• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

B.1. Data Demografi Responden Tabel 3

B. Hasil Penelitian

B.1. Data Demografi Responden Tabel 3

Identitas Responden Penelitian

R JK Usia Asal Suku Bangsa Agama Uang Saku

1 P 22 Jambi Melayu Islam 1 juta

2 P 21 DIY Jawa Islam ± 300ribu

3 P 22 DIY Jawa Islam 500 ± min

200ribu-1,5 juta

4 P 22 Sidoarjo (Saat ini tinggal di Jogja bersama orang tuanya)

Jawa Islam 100ribu

5 P 22 Klaten Jawa Islam 2 juta

6 P 18 Sibolga, Sumut Tionghua Buddha 1,2 juta

7 P 22 Jambi Batak Kristen 1 juta

8 P 21 DIY Bali Hindu 500 ribu

9 P 20 Muntilan Tionghua Katolik 800 ribu

10 P 19 Jakarta Jawa Katolik 1 Juta

11 P 23 Purwokerto Tionghua Katolik 950 ribu

12 P 23 Cilacap Jawa Katolik 850 ribu

13 P 20 Tulung Agung, Jatim

Jawa Katolik 650 ribu 14 P 22 Flores, NTT Flores Katolik 500 ribu

15 L 22 Magelang Jawa Islam 950 ribu

16 L 19 Bangka Melayu Islam 1 juta

17 L 19 Semarang Jawa Islam 1 juta

18 L 22 Pacitan Jawa Islam 2 juta

19 L 22 Pontianak Jawa Islam 1,3 juta

20 L 20 Purbalingga Jawa Islam 500 ribu

21 L 22 Bangka Tionghua Buddha 750 ribu

22 L 21 Klaten Jawa Kristen 600 ribu

23 L 20 Tabanan, Bali Bali Hindu 850 ribu 24 L 21 Singaraja, Bali Bali Hindu 700 ribu 25 L 21 Purwokerto Jawa Katolik 750 ribu 26 L 20 Timor, NTT Timor Katolik 700 ribu

27 L 23 Tangerang Jawa Katolik 750 ribu

B.2. Analisis Data

Hasil analisis data dari Jurnal Aktivitas Harian dan data wawancara ini dapat dikategorikan ke dalam 2 tema utama, yaitu Arti Pakaian pada Mahasiswa dan Suber Informasi yang Membentuk Pengentahuan Mahasiswa dalam Berpakain. Pada tema Arti Pakaian pada Mahasiswa akan sajikan data arti pakaian pada mahasiswa, alasan mahasiswa mengenakan pakaian, konteks mahasiswa mengenakan pakaian, serta tempat-tempat yang penting diperhatikan mahasiswa dalam berpakaian. Pada tema Sumber Informasi yang Membentuk Pengetahuan Mahasiswa dalam Berpakaian akan disajikan data orang yang dibayangkan memiliki gaya pakaian yang sama dengan responden dan sumber informasi gaya berpakai pada mahasiswa. Selain dua tema besar tersebut, peneliti juga akan menyajikan hasil temuan lain dari penelitian ini, yaitu Perbedaan Laki-laki dan Perempuan dalam Mengenakan Pakaian. Data penelitian ini akan peneliti sajikan secara kuantitatif untuk melihat representasi sosial pada penelitian ini. Namun sebelumnya peneliti menganalisa data dengan menggunakan metode kualititatif, yaitu analisa tematik, untuk melihat pola-pola yang muncul dari hasil penelitian. Untuk selanjutnya, data ini akan diuraikan satu per satu.

B.2.a. Arti Pakaian pada Mahasiswa

B.2.a.i. Arti pakaian pada mahasiswa berdasarkan hasil wawancara

Tabel 4

Arti Pakaian Berdasarkan Hasil Wawancara

Arti Pakaian Respon Responden

F % N %

Nyaman dan santai

1. Nyaman 4 8,89 4 14,29

Nggak ribet, tinggal pakai, santai Menutup aurat

2. Norma 11 24,44 11 39,28

Kesopanan Pantas

Menunjukkan siapa diri kita

3. Ekspresi Diri 30 66,67 18 64,29

Cerminan diri / kepribadian Ekspresi diri

Kulit ke dua

Baju menunjukkan karakater orang lain

Membuat percaya diri Membuat diri lebih cantik Pilihan pakaian sesuai ruang dan waktu

Dipakai dapat menambah citra diri, bila tidak sesuai dapat menurunkan nilai diri Orang melihat kita dari cara berpakaian

Pakaian penting untuk

performance, orang pertama kali melihat dari performance

Penarik perhatian

Menunjukkan apa yang sedang dilakukan

Ket:

Pada tabel 4 tampak bahwa berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa mengartikan pakaian menjadi tiga kategori, yaitu nyaman, norma, dan ekspresi diri. Dari tiga hal tersebut, ekspresi diri (66,67%) merupakan arti yang paling banyak diungkapkan oleh responden, selanjutnya norma (24,44%) dan nyaman (8,89%).

B.2.a.ii. Arti dan alasan mahasiswa mengenakan pakaian

Tabel 5

Arti dan Alasan Mengenakan Pakaian dari Data Jurnal Aktivitas Harian

Arti Pakaian Alasan Respon Response

F % N % A. Nyaman 564 70,67 28 100 1. Fungsi Fisik 480 60,15 28 100 2. Fungsi Sosial 42 5,26 13 46,42 3. Fungsi Visual 42 5,26 20 71,42 B. Norma 142 17,79 26 92,86 1. Kepantasan Kesopanan 53 6,64 19 67,86 2. Aturan Kewajiban 54 6,77 14 50 C. Ekspresi Diri 92 11,53 19 67,86

1. Gaya pakaian yang ingin

ditunjukkan kepada orang lain 57 7,14 13 46.42 2. Kesan diri yang ingin

ditampilkan kepada orang lain 35 4,39 9 32,14

Berdasarkan data tabel 5, dalam berpakaian ada tiga hal yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam menentukan pilihan pakaiannya, yaitu bagaimana dia mengekspresikan dirinya, kenyamananya, dan memperhatikan norma di mana ia mengenakan pakaian. Dari ketiga hal ini, perasaan nyaman (70,67%) menjadi prioritas utama orang muda dalam menentukan pilihan pakaiannya, dilanjutkan pertimbangan terhadap norma (17,79%), dan terakhir baru mengekspresikan

identitas (11,53%). Namun dari jumlah persebaran respondennya, dapat diketahui bahwa hampir semua responden memandang bahwa nyaman (100%) dan norma (92,86%) merupakan alasan yang penting dalam berpakaian. Data ini juga menunjukkan bahwa hanya ada 19 (67,86%) orang responden yang menggunakan pakaian karena alasan untuk mengekspresikan diri.

Tabel 6

Arti dan Alasan Mengenakan Pakaian Berdasarkan Hasil Wawancara

Arti Pakaian Alasan Respon Responden

F % N % A. Nyaman 197 41,82 28 100 1. Fungsi Fisik 75 15,92 27 96,43 2. Fungsi Sosial 74 15,71 19 67,86 3. Fungsi Visual 48 10,19 13 46,43 B. Norma 161 35,03 24 85,71 1. Kepantasan/Kesopanan 100 21,41 23 82,14 2. Aturan/Kewajiban 61 13,06 22 78,57 C. Ekspresi Diri 109 23,14 19 75

1. Gaya pakaian yang ingin

ditunjukkan kepada orang lain 53 11,25 16 57,14 2. Kesan diri yang ingin

ditampilkan kepada orang lain 56 11,89 18 64,29

Data pada tabel 6 menunjukkan ada persamaan antara hasil wawancara dengan data dari Jurnal Aktivitas Harian bahwa alasan mahasiswa mengenakan pakaian terkait dalam tiga hal, yaitu rasa nyaman dalam berpakaian, norma atau ketentuan sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta ekspresi diri. Data wawancara ini juga konsisten dengan data Jurnal Aktivitas Harian, bahwa rasa

nyaman (41,82%) selalu menjadi prioritas utama dalam berpakaian, setelah itu dilanjutkan dengan pertimbangan norma (35,03%), dan yang terakhir pertimbangan ekspresi diri (23,14%). Semua responden memandang bahwa arti pakaian adalah kenyamanan, dan 27 (96,43%) orang diantaranya memandang kenyaman berpakaian dari fungsi fisiknya.

Data tabel 6 ini juga menunjukkan bahwa pada tataran ide, kepantasan dan kesopanan merupakan faktor yang paling penting bagi responden dalam mengenakan pakaian. Ada 23 (82,14%) orang responden yang memandang bahwa kesopanan/kepantasan merupakan faktor yang penting dalam berpakaian. Jumlah respon yang berikan oleh 23 responden ini melebih kategori arti lainnya, yaitu sebesar 100 (21,41%). Di samping itu, ada 22 (78,57%) responden yang mengartikan pakaian sebagai aturan dan kewajiban, dan 19 (67,86%) responden yang mengartikan pakaian berdasarkan kenyaman fungsi sosial. Data-data ini menunjukkan bahwa norma dan lingkungan sosial berperan penting dalam menentukan pakaian orang muda.

Data penelitian pada tabel 13, 14, dan 15 ini secara umum menunjukkan bahwa bagaimana mahasiswa mengartikan pakaian sama dengan alasan mereka mengenakan pakaian. Mereka mengartikan pakaian sebagai rasa nyaman, norma, ekspresi diri. Sementara itu alasan mereka mengenakan pakaian untuk membangun identitas dirinya tanpa melepaskan diri dari pertimbangan norma sosial masyarakat dan kenyamanan dirinya sendiri. Untuk lebih jelasnya, berikut

ini akan ditampilkan data arti pakaian menurut responden berdasarkan hasil wawancara.

1). Nyaman

Tabel 7

Arti Nyaman Berdasarkan Hasil Wawancara

A. Arti Nyaman Respon Responden F % N %

1. Fungsi Fisik

1. Di rumah mengenakan kaos oblong karena nyaman 13 17,33 13 46,43

2. Nyaman berarti santai 11 14,67 10 35,71

3. Nyaman karena menyerap keringat 9 12 7 25 4. Nyaman itu tidak panas, tidak gerah, silir 8 10,67 8 28,57 5. Arti pakaian itu nyaman/enak dikenakan 8 10,67 6 21,43 6. Lebih suka kaos karena nyaman, nggak terbatas, enak untuk

bergerak, tidak ribet

7 9,33 6 21,43

7. Di rumah mengenakan celana pendek karena nyaman 5 6,67 5 17,86 8. Nyaman pas di badan, nggak kegedean dan nggak kekecilan 5 6,67 5 17,86 9. Nyaman itu yang bahannya enak dipakai (lembut, halus) 4 5,33 4 17,86 10. Arti pakaian untuk melindungi tubuh 2 2,67 2 7,14 11. Di rumah pakai sarung karena nyaman 1 1,33 1 3,57

12. Nyaman itu simple 1 1,33 1 3,57

13. Senang mengenakan celana jeans 1 1,33 1 3,57 2. Fungsi Sosial

1. Nyaman berpakaian karena enak atau bagus ketika dilihat orang lain

13 17,57 7 25 2. Nyaman mengenakan kemeja atau baju berkerah 13 17,57 9 32,14 3. Tidak ngejreng, tidak mencolok, tidak menor, dan tidak

norak, diliatin orang lain

9 12,16 7 25 4. Nyaman itu tampil formal dan rapi 9 12,16 7 25 5. Nyaman karena dapat diterima dan masuk dalam masyarakat 7 9,46 6 21,43 6. Nyaman itu pantas, sesuai dengan dress code, tidak salah

kostum

5 6,76 5 17,86 7. Bisa menempatkan diri di mana kita berada 3 4,05 3 10,71

8. Nyaman karena sopan 3 4,05 2 7,14

9. Tidak nyaman bila pakaiannya ada yang menyamai 3 4,05 2 7,14 10. Tidak suka kemeja yang banyak tulisannya dan gambarnya 2 2,70 2 7,14 Lanjut ke halaman berikut

11. Nyaman mengenakan kaos 2 2,70 2 7,14

12. Nyaman bila pakaian dapat membuat percaya diri 2 2,70 2 7,14 13. Pakaian itu menunjukkan mau ngapaian, sama siapa, sampai

jam berapa

1 1,35 1 3,57 14. Kemeja menandakan kematangan, siap bersosialisasi, siap

masuk ke dalam masyarakat

1 1,35 1 3,57 15. Suka mengenakan celana kain, belt, dan sepatu pantofel 1 1,35 1 3,57

3. Fungsi Visual

1. Pas di badan, tidak kebesaran, tidak kekecilan (seksi) 10 20,83 2 7,14 2. Nyaman itu juga seni, biar orang tidak boring 7 14,58 3 10,71 3. Nyaman, kalau dari segi warna cerah/soft 7 14,58 2 7,14

4. Tidak norak, ngejreng 5 10,41 2 7,14

5. Nyaman mengenakan celana pensil 3 6,25 2 7,14 6. Suka baju yang rapi dan pantas dipakai untukku 3 6,26 2 7,14 7. Menentukan pakaian berdasarkan warna kulit 2 4,17 2 7,14 8. Kemeja yang digulung membuat terlihat bagus, tidak

kelihatan buruk

2 4,17 2 7,14 9. Suka yang tidak stylish tapi enak dipandang 2 4,17 1 3,57 10. Pelayanan harus rapi karena tampil di atas mimbar 1 2,08 1 3,57

11. Modis 1 2,08 1 3,57

12. Nyaman itu bila matching warna pakaiannya 1 2,08 1 3,57

13. Nyaman itu keunikan 1 2,08 1 3,57

14. Kalau untuk keluar, modelnya harus bagus, kalaupun nyaman tapi modelnya jelek tidak mau

1 2,08 1 3,57 15. Senengnya simpel, lucu, nggak terlalu ngikutin trend,

standar, nggak terlalu trend, modelnya nggak terlalu tua, nggak terlalu ketinggalan gitu loh

1 2,08 1 3,57

16. Keluar mengenakan celana panjang supaya lebih match, modis

1 2,08 1 3,57

Berdasarkan data pada tabel 7, dapat diketehai bahwa rasa nyaman dalam berpakaian terkait dengan pada tiga hal, yaitu fungsi fisik, fungi sosial, serta fungsi visual. Pakaian nyaman yang berdasarkan fungsi fisik terkait dengan perasaan nyaman atau enak di tubuh ketika dikenakan dan biasa dikenakan dalam keadaan santai (35,71%), bukan dalam situasi formal. Nyaman secara fungsi fisik ini terepresentasi dalam kata-kata seperti tidak ribet, tidak panas, adem, tidak

ribet, simpel, silir, menyerap keringat, bebas bergerak, dan pas di badan. Ada 8 (28,57%) orang responden mengatakan nyaman berarti menyerap keringat dan 7 (25%) orang responden mengatakan bahwa nyaman berarti tidak panas, tidak gerah, dan silir. Hal ini mengindikasikan bahwa pakaian yang nyaman secara fungsi fisik berkaitan dengan kondisi cuaca atau suhu udara. Jenis pakaian yang nyaman berdasarkan fungsi fisik ini adalah kaos oblong menurut 13 (46,43%) orang responden, dan celana pendek menurut 5 (17,86%) orang responden, serta kedua pakaian ini biasanya dikenakan di rumah.

Pakaian yang nyaman berdasarkan fungsi sosial terkait dengan perasaan nyaman dalam diri responden ketika pakaiannya sesuai dengan lingkungan sosialnya. Responden merasa pakaiannya bagus ketika ia terlihat bagus oleh orang lain (17,57%), tidak mencolok/ngejreng/menor/norak ketika dilihat oleh orang lain (12,16%), serta ketika tampil formal dan rapi (12,16%). Oleh karena itu, kemeja dan baju berkerah (17,57%) menjadi jenis pakaian yang paling merepresentasikan kenyaman berdasarkan fungsi sosial in menurut 9 (32,14%) orang responden. Orang muda merasa nyaman secara sosial ketika ia merasa dapat menempatkan dirinya secara tepat dalam berpakaian sesuai dengan ruang dan waktu di mana ia berada sehingga dirinya dapat diterima oleh masyarakat atau orang sekitarnya. Perasaan nyaman ini muncul ketika responden merasa ia telah mengenakan pakaian yang tepat, tidak salah kostum, dan berpakaian yang sopan. Ketika responden merasa nyaman secara sosial, ia akan merasa lebih percaya diri dalam bersosialisasi dengan orang lain.

Nyaman berdasarkan fungsi visual berkaitan dengan seni atau keindahan dalam berpakaian. Responden merasa nyaman berpakain berdasarkan fungsi visual ketika ia merasa cara berpakaiannya enak dilihat dan tidak terlihat buruk

oleh orang lain. Untuk itu, responden cenderung mengenakan pakaian matching,

modis, modelnya bagus, warnanya bagus, cerah, sesuai dengan warna kulit, tidak ngejreng atau norak, ukurannya pas dibadan, dan unik.

2). Norma

Tabel 8

Arti Norma Berdasarkan Hasil Wawancara

B. Norma

Respon Responden F % N % 1. Kepantasan Kesopanan

1. Ke gereja/jumatan lebih rapi, untuk bertemu Tuhan, menghormati

14 15,21 7 25 2. Pakaian yang penting rapi 11 11,96 4 14,29 3. Arti pakaian sebagai penutup aurat/badan 8 8,69 8 28,57 4. Ke gereja mengenakan pakaian yang sopan untuk

menghormati Tuhan

9 9,78 6 21,42

5. Baju itu kepantesan 7 7,61 5 17,85

6. Memakai kemeja karena rapi 6 6,52 6 21,42

7. Berpakaian rapi saat kondangan/nikahan 5 5,43 5 17,85 8. Baju itu kesopanan /yang penting kesopanan 5 5,43 4 14,29 9. Berpakaian rapi untuk menghormati 4 4,34 4 14,29 10. Kemeja dan celana panjang itu sopan 4 4,34 4 14,29 11. Pakai baju tergantung pada situasi, kegiatannya 4 4,34 4 14,29 12. Ke gereja bertemu Tuhan harus resmi 4 4,34 3 10,71 13. Ke gereja berpakaian sopan karena ada kumpulan orang 3 3,26 3 10,71 14. Di gereja mengenakan pakaian yang formal (Celana kain,

Batik/kemeja, Sepatu)

2 2,17 2 7,14 15. Kalau pakai yang pendek dan ketat itu tidak sopan 2 2,17 2 7,14 16. Pakaiannya panjang dan tidak ketat karena memakai jilbab 1 1,08 1 3,57 17. Jilbab membuat jadi tidak urakan, ketawa keras, dan

menjaga sikap dari laki-laki

1 1,08 1 3,57 Lanjut ke halaman berikut

18. Berjilbab yang pas, tapi agak longgar sedikit supaya lekuk

tubuh tidak kelihatan sehingga bisa masuk ke kalangan Islam ekstrim, maupun kalangan Islam non-ekstrim, dan kolongan non Islam

1 1,08 1 3,57

19. Mengenakan longdress Kaos you can see yang dipadukan dengan cardigan

1 1,08 1 3,57 20. Pakai baju warna-warni, colourful, bunga-bunga supaya

tidak terlihat serius, tapi bisa digunakan pada acara yang serius

1 1,08 1 3,57

21. Kalau keluar nggak pernah pakai baju yang nggak berlengan

1 1,08 1 3,57 22. Kuliah pakaian yang sopan, nggak ketat, pakai celana

panjang, dan kemeja

1 1,08 1 3,57 23. Jumatan rapi, pakai batik dan sarung karena pengen

ngadepin yang bikin hidup

1 1,08 1 3,57 24. Kondangan mengenakan pakaian yang resmi 1 1,08 1 3,57 25. Di gereja bareng-bareng sama orang yang mengenakan

pakaian yang resmi, jadi aku ikut aja

1 1,08 1 3,57

2. Aturan Kewajiban

1. Di kampus mengenakan kaos berkerah atau kemeja karena diharuskan

23 44,23 14 50 2. Kemeja untuk waktu kuliah karena waktunya resmi 5 9,61 4 14,29 3. Ke kampus harus berpakaian rapi 5 9,61 5 17,86 4. Sholat mengenakan pakaian yang bersih dan baru 4 7,69 2 7,14

5. Kuliah celana panjang kain 3 5,77 2 7,14

6. Jumatan menggunakan parfum, untuk Tuhan harus wangi 3 5,77 1 3,57

7. Pakai jilbab pas ke kampus 2 3,85 2 7,14

8. Pakai jilbab karena agamaku Islam 2 3,85 2 7,14 9. Melindungi dari mata lelaki 2 3,85 2 7,14 10. Ibadah (Ke Vihara/gereja) saat kebaktian harus pakai

celana panjang dan baju berkerah

2 3,85 2 7,14 11. Masuk ke forum publik itu harus formal karena ada

kumpulan orang

2 3,85 2 7,14

12. Kerja harus rapi 2 3,85 1 3,57

13. Kerja terpaksa mengenakan kemeja 1 1,92 1 3,57 14. Punya pengalaman ditegur suster karena salah kostum,

saat tugas misa mengenakan jeans

1 1,92 1 3,57 15. Ke kampus mengenakan pakaian yang formal seperti

kemeja dan sepatu, pakaian lengan panjang, bahkan rambut tidak boleh gondrong, tidak boleh pakai sepatu sendal, apalagi sandal

1 1,92 1 3,57

16. Ke Vihara tidak boleh pakai baju yang tidak berlengan dan celana yang di atas lutut

Data pada tabel 8 menunjukkan bahwa mahasiswa menggunakan pertimbangan norma dalam mengartikan dan menentukan pilihan pakaiannya. Dalam hal ini, ada dua hal yang menjadi pertimbangan bagi mahasiswa, yaitu kenyamanan/kesopanan dalam berpakaian dan aturan atau kewajiban berpakaian. Responden memperhatikan norma dalam berpakaian ketika responden berada pada ruang publik yang formal/resmi seperti di kampus, tempat ibadah, dan tempat kerja karena pada tempat-tempat tersebut terdapat aturan berpakaian baik itu tertulis, maupun tidak.

Dalam pertimbangan kesopanan dan kepantasan, 8 (28,57%) orang responden memandang bahwa pakaian berarti sebagai penutup aurat/badan. Hal berarti mereka mengartikan pakaian sebagai kesopanan dan kepantasan dalam bermasyarakat. Bagi mahasiswa, mengenakan pakaian yang sopan berarti menghormati orang lain, serta sosok yang dimuliakan, yaitu Tuhan. Oleh karena itu, tidaklah heran bila 7 (25%) orang responden mengenakan pakaian yang rapi saat beribadah baik itu di rumah maupun di tempat ibadah. Mereka mengatakan bahwa mereka mengenakan pakaian yang rapi dalam rangka bertemu dan menghormati Tuhan. Dalam berpakaian, mereka rela menomorduakan bahkan melepaskan kepentingan pribadinya untuk demi kesopanan dan kepantasan. Hal ini tergambar dari tuturan seorang mahasiswa berusia 19 tahun yang kuliah di Jurusan Teknik Pertambangan, UPN berikut ini:

”Baju tu kaya kesopanan menurutku. Kalau keluar gitu nggak pernah saya pake baju yang nggak berlengan gitu walaupun sebenarnya saya nyaman gitu. Kalau di kamar saya sering cuman pake sarung aja gitu loh”

Responden selalu mengikuti aturan-aturan berpakaian sesuai ruang dan waktu aktivitasnya dan dengan siapa mereka berhadapan. Mereka cenderung memilih pakaian yang rapi, sopan, dan ’pantas’ sesuai dengan norma dan aturan di lingkungan sosial di mana ia berada. Pada saat di kampus, yang merupakan ruang sosial utama mereka, 14 (50%) orang responden mengatakan bahwa mereka mengenakan kaos berkerah atau kemeja karena diharuskan. Mereka melakukan ini karena keharusan, meskipun ada di antara mereka yang tidak akan mengenakan kemeja bila tidak diharuskan.

Mahasiswa dalam berpakaian selalu menegosiasikan kenyamanan dan identitas pribadinya dengan keadaan sosial di mana ia berada. Mereka menempatkan orang lain dalam menentukan pilihan pakaiannya. Seseorang dipandang dewasa bila ia semakin bisa melebur dalam masyarakat. Hal ini tergambarkan melalui cuplikan hasil wawancara dengan R18, mahasiswa Teknik Geologi UGM yang saat diwawancara masih semester 10:

“Aku mulai suka formal itu ya mulai semester-semester akhir, jadi suka pakai kemeja... Kalau kita sudah semester akhirkan sudah mature. … kalau kita pake kemeja, memberi kesan kita tu dewasa. Ya kita sudah waktunya untuk bermasyarakat. Ya sudah waktunya kita untuk bersosialisasi dengan masyarakat.”

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berpakaian mahasiswa berusaha untuk menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam masyarakat. Mereka berusaha untuk menjadi bagian dari masyarakat dengan mengikuti aturan dan norma yang ada

di masyarakat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa identitas mahasiswa terkait dengan ruang sosialnya.

3). Ekspresi Diri

Tabel 9

Arti Mengekspresikan Diri Berdasarkan Hasil Wawancara

C. Ekspresi Diri Respon Responden F % N % 1. Gaya pakaian yang ingin ditunjukkan kepada orang lain

1. Unik/tampil beda dengan yang lain 21 39,62 8 28,57

2. Casual 7 13,21 3 10,71

3. Suka pakaian yang lucu 6 11,32 4 14,29

4. Mengikuti trend 5 9,43 5 17,86

5. Suka pakaian yang simpel, gak ngikutin tren, tapi juga gak ketinggalan jaman

4 7,55 2 7,14

6. Modis 3 5,66 3 10,71

7. Pakaian itu fashion, fashionable 2 3,77 2 7,14 8. Pakai kemeja supaya terlihat keren 2 3,77 2 7,14

9. Sporty tapi suka pakai gaun 2 3,77 1 3,57

10. Kelihatan sexy 1 1,89 1 3,57

2.Kesan yang ingin ditampilkan kepada orang lain

1. Arti pakaian adalah mencerminkan, menggambarkan, menunjukkan diri/kepribadian, serta kulit ke dua

24 42,86 16 57,14 2. Pakaian membuat percaya diri 7 12,5 6 21,43 3. Suka pakaian yang santai, mencerminkan diri yang santai dan

cuek

6 10,71 3 10,71 4. Pakaian itu yang penting santai (mencerminkan easy going) 5 8,92 1 3,57 5. Arti pakaian untuk menambah citra diri / membentuk image,

penarik perhatian

4 7,14 4 14,29

6. Tidak boleh terlihat serius 3 3,57 1 3,57

7. Aku memakai pakaian aku ingin dilihat seperti apa 2 3,57 2 7,14 8. I love kaos oblong karena tipikal anak cuek 1 1,79 1 3,57 9. Memakai pakaian yang colouful supaya menarik, ceria 1 1,79 1 3,57 10. Pacaran mengenakan celana jeans dan polo shirt karena aku

ingin dilihat sebagai anak muda

1 1,79 1 3,57 11. Pakai baju warna-warni, colourful, bunga-bunga supaya tidak

terlihat serius

1 1,79 1 3,57

Data pada tabel 9 menunjukkan bahwa pakaian merupakan sarana mahasiswa mengekspresi dirinya. Dari data diketahui bahwa mahasiswa menggunakan pakaian untuk menunjukkan dua kesan kepada orang lain. Yang pertama, kesan mengenai gaya pakaian yang dikenakannya itu sendiri, dan yang kedua kesan mengenai kepribadian atau dirinya yang ingin ditunjukkan kepada orang lain. Dalam berpakaian, responden ingin sekali menunjukkan keunikannya (39,62%) responden kepada orang lain. Mereka senang mengenakan pakaian yang dapat membedakan diri mereka dengan orang lain. Selain itu, gaya pakaian yang ingin

mereka tonjolkan kepada orang lain adalah kasual, mengikuti trend, tidak

mengikuti trend, sporty, sexy, modis, fashionable, keren, lucu, serta simple.

Beradasarkan penuturan 16 (57,14%) responden, pakaian juga merupakan kulit kedua untuk menunjukkan, mencerminkan, atau menggambarkan dirinya kepada orang lain. Selain itu, bagi 6 (21,43%) responden, pakaian dapat meningkatkan kepercayaan diri. Hal ini dijelaskan oleh 4 (14,29%) orang responden bahwa pakaian merupakan penarik perhatian karena dapat meningkatkan atau membentuk citra diri seseorang. Responden mengenakan pakaian sebagai mana mereka ingin dilihat atau dinilai oleh orang lain. Seperti

mengenakan pakaian bunga-bunga, colourful, supaya tampak manarik dan ceria;

mengenakan kaos oblong supaya terkesan simpel, easy going, serta cuek; dan

mengenakan jeans supaya tampak seperti orang muda.

Responden memandang bahwa menjadi tolak ukur bagi orang lain untuk menilai responden. Responden memandang bahwa pakaian merupakan hal

pertama yang dilihat orang lain untuk menilai penampilannya dan karakternya, seperti yang diungkapkan oleh R6, Mahasiswi Teknik Kimia UGM yang berusia 18 tahun:

”Eh.... sesuatu-sesuatu yang dibilang penting ya penting juga si sebenarnya soalnya dari awal tu orang pasti ngeliatnya ke performance dulu. Gituloh. Jadi ya pakaiannya harus disesuaiin. Jadi pakaian tu penting sebenarnya untuk mendukung

performance.”

Dari hasil penelitian ini, secara umum mahasiswa mengartikan pakaian ke dalam tiga hal yaitu untuk untuk kenyamanan, tuntutan norma atau aturan dalam masyarakat yang harus dipatuhinya, dan mengekspresikan dirinya. Data ini juga menunjukkan bahwa arti pakaian yang nyaman fungsi sosial berkaitan dengan rasa nyaman yang muncul ketika responden mengartikan pakaian yang sesuai dengan norma dalam masyarakat. Sementara itu, pakaian yang nyaman secara fungsi visual merupakan kenyaman yang muncul ketika responden dapat mengekspresikan dirinya. Artinya kenyaman responden dalam berpakaian juga terkait dengan keadaan responden menegosiasikan model pakaian untuk mengekspresikan dirinya dengan lingkungan sosialnya. Pakaian bagi mahasiswa merupakan sarana untuk mengekspresikan dirinya, namun juga sekaligus sarana bagi mereka untuk masuk menjadi bagian dari masyarakat. Oleh kerena itu, dengan berpakaian dengan gaya tertentu, mahasiswa membangun identitas diri sekaligus identitas sosial.

B.2.a.iii. Konteks mahasiswa mengenakan pakaian berdasarkan ruang dan alasannya

Berikut ini akan disajikan konteks mahasiswa mengenakan pakaian, yang akan dibahas dari 2 hal, yaitu alasan mengenakan pakaian dari ruang dan waktu dan alasan menengenakan jenis pakaian tertentu. Kedua hal ini penting karena ternyata data penelitian berdasarkan analisis Jurnal Aktivitas Harian menunjukkan bahwa mahasiswa mengenakan pakaian tergantung pada konteks ruang dan waktu tertentu.

1). Tempat atau saat yang penting bagi mahasiswa dalam mengenakan pakaian

Tabel 10

Tempat yang Penting Bagi Mahasiswa Dalam Mengenakan Pakaian Tempat yang Penting Respon Responden F % N % 1. Kondangan 12 11,43 7 25 2. Ibadah 53 50,48 18 64,29 3. Kampus 34 32,38 15 53,57 4. Keluar 6 5,71 5 17,85

Data dari tabel 10 ini menunjukkan bahwa responden sangat memperhatikan gaya berpakaiannya ketika berada di ruang publik seperti saat ibadah baik itu di

Dokumen terkait