• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Dasar Pemikiran dan Strategi Perjuangan SBSI

Sesungguhnya setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam berbangsa dan bernegara. Buruh adalah bagian integral yang memiliki hak sama dengan seluruh warga negara. Demikian juga dengan kebebasan berkumpul,

berserikat, dan mengeluarkan pendapat yang dijamin UUD 1945 Pasal 28. Dengan kebebasan berkumpul, berserikat, dan mengeluarkan pendapat yang dijamin dalam UUD 1945 pasal 28. Dengan demikian, keberadaan buruh beserta peran pentingnya dalam produksi dan jasa, mutlak harus dilindungi. Perlindungan tersebut tertuang pada TAP MPR No.IC/MPR 1999 tentang GBHN, 8 Konvensi ILO yang diratifikasi dan telah diundangkan pada Undang-Undang perburuhan yang mengatur pokok-pokok ketenagakerjaan.

Kenyataan, perwujudan hak buruh tersebut seakan terlepas dari berbagai hal yang menyangkut pola hubungan antara majikan dengan buruh belum bersifat partnership. Dominan kepentingan pengusaha dan penguasa sering menjadi hambatan mewujudkan hak buruh. Kelebihan tenaga kerja tidak sebanding dengan lapangan kerja sehingga posisi tawar buruh lemah. Kelemahan ini dapat dilihat dari sistem hubungan kerja dan pengupahan yang merugikan buruh dan tetap masih dipraktikkan sekarang. Kebijakan pemerintah dan pengusaha membuat upah murah, di samping pengawasan yang lemah mengakibatkan rawan konflik yang berdampak bagi kehidupan buruh yang layak menjadi tidak terjamin. Pada sisi lain, dampak dan akibat kebijakan pemerintah secara politis membuka ruang meluasnya outsourching, buruh kontrak, dan buruh harian lepas membuat posisi buruh yang sangat lemah. Berdasarkan kenyataan posisi buruh lemah diatas, SBSI memandang perlu dibuat strategi perjuangan yang ideal yang berdasarkan semangat Pancasila dan UUD 1945 serta Konvensi ILO dimana strategi perjuangan dibuat atas potensi dasar yang dimiliki.

a. Bidang Politik

SBSI harus terus berjuang menyadarkan dan memberi pemahaman politik bagi anggota dan masyarakat. SBSI berpendirian, manusia Indonesia yang berkualitas harus tahu dan sadar akan hak dan kewajibannya secara politis. Untuk itu, SBSI perlu membangun berbagai instrument yang mendukung proses demokratisasi dalam berbangsa dan bernegara. SBSI harus tetap berjuang agar kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat atau aspirasi politik melalui saluran politik alternatif yang tidak menjadi subordinasi dengan sistem kekuasaan. SBSI berjuang agar institusi politik dan non-politis : DPR, MPR, MA, BPK, partai politik, oganisasi keagamaan, dan organisasi formal dan non formal masyarakat benar-benar mandiri dan independen serta berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga dapat menghindarkan masyarakat mencari saluran politik yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

SBSI harus memposisikan organisasi gerakan yang membangun system pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan mendesak segenap aparatur negara bekerja jujur, bersih, efisien dan efektif berlandaskan sikap pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara dalam pembangunan dan pemerintahan yang bertanggung jawab. SBSI secara internal memandang perlu proses demokratisasi dapat mewadahi aspirasi dan pembelajaran politik bagi buruh. Semua anggota dan kader harus memiliki pemahaman tentang situasi politik sehingga mandiri menentukan penyampaian aspirasi dan pilihan politis.

b. Bidang Ekonomi, Hubungan Kerja dan Kesejahteraan

Pembangunan Perekonomian Nasional sampai saat ini belum mampu memakmurkan buruh dan kebanyakan rakyat Indonesia. Pengangguran usia produktif masih ditemukan dimana-mana. Dampak dari penganguran karena lapangan kerja yang kurang memadai dan akibat outsourching, banyak tenaga kerja yang produktif mencari jalan pintas memasuki lapangan kerja pada sektor transportasi dan angkutan umum tanpa bekal kemampuan dan keahlian yang dimiliki.

Untuk memperlancar roda perekonomian nasional, yang paling efektif menggerakkan sumber daya manusia di semua bidang kegiatan dan alat transportasi segala bahan baku dan bahan pembantu produk industri, pertanian, perkebunan, pertambangan dan perniagaan. Kenyataan, pemerintah dan banyak pihak yang menggelutinya belum maksimal memikirkan sistem transportasi yang efisien dan efektif termasuk membuat tata kelola sumber daya manusia penggerak transportasi dan angkutan agar sarana transportasi dan sumber daya manusia yang menggerakkan roda perekonomian tidak terjerat dengan perekonomian biaya tinggi dari tindakan destruktif operator yang justru membuat pelayanan menjadi bias.

Pada sisi lain, hubungan kerja bidang transportasi dan angkutan belum sepenuhnya terakomodir dan terselesaikan sebagaimana yang diatur pada UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Hubungan kerja terkesan didesain menjadi hubungan kerja yang unik. Hubungan kerja yang seharusnya hubungan

permanen dipoles menjadi “ hubungan kemitraan” dibius rasa ketakutan kehilangan pekerjaan mengakibatkan posisi hak menjadi urutan terakhir. Permasalahan hak buruh ini diperparah dengan kesadaran buruh untuk berorganisasi melalui Serikat Buruh masih lemah dan Serikat Buruh yang ada belum mampu sepenuhnya merekrut buruh menjadi anggota Serikat Buruh.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, SBSI bertekad secara aktif dengan seluruh Serikat Buruh turut menata sistem transportasi nasional sehingga kemakmuran yang diperoleh buruh diperoleh dengan baik dan perusahaan tempat bekerja buruh lebih produktif, efisien, dan ekonomis melayani konsumen pengguna jasa transportasi dan angkutan. Untuk itu SBSI secara nyata berjuang melakukan hal sebagai berikut :

1. Meminta pemerintah Indonesia melakukan clean governance system dengan tidak melakukan kewenangannnya berubah menjadi kekuasaan.

2. Untuk menekan biaya tinggi, pemerintah wajib memberi kemudahan bagi pengusaha agar alat produksi yang diimpor dibebaskan dari bea masuk, PPN, keringanan pajak tahunan, pembebasan biaya keur, izin usaha,izin operasi, dan pemberian subsidi BBM dan spare parts kendaraan (udara, laut, dan darat) sehingga sarana bisa dijadikan sebagai stabilisator dan dinamisator pembangunan nasional jangka panjang.

3. Perlindungan khusus bagi buruh dengan kewajiban membuat PKB di setiap perusahaan yang telah berdiri Serikat Buruh

4. Mendesak pemerintah dengan semangat otonomi untuk bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan usaha di setiap wilayah Indonesia. 5. Mengupayakan dan menjamin keamanan investor nasional dan

internasional mendirikan usaha untuk menjamin lapangan kerja tercukupi untuk tenaga kerja.

C. Bidang Hukum

SBSI bersama-sama dengan seluruh SB/SP mewujudkan reformasi hukum perburuhan, meliputi :

1. Menjamin penyelesaian perselisihan buruh yang murah, cepat, tepat dan adil.

2. Memberi kepastian hukum dengan ketentuan melarang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak sampai ada keputusan pengadilan perburuhan mem-PHK buruh.

3. Mengkampanyekan terwujudnyademokrasi hukum yang menjamin perlindungan HAM untuk buruh dan rakyat Indonesia.

D. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan organisasi, untuk meningkatkan kemampuan anggota dan ketrampilan pengurus, DPN SBSI memfasilitasi memberikan pendidikan dari

level Batra, BTC, LTC, TFT dan pendidikan khusus. Pendidikan unionist professional sejalan dengan perkembangan organisasi, keterampilan pengurus dan staf, DPN SBSI memberi pendidikan meliputi :

1. Advokasi 2. Public Relation 3. Arbitrase 4. Hakim buruh

5. Penelitian/ data base 6. Manajemen organisasi 7. Civic education

8. UU No.22/ 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan.

E. Hukum dan HAM

DPN SBSI berupaya mewujudkan program hukum dan HAM, meliputi :

1. Legislasi, memperbaharui semua produk peraturan perundang-undangan bidang perburuhan.

2. Membantu penyelesaian masalah perburuhan yang dialami anggota dan pengurus.

3. Memberi pendidikan paralegal untuk PK dan DPC SBSI untuk membela hak dan kepentingan anggota.

F. Aliansi/ Jaringan Kerja

SBSI berupaya meningkatkan peran serta dengan lembaga perburuhan internasional.

Membangun kerja sama dengan kalangan SB/SP dalam hal : 1. Legislasi

2. Pengupahan/ Kesejahteraan anggota dan pengurus. 3. Tripartit nasional

4. Hubungan Internasional

E. Pokok-Pokok Program

Dokumen terkait