• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Pertimbangan Majelis Hakim Mahkamah Agung Pada

Dalam dokumen HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN (Halaman 71-79)

BAB II LEGALITAS HUKUM PEMBUATAN AKTA JUAL-BELI

B. Dasar Pertimbangan Majelis Hakim Mahkamah Agung Pada

Tanah Bersertipikat Yang Dibuat Oleh PPAT

Kasus pembatalan akta jual beli hak atas tanah bersertipikat hak milik No.459/Menteng, seluas 250 M2 milik penggugat HNS, proses balik namanya yang dilakukan oleh tergugat IV, Kantor Pertanahan Kota Bogor, dan pengikatan jaminan

hak tanggungan atas objek hak atas tanah tersebut yang dibuat secara melawan hukum dan direkayasa oleh tergugat I PP, tergugat II Bank Mandiri, dan tergugat III PPAT MP, digugat oleh penggugat HNS ke Pengadilan Negeri Bogor, karena telah merugikan kepentingannya.

Gugatan penggugat HNS ke Pengadilan Negeri Bogor memperoleh putusan No.116/PDT.G/2009/PN Bogor, tanggal 18 Agustus 2010 dengan amar putusan dalam eksepsi menolak eksepsi dari tergugat II, III dan tergugat IV untuk seluruhnya.

Dalam provisi menolak tuntutan provisi dari penggugat. Dalam pokok perkara:

1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian.

2. Menyatakan para tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum.

3. Menyatakan batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum:

a. Akta Jual Beli No.84/2005, tanggal 31 Maret 2005, atas SHM No.459/Menteng, yang dibuat oleh/dihadapan PPAT MP (tergugat III), dengan segala akibat hukumnya.

b. Perjanjian Kredit No.CNB.CLN/0873/PAK.GRM/2005, tertanggal 31 Maret 2005 antara tergugat I dengan tergugat II dengan segala akibat hukumnya.

c. APHT No.85/2005 tanggal 31 Maret 2005, yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT MP sebagai tergugat III.

d. Pencatatan dan pendaftaran hak tanggungan peringkat I (pertama) oleh kantor pertanahan kota Bogor selaku tergugat IV, berdasarkan APHT No.85/2005 tanggal 31 Maret 2005, yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT MP selaku tergugat III dengan segala akibat hukumnya.

4. Memerintahkan kantor pertanahan kota Bogor selaku tergugat IV untuk menghapus dan mencoret dalam buku tanah dan pencatatan sertifikat hak milik (SHM) No.459/Menteng seluas 250 M2 (duaratus lima puluh meter persegi), yaitu menghapus dan mencoret semua pencatatan dan penulisan akta jual beli No.84/2005, tanggal 31 Maret 2005 yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT MP selaku tergugat III.

5. Memerintahkan kantor pertanahan kota Bogor selaku tergugat IV, untuk menghapus dan mencoret semua pencatatan dalam buku tanah dan pencatatan dalam sertifikat hak milik (SHM) No.459/Menteng, seluas 250 M2 (duaratus limapuluh meter persegi), yang terletak di jalan Terapi I Blok AE No.6 RT 01/19, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, yaitu menghapus yaitu menghapus dan mencoret semua pencatatan dan penulisan jaminan pembebanan pada APHT No.85/2005, taggal 31 Maret 2005, yang dibuat oleh PP selaku tergugat I.dengan Bank Mandiri selaku tergugat II dihadapan PPAT MP selaku tergugat III dan mencabut membatalkan Sertifikat Hak Tanggungan peringkat I (pertama) yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Bogor selaku tergugat IV yang didasarkan kepada APHT No.85/2005, tanggal 31 Maret 2005.

6. Memerintahkan Kantor Pertanahan Kota Bogor selaku tergugat IV untuk mencatat dalam buku tanah dan pencatatan sertifikat hak milik (SHM) No.459/Menteng seluas 250 M2 (duaratus limapuluh meter persegi), yang terletak di jalan Terapi I Blok AE No.6 RT.01/RW.19, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, kota Bogor, yaitu mencatat pemilik terakhir yakni HNS.

7. Menghukum tergugat I untuk taat dan patuh pada putusan ini.

8. Menolak gugatan penggugat untuk selain dan selebihnya.

9. Menghukum para tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng sebesar Rp.1.591.000 (satu juta limaratus sembilan puluh satu ribu rupiah).

Putusan Pengadilan Negeri Bogor tersebut di atas oleh tergugat II Bank Mandiri diajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat. Dalam putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat No.171/PDT/2011/PT.BDG tanggal 20 Juli 2011 memiliki amar putusan sebagai berikut:

1. Menerima permohonan banding dari pembanding, dahulu tergugat II, Bank Mandiri

2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bogor, tanggal 18 Agustus 2010, No.116/PDT.G/2009/PN BGR, yang dimohonkan banding tersebut, dengan perbaikan sekedar mengenai amar putusan, sehingga amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut:

Dalam Eksepsi menolak eksepsi dari tergugat II, tergugat III, dan tergugat IV untuk seluruhnya. Dalam Provisi menolak tuntutan provisi dari penggugat. Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian

2. Menyatakan para tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum 3. Menyatakan batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum:

a. Akta Jual-Beli No.84/2005, tanggal 31 Maret 2005 atas SHM No.459/Menteng, yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT MP selaku tergugat III, dengan segala akibat hukumnya

b. Pencatatan dan pendaftaran hak tanggungan peringkat I (pertama) oleh kantor pertanahan kota Bogor selaku tergugat IV, berdasarkan APHT No.85/2095, yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT MP selaku tergugat III 4. Memerintahkan kantor pertanahan kota Bogor selaku tergugat IV untuk menghapus dan mencoret di dalam buku tanah dan pencatatan SHM No.459/Menteng, seluas 250 M2 (duaratus limapuluh meter persegi), yaitu menghapus dan mencoret semua pencatatan dan penulisan AJB No.84/2005, tanggal 31 Maret 2005, yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT MP selaku tergugat III dengan segala akibat hukumnya.

5. Memerintahkan Kantor Pertanahan kota Bogor selaku tergugat IV, untuk menghapus dan mencoret pencatatan dalam buku tanah dan pencatatan SHM No.459/Menteng seluas 250 M2 (duaratus limapuluh meter persegi), yang terletak di jalan Terapi I Blok AE No.6 RT.01/19, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor,yaitu menghapus dan mencoret dmsemua pencatatan dan penulisan jaminan pembebanan pada APHT No.84/2005, tanggal 31 Maret 2005, yang dibuat oleh PP, selaku tergugat I dengan Bank Mandiri selaku tergugat II, dihadapan PPAT MP selaku tergugat III, dan mencabut membatalkan Sertifikat hak tanggungan peringkat I (pertama), yang diterbitkan oleh kantor pertanahan

kota Bogor selaku tergugat IV, yang didasarkan kepada APHT No.84/2005, tanggal 31 Maret 2005.

6. Memerintahkan kantor pertanahan Bogor selaku tergugat IV untuk mencatat di dalam buku tanah dan pencatatan sertifikat hak milik No459/Menteng seluas 250 M2 (duaratus limapuluh meter persegi), yang terletak di jalan Terapi I Blok AE No.6 RT.01/RW 19, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, yaitu mencatat pemilik terakhir yakni HNS selaku penggugat.

7. Menghukum tergugat I untuk taat dan patuh pada putusan ini;

8. Menolak gugatan penggugat untuk selain dan selebihnya

9. Menghukum pembanding/tergugat II dan turut terbanding I/tergugat I, turut terbanding ISI/ tergugat III, serta turut terbanding III/tergugat IV untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng dalam kedua tingkat peradilan, yang tingkat banding sebesar Rp.150.000 (seratus limapuluh ribu rupiah).

Setelah Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat dengan No.171/PDT/2011/PT BDG, diumumkan dan dikeluarkan salinannya oleh Pengadilan Tinggi Bandung kepada para tergugat II/pembanding dan para tergugat lainnya, maka pembanding/tergugat II Bank Mandiri mengajukan banding ke Mahkamah Agung pada tanggal 24 November 2011, dan berdasarkan surat kuasa khusus kepada kuasanya, yang ditandatangani pada tanggal 24 Maret 2010, dengan pengajuan akta permohonan kasasi No.171/PDT/2011/PT BDG Jo Ni.116/Pdt.G/2009/PN BGR yang disertai memori kasasi yang memuat alasan-alasan pengajuan kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor pada tanggal 9 Desember 2011. Memori

Kasasi dari pemohon kasasi/tergugat II, Bank Mandiri juga disertai dengan jawaban memori kasasi yang juga diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor.

Amar Putusan Mahkamah Agung No.1138/PDT/2012 dalam perkara pembuatan akta jual beli hak atas tanah oleh PPAT dengan melawan hukum adalah menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi/pembanding/tergugat II dengan pertimbangan-pertimbangan hukum sebagai berikut;

1. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Bogor dalam hal pembatalan perjanjian kredit No.CNB.CLN/0873/PK.GRM/2005, tanggal 31 Maret 2005, adalah sudah tepat.

Perjanjian Kredit antara tergugat II Bank Mandiri dan tergugat I PP dibuat berdasarkan perjanjian konsensuil yang sah diantara para pihak, sehingga pengadilan negeri Bogor tidak berhak membatalkan perjanjian kredit tersebut.

Sehingga Pengadilan Tinggi Jawa Barat telah tepat menganulir pembatalan perjanjian kredit tersebut.

2. Pembatalan akta jual beli hak atas tanah oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bogor, adalah sudah tepat. Judex facti sudah tepat menerapkan hukum, karena pembuatan akta jual beli hak atas tanah bersertipikat oleh PPAT MP, dilakukan secara melawan hukum, karena tanpa sepengetahuan pihak pemilik tanah HNS selaku penggugat.

3. Pengadilan Tinggi Jawa Barat menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bogor, dalam hal pembatalan balik nama, dan pencatatannya di buku tanah karena didasarkan kepada Akta Jual Beli (AJB,) No.85/2005 dengan melawan hukum

karena tanpa sepengetahuan dari HNS selaku pemilik tanah, penggugat adalah sudah tepat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,undangan tmyang berlaku di bidang hukum pertanahan, khususnya dalam pembuatan akta jual beli hak atas tanah yang telah bersertipikat yang dilanjutkan dengan proses hukum balik namanya di kantor pertanahan Bogor sebagai tindak lanjut dari akta jual beli tersebut.

4. Pembuatan akta jual beli yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT MP yang melawan hukum, mengakibatkan akta jual beli tersebut mengandung cacat hukum dan akta jual beli yang mengandung cacat hukum tersebut bila digunakan untuk perbuatan hukum selanjutnya yaitu proses hukum balik nama di kantor pertanahan Bogor, maka proses balik nama tersebut juga mengandung cacat hukum.

5. Pembatalan akta pemberian hak tanggungan yang dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat, telah sesuai dengan hukum jaminan hak tanggungan yang berlaku. APHT yang dibuat oleh PPAT MP dibuat oleh pihak yang tidak berwenang dalam melaksanakan pembuatan APHT tersebut. Tergugat I bukanlah pemilik dari objek hak atas tanah yang smdiikat dengan jaminan hak tanggungan tersebut. Hal ini mengakibatkan perbuatan tergugat I PP membuat APHT menjadi tidak sah dan bertentangan dengan hukum jaminan hak tanggungan. Oleh karena itu Judex Facti Pengadilan Tinggi Jawa Barat sudah tepat menerapkan hukum dalam membatalkan APHT tersebut.

6. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang memerintahkan kantor pertanahan Bogor untuk mencoret dan menghapus pembebanan jaminan Hak Tanggungan atas SHM No.459/Menteng seluas 250 M2 (duaratus limapuluh meter persegi) yang terletak di Jalan Terapi I Blok AE No.6 RT01/19, kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, kota Bogor adalah sudah tepat. Judex Facti Pengadilan tinggi Jawa Barat telah benar dalam menerapkan hukum. Hal ini disebabkan karena pembuatan APHT tersebut didasarkan atas Akta Jual Beli yang dibuat dengan melawan hukum, sehingga mengandung cacat hukum.

7. Pengadilan Tinggi Jawa Barat juga telah sesuai dalam menerapkan hukum karena telah memerintahkan kantor pertanahan kota Bogor untuk membatalkan proses hukum balik nama atas SHM No.459/Menteng seluas 250 M2 (duaratus limapuluh meter persegi) dari nama PP kembali menjadi nama HNS sebagai pemilik tanah yang sesungguhnya.

C. Analisis Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Mahkamah Agung Pada

Dalam dokumen HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN (Halaman 71-79)