. Ekstensifikasi pendapatan daerah dilaksanakan secara hati-hati dan bijaksana sehingga tidak menimbulkan kontra produktif yang akan menurunkan pendapatan perkapita serta kesejahteraan masyarakat.

g. Memperluas jangkauan dan menambah jenis pelayanan publik serta mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas pelayanan yang terkait dengan pajak daerah, retribusi serta pendapatan lainnya.

4.2. Belanja Daerah

4.2.1. Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah

Belanja Daerah diharapkan dapat menjadi pendorong dalam mengembangkan perekonomian daerah sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata. Kebijaan Umum Anggaran diprioritaskan untuk menunjang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Penggunaan anggaran harus memuat target pencapaian kinerja yang terukur dalam peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

Total perkiraan Belanja Daerah pada KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 2.377.336.617.466,00. Dalam mengalokasikan anggaran tentunya tetap mengacu pada norma dan prinsip anggaran yaitu transparansi dan akuntabilitas, disiplin anggaran, keadilan anggaran serta efisien dan efektifitas anggaran.

a. Transparansi dan akuntabilitas anggaran;

Menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat meliputi : tujuan, sasaran, kebijakan, program, fungsi dan sumber

pendanaan serta korelasi antara desaran anggaran dengan hasil dan manfaat yang ingin dicapai dari suatu kegiatan, sehingga penyusunan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran dilakukan secara transparansi dan akuntabel.

b. Disiplin anggaran;

 Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.

 Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian penerimaan.

 Semua penerimaan dan pengelauaran daerah harus dianggarkan dalam APBD melalui rekening Kas Umum Daerah.

c. Keadilan anggaran;

Tidak adanya diskriminasi penetapa tarif dalam pungutan yang diberlakukan pada masayarakat, sedangnkan dalam konteks belanja harus mengalokasikan belanja daerah secara adil dan merata tanpa diskriminasi.

d. Efisiensi dan efektifitas anggaran

4.1.1 Untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektifitas anggaran

harus ditetapkan secara jelas tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat serta indicator prestasi kerja. Selain itu penetapan harga satuan yang rasional sesuai dengan pendekatan prestasi kerja yang digunakan dalam penyusunan APBD, setiap alokasi biaya yang direncanakan harus diikuti dengan tingkat pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai.

4.2.2. Kebijakan belanja

Kebijakan belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga, dengan rincian sebagai berikut :

a. Belanja Pegawai;

Merupakan belanja kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan serta penghasilan lainnya diberikan kepada PNS serta uang representasi dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta penghasilan dan penerimaan lainnya yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dengan total belanja Rp. 1.053.600.057.280,00

b. Belanja Bunga;

Belanja Bunga diperuntukan sebagai pembayaran bunga utang yang jatuh tempo pada tahun yang bersangkutan termasuk tunggakan tahun-tahun sebelumnya Bunga sebesar Rp. 225.847.916,00

c. Belanja Hibah sebesar Rp. 50.329.596.000,00 d. Bantuan Sosial;

Dalam rangka menyelenggarakan fungsi pemerintah dibidang kemasyarakatan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melalui belanja Bantuan Sosial menganggarkan untuk pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat, selain itu juga diberikan kepada partai politik sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan dengan total belanja sebesar Rp. 22.835.140.000,00

e. Bagi hasil pajak dan retribusi kepada desa Rp. 7.572.837.345,80 f. Bantuan Keuangan;

Belanja bantuan keuangan dianggarakan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daeah dan digunakan untuk bantuan keuangan yang bersifat umum dan khusus dari Pemerintah Kabupaten kepada Desa dan Kelurahan dalam rangka pemerataan dan atau peningkatan kemampuan keuangan, juga bantuan-bantuan lain kemasyarakatan untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan total belanja Rp. 339.078.659.599,20

g. Belanja Tidak Terduga

Penganggaran Belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi dengan pertimbangan realisasi Tahun Anggaran sebelumnya.

Anggaran belanja ini bisa juga untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian dan kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

Kegiatan yang bersifat tidak biasa adalah tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah dengan total belanja sebesar Rp. 10.000.000.000,00

4.2.3. Kebijakan Pembangunan Daerah

Strategi pembangunan untuk mencapai keberhasilan pembangunan dengan pemantapan pembangunan ekonomi diiringi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan arah dari strategi pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekonomi lokal khususnya sektor pertanian dan usaha mikro kecil menengah yang mampu mendukung terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat. Dengan ekonomi berbasis lokal ini diharapkan menjadi dasar bagi upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Lombok Timur, khususnya peningkatan daya beli masyarakat, akses kesehatan, akses pendidikan, akses pekerjaan dan berusaha.

Kebijakan pembangunan daerah diarahkan kepada penguatan pembangunan ekonomi dalam upaya memperkuat struktur perekonomian daerah yang seimbang dan merata untuk kesejahteraan masyarakat. Prioritas pembangunan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan infrastruktur wilayah, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan dasar secara gratis dan berkualitas terutama masyarakat miskin serta penanggulangan kemiskinan dan pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.

4.2.4. Kebijakan Belanja berdasarkan urusan dan SKPD:

4.2.4.1. Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintah Daerah

URUSAN PLAFON ANGGARAN

01 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 33,823,412,682

2 KESEHATAN 174,483,919,508

02 Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur 174,483,919,508

02 Puskesmas

3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 73,749,708,014

02 Rumah Sakit Umum Daerah 3,649,628,910

02 Rumah Sakit Umum Daerah(BLUD) 70,100,079,104

4 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 234,641,043,472

01 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 234,641,043,472

5 PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN 14,343,840,000

01 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

14,343,840,000

6 KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN

MASYARAKAT 2,388,711,500

01 Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri 2,388,711,500

7 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 5,493,935,900

01 Satuan Polisi Pamong Praja 5,493,935,900

8 SOSIAL 1,540,445,000

01 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1,540,445,000

II URUSAN WAJIB BUKAN PELAYANAN DASAR

1 TENAGA KERJA 950,927,000

01 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 950,927,000

2 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 882,299,091 02 Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB 882,299,091

URUSAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (Rp.)

3 PANGAN 1,107,696,400

01 Dinas Ketahanan Pangan 1,107,696,400

4 PERTANAHAN 76,325,000,000

01 Bagian Pertanahan Setda Kab. Lotim 76,325,000,000

5 LINGKUNGAN HIDUP 17,833,258,498

01 Dinas Lingkungan Hidup,Kebersihan dan tata Kota 17,833,258,498

6 ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CAPIL 4,422,698,500

01 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 4,422,698,500

7 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 2,780,093,000

01 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa 2,780,093,000

8 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA 3,236,460,909 01 Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB 3,236,460,909

9 PERHUBUNGAN 29,767,209,471

01 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 29,380,809,471

02 UPP Labuhan Haji 386,400,000

10 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1,609,002,376

01 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 1,609,002,376

11 KOPERASI, USHA KECIL DAN MENENGAH 1,230,516,500

01 Dinas Koperasi dan UKM 1,230,516,500

12 PENANAMAN MODAL 1,392,210,200

01 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Atap

1,392,210,200

13 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 10,204,454,000

01 Kepemudaan dan Olah Raga 10,204,454,000

14 STATISTIK 467,617,000

01 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 467,617,000

15 PERSANDIAN

16 KEBUDAYAAN 325,000,000

01 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 325,000,000

URUSAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (Rp.)

17 PERPUSTAKAAN 1,293,020,500

01 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 1,293,020,500

18 KEARSIPAN

III URUSAN PILIHAN

1 KELAUTAN DAN PERIKANAN 3,724,762,511

01 Dinas Perikanan 3,724,762,511

2 PARIWISATA 15,598,943,000

01 Dinas Pariwisata 15,598,943,000

3 PERTANIAN 10,966,210,522

01 Dinas Pertanian 10,966,210,522

4 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 1,374,225,356

01 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 1,374,225,356

01 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 16,670,461,064

8 PERINDUSTRIAN 1,368,633,026

01 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 1,368,633,026

9 TRANSMIGRASI 94,500,000

01 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 94,500,000

IV URUSAN PEMERINTAHAN FUNGSI PENUNJANG 124,222,864,326

1 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN 124,222,864,326

01 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 26,667,490,300

02 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3,350,781,900

03 Sekretariat Daerah 41,233,220,460

04 Dinas Pendapatan 24,059,075,450

05 Dinas Pengelolaan Keuangan Asset 6,535,405,166

06 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 16,361,503,500

07 Badan Kepegawaiandan Diklat 2,868,837,550

08 Inspektorat 3,146,550,000

URUSAN PLAFON ANGGARAN

- Bagian Tata Pemerintahan Rp. 490.000.000,00

- Bagian Umum Rp. 9.910.156.000,00

- Bagian Kesejahteraan Rakyat Rp. 25.813.600.000,00

- Bagian Ekonomi Rp. 1.644.212.000,00

- Bagian Humas & Protokol Rp. 1.186.168.000,00

- Bagian Organisasi Rp. 752.401.700,00

- Bagian Hukum Rp. 768.928.360,00

- Bagian Adpem Dan Layanan Pengadaan Rp. 992.753.800,00

- Bagian Pertanahan Rp. 76.325.000.000,00

Dinas:

- Pendidikan Dan Kebudayaan Rp. 34.148.412.682,00

- Kesehatan Rp. 174.483.919.508,00

- Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Rp. 234.641.043.472,00 - Perumahan Dan Kawasan Permukiman Rp. 14.343.840.000,00 - Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Rp. 30.989.811.847,00

- UPP Dermaga Labuhan Haji Rp. 386.400.000,00

- Lingkungan Hidup, Kebersihan Dan Tata Kota Rp. 17.833.258.498,00 - Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Rp. 4.422.698.500,00 - Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan

Anak dan KB Rp. 4.118.760.000,00

- Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Rp. 2.585.872.000,00

- Koperasi dan UKM Rp. 1.230.516.500,00

- Pariwisata Rp. 15.598.943.000,00

- Satuan Polisi Pamong Praja Rp. 5.493.935.900,00

- Sekretariat DPRD Rp. 26.667.490.300,00

- Penanaman Modal Dan Pelayanan Perijinan

Terpadu Rp. 1.392.210.200,00

- Ketahanan Pangan Rp. 1.107.696.400,00

- Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Rp. 2.780.093.000,00 - Perpustakaan Dan Kearsipan Rp. 1.293.020.500,00 - Kepemudaan Dan Olah Raga Rp. 10.204.454.000,00

- Pertanian Rp. 10.966.210.522,00

- Peternakan Dan Kesehatan Hewan Rp. 1.374.225.356,00 - Perindustrian Dan Perdagangan Rp. 18.039.094.090,00

- Perikanan Rp. 3.724.762.510,00

Badan:

- Bappeda Rp. 3.818.398.900,00

- Kesbang dan Politik Dalam Negeri Rp. 2.388.711.500,00

- Pendapatan Daerah Rp. 24.059.075.450,00

- Pengelolaan Keuangan dan Asset Rp. 6.535.405.166,00

- Kepegawaian Dan Diklat Rp. 2.868.837.550,00

- Inspektorat Kabupaten Rp. 3.146.550.000,00

- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Rp. 16.361.503.500,00

Kantor:

- RSUD Rp. 73.749.708.014,00

Kecamatan : Rp. 25.056.400.000,00

- Kec. Selong Rp. 13.334.218.600,00

- Kec. Labuhan Haji Rp. 4.576.600.400,00

- Kec. Sukamulia Rp. 404.625.000,00

- Kec. Suralaga Rp. 412.220.000,00

- Kec. Peringgasela Rp. 408.508.000,00

- Kec. Aikmel Rp. 462.323.000,00

- Kec. Wanasaba Rp. 442.768.000,00

- Kec. Pringgabaya Rp. 436.701.000,00

- Kec. Suela Rp. 406.035.000,00

Pembiayaan daerah pada hakekatnya merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara pendapatan dan belanja.

Secara rinci kebijakan pembiayaan Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2017 adalah :

4.3.1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan pada KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 29. 068.109.193,00 yang terukur dari sisa lebih perhitungan

anggaran Tahun Anggaran 2015 (SILPA) sebesar Rp. 29. 068.109.193,00, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Rp. 0,00 dan penerimaan piutang daerah Rp. 0,00.

4.3.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan pada perubahan KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 28.082.746.952,00 dari peruntukan sebagai

penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sebesar Rp. 18.000.000.000,00 dan pembayaran pokok utang Rp. 10.082.746.952,00.

BAB V PENUTUP

Substansi Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2017 memuat pernyataan target pencapaian kinerja dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah termasuk pembiayaannya, kebijakan dan prioritas yang mendasari rencana pembangunan yang akan dicapai pada tahun 2017 mendatang, permasalahan atau hambatan dan tantangan yang telah terjadi dan yang akan dihadapi dalam menjalankan kegiatan pembangunan di daerah.

Demikian Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2017 ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) Tahun Anggaran 2017.

Selong, 17 November 2016

PIMPINAN

BUPATI LOMBOK TIMUR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

selaku, selaku,

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

H. MOCH. ALI BIN DACHLAN H. M. KHAIRUL RIZAL, ST KETUA

H. DG. PAELORI, SE WAKIL KETUA

Drs. MUHAMMAD FADIL NA’IM WAKIL KETUA

H. RIDWAN BAJRY, SH WAKIL KETUA

Dokumen terkait