• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Raymunda Junita Mneka NIM : 161134245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa membimbing, memberi kemudahan, kesehatan, kelancaran serta terang Roh Kudus yang selalu menyertai selama proses penelitian dan penyusunan serta penulisan skripsi ini.

2. Bapak Yosef Herman Mneka dan Mama Wilibrolda Lalian yang selalu mendoakan, mendukung, menyemangati selama proses pengerjaan skripsi ini.

3. Bapak Yulius Nifu Taslulu, Kakak Ephy, Adik Eras, Utu dan Elo yang selalu memberi dukungan dan semangat agar cepat selesai.

4. Ibu Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian, penyusunan dan penulisan skripsi ini.

5. Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma.

(5)

v MOTTO

“Setiap orang pasti akan ada saatnya”

Raymunda Junita Mneka

“Janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”

Matius 6:34

Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”

Matius 7:12

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Maret 2021 Penulis

Raymunda Junita Mneka

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma :

Nama : Raymunda Junita Mneka

Nomor Mahasiswa : 161134245

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Univeristas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 26 Maret 2021 Yang menyatakan

Raymunda Junita Mneka

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Raymunda Junita Mneka Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan sumber belajar yang kurang bervariasi dan tidak adanya modul pembelajaran khusus terkait materi sistem gerak manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar dan mengetahui kualitas produk modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan subjek penelitian 4 siswa kelas V B SD Negeri Babarsari Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah modul pembelajaran sistem gerak manusia. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara, lembar kuesioner dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pengembangan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar diadaptasi menjadi lima tahap dari model Dick & Carey yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) perancangan dan pengembangan produk, (3) pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk, (4) revisi produk, dan (5) uji coba produk.

Pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk menunjukkan bahwa modul pembelajaran sistem gerak manusia termasuk dalam kategori “sangat baik”

dengan rerata skor yang diperoleh dari ahli IPA dan siswa sebesar 3,59 dan 3,65.

Uji coba produk dilakukan secara terbatas pada 4 orang siswa. Hasil uji coba terbatas menunjukkan dengan adanya modul pembelajaran sistem gerak manusia siswa dapat memahami materi terkait materi alat gerak dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan skor pretest dan posttest yaitu 76,75 ke 87,5.

Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, modul pembelajaran, sistem gerak manusia.

(9)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LEARNING MODULES FOR HUMAN MOTION SYSTEMS FOR FIFTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS.

Raymunda Junita Mneka Sanata Dharma University

2021

This research is motivated by the problem of learning resources that are less varied and the absence of special learning modules related to the human motion system. This study aims to develop a human motion system learning module for grade V elementary school students and to determine the quality of the human motion system learning module product for grade V elementary school students.

The type of research used is research and development (R&D) with the research subjects of 4 grade V B students of SD Negeri Babarsari Yogyakarta.

The object of this research is the human motion system learning module. The instruments used were interview guidelines, questionnaire sheets and test questions. The data analysis technique used is qualitative and quantitative data.

The results showed that the development procedure of the human motion system learning module for grade V elementary school students was adapted into five stages of the Dick & Carey model, namely (1) needs analysis, (2) product design and development, (3) development and testing of product quality instruments , (4) product revisions, and (5) product testing. The development and testing of product quality instruments showed that the human motion system learning module was included in the "very good" category with the mean scores obtained from science experts and students of 3.59 and 3.65. The product trial was limited to 4 students. The test results show that with the human motion system learning module, students can understand material related to the material of motion equipment well. This is indicated by the increase in the pretest and posttest scores, namely 76.75 to 87.5. Therefore, the researcher concluded that the human motion system learning module has very good quality and is suitable for use and can help students in learning the human motion system material.

Keywords:Research and development, learning modules, human motion systems.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas bimbingan dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dengan baik. Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut turut andil dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakprodi PGSD.

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian, penyusunan dan penulisan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah SDN Babarsari yang telah memberi ijin untuk melakukan uji coba produk.

6. Ibu Irma Fatan Setya Dewi selaku wali kelas V B SDN Babarsari yang telah membantu berpartisipasi dalam pelaksanaan uji coba produk.

7. Ibu Yulia Sri Rejeki selaku wali kelas V SD Bopkri Demangan III yang telah membantu berpartisipasi dalam pelasaksanaan analisis kebutuhan.

8. Ibu Yuliana Watini, S.Pd selaku wali kelas V SD Negeri Sagan yang telah membantu berpartisipasi dalam pelaksanaan analisis kebutuhan.

9. Oni, Amel, Cicil, Ira, Kristin dan Vero yang selalu mendukung, membantu dan menyemangati peneliti dalam proses penelitian, penyusunan dan penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman mahasiswa PGSD kelas E angkatan 2016 Unversitas Sanata Dharma.

(11)

xi

Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik secara sistematika, isi dan hal lainnya dalam skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis

Raymunda Junita Mneka

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR GRAFIK ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional... 5

F. Spesifikasi Produk ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Modul Pembelajaran ... 7

a. Pengertian Modul Pembelajaran ... 7

(13)

xiii

b. Karakteristik Modul Pembelajaran ... 8

c. Struktur Modul Pembelajaran ... 11

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... 12

3. Sistem Gerak Manusia ... 14

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 15

C. Kerangka Berpikir ... 18

D. Pertanyaan Penelitian ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Setting Penelitian ... 20

C. Prosedur Pengembangan ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

1. Wawancara ... 27

2. Kuesioner ... 27

3. Tes ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 28

1. Instrumen Wawancara ... 28

2. Instrumen Kuesioner ... 30

3. Instrumen Tes... 32

F. Teknik Analisis Data ... 33

1. Data Kualitatif ... 33

2. Data Kuantitatif ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. ... 35

a. Analisis Kebutuhan ... 35

b. Perancangan dan Pengembangan Produk ... 39

c. Pengembangan dan Pengujian Instrumen Kualitas Produk... 48

d. Revisi Produk ... 50

e. Uji Coba Produk ... 53

(14)

xiv

2. Kualitas Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia untuk Siswa

Kelas V Sekolah Dasar ... 54

B. Pembahasan ... 57

1. Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar ... 57

2. Kualitas Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar ... 61

BAB V PENUTUP ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Keterbatasan Penelitian ... 65

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 69

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...134

(15)

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan. ... 18 Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan yang Digunakan. 25

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Wawancara Guru ... 29

Tabel 3.2 Instrumen Wawancara Guru ... 29

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 30

Tabel 3.4 Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 30

Tabel 3.3 Kuesioner Tanggapan Siswa ... 31

Tbael 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 32

Tabel 3.5 Skor Validasi Instrumen... 34

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Kuisioner dengan Guru Kelas V ... 38

Tabel 4.2 Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran ... 41

Tabel 4.3 Rekapitulasi Komentar dan Revisi Ilustrasi ... 50

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk Oleh Ahli ... 54

Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa ... 55 Tabel 4.6 Rekapitulasi Perbandingan Nilai Hasil Pretest dan Posttest Siswa . 56

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia ... 6

Gambar 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Dick & Carey 21 Gambar 4.1 Sampul Modul Pembelajaran ... 42

Gambar 4.2 Kata Pengantar ... 43

Gambar 4.3 Daftar Isi ... 43

Gambar 4.4 Petunjuk Belajar ... 44

Gambar 4.5 Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran ... 44

Gambar 4.6 Materi yang Disajikan ... 45

Gambar 4.7 Latihan Soal... 46

Gambar 4.8 Kunci Jawaban Lembar Kerja ... 47

Gambar 4.9 Daftar Referensi ... 47

(18)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest. ... 56 Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest. ... 57

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 70

Lampiran 2 Lembar Wawancara Guru Kelas V B SDN Babarsari ... 71

Lampiran 3 Lembar Wawancara Guru Kelas V SD Bopkri Demangan III .... 73

Lampiran 4 Lembar Wawancara Guru Kelas V SDN Sagan ... 75

Lampiran 5 Kuesioner Analisis Kebutuhan SDN Babarsari ... 77

Lampiran 6 Kuesioner Analisis Kebutuhan SD Bopkri Demangan III... 82

Lampiran 7 Kuesioner Analisis Kebutuhan SDN Sagan ... 87

Lampiran 8 Validasi Dosen Ahli IPA ... 92

Lampiran 9 Validasi Guru Matapelajaran IPA ... 96

Lampiran 10 Validasi Guru Kelas ... 100

Lampiran 11 Soal Uji Kualitas Produk Modul Pembelajaran ... 104

Lampiran 12 Hasil Evaluasi Siswa 1 ... 109

Lampiran 13 Hasil Evaluasi Siswa 2 ... 114

Lampiran 14 Hasil Evaluasi Siswa 3 ... 119

Lampiran 15 Hasil Evaluasi Siswa 4 ... 124

Lampiran 16 Kuisioner Validasi produk Siswa 1 ... 129

Lampiran 17 Kuisioner Validasi Produk Siswa 2 ... 130

Lampiran 18 Kuisiober Validasi Produk Siswa 3 ... 131

Lampiran 19 Kuisioner Validasi produk Siswa 4 ... 132

Lampiran 10 Dokumentasi Pelaksanaan Uji Coba ... 133

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan sesuatu ilmu pengetahuan yang anak peroleh dari pengamatan dan pengalaman di lingkungan sekitar. Ilmu pengetahuan alam (IPA) dapat melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif.

Dictionary of science (dalam Iskandar, 2001:2) menjelaskan bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan alam, pengetahuan manusia diperoleh melalui pengamatan dan eksperimen serta dijelaskan dengan bantuan aturan, hukum, prinsip, teori dan hipotesis. Samatowa (2011:4) juga menjelaskan bahwa mata pelajaran IPA memiliki nilai-nilai pendidikan yaitu potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Kegiatan pembelajaran dalam proses pembelajaran IPA yang berlangsung harus sesuai antar situasi belajar anak dan situasi lingkungan kehidupan nyata siswa di masyarakat. Oleh sebab itu, siswa membutuhkan bahan ajar yang mudah ditemukan, mudah dibawa, bisa digunakan kapanpun dan dimanapun, menarik, bervariasi, bisa meningkatkan antusias siswa untuk belajar dan dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri.

Berdasarkan pernyataan di atas, data hasil analisis kebutuhan yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 14 – 16 November 2020 pada tiga sekolah dasar di Yogyakarta menunjukkan bahwa bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariasi yaitu hanya menggunakan buku paket dan LKS sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik dan antusias dalam belajar. Ada beberapa materi yang sulit untuk dikuasai oleh siswa. Salah satu materi yang sulit dikuasai oleh siswa yaitu materi sistem gerak manusia. Berdasarkan data hasil analisis kebutuhan yang dilakukan oleh penulis, materi ini dianggap sulit karena siswa harus menghafal semua nama tulang serta letak persendian pada manusia. Materi- materi yang dianggap sulit oleh guru selalu diatasi dengan penggunaan modul atau eksperimen tetapi pada materi sistem gerak manusia ketiga guru dari tiga sekolah tersebut belum ada yang menerapkan penggunaan modul sebagai bahan ajar.

Ketiga sekolah tempat melakukan analisis kebutuhan tersebut juga

(21)

2

merekomendasikan bahan ajar yang dibutuhkan dan perlu dikembangkan yaitu berupa modul pembelajaran, ensiklopedia, buku cerita, LKS serta bahan ajar yang murah dan mudah dibawa oleh siswa kemanapun serta mendukung pembelajaran.

Oleh karena itu, penulis mencoba untuk mengembangkan modul pembelajaran untuk materi sistem gerak manusia.

Modul pembelajaran adalah bahan ajar berisi materi pembelajaran dari sumber-sumber belajar yang telah dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu, yang dipelajari oleh siswa secara mandiri. Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3-5) menjelaskan bahwa modul pembelajaran yang baik harus memenuhi karakteristik berikut yaitu self instruction (dapat membantu siswa belajar secara mandiri), self contained (memiliki materi yang lengkap), stand alone (tidak bergantung pada bahan ajar lain), adaptif (disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi) dan user friendly (mudah digunakan oleh pengguna modul). Purwanto (dalam Warsita, 2011:111) menjelaskan bahwa modul memiliki fungsi yaitu sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami pelajaran dan membantu serta mendukung siswa untuk belajar dimanapun dan kapanpun secara mandiri. Siswa dapat menggunakan modul dengan mandiri maka modul harus disusun dengan sistematis, menarik dan juga materi yang disajikan harus lengkap dan jelas. Siswa juga dapat menggunakan modul pembelajaran dimanapun dan kapanpun.

Berdasarkan hasil wawancara dan pembagian kuesioner, penulis menemukan informasi bahwa salah satu materi yang sulit dikuasai oleh siswa yaitu materi sistem gerak manusia tetapi pada tiga sekolah tempat melakukan wawancara dan pembagian kuesioner tersebut belum digunakan modul pembelajaran sebagai bahan ajar pada materi sistem gerak manusia. Modul pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh buku paket dan LKS yang sering digunakan di tiga sekolah sekolah tersebut. Modul pembelajaran memiliki tujuan pembelajaran, indikator dan kompetensi dasar yang jelas untuk dicapai. Modul pembelajaran didesain dan dirancang menarik sehingga menarik perhatian dan ketertarikan siswa untuk belajar. Modul pembelajaran juga memiliki banyak

(22)

3

gambar untuk mendukung penjelasan materi yang dibahas. Modul pembelajaran terfokus pada satu materi pembahasan saja sehingga cakupan materi yang dibahas mendalam dan lengkap. Modul pembelajaran dirancang untuk sistem pembelajaran secara mandiri dan bisa menggantikan peran pengajar. Modul pembelajaran juga memiliki latihan soal uantuk mengukur pemahaman siswa dan kunci jawaban yang telah disiapkan sehingga siswa dapat mencocokkan jawaban dan mengetahui bagian yang salah. Modul pembelajaran yang dirancang untuk dipelajari secara mandiri dapat dipelajari sesuai tingkat pemahaman setiap pengguna dan dapat dipelajari secara berulang karena sudah ada bahan ajarnya.

Kelebihan modul tersebut diperkuat dengan pendapat Lasmiyanti dan Harta (2014:164 ) yang menjelaskan bahwa modul pembelajaran memiliki beberapa kelebihan dibandingkan LKS dan buku paket yaitu (a) modul dapat memberikan umpan balik sehingga pebelajar mengetahui kekurangan mereka dan segera melakukan perbaikan, (b) dalam modul ditetapkan tujuan pembelajaran yang jelas sehingga kinerja siswa belajar terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran, (c) modul yang didesain menarik, mudah untuk dipelajari, dan dapat menjawab kebutuhan tentu akan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar, (d) modul bersifat fleksibel karena materi modul dapat dipelajari oleh siswa dengan cara dan kecepatan yang berbeda, (e) kerjasama dapat terjalin karena dengan modul dapat meminimalisir persaingan dan antara guru dan siswa, dan (f) remidi dapat dilakukan karena modul memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk dapat menemukan sendiri kelemahannya berdasarkan evaluasi yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba untuk mengembangkan bahan ajar berupa modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar. Modul pembelajaran ini dijadikan sebagai bahan ajar tambahan selain buku tematik dan LKS cemara yang telah disediakan oleh sekolah. Maka dari itu, penulis mengambil judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

(23)

4 B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar ?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar.

2. Untuk mengetahui kualitas produk modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Siswa memperoleh bahan ajar tambahan berupa modul pembelajaran sistem gerak manusia sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan memudahkan siswa kelas V sekolah dasar untuk memahami pelajaran IPA materi sistem gerak manusia.

2. Bagi guru

Guru memperoleh referensi berupa modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar sebagai bahan ajar tambahan yang dapat digunakan untuk membantu penyampaian materi sistem gerak manusia dalam pembelajaran IPA.

3. Bagi sekolah

Sekolah memperoleh bahan ajar tambahan berupa modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar.

4. Bagi penulis

Penelitian ini memberikan pengalaman langsung bagi penulis tentang jenis penelitian Research and development ( R&D) dalam mengembangkan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar.

(24)

5 E. Definisi Operasional

1. Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang berisi materi pembelajaran dari sumber-sumber belajar yang telah dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu untuk dipelajari oleh siswa secara mandiri.

2. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan untuk mempelajari gejala-gejala yang terjadi di alam.

3. Sistem gerak manusia adalah sebuah materi ajar yang terdapat dalam pembelajaran IPA pada kelas V sekolah dasar.

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan berupa modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar. Modul pembelajaran yang dibuat memiliki ciri-ciri menarik, bergambar, berwarna dan dapat digunakan secara mandiri oleh pengguna. Modul pembelajaran yang dibuat oleh peneliti ini terdapat gambar, latihan soal, melakukan kegiatan mencoba berupa teka-teki silang dan lainnya.

Modul yang dibuat memiliki struktur yang terdiri dari (1) topic statement yang terdapat pada sampul modul pembelajaran, (2) concept statement berupa kata pengantar, (3) daftar isi, (4) pedoman guru atau petunjuk belajar,(5) behavioral objective (kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran), (6) concept atau materi yang disajikan (kegiatan belajar 1 tetang bagian rangka manusia, kegiatan belajar 2 tentang fungsi rangka manusia, kegiatan belajar 3 tentang penyakit dan gangguan serta cara memelihara kesehatan pada rangka manusia), (7) lembar kerja atau latihan soal yang berisi tes (evaluation) untuk mengukur kemampuan siswa, (8) kunci jawaban lembaran kerja, (9) multimedia recources (daftar referensi).

Modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar berbentuk buku dengan berukuran 21,59 cm x 27,94 cm dan jumlah halaman sebanyak 35 halaman. Modul pembelajaran ini dibuat menggunakan Microsoft Word (doc) dan Corel Draw X7. Bentuk huruf yang digunakan yaitu pada bagian sampul (cover) manggunakan huruf Cambria sedangkan pada bagian isi menggunakan huruf Adobe Calson Pro. Ukuran huruf pada modul terdiri dari beberapa ukuran yaitu pada sampul menggunakan ukuran huruf 28 dan 14

(25)

6

sedangkan pada bagian isi ukuran huruf yang digunakan yaitu 12 dengan jarak antar baris 1,15. Sampul modul dicetak menggunakan kertas Ivory310 yang dilaminasi glossy sedangkan isi modul dicetak berwarna dengan HVS A4 80 gr.

Gambar 1.1 Modul pembelajaran sistem gerak manusia

(26)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Modul Pembelajaran

a. Pengertian modul pembelajaran

Purwanto (dalam Warsita, 2011:111) menjelaskan bahwa modul adalah bahan belajar yang telah dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dapat dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Fungsi dari modul ialah sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengguna modul juga dapat belajar lebih terarah dan sistematis serta menguasai kompetensi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikuti. Purwanto (dalam Warsita, 2011:115) menjelaskan bahwa modul perlu dilengkapi dengan visualisasi untuk menghindari penjelasan yang abstrak. Visualisasi memiliki peran penting dalam pencapain proses pembelajaran. Visualisasi modul dalam bentuk gambar, foto, lukisan, bagan, diagram, grafik, skema, flowchart, ilustrasi, kartun dan tulisan hias. Selain itu, modul bisa dalam bentuk desain grafis, warna, ukuran, jarak, bentuk jenis huruf dan lainnya. Visualisasi memperjelas atau mendukung uraian materi dalam modul.

Wiyanto (2012:41) mengemukakan bahwa modul pembelajaran adalah lembaran tertulis berisi materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipakai belajar siswa secara mandiri. Dick dan Carey (dalam Wena, 2018:231) menjelaskan modul sebagai unit pembelajaran berbentuk cetak. Modul pembelajaran menyajikan dan mengajarkan materi secara terpadu yang memiliki satu tema terpadu, menyajikan kepada siswa keterangan-keterangan yang diperlukan untuk menguasai dan menilai pengetahuan dan keterampilan yang ditentukan dan berfungsi media pembelajaran mandiri dan isinya berupa unit materi pembelajaran. Kemp (dalam Wena, 2018:231) menjelaskan modul sebagai paket pembelajaran mandiri yang berisi satu topic atau unit materi pembelajaran dan memerlukan waktu belajar untuk satu minggu. Pengertian ini ditinjau dari

(27)

8

fungsi sebagai media pembelajaran mandiri yang berupa satu topik atau unit materi pelajaran dan ketentuan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul.

Winkel (dalam Susilo,dkk, 2016:51) mengemukakan bahwa modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri self instructional. Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3), menjelaskan bahwa modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri dan juga tes evaluasi yang sudah disediakan untuk diselesaikan oleh siswa. Sukiman (2012:132) menjelaskan modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar. Modul tersebut memiliki komponen-komponen yaitu berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar dan sistem evaluasi.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara pemelajar dan sumber-sumber belajar dan didalamnya terdapat proses belajar dan membelajarkan (Sitepu, 2012:9). Ratumanan dan Rosmiati (2019:26) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses dimana pendidik mendayagunakan semua sumber-sumber belajar yang ada dan menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dan mengonstruksi pengetahuan bagi dirinya. Pembelajaran dapat membentuk dan mengembangkan kompetensi pengetahuan (knowledg/kognitif), keterampilan (performance/psikomotor) dan sikap (attitude/afektif) secara komprehensif. Dalam upaya mencapai kompetensi-kompetensi tersebut maka pembelajaran harus dirancang secara baik.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa modul pembelajaran merupakan bahan ajar berisi materi pembelajaran dari sumber-sumber belajar yang telah dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu, yang dipelajari oleh siswa secara mandiri.

b. Karakteristik Modul Pembelajaran

Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3) menjelaskan bahwa sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:

(28)

9

1) Self instructional, yaitu melalui modul seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak bergantung pada pihak lain.

2) Self contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat dalam satu modul yang utuh.

3) Stand alone (berdiri sendiri), yaitu modul yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar yang lain. Jika masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai bahan ajar yang berdiri sendiri.

4) Adaptive, yaitu modul harus dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta fleksibel digunakan. Modul dikatakan adaptif jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai kurun waktu tertentu.

5) User friendly;modul hendaknya bersahabat dengan penggunanya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang ditampilkan bersifat membantu dan bersahabat dengan penggunanya, termasuk kemudahan pemakaian dalam merespon, mengakses sesuai keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umu digunakan.

Karakteristik tersebut sependapat dengan Daryanto (2013:9) yang menjelaskan modul yang baik adalah modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik sebagi berikut :

1) Self instruction

Modul memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakteristik self instruction, modul harus memuat tujuan pembelajaran yang jelas, memuat materi yang dikemas dalam unit, unit kegiatan yang spesifik, terdapat soal-soal latihan, kontekstual, menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif dan terdapat rangkuman materi pembelajaran.

(29)

10 2) Self Contained

Modul dikatakan self contained apabila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara tuntas.

3) Stand Alone

Karakteristik modul lainnya yaitu stand alone yang berarti modul tidak bergantung pada bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, siswa tidak perlu mencari sumber lain atau bahan ajar lain untuk mengerjakan tugas yang terdapat pada modul. Jika siswa masih menggunakan bahan ajar lain selain modul tersebut maka modul tidak bisa dikategorikan sebagai modul yang stand alone (berdiri sendiri).

4) Adaptive

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Modul dikatakan adaptif apabila dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan diberbagai perangkat keras (hardware).

5) User Friendly

Modul hendaknya user friendly (bersahabat) dengan penggunanya. Setiap instruksi dan paparan informasi harus bersifat membantu dan bersahabat dengan penggunanya, termasuk kemudahan pengguna dalam merespon dan mengakses sesuai keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan penggunaan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa modul memiliki beberapa karakteristik yaitu self instruction (belajar secara mandiri), self contained (memiliki materi yang lengkap), stand alone (tidak bergantung pada bahan ajar lain), adaptif (disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi) dan user friendly (mudah digunakan oleh pengguna modul).

(30)

11 c. Struktur Modul Pembelajaran

Dikson dan Leonard (dalam Wena,2018:232) mengemukakan bahwa ada 12 unsur dalam modul yaitu :

1) Topic Statement, yaitu sebuah kalimat yang menyertakan pokok permasalahan yang akan dibahas atau diajarkan.

2) Rational, yaitu peryataan singkat yang mengungkapkan rasional dan kegunaan materi tersebut untuk siswa.

3) Concept statement and prerequisite, yaitu pernyataan yang mendefinisikan ruang lingkup dan sekuen dari konsep-konsep dalam hubungannya dengan konsep lain dalam bidang pokok.

4) Concept, yaitu ide pokok dari materi yang tertuang di dalam modul.

5) Behavioral objective, yaitu pernyataan tentang kemampuan apa yang harus dikuasai siswa.

6) Pretest, yaitu tes untuk mengukur kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum mengikuti pelajaran.

7) Suggest teacher techniques, yaitu petunjuk kepada guru tentang metode yang diterapkan dalam membantu siswa.

8) Suggest student activities, yaitu aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

9) Multimedia resources, yaitu menunjukkan berbagai sumber atau pilihan materi yang dapat digunakan ketika mengerjakan modul.

10) Post tes and evaluation, yaitu guru menerapkan kondisi dan kriteria penilaian terhadap penampilan siswa.

11) General reassessment potential, yaitu mengacu pada kebutuhan penilaian terus menerus dari unsur-unsur modul.

Suryosubroto (dalam Wena,2018:233) mengemukakan tentang unsur-unsur modul adalah sebagai berikut :

1) Pedoman guru, yang berisi petunjuk untuk guru agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara efisien. Pedoman guru juga memberikan petunjuk tentang (a) macam-macam kegiatan yang harus dilaksanakan oleh kelas, (b)

(31)

12

waktu yang disediakan untuk modul itu, (c) alat pembelajaran yang harus digunakan, (d) petunjuk evaluasi.

2) Lembar kegiatan siswa, yang berisi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa.

3) Lembaran kerja, yaitu lembaran yang digunakan untuk mengerjakan tugas yang harus dikerjakan.

4) Kunci lembaran kerja, yaitu jawaban atas tugas-tugas agar siswa dapat mencocokkan pekerjaannya sehingga dapat mengevaluasi sendiri hasil pekerjaannya.

5) Lembaran tes, yaitu alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan didalam modul.

6) Kunci lembaran tes, yaitu alat koreksi terhadap penilaian.

Soedijarto (dalam Wena,2018:233) mengemukakan bahwa unsur-unsur dalam sebuah modul yang digunakan sebagai program pembelajaran mandiri adalah sebagai berikut : (1) pedoman guru, (2) lembar kegiatan siswa, (3) lembar kerja, (4) kunci lembaran kerja, (5) lembaran tes, (6) kunci lembaran tes.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, penulis menyimpulkan bahwa unsur- unsur dalam sebuah modul yang baik terdiri dari (1) topic statement, (2) concept statement berupa kata pengantar, (3) daftar isi, (4) pedoman guru, (5) behavioral objective (kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran), (6) concept atau materi yang disajikan, (7) lembar kerja yang berisi tes (evaluation) untuk mengukur kemampuan siswa, (8) kunci jawaban lembaran kerja, (9) multimedia recources (daftar referensi).

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Bundu (2006:9) menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan alam atau sains berasal dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam.

Fowler (dalam Trianto,2010:136) menjelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak

(32)

13

dapat diamati indera. Kardi dan Nur (dalam Trianto,2010:136) mengemukakan bahwa IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Adapun Wahyana (dalam Trianto,2010:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan tidak hanya ditandai dengan adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Susanto (2013:167) menjelaskan bahwa sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Para pengajar sains di sekolah dasar, diharapkan untuk mengetahui dan mengerti tentang hakikat pembelajaran IPA sehingga pengajar tidak mengalami kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran serta menyampaikan materi. Darmojo (dalam Samatowa,2018:27) juga menjelaskan bahwa IPA atau yang saat ini dikenal dengan sains merupakan pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta. Nash dalam Samatowa (2018:27) menjelaskan bahwa ilmu semesta yang dimaksudkan terdiri dari ilmu fisik dan life sciences (ilmu biologi), yang termasuk dari physical sciences yaitu ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, metorologi dan fisik, sedangkan life sciences meliputi imu biologi. Dari pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan untuk mempelajari gejala-gejala yang terjadi di alam.

Puskur (dalam Kumala,2016:6) menjelaskan pada hakikatnya IPA meliputi empat unsur yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi. Sikap yang akan lebih dikenal sebagai sikap ilmiah yang didasari seorang ilmuwan selama proses mendapat suatu pengetahuan, sikap tersebut terdiri dari rasa ingin tahu, terbuka, kreatif, teliti, luwes, mendahulukan bukti, kritis dan peka terhadap lingkungan.

Sulistyorini (dalam Susanto,2013:169) menjelaskan bahwa ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran sains yaitu sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap bekerja sama, tidak putus asa, tidak

(33)

14

berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas dan kedisiplinan diri. Proses yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode-metode ilmiah.

Produk yaitu berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Aplikasi yaitu penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

3. Sistem Gerak Manusia

Materi sistem gerak manusia ini terdapat pada kompetensi dasar untuk kelas V sekolah dasar yaitu kompetensi dasar 3.1 yaitu menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia. Samantoro dan Hermana (2009:3-5) menjelaskan bahwa tubuh kita itu seperti rumah, yang ketika dibangun harus membangun rangkanya terlebih dahulu agar rumahnya kokoh. Begitupun dengan tubuh kita yang membutuhkan rangka yang akan menopang tubuh kita. Rangka manusia terdiri atas tulang-tulang yang merupakan alat gerak pasif karena hanya dapat digerakkan bila ada otot dan persendian. Tim Bina IPA (2011:2) menjelaskan bahwa berdasarkan zat penyusunnya, rangka manusia terdiri atas tulang keras dan tulang rawan. Tulang keras mengandung zat kapur dan fosfor, sedangkan tulang rawan mengandung bahan pengisi yang lentur. Tulang rawan contohnya daun telinga. Irene dan Khristiyono (2016:4) menjelaskan tulang dibedakan menjadi 3 menurut bentuknya yaitu tulang pipa, tulang pipih dan tulang pendek. Rangka manusia terbagi menjadi 3 bagian yaitu rangka kepala atau tengkorak, rangka badan dan rangka anggora gerak. Samantoro dan Hermana (2009:8-9) menjelaskan hubungan antar tulang disebut sendi. Ada sendi yang tidak dapat digerakkan dan ada sendi yang dapat digerakkan. Sendi yang dapat digerakkan pada tubuh manusia dikelompokkan menjadi 5 yaitu sendi engsel, sendi peluru, sendi pelana, sendi geser dan sendi putar. Sendi dan tulang-tulang yang terdapat tubuh manusia digerakkan oleh otot. Irene dan Khristiyono (2016:5) menjelaskan otot merupakan alat gerak aktif karena dapat menggerakkan tulang. Ketika otot bekerja, otot akan membesar, memendek dan mengeras. Sebaliknya ketika kita beristirahat maka otot kita akan memanjang. Kinerja otot tersebut menyebabkan tulang dapat bergerak. Otot terdiri dari 3 jenis yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung.

(34)

15

Irene dan Khristiyono (2016:3) menjelaskan setiap organ atau alat tubuh manusia memiliki kegunaannya tersendiri termasuk rangka manusia. Fungsi rangka pada manusia yaitu 1) menguatkan dan menegakkan tubuh, 2) menentukan bentuk tubuh, 3) tempat melekatnya otot, 4) melindungi organ-organ penting tubuh. Tengkorak melindungi otak, indra penglihatan, indra pendengaran, dan saluran pernapasan bagian atas. Tulang leher melindungi tenggorokan dan kerongkongan. Tulang belakang melindungi saraf dan sumsum tulang. Tulang dada dan rusuk melindungi paru-paru, sebagian alat pernapasan dan jantung.

Tulang panggul melindungi alat pencernaan dan alat reproduksi.

Irene dan Khristiyono (2016:8) menjelaskan beberapa penyakit dan gangguan yang dapat merusak rangka manusia seperti polio, rakitis, osteoporosis dan rematik. Sumantoro dan Hermana (2009:11-12) menjelaskan kelainan pada rangka dapat diakibatkan oleh kebiasaan sikap hidup yang tidak benar. Ada 3 kelainan pada rangka manusia yaitu skoliosis, kifosis dan lordosis. Oleh karena penyakit, gangguan dan kelainan tersebut Irene dan Khristiyono (2016:9) menjelaskan bahwa cara menjaga kesehatan rangka manusia yaitu dengan memperbaiki kebiasaan hidup yaitu sikap tubuh yang benar, mengonsumsi makanan bergizi dan olahraga secara teratur.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Balim (2019) Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Tubuh Manusia Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar, dengan tujuan (1) untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode R&D. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang gunakan diadapatasi dari tahapan model Dick dan Carey yaitu sebagai berikut 1) analisis kebutuhan, 2) perancangan dan pengembangan produk, 3) pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk, 4) revisi produk, 5) uji coba produk. Modul pembelajaran yang dikembangkan memiliki karakeristik yaitu self instructional (belajar secara mandiri), self contained (materi lengkap), stand alone (tidak tergantung pada bahan ajar lain), adaptif

(35)

16

(sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi), user friendly (memudahkan dan membantu pengguna modul). Penelitian tersebut menujukkan hasil bahwa modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia untuk kelas V sekolah dasar adalah sangat baik dengan rerata skor 3,75. Rerata skor ini dilihat dari hasil validasi produk modul pembelajaran oleh para ahli dan guru kelas V.

Selain itu, hasil pretest dan posttest memperoleh rerata 40.

Nugrahanto (2017) Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia Berbasis Metode Montessori, dengan tujuan (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori, (2) mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang gunakan diadapatasi dari model Sugiyono serta Borg dan Gall yaitu sebagai berikut 1) potensi dan masalah, 2) penyusunan rencana, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, 5) uji coba terbatas. Ciri khusus media pembelajaran berbasis metode montessori yang dikembangkan dalam peneliti ini sebagai berikut menarik, bergradasi, auto-correcttion, auto-education dan kontekstual. Media yang dikembangkan juga memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan kemandirian anak dalam belajar. Penelitian ini memperoleh hasil yang sangat baik, dilihat dari perolehan skor validasi yang mencapai 4,85. Tak hanya itu, selisih rerata perolehan nilai pretest dan posttest adalah 40.

Astuti (2019) Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Pernapasan Makhluk Hidup Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar, dengan tujuan (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan produk modul pembelajaran IPA dengan langkah pendekatan saintifik untuk siswa kelas V materi organ pernapasan makhluk hidup, (2) mengetahui kualitas dari modul pembelajaran IPA dengan langkah pendekatan saintifik untuk siswa kelas V materi organ pernapasan makhluk hidup. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan diadaptasi dari model Dick dan Carey menjadi lima langkah yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) perancangan dan pengembangan produk, (3) pengembangan dan pengujian instrument kualitas produk, (4) revisi produk, (5) uji coba produk.

(36)

17

Modul pembelajaran yang dikembangkan memiliki 7 karakteristik yaitu (1) modul dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri, (2) modul merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis, (3) modul mengandung tujuan, (4) bahan atau kegiatan dan evaluasi, (5) modul disajikan secara komunikatif dua arah, (6) modul diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran guru, (7) modul memiliki cakupan bahasa terfokus dan terukur dan mementingkan aktivitas belajar pemakai. Penelitian ini memperoleh hasil yang termasuk kategori sangat baik dengan perolehan hasil validasi 3,62.

Dalam penelitian ini juga memperoleh selisih antara nilai pretest (57,8) dan nilai posttest (83,5) yaitu 25,7.

Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Balim (2019) adalah mengembangkan modul pembelajaran untuk matapelajaran IPA, sedangkan yang membedakan adalah materi yang disampaikan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dialkukan oleh Nugrahanto (2017) yaitu materi rangka manusia, sedangkan yang membedakan yaitu produk yang dihasilkan dan ulasan materi yang lebih mendalam tentang sistem gerak manusia.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2019) adalah produk yang dikembangkan, sedangkan yang membedakan yaitu materi yang disampaikan oleh modul pembelajaran yang dikembangkan. Berdasarkan ketiga hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya kemudian dikembangkan kembali oleh penulis untuk membuat suatu penelitian yang baru.

Penulis mengembangkan sebuah produk dengan membuat sebuah penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Kerangka relevansi penelitian dapat dilihat pada literature map yang dijabarkan pada bagan 2.1.

(37)

18

Bagan 2.1 Literature Map penelitian-penelitan yang relevan

C. Kerangka Berpikir

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan suatu ilmu pengetahuan yang anak peroleh dari pengamatan dan pengalaman di lingkungan sekitar.Ilmu pengetahuan alam (IPA) dapat melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif. Oleh sebab itu, siswa membutuhkan bahan ajar yang bisa membantu dan bisa digunakan kapanpun dan dimanapun. Pada kurikulum 2013 ini, guru dituntut agar bisa kreatif, inovatif dan membuat pembelajaran menyenangkan. Banyak hal yang dilakukan oleh guru agar memenuhi tuntutan tersebut. Salah satunya yaitu mengembangkan bahan ajar. Tujuan dikembangkannya bahan ajar ini adalah agar siswa tidak hanya selalu menggunakan buku paket dan buku lainnya yang sudah disediakan pemerintah serta tidak bergantung pada guru. Peserta didik dapat belajar secara mandiri dimanapun dan kapanpun. Salah satu bentuk bahan ajar yaitu modul. Kehadiran modul diharapkan menjadi buku pegangan siswa serta menjadi bahan ajar tambahan untuk siswa.

Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar masih kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik dan antusias untuk belajar. Ada pula informasi yang lain yang diperoleh dari hasil analisis kebutuhan yaitu

Balim (2019) Pengembangan Modul Pembelajaran

IPA Materi Organ Tubuh Manusia untuk

Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

Nugrahanto (2017) Pengembangan Media Pembelajaran

IPA SD Materi Rangka Manusia Berbasis Metode

Montessori.

Astuti (2019)

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi

Organ Pernapasan Makhluk Hidup untuk Siswa Kelas V Sekolah

Dasar.

Mneka (2020)

Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar

(38)

19

terdapat beberapa materi IPA yang sulit untuk dipelajari siswa. Salah satu materi tersebut adalah materi tentang sistem gerak manusia. Pembelajaran IPA yang berlangsung guru menggunakan metode eksperimen untuk menarik perhatian serta ketertarikan siswa untuk belajar. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk mengembangkan modul pembelajaran untuk meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar dan juga meningkatkan pemahaman siswa serta dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri dimanapaun dan kapanpun.

Modul pembelajaran yang dikembangkan harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan yaitu modul bisa membantu siswa belajar secara mandiri, memilik materi yang lengkap, modul harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modul juga harus mudah digunakan oleh pengguna. Modul pembelajaran yang dikembangkan diukur kualitasnya dengan cara melakukan validasi yang dinilai kelayakannya oleh guru kelas dan juga guru matapelajaran serta ahli IPA. Setelah modul tersebut divalidasi modul pembelajaran yang dikembangkan diujicobakan kepada siswa untuk mengetahui kualitas modul yang telah dikembangkan tersebut. Siswa juga menilai modul pembelajaran yang digunakan mengunakan kuisioner yang sudah disediakan oleh peneliti. Penelitian ini memperoleh hasil berupa modul pembelajaran yang layak digunakan sebagai bahan ajar tambahan dan buku pegangan untuk siswa.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar menurut ahli IPA ?

3. Bagaimana kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar menurut guru kelas V ?

4. Bagaimana kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar menurut siswa kelas V ?

(39)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2008:164) menjelaskan penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar’’ merupakan jenis penelitian dan pengembangan. Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan sebuah produk berupa modul pembelajaran IPA menggunakan langkah-langkah pendekatan pembelajaran saintifik. Penelitian ini dibatasi sampai tahap uji coba produk secara terbatas. Modul ini dikembangkan untuk membantu siswa memahami materi sistem gerak manusia sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya masing-masing.

Hasil akhir dari penelitian ini berupa produk modul pembelajaran dengan materi sistem gerak manusia.

B. Setting Penelitian

1. Tempat dan waktu penelitian

Tempat pelaksanaan analisis kebutuhan dilakukan di tiga sekolah dasar yaitu SDN Babarsari, SD Bopkri Demangan III dan SDN Sagan. Tempat terlaksananya uji coba terbatas yaitu di SD Negeri Babarsari. Uji coba terbatas dilakukan di SD Negeri Babarsari karena potensi masalah lebih banyak ditemukan di sekolah tersebut. Waktu penelitian dan pengembangan dilakukan yaitu pada bulan Juli sampai bulan Desember 2020.

2. Subjek Penelitian

Subjek uji coba terbatas dalam penelitian ini adalah 4 siswa kelas V tahun ajaran 2020/2021 di SD Negeri Babarsari.

(40)

21 3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia.

C. Prosedur Pengembangan

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan prosedur dari model Dick dan Carey. Dick dan Carey memperkenalkan model rancangan pembelajaran yang memfokuskan pada hubungan timbal balik antara konten, isi, belajar dan pembelajaran. Komponen-kompeonen seperti guru, siswa, aktivitas pembelajaran, cara penyajian dan belajar serta lingkungan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berikut gambar langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Dick dan Carey seperti yang dipaparkan oleh Setyosari (2013:234).

Berikut penjelasan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Dick dan Carey seperti yang dipaparkan oleh Setyosari (2013:230).

1. Analisis kebutuhan dan tujuan.

Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera perlu dipenuhi. Dengan mengkaji kebutuhan, peneliti dapat mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada dan keadaan nyata atau riil di lapangan yang sebenarnya. Dengan cara melihat gap kesenjangan Gambar 3.1 Langkah penelitian dan pengembangan menurut Dick dan Carey

Sumber : Dokumen Pribadi

(41)

22

yang terjadi, peneliti mencoba menawarkan suatu alternatif pemecahan dengan cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu.

2. Analisis pembelajaran.

Apabila yang dipilih adalah latar pembelajaran, maka langkah berikutnya peneliti melakukan melakukan analisis pembelajaran yang mencakup keterampilan, proses, prosedur dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan perlu diidentifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri.

3. Analisis pembelajaran dan konteks.

Analisis ini bisa dilakukan secara simultan bersamaan dengan analisis pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti menganalisis pembelajar atau konteks, yang mencakup kemampuan dalam pengetahuan, sikap, keterampilan dan karakteristik awal pembelajar dalam latar pembelajaran.

4. Merumuskan tujuan performansi.

Pada tahap ini, peneliti merumuskan tujuan performansi dilakukan dengan menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik berupa rumusan tujuan unjuk kerja atau operasonal. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus produk, prosedur yang dikembangkan.

Tujuan ini secara spesifik memberikan informasi untuk menngembangkan butir-butir tes.

5. Mengembangkan instrumen.

Instrumen yang dikembangkan berkaitan langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai beradasarkan indikator-indikator tertentu, dan juga instrumen untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan berupa kuesioner atau daftar cek.

(42)

23 6. Mengembangkan strategi pembelajaran.

Langkah ini dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan secara eksplisit.

Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yang ingin dikembangkan. Sebagai contoh, apabila pengembang ingin membuat produk media gambar, maka strategi apa yang dipakai untuk mempresentasikan media gambar tersebut. Apabila pengembang ingin mengembangkan suatu desain pembelajaran tertentu, strategi apa yang cocok dan dipilih untuk menunjang desain tersebut. Dengan kata lain, peranan strategi tetap sangat penting dalam kaitannya dengan proses pengembangan yang ingin dilakukan.

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran.

Pada langkah ini, peneliti mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran dapat berupa bahan cetak, manual baik pebelajar atau pembelajar, dan media lain dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk desain yang dikembangkan berdasarkan tipe, jenis dan model tertentu perlu diberikan argumen atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe atau model tersebut. Alasan memilih tipe atau model tersebut biasanya dikemukakan dalam subbagian model pengembangan.

8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif.

Pada tahap ini, peneliti merancang dan melakukan evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan selama proses, prosedur, program atau produk dikembangkan. Evaluasi formatif ini juga bisa dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektivitas. Evaluasi formatif ini terdiri atas 3 langkah yaitu:

a) Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one-to-one-trying out).

Uji coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan pada subjek 1-3 orang. Setelah dilakukan uji coba perorangan, produk atau rancangan direvisi.

(43)

24

b) Uji coba kelompok kecil (small group tryout).

Uji coba ini melibatkan subjek yang terdiri atas 6-8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini dipakai untuk melakukan revisi produk atau rancangan.

c) Uji coba lapangan (field tryout).

Uji coba lapangan ini melibatkan subjek dalam kelas yang lebih besar yang melibatkan 15-30 subjek ( a whole class of learners).

Selama uji coba ini, peneliti melakukan observasi dan wawancara. Dengan demikian, peneliti melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif (hasil tes, skala sikap, rubrik, dan sebagainya) hasil validasi dari langkah 8 kemudian digunakan untuk melakukan revisi.

9. Melakukan revisi.

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama .

10. Evaluasi sumatif.

Setelah suatu produk, program atau proses pengembangan selesai dikembangkan, langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi sumatif.

Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas produk, program atau proses secara keseluruhan dibanding program lain.

Prosedur penelitian yang kembangkan mengadaptasi model Dick dan Carey.

Penelitian ini diadaptasi menjadi lima langkah yaitu 1) analisis kebutuhan, 2) perancangan dan pengembngan produk, 3) pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk, 4) revisi produk dan 5) uji coba produk. Adapatasi dari tahapan model Dick dan Carey ini dibuat berdasarkan keterbatasan penelitian yang dilakukan. Keterbatasan tersebut meliputi keterbatasan biaya dan waktu serta kondisi, sehingga tahapan pengembangan yang dilaksanakan hanya sampai pada uji coba produk. Langkah penelitian dan pengembangan terkait lima langkah tersebut tersaji dalam bagan 3.1 .

(44)

25

Berikut penjelasan langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh penulis.

1. Analisis kebutuhan.

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan yang diperlukan guna mengidentifikasi tujuan pembelajaran, menganalisis pembelajaran dan menganalisis pembelajaran dan konteks. Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera perlu dipenuhi. Identifikasi dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner. Hasil dari wawancara dan penyebaran kuesioner mengarah pada tujuan pembelajaran IPA kelas V di sekolah dasar. Langkah selanjutnya adalah menganalisis pembelajaran. Pada langkah ini dilakukan analisis tujuan pembelajaran untuk mengidentifikasi langkah yang telah dilaksanakan untuk mencapai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah analisis konteks.

2. Perancangan dan pengembangan produk.

Langkah kedua dalam penelitian ini adalah merumuskan tujuan khusus.

Dalam merumuskan tujuan khusus, penulis menganalisis kompetensi dasar yang menjadi tujuan umum ke indikator yang nantinya mengarah ke dalam tujuan khusus yaitu tujuan pembelajaran IPA yang dihubungkan dengan

Analisis Kebutuhan

Perancangan dan Pengembangan

Produk

Pengembangan dan Pengujian

Instrumen Kualitas

Produk

Revisi Produk

Uji Coba Produk Analisis

Pembelajaran

Analisis Konteks

Identifikasi Tujuan

Umum Merancang dan

Melakukan Evaluasi Formatif Mengembangkan

Instrumen

Mengembangkan Strategi Pembelajaran

Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar

Merumuskan Tujuan Khusus

Bagan 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan

(45)

26

materi IPA kelas V di sekolah dasar. Kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran dipilih berdasarkan hasil perolehan data dari analisis kebutuhan.

3. Pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk.

Langkah selanjutnya yang dipakai penulis adalah pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk. Dalam tahap pengembangan ini, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Penulis mengembangkan instrumen assessment dan mengembangkan strategi pembelajaran. Pada langkah pengembangan instrumen assessment, penulis perlu menyiapkan kuesioner validasi produk.

Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan produk yang dikembangkan. Sedangkan kuesioner validasi produk digunakan untuk menilai kelayakan produk yang sudah dikembangkan. Dalam kegiatan ini, faktor-faktor yang berkaitan dengan perbaikan produk dan sistem penyajian dalam pembelajaran IPA serta komponen-komponen suatu bahan ajar yang ideal kemudian dilakukan pengembangan materi pembelajaran berdasarkan strategi pembelajaran yang sudah ditentukan. Langkah selanjutnya adalah pemilihan strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Pemilihan strategi ini, dilakukan dengan mempertimbangkan pemilihan cara penyajian dalam sitem pembelajaran. Langkah konkret yang dilakukan yaitu menyusun pengembangan produk modul pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa sekolah dasar. Pengujian produk agar sesuai dengan indikator yang ingin dicapai dilakukan secara tertulis.

4. Revisi produk.

Langkah ini merupakan langkah dimana pengembang melakukan revisi atau perbaikan. Revisi atau perbaikan berkaitan dengan pengembangan produk yang telah dirancang agar menjadi lebih baik. Langkah revisi ini dilakukan dengan mengumpulkan data sesuai dengan kuesioner validasi produk yang telah divalidasi oleh validator. Revisi dilakukan sesuai dengan komentar dan saran dari validator yang dijadikan acuan dalam perbaikan produk yang dikembangkan.

(46)

27 5. Uji coba produk.

Langkah yang terakhir yaitu melakukan uji coba produk. Pada langkah ini, penulis melakukan bimbingan belajar menggunakan produk yang telah dibuat. Kemudian siswa mengikuti tes untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menggunakan produk dan untuk mengetahui kualitas produk yang telah dikembangkan. Tahap uji coba yang dilakukan adalah uji coba terbatas dengan mengambil sampel dari beberapa siswa. Penulis juga melakukan pengambilan data mengenai kualitas dan keberhasilan produk. Setelah melakukan uji coba kepada siswa, dilakukan evaluasi formatif bersama siswa tentang tanggapan mengenai siswa terhadap produk tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah wawancara, kuesioner dan tes. Berikut penjelasannya.

1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting ilmiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami (Herdiansyah,2013:31). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur atau terpimpin dimana pertanyaan-pertanyaannya sudah disiapkan secara matang. Dalam wawancara yang dilakukan tersebut, ada beberapa informasi yang dikumpulkan berkaitan tentang ketersediaan modul pembelajaran dalam pembelajaran IPA, kesulitan yang dialami guru dalam penggunaan modul pembelajaran, solusi yang digunakan oleh guru untuk menghadapai kesulitan- kesulitan tersebut.

2. Kuesioner.

Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data secara tidak langsung (Sukmadinata,2008:219). Instrumen atau alat pengumpulan data dari kuesioner berupa beberapa pertanyaan atau pernyataan yang diisi berdasarkan persepsi atau pengalaman dari responden sesuai dengan alternatif yang

Gambar

gambar  untuk  mendukung  penjelasan  materi  yang  dibahas.  Modul  pembelajaran  terfokus pada satu materi pembahasan saja sehingga cakupan materi yang dibahas  mendalam  dan  lengkap
Gambar 1.1 Modul pembelajaran sistem gerak manusia
Tabel 3.2 Instrumen Wawancara Guru  No  Topik
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah bahan ajar cetak yang didalamnya memuat

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah lembaran tertulis berisi materi yang disusun secara sistematis dengan sumber-sumber

tujuan serta indikator yang ditetapkan di dalam modul pembelajaran. 4) Motivasi adalah untuk memberikan dan mendorong belajar peserta didik dengan cara yang

Agar menghasilkan modul tematik Sumber Energi yang layak untuk digunakan, dengan rincian sebagai berikut: (1) Modul sesuai dengan karakteristiknya (2) Berisi

Tujuan akhir dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan produk berupa model pembelajaran gerak dasar tolak peluru dengan permainan, sehingga dapat

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan model-model pembelajaran yang terbaru dari yang sudah ada sehingga siswa lebih menarik untuk

Modul ini berisi informasi umum dan komponen inti dari pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar kelas

Modul pembelajaran tentang sistem pernapasan manusia yang mencakup identifikasi masalah kesehatan dan upaya pencegahannya untuk siswa kelas