• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

2) Data Hasil Nontes Siklus I

Data hasil tes di atas, didukung juga dengan adanya data nontes pada siklus I yakni pengamatan/observasi dan wawancara.

Data nontes tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berbicara menyampaikan pengalaman pribadi dengan menerapkan pendekatan pragmatik. Observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran, peneliti dan dibantu oleh wali kelas. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer. Hasil observasi pada siklus I ditunjukkan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Anggeraja Kabupaten Enrekang melalui Penerapan Pendekatan Pragmatik

No Aspek yang dinilai

Penilaian

pembelajaran dengan antusias √ 3 Siswa menyimak dengan baik contoh √

No Aspek yang dinilai

Penilaian

Ket.

A B C D E cerita pengalaman yang disampaikan

4 Siswa merespon dengan baik model

pembelajaran yang diberikan √ 5 Siswa berperan aktif selama proses

pembelajaran berlangsung √

6

Siswa merespon positif atau senang dengan terhadap pembelajaran menceritakan pengalaman dengan penerapan pendekatan pragmatic

7

Siswa memerhatikan langkah-langlah bercerita pengalaman ketika teman bercerita di depan kelas

Hasil pemantauan siswa dalam memperhatikan dan merespon pembelajaran dengan antusias pada pertemuan pertama memperoleh nilai 71,88 dan pada pertemuan kedua memperoleh nilai 81,25. Rata-rata nilai pada akitivitas siswa ini adalah 76,57%.

Artinya kriteria penilaian ini termasuk kategori baik.

Pada pemantauan siswa menyimak dengan baik contoh cerita pengalaman memperoleh nilai 75% pada pertemuan pertama dan

pada pertemuan kedua memperoleh nilai 78,13%. Hasil ini kemudian dirata-ratakan menjadi 76,57%, nilai ini termasuk kriteria baik. Kedua aktivitas siswa ini berkategori baik karena siswa memperlihatkan respon dan perhatian terhadap pembelajaran menyampaikan pengalaman pribadi.

Penilaian terhadap siswa dalam akivitas merespon dengan baik model pembelajaran yang diberikan pada pertemuan pertama memperoleh nilai 78,13% dan pada pertemuan kedua memperoleh nilai 81,25%. Nilai ini kemudian dirata-ratakan menjadi 79,94.

Pada penilaian peran aktif siswa selama proses pembelajaran belangsung dan siswa yang merespon positif pembelajaran menceritakan pengalaman dengan pendekatan pragmatik, kedua aspek ini pada pertemuan pertama memperoleh nilai 68,75 dan pada pertemua kedua memperoleh nilai 71,88%. Rata-rata nilai pada aktivitas ini adalah 70,32%. Nilai ini dapat dikategorkan baik.

Hasil pemantauan siswa yang memerhatikan langkah-langkah menceitakan pengalaman ketika teman bercerita di depan kelas, pada pertemuan pertama memperoleh nilai 78,13%, dan pada pertemuan kedua memperoleh nilai 78,13. Pada aspek ini, aktivitas siswa tidak megalami peningkatan karena siswa masih memperlihatkan akitivitas yang sama.

Aktivitas siswa memberi tanggapan atas cerita teman di depan kelas, pada pertemuan pertama memperoleh nilai 75%, dan pada

pertemuan kedua juga memperoleh nilai 75%. Nilai ini dikategorikan baik, namun belum menunjukan nilai yang maksimal.

b. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara terhadap siswa dengan teknik sampling yakni simple randoom sampling. Peneliti memilih responden dengan menentukan nomor urut kelipatan sepuluh. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa berkaitan dengan pembelajaran berbicara dengan menyampaikan pengalaman dengan pendekatan pragmatik.

Adapun hasil wawancara dengan siswa adalah siswa yang bernomor urut 1 mengaku cukup menyukai pelajaran ini, tetapi belum paham betul langkah-langkah bercerita pengalaman.

Kemudian siswa yang bernomor urut 10, berpendapat bahwa pada awalnya kurang senang dengan pembelajaran berbicara menyampaikan pengalaman, tetapi setelah penerapan pendekatan pragmatik siswa tersebut menjadi sangat senang dan antusias mengikuti pembelajaran tersebut. Sedangkan menurut siswa yang bernomor urut 31, bahwa tidak senang dengan pembelajaran berbicara menyampaikan pengalaman karena dalam pembelajaran siswa tersebut kurang merespon dan acuh terhadap penjelasan guru. Bahkan siswa tersebut juga mengaku bahwa sangat sulit untuk menyusun kata demi kata untuk disampaikan di depan kelas.

b. Penilaian/Evaluasi Siklus II

Evaluasi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pemberian nilai hasil kerja siswa menyampaikan pengalaman pribadi melalui pendekatan pragmatik. Hal ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam berbicara menyampaikan pengalaman pribadi sehingga hasil yang diperoleh maksimal. Adapun penilaiannya adalah berdasarkan suara (volume, lafal, intonasi, dan tempo), ekspresi (mimik, pandangan mata, dan kinesik), isi dan alur cerita (runtut, lancar, dan jelas), bahasa (struktur kalimat dan diksi), dan sikap (percaya diri, ketenangan, dan keberanian).

Penilaian hasil kerja dilakukan oleh peneliti secara kolaborasi dengan teman sejawat. Hal ini dilaukan guna mengetahui keberhasilan siswa dalam pembelajaran berbicara menyampaikan pengalaman pribadi melalui pendekatan pragmatik.

Hasil tes kemampuan siswa menyampaikan pengalaman pribadi melalui pendekatan pragmatik disajikan dalam bentuk deskriptif kuantitatif dengan penyajian tabel dan analisis berupa tafsiran terhadap isi tabel.

1) Data Hasil Tes Siklus II

Data hasil penelitian pertemuan ketiga menunjukkan bahwa siswa tampak telah semangat mengikuti rangkaian proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan adanya antusias dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran berbicara menyampaikan

pengalaman pribadi dengan pendekatan pragmatik. Artinya siswa telah berkonsentrasi mendengarkan penjelasan materi. Akhirnya pada pertemuan keempat yang merupakan pertemuan akhir siklus II, terjadi peningkatan hasil tes siswa. Hasil analisis tes akhir siklus II ditunjukkan dalam tabel 4.8 di bawah.

Tabel 4.8 Nilai Hasil Menyampaikan Pengalaman Pribadi melalui Penerapan Pendekatan Pragmatik Siklus II

No. Nomor Induk Siswa

Aspek Penilaian Jmlh

Nilai

No. Nomor Induk Siswa

Aspek Penilaian Jmlh

Nilai menyampaikan pengalaman pribadi dengan penerapan pendekatan pragmatik, dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Suara (volume, lafal, intonasi, dan tempo)

Adapun yang ditekankan pada aspek penilaian suara adalah kemampuan siswa menyampaikan pengalaman pribadinya dengan volume suara yang memadai artinya dapat didengar oleh semua yang orang yang ada dalam kelas. Demikian pun dengan lafal atau pengucapan kata, intonasi, dan tempo agar siswa memperhatikan pelafalan kata yang baik dan benar. Dari segi intonasi yakni bagaimana ketepatan lagu kalimat dan ketepatan penggunaan waktu yang ditentukan.

Skor rata-rata yang dicapai siswa pada aspek suara ini adalah 4,25. Hasil ini menunjukkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pengalaman pribadinya telah mendekati hasil/nilai maksimal, karena skor maksimal untuk aspek ini adalah skor 5.

b. Ekspresi (mimik, pandangan mata, kinesik)

Aspek penilaian ekspresi yaitu kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan atau ide-ide mengenai pengalaman hidupnya dengan mimik, pandangan mata dan gerakan anggota tubuh yang sesuai dengan isi pengalaman pribadinya tersebut.

Dengan ekspresi yang tepat, maka pendengar akan seolah-olah melihat langsung atau ikut merasakan apa yang diceritakan.

Skor rata-rata yang dapat dicapai siswa pada aspek ini adalah 4. Skor ini tergolong dalam kriteria baik. Artinya siswa dalam aspek ekspresi telah mendekati hasil maksimal. Skor maksimal untuk aspek ini yakni skor 5.

c. Isi dan Alur (tuntas, runtut, lancar)

Adapun hal yang ditekanan pada aspek isi dan alur yaitu kemampuan siswa dalam menyusun ide-ide atau gagasan sesuai dengan urutan kejadian yang pernah dialami secara lengkap, jelas, dan lancar.

Skor rata-rata yang dapat dicapai pada aspek ini adalah skor 4,25. Skor ini masuk dalam kriteria baik. Hasil ini menunjukkan kemampuan siswa telah mendekati nilai maksimal. Skor maksimal untuk aspek ini adalah skor 5.

d. Bahasa (struktur kalimat, diksi, ejaan)

Dalam aspek penilaian bahasa, penilaian ditekanan pada kemampuan siswa menggunakan strukutur kalimat, pilihan kata,

dan ejaan yang sesuai dengan bahasa yang baik dan benar.

Penggunaan bahasa yang baik dapat membuat isi dari penyampaian pengalaman pribadi akan lebih dipahami dan dinikmati oleh pendengar. Dengan demikian, pendengar atau orang lain akan tertarik dan seolah-olah melihat atau merasakan apa yang kita ceritakan.

Skor rata-rata yang dicapai siswa dalam aspek bahasa ini yaitu 4,03. Skor ini juga termasuk dalam kriteria penilaian baik. Hasil ini belum mencapai skor maksimal, karena aspek ini skor maksimalnya adalah 5.

e. Sikap (percaya diri, ketenangan, dan keberanian)

Dalam pembelajaran menampaikan pengalaman pribadi, aspek sikap sangat penting. Banyak orang yang mampu menulis gagasan atau ide-ide tetapi untuk berdiri di hadapan umum atau orang lain untu menyampaikannya adalah suatu hal yang sangat sulit atau berat. Oleh karena itu, aspek sikap ini merupakan penekanan dalam penilaian berbicara khususnya dalam pembelajaran menyampaikan pengalaman pribadi.

Skor rata-rata yang diperoleh siswa dalam aspek sikap yaitu 4,87. Skor ini sangat mendekati skor maksimal. Skor maksimal dalam penilain sikap yaitu skor 5.

Pada bagian berikut akan dideskripsikan persentase hasil belajar bahas Indonesia siswa pada siklus II

Tabel 4.9 Persentase Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa pada Siklus II

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

<72 Tidak Tuntas 2 6,25

≥ 72 Tuntas 30 93,75

Jumlah 32 100,00

Berdasarkan tabel 4.9 di atas terlihat bahwa frekuensi siswa yang tuntas berdasarkan standar ketuntasan minimal yang ditetapkan di sekolah, yakni ≥ 72 adalah kategori tuntas sedangkan

<72 adalah kategori tidak tuntas. Maka siswa yang tuntas adalah 30 siswa dengan persentase 93,75dan siswa yang tidak tuntas adalah 2 siswa dengan persentase 6,25.

Berdasarkan hasil analisis sebagaimana tercantum pada lampiran 8, maka terlihat bahwa untuk skor tertinggi hasil belajar bahasa Indonesia yang dicapai oleh siswa adalah 96 dan skor terendah adalah 68 dari skor maksimum yang mungkin dicapai yaitu 100. Skor rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada siklus II adalah 91,12 dengan standar deviasi 20,07.

Dari hasil penilaian di atas dapatditetapkan bahwa nilai rata-rata siswa adalah 91,12. Dari interval persentasi tingkat

penguasaan, skor ini termasuk dalam kriteria sangat baik. Skor tersebut sudah berhasil mencapai nilai sesuai standar nilai yaitu 72 ke atas. Dengan demikian, maka peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas XSMA negeri 1 Anggeraja Enrekang pada siklu II telah berhasil, sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Dokumen terkait