• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil pengukuran (Widoyoko,2012:21). Data kuantitatif diperoleh data skor penilaian uji produk. Skor diperoleh dari validator. Data kuantitatif juga diperoleh dari analisis hasil kuesioner dan tes. Analisis data kuantitif dalam penelitian ini menggunakan skala Likert 1-4 dalam pengujian produk. Setelah memperoleh hasil yang diperoleh dari penilaian pengujian produk dengan menggunakan skala Likert 1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh nilai akhir rerata nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Nilai Akhir = π’”π’Œπ’π’“ π’šπ’‚π’π’ˆ π’…π’Šπ’‘π’†π’“π’π’π’†π’‰ π’Šπ’•π’†π’Ž

34

Perhitungan yang dilakukan menggunakan rumus tersebut menghasilkan rerata nilai. Rerata nilai tersebut, kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif acuan dari Widoyoko (2014:144). Berikut adalah tabel kategori skor validasi instrumen menurut Widoyoko.

Tabel 3.7 Skor Validasi Instrumen

Interval Skor Kategori Bobot

3,26 – 4,00 Sangat baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan.

2,51 – 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak namun perlu perbaikan.

1,76 – 2,50 Cukup baik Keseluruhan instrumen cukup layak digunakan.

1,00 – 1,75 Kurang baik Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan.

Pada tabel di atas, instrumen dapat dikatakan valid apabila mendapat skor rerata lebih dari 2,50. Skor rerata yang diperoleh kurang dari 2,50 maka instrumen dinyatakan tidak valid.

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian dan pengembangan ini akan dipaparkan 1) prosedur pengembangan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar, 2) kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar.

1. Prosedur pengembangan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar.

a. Analisis Kebutuhan

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan yang diperlukan di lokasi penelitian. Hasil analisis kebutuhan menyatakan bahwa adanya bahan ajar lainnya dapat membantu dan mendukung proses pembelajaran di kelas V. Hal ini terjadi karena penggunaan bahan ajar yang kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik dan antusias dalam belajar.

Bahan ajar yang dimiliki oleh sekolah adalah buku tematik dan LKS cemara. Pada buku tematik, materi yang disajikan kurang lengkap dan mendalam. Penulis melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara dan membagi kuisioner kepada guru. Analisis kebutuhan ini dilakukan kepada 3 guru wali kelas V di sekolah yang berbeda-beda yaitu di SDN Babarsari, SD Bopkri Demangan III dan SDN Sagan.

1) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru wali kelas V dari tiga sekolah yaitu SDN Babarsari, SD Bopkri Demangan III dan SDN Sagan. Wawancara guru kelas tersebut dilakukan pada tanggal 14-16 November 2020. Berikut adalah hasil wawancara guru yang telah dilakukan.

Pada tanggal 14 November 2020, penulis melakukan wawancara bersama guru kelas V B SDN Babarsari. Peneliti memperoleh informasi dari wali kelas tersebut bahwa di SDN Babarsari guru wali kelas selalu menggunakan sumber belajar. Sumber belajar yang sering digunakan oleh wali kelas V B SDN Babarsari

36

ini adalah buku tematik atau biasa disebut dengan buku paket dan LKS Cemara, dikarenakan sumber belajar yang sering dipakai hanyalah 2 bahan ajar tersebut.

Guru kelas V B SDN Babarsari merekomendasikan agar peneliti mengembangkan bahan ajar lain seperti ensiklopedia, modul, dan buku cerita. Guru kelas juga menceritakan bahwa guru kelas sering menggunakan media seperti gambar, kartu domino, video dan juga model tetapi hanya pada materi-materi tertentu. Guru juga pernah menggunakan modul pembelajaran.

Menurut guru kelas V B SDN Babarasari, proses membuat modul terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kedalaman materi, bahasa yang digunakan dalam penulisan, size huruf, dan banyak gambar agar anak tertarik untuk belajar. Ketika guru menggunakan modul sebagai sumber belajar ternyata respon anak-anak sangat baik, mereka sangat tertarik sehingga membantu pemahaman anak-anak meningkat dan berpengaruh juga pada nilai akhir yang diperoleh. Contoh modul yang pernah digunakan oleh guru wali kelas V B SDN Babarsari ini adalah modul untuk materi pernapasan, ekosistem dan pencernaan.

Guru kelas V B juga bercerita mengenai kesulitan yang dihadapi oleh siswa yaitu pada materi alat gerak karena siswa harus menghafal nama tulang dan letak sendi, dan juga pada materi pencernaan yaitu enzim. Proses pelakasanaan pembelajaran yang dipakai sekarang yaitu secara daring. Guru kelas pun menceritakan bahwa solusi yang dipakai untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut adalah dengan menggunakan model rangka manusia ketika pembelajaran alat gerak, menggunakan gambar untuk materi pencernaan dan peta konsep.

Pada tanggal 15 November 2020, penulis melakukan wawancara dengan guru kelas V SD Bopkri Demangan III. Guru kelas V SD Bopkri Demangan III kemudian mengemukakan bahwa dalam pembelajaran, beliau sering menggunakan Buku paket, LKS dan benda-benda di sekitar sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang direkomendasikan oleh beliau adalah sumber belajar yang murah, mudah ditemukan dan bisa dibawa kemanapun serta mendukung pembelajaran. Guru kelas V SD Bopkri Demangan III menceritakan bahwa beliau pernah menggunakan modul pembelajaran yang dibuat sendiri oleh beliau yaitu modul tentang perkembangbiakan tumbuhan dan alat gerak hewan. Dalam

37

pembuatan modul, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu bahasa yang dipakai agar sederhana dan mudah dipamahi siswa serta gambar yang melengkapi penjelasan serta bentuk huruf yang digunakan harus yang sedang atau besar karena ketika ukuran hurufnya kecil maka anak merasa malas untuk membaca. Respon siswa ketika menggunakan modul juga baik. Para siswa menerima dengan baik dan terkadang guru membuat kuis agar pembelajaran terasa lebih menarik.

Penggunaan modul juga mempengaruhi siswa dan membuat siswa lebih paham serta meningkatkan hasil belajar yang diperoleh.

Guru kelas V SD Bopkri Demangan III menggunakan proses pembelajaran secara daring tetapi apabila siswa kurang paham maka siswa akan mengikuti pembelajaran secara luring di sekolah. Menurut ibu wali kelas V SD Bopkri Demangan III, materi yang sulit untuk siswa yaitu materi pernapasan dan alat gerak. Beliau juga sering merasa kesulitan apabila anak-anak bosan dengan pembelajaran dan kurang teliti dalam menjawab pertanyaan. Oleh karena kesulitan-kesulitan tersebut, guru kelas V SD Bopkri Demangan III mempunyai solusi yang pernah diterapkan yaitu apabila anak bosan, maka akan diadakan kuiz, permainan dan terkadang ulangan yang dilakukan secara online melalui videocall agar siswa kembali termotivasi dan antusias untuk mengikuti proses pembelajaran.

Pada tanggal 16 November 2020, penulis melakukan wawancara dengan guru kelas V SDN Sagan. Pada kegiatan wawancara ini, penulis memperoleh informasi bahwa guru kelas V SDN Sangan sering menggunakan buku tematik dan gambar sebagai sumber belajar. Guru kelas V SDN Sagan merekomendasikan kepada peneliti bahwa bahan ajar yang perlu dikembangkan adalah LKS. Gambar juga sering digunakan sebagai media pembelajaran. Guru kelas V SDN Sagan ini mengatakan bahwa beliau pernah menggunakan modul sebagai sumber belajar.

Modul yang digunakan dalam pembelajaran materi pernapasan. Dalam penulisan modul, yang harus diperhatikan adalah materi pembelajaran dan ukuran huruf serta gambar agar terlihat menarik. Ketika beliau menggunakan modul pembelajaran, respon yang diberikan oleh siswa sangat baik dan sangat tertarik akan penggunaan modul tersebut sehingga membuat pemahaman para siswa

38

menjadi meningkat dan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Beliau sering menggunakan metode diskusi dan problem solving dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dijabarkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa modul pembelajaran untuk matapelajaran IPA tersedia tetapi hanya materi-materi tertentu. Sedangkan pada materi-materi-materi-materi tertentu juga guru tidak pernah menggunakan modul pembelajaran untuk mengajarkan materi tersebut. Sumber belajar yang digunakan yaitu buku tematik atau yang sering disebut buku paket dan LKS. Ada beberapa materi yang terdapat di buku tidak lengkap dan kurang gambar. Sehingga peneliti mencoba untuk mengembangkan modul pembelajaaran untuk materi yang dianggap sulit tetapi belum digunakan modul pembelajaran sebagai solusi yaitu pada materi alat gerak manusia.

2) Kuesioner

Analisis kebutuhan yang dilakukan oleh penulis tidak hanya menggunakan wawancara tetapi juga menggunakan kuesioner. Kuesioner ini ditujukan kepada tiga guru yaitu pada guru kelas V SDN Babarsari, SD Bopkri Demangan III dan SDN Sagan. Kuesioner analisis kebutuhan ini terdiri dari 3 aspek kebutuhan yaitu ketersediaan modul pembelajaran IPA, kegunaan modul pembelajaran IPA, pengembangan modul dan kesulitan yang dialami oleh guru yang kemudian disusun menjadi 14 penyataan yang kemudian akan diisi oleh guru. Pembagian kuesioner dilakukan pada tanggal 14-16 November 2020. Hasil dari pengisian kuesioner tersebut dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan produk berupa modul pembelajaran sistem gerak manusia. Berikut rekapitulasi hasil kuesioner yang dibagikan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan.

No. Pernyataan Ya Tidak 3 Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan gambar saat

pembelajaran ?

39 eksperimen saat pembelajaran IPA ?

6 Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan buku tema saat pembelajaran ?

100 % 0%

7 Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan LKS khusus saat pembelajaran IPA ? memahami materi dalam pembelajaran IPA?

100% 0%

10 Apakah penggunaan modul dapat membantu siswa mendapat jawaban yang benar ?

100% 0%

11 Apakah penggunaan modul dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri ?

100% 0%

12 Apakah modul yang berwarna dapat membantu pembelajaran lebih menarik ?

100% 0%

13 Apakah Bapak/Ibu guru mengalami kesulitan saat penyampaian materi IPA ?

70% 30%

14 Apakah Bapak/Ibu guru mengalami kesulitan dalam menggunakan media yang sudah disiapkan ?

30% 70%

Rekapitulasi hasil pembagian kuesioner pada guru tersebut menunjukkan bahwa penggunaan modul dapat meningkatkan pemahaman siswa. Siswa juga bisa belajar mandiri menggunakan modul pembelajaran tetapi tidak semua materi yang sulit untuk dipelajari siswa dibuatkan modul. Modul yang dibuat hanya untuk materi tertentu saja. Hasil dari tiga guru tersebut peneliti tidak menemukan penggunaan modul pada bagian materi alat gerak. Sedangkan alat gerak tergolong materi yang sulit untuk siswa.

b. Perancangan dan Pengembangan Produk

Langkah kedua yang dilakukan oleh penulis adalah merancang dan mengembangkan produk. Berikut dibahas perancangan produk dan pengembangan produk.

1) Perancangan Produk

Rancangan produk bahan ajar yang dibuat oleh penulis berupa modul pembelajaran untuk matapelajaran sistem gerak manusia. Pada langkah ini, sebelum penulis merancang produk yang akan dikembangkan yaitu modul pembelajaran, penulis mencari tahu terlebih dahulu tentang modul. Penulis juga mencari tahu kriteria modul yang baik serta contoh bentuk modul dari buku serta

40

dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Sebelumnya penulis sudah melihat contoh modul yang ada di sekolah tempat pelaksanaan analisis kebutuhan. Penulis kemudian membandingkan kriteria modul yang baik yang diperoleh penulis dengan contoh modul yang sudah dibuat di sekolah sehingga penulis memiliki gambaran tentang perancangan produk modul pembelajaran ini. Modul yang dibuat khusus matapelajaran IPA materi sistem gerak manusia.

Penulis mengembangkan modul pembelajaran pada materi sistem gerak manusia karena materi sistem gerak manusia tergolong dalam materi yang sulit untuk siswa tetapi diantara tiga sekolah yang dilakukan analisis kebutuhan tersebut belum ada yang membuat modul untuk materi tersebut. Modul pembelajaran yang akan dibuat terdiri dari cover yang mencerminkan isi modul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk belajar, kegiatan belajar, ayo mencoba, latihan soal, kunci jawaban dan daftar pustaka. Dalam modul terdapat juga gambar-gambar berwarna untuk memperjelas materi dan juga percobaan berupa teka-teki silang, portofolio dan menjodohkan yang dapat dilakukan siswa secara langsung.

2) Pengembangan Produk

Pengembangan produk penelitan yang dikembangkan berupa modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar. Setiap kegiatan belajar terdapat pengamatan, soal untuk menggali pengetahuan siswa, materi, percobaan, latihan soal, rangkuman, refleksi dan kunci jawaban. Di dalam materi terdapat ulasan tentang materi, gambar-gambar berwarna yang membantu memperjelas materi. Sedangkan pada bagian rangkuman, pengembang tidak menyajikan materi yang sudah dirangkum tetapi pengembang menyiapkan lembar kerja agar siswa merangkum materi yang sudah dipelajari oleh siswa secara mandiri.

Modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk kelas V sekolah dasar berbentuk persegi panjang dengan ukuran 21 cm x 29,5 cm. Modul pembelajaran ini dibuat menggunakan Microsoft Word 2010 (doc) dan Corel Draw X7. Bagian cover huruf yang digunakan yaitu Cambria dan pada bagian kata pengantar hingga daftar referensi huruf yang digunakan yaitu Adobe Calson Pro dengan

41

ukuran pada cover 28 dan 14 sedangkan pada kata pengantar hingga daftar pustaka menggunakan ukuran huruf 12. Jarak antar baris 1,15 spasi. Cover modul dicetak menggunakan kertas Ivory310 yang dilaminasi glosy, sedangkan isi modul dicetak menggunakan kertas HVS A4 80 gram yang terdiri dari 35 halaman.

Setelah melakukan analisis kebutuhan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kompetensi dasar (KD), mengembangkan indikator dan tujuan pengembangan modul tersebut yang dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 4.2 Kompetensi Dasar, Indikator Dan Tujuan Pembelajaran.

Kompetensi Dasar (KD)

3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.

Indikator 3.1.1 Mengidentifikasi bagian-bagian rangka manusia.

3.1.2 Menentukan fungsi rangka manusia.

3.1.3 Menganalisis penyakit dan gangguan pada rangka manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.

Tujuan

Pembelajaran

3.1.1.1 Siswa dapat mengidentifikasi bagian rangka manusia dengan tepat melalui penugasan.

3.1.1.2 Melalui penugasan, siswa dapat menjelaskan minimal 2 letak persendian manusia dengan tepat.

3.1.1.3 Melalui penugasan, siswa dapat menganalisis minimal 2 arah putar persendian manusia dengan tepat.

3.1.2.1 Melalui penugasan, siswa dapat menentukan minimal 4 fungsi bagian rangka manusia yang tepat.

3.1.3.1 Melalui penugasan, siswa dapat menganalisis minimal 2 penyebab gangguan pada rangka manusia.

3.1.3.2 Melalui penugasan, siswa dapat menguraikan minimal 2 cara memelihara kesehatan rangka manusia.

Komponen-komponen yang terdapat modul pembelajaran yang dibuat yaitu (1) topic statement yang terdapat pada sampul modul pembelajaran, (2) concept statement berupa kata pengantar,(3) daftar isi, (4) pedoman guru berupa pentunjuk belajar, (5) behavioral objective (kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran), (6) concept atau materi yang disajikan, (7) lembar kerja yang berisi tes (evaluation), (8) kunci lembaran kerja, (9) multimedia recources (daftar referensi).

42 a) Sampul Modul Pembelajaran

Pada sampul terdapat nama penulis dan dosen pembimbing serta judul modul pembelajaran yang bertuliskan β€œModul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia”.

Pada sampul terdapat gambar manusia, otot dan rangka. Gambar yang dimaksud adalah pada modul pembelajaran terdapat materi yang membahas tentang sistem gerak pada manusia. Background sampul modul pembelajaran berwarna navy.

Berikut adalah tampilan sampul modul pembelajaran.

Gambar 4.1 Sampul Modul Pembelajaran b) Kata Pengantar

Bagian kata pengantar berisi lingkup pembahasan, maksud, tujuan dan harapan dikembangkannya modul pembelajaran. Berikut adalah tampilan halaman kata pengantar.

43

Gambar 4.2 Kata Pengantar c) Daftar Isi

Pada modul pembelajaran yang dikembangkan terdapat daftar isi yang bertujuan untuk memudahkan pengguna modul mencari halaman pada modul.

Berikut tampilan halaman daftar isi.

Gambar 4.3 Daftar Isi d) Pedoman guru/petunjuk belajar

Pada modul pembelajaran terdapat petunjuk guru/petunjuk belajar guna sebagai panduan dalam penggunaan modul pembelajaran agar pengguna modul tidak kebingungan dan mudah menggunakan modul. Berikut tampilan halaman petunjuk belajar.

44

Gambar 4.4 Petunjuk Belajar e) Kompetensi dasar, Indikator dan Tujuan pembelajaran.

Dalam modul pembelajaran sistem gerak manusia ini terdapat kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Berikut tampilan halaman kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.

Gambar 4.5 Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran.

f) Materi yang disajikan

Dalam modul pembelajaran sistem gerak manusia terdapat kegiatan belajar (materi), percobaan, rangkuman dan refleksi kegiatan belajar. Pada materi dijelaskan mengenai rangka manusia, otot, sendi, fungsi rangka, penyakit dan

45

gangguan serta cara memelihara kesehatan para rangka manusia. Berikut beberapa tampilan halaman materi yang disajikan.

Gambar 4.6 Materi yang Disajikan g) Lembar kerja

Pada modul terdapat lembar kerja untuk siswa berupa latihan soal yang digunakan dalam penyusunan modul guna melakukan evaluasi. Latihan soal terdapat di setiap kegiatan pembelajaran. Berikut beberapa tampilan halaman lembar kerja berupa latihan soal.

46

Gambar 4.7 Latihan Soal

47 h) Kunci jawaban lembar kerja

Pada modul terdapat kunci jawaban lembar kerja yang digunakan dalam penyusunan modul. Berikut tampilan halaman kunci jawaban lembar kerja.

Gambar 4.8 Kunci Jawaban Lembar Kerja i) Daftar Referensi

Pada modul terdapat daftar pustaka atau daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan modul. Berikut tampilan halaman daftar referensi.

Gambar 4.9 Daftar Referensi

48

c. Pengembangan dan Pengujian Instrumen Kualitas Produk

Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah mengembangkan dan menguji instrumen kualitas produk. Produk yang sudah dikembangkan diuji kualitasnya dengan cara melakukan validasi kepada satu dosen ahli, satu guru matapelajaran dan satu guru kelas. Instrumen yang perlu dipersiapkan pada saat menguji kualitas produk modul pembelajaran sistem gerak manusia ini adalah kuesioner validasi produk digunakan. Berikut adalah hasil data validasi modul pembelajaran sistem gerak manusia:

1) Data Hasil Validasi Dosen Ahli

Validasi modul pembelajaran sistem gerak manusia dilakukan oleh dosen ahli yang juga merupakan salah satu dosen aktif di Universitas Sanata Dharma.

Validasi dilakukan pada tanggal 8 Desember 2020. Aspek yang dinilai berupa relevansi, kelengkapan sajian, kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, kemenarikan modul. Hasil validasi yang dilakukan dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3,44. Berdasarkan skala kriteria yang sudah ditentukan, hasil validasi yang diperoleh tersebut termasuk dalam kategori β€œsangat baik”. Dosen ahli IPA menyampaikan beberapa komentar dan saran yaitu pada bagian sampul layoutnya harus diperbaiki sehingga tulisannya tidak bertabrakan dengan gambar tulang. Dosen ahli juga memberikan saran untuk menambahkan gambar pada bagian penyakit polio dan melengkapi materi terkait otot sehingga materi yang terdapat pada modul pembelajaran yang dibuat oleh penulis lebih lengkap dan baik.

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, penulis menyimpulkan bahwa modul pembelajaran sistem gerak manusia layak digunakan dengan revisi sesuai saran.

2) Data Hasil Validasi Guru Matapelajaran IPA

Validasi modul pembelajaran sistem gerak manusia dilakukan oleh guru matapelajaran IPA yang juga merupakan salah satu guru di SD Negeri Babarsari.

Validasi dilakukan pada tanggal 7 Desember 2020. Aspek yang dinilai berupa relevansi, kelengkapan sajian, kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran

49

yang berpusat pada siswa, kesesuaian bahasa dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan kemenarikan modul.

Hasil validasi yang dilakukan oleh guru matapelajaran IPA ini memperoleh skor rata-rata 3,65. Berdasarkan skala kriteria yang sudah ditentukan, hasil validasi yang diperoleh tersebut termasuk dalam kategori β€œsangat baik”. Guru matapelajaran menyampaikan bahwa modul pembelajaran yang dikembangkan sudah baik tetapi harus lebih diperhatikan lagi kedalaman materi yang dibahas.

Materi yang dibahas tentang sistem gerak manusia tetapi pembahasan tenang otot kurang mendalam. Selain itu, gambar tentang jenis tulang juga harus dilampirkan agar dapat memperjelas pemahaman pengguna modul. Guru matapelajaran juga memberikan saran bahwa condition pada tujuan pembelajaran kurang bervariasi, sehingga peneliti harus lebih memperhatikan hal tersebut. Modul yang sudah dikembangkan masih terdapat ejaan yang keliru dan juga kesalahan penulisan.

Guru matapelajaran juga menambahkan ssaran berupa warna background pada modul pembelajaran harus sesuai dengan karakter siswa yaitu warna yang cerah.

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, penulis menyimpulkan bahwa modul pembelajaran sistem gerak manusia layak digunakan dengan revisi sesuai saran.

3) Data Hasil Validasi Guru Kelas V

Validasi modul pembelajaran sistem gerak manusia dilakukan oleh guru kelas V B yang juga merupakan salah satu guru di SD Negeri Babarsari. Validasi dilakukan pada tanggal 7 Desember 2020. Aspek yang dinilai berupa relevansi, kelengkapan sajian, kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kesesuaian bahasa dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan kemenarikan modul.

Hasil validasi yang dilakukan oleh guru kelas V B memperoleh skor rata-rata 3,67. Berdasarkan skala kriteria yang sudah ditentukan, hasil validasi yang diperoleh tersebut termasuk dalam kategori β€œsangat baik”. Guru kelas V B menyampaikan bahwa modul pembelajaran yang dikembangkan sudah termasuk baik. Modul yang dikembangkan juga menarik karena terdapat permainan berupa teka-teki silang dan menjodohkan. Guru kelas V B juga memberikan saran bahwa

50

warna latar yang gunakan harus lebih mencerminkan warna anak-anak yaitu warna yang cerah. Modul yang dikembangkan juga harus diperhatikan penulisannya karena masih terdapat kesalahan penulisan. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, penulis menyimpulkan bahwa modul pembelajaran sistem gerak manusia layak digunakan dengan revisi sesuai saran.

d. Revisi Produk

Setelah produk divalidasi oleh tiga ahli, ahli-ahli tersebut memberikan komentar terhadap modul yang telah disusun oleh peneliti. Komentar tersebut dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada modul yang telah dibuat agar menjadi lebih layak. Berikut disajikan komentar kedua ahli.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Komentar dan Revisi Ilustrasi

Penilai Komentar Revisi

Ahli IPA - Pada bagian cover, desain layoutnya sedikit diperbaiki sehingga tidak menabrak gambar tulang.

Penulis memperbaiki layout pada cover agar tulisannya tidak menabrak gambar tulang.

- Pada bagian penyakit polio sebaiknya diberi gambar.

Penulis memberikan gambar bagian penyakit polio.

51 - Lengkapi materi terkait alat

gerak akitf (otot) sehingga modul menjadi semakin lengkap dan baik.

Penulis melengkapi modul dengan membahas tentang otot.

Guru IPA

- Materi sudah sesuai dengan K-13 namun kedalaman materi masih kurang.

Misalnya gambar jenis-jenis

Misalnya gambar jenis-jenis

Dokumen terkait