• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Video sebagai Media Pembelajaran

Cecep Kustandi (2013) mengungkapkan bahwa video adalah alat yang dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau memperlambat waktu dan mempengaruhi sikap. Sedangkan Azhar Arsyad, (2011: 4) mengemukakan bahwa media adalah segala bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju.

Dari pengertian di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa video sebagai media pembelajaran merupakan alat bantu berupa video yang digunakan untuk menyampaikan informasi, memaparkan suatu proses dan menjelaskan konsep-konsep yang rumit melalui sebuah gambar, percobaan/praktikum, fenomena dll, kepada penerima (siswa) sehingga dapat diterima dan dipahami oleh penerima (siswa) dengan baik.

1. Karakteristik Video

Belajar dengan menggunakan video bukan murupakan gaya belajar yang baru dilakukan di zaman modern ini. Tapi mengapa harus belajar dengan video? Apa yang mau dicapai dari video sebagai media belajar?

Pengaruh penggunaan video pada otak menurut Gazzaniga (1992) dan Sperry (1973) dalam Berk (2001: 3), manusia memiliki otak kanan dan kiri dimana otak kiri didominasi sisi logis dan analisis yang memproses informasi secara beruntun, sisi verbal yang berstruktur, faktual, terkontrol, rasional, teratur, terencana dan bertujuan. Sedangkan pada otak kanan lebih mendominasi sisi non verbal yaitu menciptakan spontanitas, emosi, ketidak teraturan, eksperimental, empati, subjektif, dan intuisi. Otak kanan berfokus pada seni dan musik sehigga akan memproses gambar cerita, efek suara, melodi dan harmonisasi dari relasi.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media video akan mempengaruhi pemahaman siswa dan mengolah imajimasi siswa terhadap isi (materi) dalam video karena suatu item dalam video diolah secara sikron oleh otak siswa.

2. Tujuan video sebagai media Pembelajaran

Menurut Ronal Anderson (1987: 104), tujuan dari penggunaan video pembelajaran mencangkup tiga aspek, yaitu tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor :

1. Tujuan kognitf

a. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan ransangan berupa gerak dan sensasi.

b. Dapat menunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagaimana media foto dan film bingkai meskipun kurang ekonomis.

c. Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya menyangkut interaksi manusiawi.

2. Tujuan Afektif

Dengan menggunakan efek dan teknik video dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.

3. Tujuan Psikomorik

a. Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas baik dengan cara memperlambat atupun mempercepat gerakan yang ditampilkan.

b. Melalui video siswa lansung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba ketrampilan yang menyangkut gerakan tadi.

3. Merancang video

Menurut Suparno (2007: 115) bahwa dalam membuat video pembelajaran fisika ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu; (a) sebaiknya program tidak terlalu panjang karena dapat membosankan kecuali bila itu tentang suatu sejarah atau penemuan fisika, (b) selalu diberi pertanyaan untuk refleksi dan mengambil maknanya, (c) program

sebaiknya berwarna dan disiapkan yang menarik, gambar harus jelas dan tidak kabur waktu ditayangkan, (d) ada baiknya dalam satu program, memang hanya satu konsep yang mau ditekankan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Video

Video merupakan media yang sangat penting bagi guru dalam proses pembelajaran, hal itu karena video memiliki beberapa kelebihan/ keuntungan yang dapat dialami oleh siswa. Menurut Cecep Kustandi (2013: 64), kelebihan dalam menggunakan media video dalam pembelajaran, yaitu:

1. Video dapat menambah pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika siswa berdiskusi, membaca dan praktik.

2. Video dapat menunjukkan objek secara normal yang tidak dapat dilihat

3. Mendorong dan meningkatkan motivasi siswa serta menanamkan sikap dan segi afektif lainnya

4. Video mengandung nilai-nilai positif yang dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa

5. Video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok kecil dan kelompok yang heterogen atau perorangan.

Namun dalam penggunaan video pembelajaran, ada beberapa kekurangan atau keterbatasan dalam menggunakan video itu sendiri. Menurut Cecep Kustandi (2013: 64) ada beberapa keterbatasan dalam menggunakan media video pembelajaran yaitu: pengadaan video umumnya

memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang banyak, pada saat diputarkan video gambar dan suara akan berjalan terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut, video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan kecuali video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

B. Belajar Konsep

Belajar konsep merupakan salah satu bentuk belajar yang dilakukan seseorang dengan cara mengabstraksi semua objek meliputi benda, kejadian, dan orang dengan hanya meninjau aspek-aspek tertentu saja. Belajar konsep merupakan cara belajar dengan pemahaman. Ciri khas konsep yang diperoleh dari hasil belajar yaitu adanya skema konseptual. Skema konseptual adalah keseluruhan kognitif yang mencakup kekhasan suatu pengertian (Winkel, 1987: 91-93).

C. Pemahaman Konsep

Menurut Sanjaya (2009) pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Kartika Budi (1992: 144) mengungkapkan bahwa pemahaman konsep siswa dapat diukur dari kriteria atau indikator, yaitu:

1) Dapat menyatakan defenisi konsep dengan kalimat sendiri; 2) Dapat menjelaskan makna konsep pada orang lain;

3) Dapat menganalisis hubungan konsep dalam suatu hukum;

4) Dapat menerapkan konsep untuk: (a) menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus, (b) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis dan praktis, (c) memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada suatu sistem pada kondisi tertentu. 5) Dapat mempelajari konsep lain yang lebih erat;

6) Dapat membedakan konsep yang satu dengan yang lain yang saling berkaitan;

7) Dapat membedakan konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah, dan dpat membuat peta konsep dari konsep-konsep;

D. Penelitian Sejenis

Terdapat beberapa penelitian terkait pengembangan dan penggunaan video sebagai media belajar untuk membangun pemahaman siswa. Beberapa penelitian tersebut ada yang ditulis dalam bentuk skripsi dan juga dalam bentuk artikel ataupun jurnal. Dalam penelitian terkait yang ditulis dalam bentuk skripsi berupa Pengembangan dan Penggunaan Video Untuk Membantu Siswa SD Mempelajari Magnet, Efektivitas Pemanfaatan Video Dalam Pembelajaran Pokok Bahasaan Pembiasan Pada Jenjang SMP dan SMA, dan lain-lain. Dari hasil penelitan berupa tulisan skripsi ini menjelaskan bahwa belajar dengan menggunakan video dapat meningkatkan pemahaman

siswa, meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan keterampilan dan belajar menjadi lebih menyenangkan.

Selain itu juga ada beberapa penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel seperti “Video as a New Teaching Tool to Increase Student Motivation” yang mengatakan bahwa belajar dengan menggunakan video dapat membangun pemahaman siswa menjadi lebih baik dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangan pada jural “Effective Educational Videos: Principles and Guidelines for Maximizing Student Learning from Video Content”yang menjelaskan bahwa video sebagai media belajar mandiri dapat memberikan sarana yang signifikan untuk meningkatkan pembelajaran siswa, mengurangi beban kognitif dan meningkatkan keterlibatan siswa.

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan baik yang ditulis dalam bentuk skripsi dan artikel maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti: PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN VIDEO SEBAGAI MEDIA

BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

TENTANG HUKUM ARUS KIRCHHOFF.

E. Hukum Arus Kirchhoff 1. Biografi Kirchhoff

Gustav Robert Kirchhoff lahir di Königsberg, Prusia Timur, Rusia pada bulan Maret 1824 dan meninggal di Berlin, Jerman pada 17 Oktober 1887. Dia adalah seorang fisikawan Jerman yang berkontribusi pada

pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi

radiasi “benda hitam”.

2. Latar Belakang penemuan Hukum Kirchhoff

Pada tahun 1845 Kirchhoff merumuskan sebuah hukum yang sekarang digunakan pada rekayasa listrik yang dikenal sebagai Hukum Sirkuit Kirchhoff. Kirchhoff membuat konstribusi penelitiannya yang berhubungan dengan arus listrik dimana memungkinkan perhitungan arus, tegangan dan resistensi di sirkuit listrik dengan beberapa loop. Kirchhoff menganggap sebuah jaringan simpul listrik yang terdiri dari sirkuit jaringan listrik dapat memberikan hukum yang mengurangi perhitungan arus di setiap loop untuk solusi dari persamaan aljabar. Hukum Kirchhoff mengikuti dari penerapan hukum Ohm tetapi lewat cara yang mana Ia mampu untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya yang menunjukkan kemampuan matematikanya.

Kirchhoff tidak menyadari bahwa analogi Ohm antara aliran panas dan aliran listrik dimana karena tidak ada panas yang mengalir di dalam benda pada suhu seragam, maka diyakini bahwa saat itu arus statis dapat ada pula di dalam konduktor. Beberapa tahun kemudian kirchhoff menyadari kesalahan ini dan untuk memberikan pemahaman yang benar bagaimana teori arus listrik dan elektrostatika harus dikombinasikan.

3. Hukum Arus Kirchhoff

Hukum Arus Kirchhoff berbunyi “Arus total yang masuk melalui suatu

titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut”.

Misalkan pada rangkaian gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Rangkaian paralel

Dari gambar rangkaian di atas, maka dapat dituliskan :

Gambar 2.2 Arah arus masuk dan Keluar

Ʃ I masuk= Ʃ I keluaratau Ʃ V = 0

I1 R I I I I V I R1 R2 R3 I I2 I3 V P I I1 I2 I3 P

Pada gambar di atas jumlah arus yang masuk pada titik cabang P adalah :

ƩImasuk = I, dan jumlah arus yang keluar dari titik cabang P adalah : ƩIkeluar

= I1 + I2 + I3. Maka sesuai dengan persamaan (1) di atas dapat dituliskan :

ƩImasuk = ƩIkeluar

I= I1 + I2+ I3 I– I1– I2– I3= 0

F. Video Pemebelajaran Hukum Arus Kirchhoff yang dikembangkan dalam Penelitian.

Video pemebelajaran Hukum Arus Kirchhoff yang dikembangkan oleh peneliti berisi tentang :

1. Percobaan untuk menunjukkan berlakunya Hukum Arus Kirchhoff.

Video yang dikembangkan ini menjelaskan tentang suatu percobaan untuk menunjukkan berlakunya Hukum Arus Kirchhoff yaitu jumlah arus yang masuk sama dengan jumah arus yang keluar dari titik percabangan. Percobaan yang dilakukan ini bertujuan agar siswa dapat memahami konsep Hukum Arus Kirchhoff dari sebuah percobaan secara langsung. Selain itu juga percobaan yang dilakukan ini dapat membantu siswa dalam proses belajar untuk merangkai suatu rangkian dengan baik dan benar ketika mencari nilai arus yang mengalir.

2. Penjelasan tentang penerapan Hukum Arus Kirchhoff dengan menggunakan data percobaan.

Dari hasil data percobaan Hukum Arus Kirchhoff yang dilakukan maka dapat dibuktikan bahwa jumlah arus yang masuk dari titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan. Dengan memberikan penjelasan untuk membuktikan bahwa arus yang masuk sama dengan arus yang keluar dari titik percabangan maka dapat membantu siswa untuk lebih memahami konsep Hukum Arus Kirchhoff dengan lebih baik.

3. Informasi tentang bunyi Hukum Arus Kirhhoff dan persamaan yang dinyatakan dalam kalimat dan disertai dengan gambar.

Selain itu juga untuk membantu proses berpikir siswa maka digunakan gambar dan animasi untuk menjelaskan konsep Hukum Arus Kirchhoff. Gambar tersebut bertujuan untuk menganalisis arah arah arus yang masuk dan arah arus yang keluar dari titik percabangan sehingga dari hasil analisis tersebut kemudian diuraikan untuk diperoleh persamaan Hukum Arus Kirchhoff.

Dari proses langkah-langkah berpikir di atas, peneliti membuat video pembelajaran ini bukan hanya sekedar menarik karena disajikan sebuah gambar, musik dan percobaan, akan tetapi video ini dibuat pertama-tama untuk memberikan informasi pengetahuan dan membantu siswa dalam belajar sehingga siswa lebih mudah untuk membangun kognitif secara mandiri, mengolah informasi dan memahami konsep-konsep fisika yang rumit.

Menurut Mundilarto (2010: 4), fisika sebagai ilmu dasar yang memiliki karakteristik mencakup bangun ilmu yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan teroi serta metodologi keilmuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dari segi materi dan energinya. Oleh karena itu fisika pade hakekatnya lebih menekankan pada peristiwa atau fenomena yang benar-benar terjadi secara langsung. Video yang dikembangkan sebagai media belajar mandiri ini digunakan sebagai sarana untuk membantu siswa dalam proses belajar namun video tersebut tidak dapat digunakan untuk menggantikan praktek. Hal itu karena belajar dengan praktek siswa mendapatkan kesempatan untuk melakukan percobaan dan melihat fenomena yang terjadi secara langsung sedangkan belajar dengan menggunakan video siswa hanya dapat menonton tapa mengalami proses belajar dengan melihat fenomena yang terjadi secara langsung. Oleh karena itu video yang dikembangkan sebagai media belajar ini digunakan sebagai sarana untuk melengkapi praktek sehingga dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami fisika dengan lebih baik.

16

Dokumen terkait