• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SDK KABAR BAIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SDK KABAR BAIK"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK

SISWA KELAS V SDK KABAR BAIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Febriani Terra Suharjo NIM : 161134190

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK

SISWA KELAS V SDK KABAR BAIK

Oleh:

Febriani Terra Suharjo NIM : 161134190

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Agnes Herlina Dwi H, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 21 Februari 2022

(3)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK

SISWA KELAS V SDK KABAR BAIK

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Febriani Terra Suharjo NIM : 161134190

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal, 5 April 2022

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ……….

Sekertaris Dr. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ……….

Anggota Agnes Herlina Dwi H, S.Si., M.T., M.Sc. ……….

Anggota Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A ……….

Anggota FX Murti Hadi Wijayanto, S.J., S.S., MFA ……….

Yogyakarta, 5 April 2022

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D.

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa membimbing, memberi kemudahan, kesehatan, kelancaran serta Roh Kudus yang selalu menyertai selama proses penelitian dan penyusunan serta penulisan skripsi ini.

2. Kedua orang tuaku Papa Suharjo dan Mama Tjendrawati yang selalu mendoakan, mendukung, menyemangati selama proses pengerjaan skripsi ini.

3. Saudariku, Johanna Tania Suharjo, S.Ak dan Giovanni Anggasta Suharjo yang selalu mendukungku, menggingatkan, menyemangati, mendoakan dan tempat cerita keluh kesah saya selama pengerjaan skripsi.

4. Liky Elkin yang selalu menyemangati, mendoakan, mendukung dan tempat cerita keluh kesah saya selama pengerjaan skripsi.

5. Dosen pembimbingku, Ibu Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi saya selama proses penelitian, penyusunan dan penulisan skripsi dengan penuh kesabaran.

6. Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma.

(5)

v MOTTO

I can and I will, Watch it -Febriani Terra Suharjo-

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah

pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban

Kupun ringan. (Matius 11: 28-30)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

(Filipi 4:13)

UNLESS someone like you cares a whole awful lot, nothing is going to get better.

-Dr. Seuss-

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 April 2022 Penulis, Febriani Terra Suharjo

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Febriani Terra Suharjo

Nomor Induk Mahasiswa : 161134190

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SDK KABAR BAIK

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 5 April 2022 Yang menyatakan

Febriani Terra Suharjo

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SDK

KABAR BAIK Febriani Terra Suharjo Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan sumber belajar yang kurang bervariasi dan tidak adanya modul pembelajaran khusus terkait materi sistem pencernaan pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia untuk siswa kelas V SDK Kabar Baik dan mengetahui kualitas produk modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia untuk siswa kelas V SDK Kabar Baik.

Jenis penelitian yang digunakan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan prosedur pengembangan model ADDIE yang meliputi Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Subjek penelitian ini adalah satu dosen ahli, dua guru kelas V, 5 siswa kelas V SDK Kabar Baik, dan objek penelitian modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara, lembar kuesioner dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia masuk dalam kategori “sangat baik”.

Hal ini ditunjukkan dari rerata skor validasi 4,34 yang diperoleh dari dosen ahli IPA, dua guru kelas V dan lima siswa kelas V. Uji coba produk dilakukan secara terbatas pada 5 siswa. Hasil uji coba terbatas menunjukkan bahwa modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia siswa dapat memahami dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan skor pretest dan posttest yaitu 62,4 ke 74,6.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, modul pembelajaran IPA, sistem pencernaan pada manusia.

(9)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF SCIENCE-LEARNING MODULE OF HUMAN DIGESTIVE SYSTEM MATERIALS IN THE FIFTH GRADE OF SDK

KABAR BAIK

Febriani Terra Suharjo Sanata Dharma University

2021

This research is underlain by the existing problem of learning resources that are less varied and the absence of special learning modules related to the human digestive system material. This study aims to develop a science-learning module of human digestive system material in the fifth grade of SDK Kabar Baik and determine the quality product of the science-learning module of the human digestive system material in the fifth grade of SDK Kabar Baik.

The type of research used is research and development (R&D) model ADDIE which is Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation.

The subject of this research is one expert lecturer, two grade V teachers and five fifth-grade students of SDK Kabar Baik and the object of this research is the science-learning module of the human digestive system material. The instruments used were interview guidelines, questionnaire sheets, and test questions. The data analysis techniques used are qualitative and quantitative data.

The results showed that the product quality of the science learning module for the human digestive system was in the "very good" category. This is indicated by the mean score of 4.34 obtained from science expert lecturers, two fifth grade teachers and five fifth grade students. Product trials were limited to 5 students. The results of the limited trial show that with the science learning module on the human digestive system, students can understand the material related to the human digestive system well. This is indicated by an increase in the pretest and posttest scores from 62.4 to 74.6.

Keywords: research and development, science-learning modules, human digestive system.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajran IPA Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia Untuk Siswa Kelas V SDK Kabar Baik”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang sudah memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran dan terang Roh Kudus selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Tarsisius Sarkim,M.Ed., Ph.D. selaku dekan FKIP.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd selaku Kaprodi PGSD.

4. Dr. Rusmawan, S.Pd., M.Pd selaku Wakaprodi PGSD.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan mengajarkan saya selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

6. Kepala sekolah SDK Kabar Baik Ibu Thio Marie, M.Pd. K yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

7. Wali kelas V Bapak Stevannus Ade Kristianto, S.Pd. dan Ibu Henny Ratnawati S.Pd. yang telah membantu dalam uji coba instrumen.

8. Seluruh siswa kelas V SDK Kabar Baik yang telah membantu dalam uji coba produk.

9. Orang tuaku, Papa Suharjo dan Mama Tjendrawati yang selalu mendoakan, menyemangati, dan memberikan yang terbaik selama pengerjaan skripsi.

10. Saudariku, Johanna Tania Suharjo. S,Ak. dan Giovanni Anggasta Suharjo yang selalu menyemangati dan mendoakanku selama mengerjakan skripsi.

11. Pacarku, Liky Elkin yang selalu membantu, menyemangati dan mendoakanku selama pengerjaan skripsi.

(11)

xi

12. Teman, Sahabatku yang senantiasa ada disaat saya membutuhkan mereka dan rela membantu saya dalam penyusunan skripsi.

Peneliti menemukan banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini.

Walaupun demikian, kendala tersebut tidak membuat peneliti menyerah dan putus asa, melainkan menjadi semakin semangat dan tekun dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti memohon maaf apabila terapat kesalahan baik dalam sistematika, isi, dan hal lainnya dalam skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis,

Febriani Terra Suharjo

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 4

F. Spesifikasi Produk yang diharapkan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian pustaka ... 7

1.Teori yang mendukung ... 7

2.Hasil penelitian yang relevan ... 15

B. Kerangka Berpikir... 18

C. Pertanyaan Penelitian ... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

(13)

xiii

B. Setting Penelitian ... 22

1. Subjek Penelitian ... ``22

2. Objek Penelitian ... 23

3. Lokasi Penelitian ... 23

4. Waktu Penelitian ... 23

C. Prosedur Pengembangan ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Wawancara ... 26

2. Kuesioner ... 27

3. Tes ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

1. Pedoman wawancara ... 28

2. Pedoman Kuesioner Validasi Produk dan Uji Coba Produk (Terbatas) ... 29

3. Soal tes... 32

F. Teknik Analisis Data... 34

1. Teknik analisis data kuantitatif ... 34

2. Teknik analisis data kualitatif ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Prosedur Pemgembangan Produk Modul ... 36

2. Kualitas Pengembangan Produk Modul ... 53

B. Pembahasan ... 56

1. Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran... 56

2. Kualitas Modul Pembelajaran IPA ... 60

BAB V PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Keterbatasan Penelitian Pengembangan ... 64

C. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 68

Lampiran 1 SURAT PENELITIAN ... 69

Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN ... 71

Lampiran 3 DOKUMENTASI PENELITIAN ... 128

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 130

(14)

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Literature map Penelitian yang Relevan……….. 17 Bagan 3.1 Langkah-langkah Model ADDIE……… 21

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar wawancara dengan Guru kelas V……….………. 28

Tabel 3.2 Acuan skor kuesioner validasi produk ……… 29

Tabel 3.3 Instrumen kuesioner uji validasi produk validator ……….. 29

Tabel 3.4 Instrumen kuesioner uji coba produk ……….. 31

Tabel 3.5 Kisi-kisi soal pretest dan posttest……..………... 33

Tabel 3.6 Konversi nilai skala lima……….. 34

Tabel 3.7 Rumus penilaian akhir……….………... 34

Tabel 3.8 Rumus perhitungan nilai pretest dan posttest……….. 35

Tabel 4.1 Hasil validasi produk oleh 3 validator ………. 44

Tabel 4.2 Hasil validasi produk oleh 5 siswa kelas V ….…...………. 45

Tabel 4.3 Hasil rekapitulasi validasi produk ………...……..… 47

Tabel 4.4 Revisi produk …..……….………… 47

Tabel 4.5 Rekapitulasi perbandingan hasil nilai pretest dan posttest .…... 51

Tabel 4.6 Hasil validasi aspek isi produk oleh dosen ahli.………... 53

Tabel 4.7 Hasil validasi aspek desain produk oleh dosen ahli…….….…… 54

Tabel 4.8 Hasil validasi aspek desain oleh siswa……….. 55

Tabel 4.9 Hasil validasi aspek isi oleh siswa ………..………. 56

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Gambar cover……….……… 39

Gambar 4.2 Gambar kata pengantar……….. 40

Gambar 4.3 Gambar daftar isi………... 41

Gambar 4.4 Gambar pemetaan……….. 41

Gambar 4.5 Gambar materi modul pembelajaran... 42

Gambar 4.6 Gambar daftar pustaka……….……….. 43

(17)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Grafik perbedaan nilai pretest dan posttest……….. 52 Grafik 4.2 Perbedaan rerata nilai pretest dan posttest………... 52

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.1 Surat ijin penelitian………... 65

Lampiran 1.2 Surat keterangan telah melakukan penelitian………… 66

Lampiran 2.1 Hasil wawancara………... 67

Lampiran 2.2 Lembar validasi oleh validator………. 70

Lampiran 2.3 Hasil kuesioner peserta didik……….….. 79

Lampiran 2.4 Soal pretest……….. 94

Lampiran 2.5 Soal posttest………. 109

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal yang terpenting dalam meningkatkan hidup manusia.

Triwiyanto (2014: 66) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor yang berasal dari luar diri individu. Salah satu faktor yang berasal dari luar adalah peranan guru. Guru memiliki peranan dalam menyediakan suasana belajar yang menyenangkan. Guru harus mencari cara untuk membuat pelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan bahan ajar yang membuat siswa tertarik. Berbagai bentuk bahan ajar dapat diberikan kepada siswa guna mempermudah proses pembelajaran. Guru harus mampu memandu dan menciptakan proses pembelajaran agar dapat mencapai target kompetensi yang hendak dicapai. Terkait dengan hal tersebut maka bahan ajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas perlu diperhatikan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dan banyak istilah-istilah yang asing di telinga siswa khususnya kelas V adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA seharusnya diajarkan oleh guru secara tepat sesuai dengan perkembangan siswa supaya tercipta pembelajaran yang baik. Salah satu caranya menggunakan bahan ajar yang menyenangkan pula, yaitu bahan ajar yang membuat siswa tertarik dan senang mengikuti pelajaran di sekolah dalam situasi pandemi covid-19 ini. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan kata-kata dalam Bahasa Inggris yaitu “natural science”. Natural artinya berbuhungan atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, IPA atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang

(20)

2

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa, 2011:3). Fowler (dalam Trianto, 2012:136) mengemukakan bahwa IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gelaja kebendaan dan didasarkan atas pengamatan. Dalam mengajarkan IPA kepada siswa, banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi IPA.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti dengan wawancara kepada guru kelas V tanggal 4 Januari 2021, diperoleh data bahwa pemahaman siswa mengenai pelajaran IPA mengenai materi sistem pencernaan manusia masih tergolong rendah apalagi pada pandemi covid-19 yang mengharuskan untuk bersekolah dari rumah. Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa salah satu kendalanya adalah bahan ajar yang masih kurang lengkap karena untuk saat ini hanya menggunakan fasilitas teknologi saja untuk mengajar. Modul pembelajaran juga tidak ditemukan di sekolah ini. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari hasil wawancara, modul pembelajaran dapat dijadikan solusi dalam membantu siswa memahami materi pelajaran IPA karena melalui modul siswa dapat mempelajari materi lebih lengkap dan jelas. Daryanto (2013: 9) modul yang baik adalah modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik self-instruction dimana siswa dapat belajar secara mandiri baik di sekolah maupun di rumah sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya masing-masing. Manfaat pelaksanaan pembelajaran dengan bahan ajar modul lebih banyak melibatkan peran siswa secara individual yang akan menjadikan siswa lebih mudah memahami pelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia. Hal ini sejalan dengan pernyataan oleh Odang dkk (2020) menyatakan bahwa penggunaan modul pembelajaran di kelas memiliki pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan efektif digunakan sebagai bahan ajar di kelas. Guru sebagai fasilitator kegiatan belajar, hanya membantu siswa memahami tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi pelajaran, melakukan evaluasi, serta menyiapkan dokumen.

Modul pembelajaran adalah lembaran tertulis berisi materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipakai belajar siswa secara mandiri

(21)

3

(Wiyanto, 2012: 41). Modul pembelajaran adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan usia mereka, agar dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Prastowo, 2013: 106). Kelebihan modul pembelajaran diperkuat dengan pendapat Lasmiyanti dan Harta (2014: 164) yang menjelaskan bahwa modul pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yaitu (a) modul dapat memberikan umpan balik sehingga siswa mengetahui kekurangan dan segera melakukan perbaikan, (b) dalam modul ditetapkan tujuan pembelajaran yang jelas sehingga kinerja siswa belajar terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran, (c) modul yang didesain menarik, mudah untuk dipelajari, (d) modul bersifat fleksibel karena materi modul dapat dipelajari oleh siswa dengan cara dan kecepatan yang berbeda, (e) kerjasama dapat terjalin karena dengan modul dapat meminimalisir persaingan antara guru dan siswa, (f) remidi dapat dilakukan karena modul memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk dapat menemukan sendiri kelemahannya berdasarkan evaluasi yang diberikan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk berupa modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia untuk kelas V sekolah dasar. Modul IPA ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar, referensi tambahan selain buku paket yang telah disediakan di sekolah. Maka dari itu, peneliti mengambil judul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia Untuk Siswa Kelas V SDK Kabar Baik”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia yang dikembangkan untuk siswa kelas V SDK Kabar Baik?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia yang dikembangkan untuk siswa kelas V SDK Kabar Baik?

(22)

4 C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia yang dikembangkan untuk siswa kelas V SDK Kabar Baik.

2. Mengetahui kualitas modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia yang dikembangkan untuk siswa kelas V SDK Kabar Baik.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar menggunakan modul pembelajaran IPA, dapat melasanakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif pada materi sistem pencernaan pada manusia.

2. Bagi Guru

Guru memperoleh referensi dan semakin menyadari pentingnya penggunaan modul pembelajaran IPA untuk menunjang pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Dapat menambah wawasan baru sekolah dan kemajuan tentang penggunakan modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia untuk kelas V, sehingga sekolah dapat mengembangkan modul pembelajaran IPA sebagai pendukung untuk mengoptimalkan pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman untuk merancang dan membuat modul pembelajaran IPA sebagai pendukung pembelajaran. Peneliti juga memperoleh pengalaman untuk melakukan penelitian Research and Development (R&D) dalam upaya mengembangkan modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia kelas V SDK Kabar Baik.

E. Definisi Operasional

1. Modul pembelajaran adalah lembaran tertulis berisi materi yang disusun secara sistematis dengan sumber-sumber belajar, bahasa yang mudah dipahami untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus, jelas

(23)

5

dan digunakan secara mandiri (belajar sendiri) dengan bantuan/bimbingan minimal dari guru.

2. Sistem pencernaan pada manusia adalah proses pengolahan makanan menjadi zat- zat makanan yang dapat diserap oleh darah dan menjadi energi bagi tubuh.

Kemudian sisa-sisa makanan dikeluarkan dari dalam tubuh.

3. Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang berhubungan dengan gejala-gejala alam, perkembangannya ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah serta didasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan manusia.

F. Spesifikasi Produk yang diharapkan

Produk yang dikembangkan adalah modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia kelas V SDK Kabar baik. Modul pembelajaran IPA yang dibuat memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Modul pembelajaran IPA dikembangkan berdasarkan pemetaan kompetensi dasar menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia. Kompetensi dasar dijabarkan menjadi delapan indikator yaitu a. Mengidentifikasi organ pencernaan pada manusia, b. Menganalisis fungsi organ pencernaan pada manusia, c. Mengurutkan proses mekanisme masuknya makanan pada organ pencernaan manusia, d.

Menganalisis enzim-enzim yang terdapat pada organ pencernaan manusia, e.

Menganalisis gejala penyakit-penyakit pada organ pencernaan manusia, f.

Menyimpulkan penyakit-penyakit pada organ pencernaan manusia, g. Menganalisis makanan dan zat makanan bagi kesehatan organ pencernaan manusia, dan h.

Menyimpulkan cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia.

2. Modul pembelajaran IPA dikembangkan dalam ukuran A4 atau panjang 29,7 cm dan lebar 21 cm dengan kolase portrait, jenis kertas menggunakan kertas art karton 210gsm untuk bagian sampul modul, kertas HVS 100 gr untuk bagian isi modul.

Penyusunan dan pembuatan menggunakan aplikasi corelDraw 2018, font yang digunakan dalam modul ini hobo std dan comic sans dengan ukuran yang berbeda.

(24)

6

3. Pengembangan produk ini dicetak dengan warna yang sesuai pada isi buku dengan jumlah 36 halaman.

4. Pengembangan produk modul pembelajaran IPA ini berisi kata pengantar, daftar isi, tema pembelajaran sistem pencernaan serta gambar organ pencernaan pada manusia (gambar diperoleh dari informasi yang ada di internet pada website tertentu yang terpercaya), dan soal-soal mengenai sistem pencernaan pada manusia.

5. Modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia ini memiliki karakteristik sebagai berikut: a. modul memiliki program pembelajaran yang utuh dan sistematis, b. modul mengandung tujuan, c.memiliki latihan-latihan soal. d.

penjelasan materi yang lengkap.

(25)

7 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian pustaka

1. Teori yang mendukung a. Modul Pembelajaran

1) Pengertian Modul Pembelajaran

Wiyanto (2012: 41) mengemukakan bahwa modul pembelajaran adalah lembaran tertulis berisi materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipakai belajar siswa secara mandiri. Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan usia mereka, agar dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Prastowo, 2013: 106).

Nasution (1982: 205) menjelaskan modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit lengkap yang berdiri sendiri atau terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Winkel (dalam Susilo,dkk, 2016:51) mengemukakan bahwa modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri self-instructional. Sedangkan Anwar (2010: 46) mendeskripsikan modul pembelajaran merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik dimana di dalam modul pembelajaran tersebut mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri (belajar sendiri) untuk dapat mencapai kompetensi yang diharapkan secara mandiri.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah lembaran tertulis berisi materi yang disusun secara sistematis dengan sumber-sumber belajar, bahasa yang mudah dipahami untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus, jelas dan digunakan secara mandiri (belajar sendiri) dengan bantuan/bimbingan minimal dari guru.

(26)

8 b. Karakteristik Modul Pembelajaran

Daryanto (2013: 9) menjelaskan modul yang baik adalah modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik sebagai berikut:

a) Self-instruction

Karakteristik yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakteristik self-instruction, modul harus memuat tujuan pembelajaran yang jelas, memuat materi yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/ spesifik, terdapat soal-soal latihan, konstektual, menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif, dan terdapat rangkuman materi pembelajaran.

b) Self-contained

Modul dikatakan self-contained apabila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara tuntas.

c) Stand alone

Stand alone merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar lain. Dengan menggunakan modul, siswa tidak perlu bahan ajar lain untuk mempelajari ataupun mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika siswa masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang stand alone (berdiri sendiri).

d) Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Modul bersifat adaptif artinya dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta fleksibel digunakan di berbagai perangkat.

e) User friendly

Modul hendaknya user friendly (bersahabat/akrab) dengan penggunanya.

Setiap instruksi dan paparan informasi harus bersifat membantu dan bersahabat dengan penggunanya, termaksuk kemudahan pengguna dalam merespon dan

(27)

9

mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan istilah umum digunakan merupakan salah satu produk bentuk user friendly.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penyusunan sebuah modul perlu diperhatikan karakteristik-karakteristik didalamnya, yang bisa meliputi materi yang akan dipelajari, kesesuaian bahasa dan juga informasi referensi/ pengayaan yang digunakan.

2) Karakteristik modul pembelajaran yang baik untuk siswa SD

Prastowo (2013: 209-210) menjelaskan terdapat tujuh karakteristik modul yaitu: (1) modul dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri, (2) modul merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis, (3) modul mengandung tujuan, (4) bahan atau kegiatan dan evaluasi, (5) modul disajikan secara komunikatif dua arah, (6) modul diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran guru, (7) modul memiliki cakupan bahasan terfokus dan terukur, modul mementingkan aktivitas belajar pemakai.

Dari beberapa karakteristik di atas, modul yang peneliti kembangkan akan mencakup beberapa karakteristik untuk siswa SD di dalamnya yaitu: (1) modul merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis, (2) modul mengandung tujuan, (3) bahan atau kegiatan dan evaluasi. (4) modul diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran guru, (5) modul memiliki cakupan bahasan terfokus dan terukur, modul mementingkan aktivitas belajar pemakai.

c. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) 1) Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan kata-kata dalam Bahasa Inggris yaitu “natural science”. Natural artinya berbuhungan atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, IPA atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa- peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa, 2011:3). Banyak definisi-definisi tentang IPA akan tetapi dalam mendefinisikannya tidaklah mudah karena pengertian IPA sering kurang dapat digambarkan secara lengkap. Pendapat lain

(28)

10

juga dikemukakan oleh Wahyana (dalam Trianto, 2012:136) yang mendefinisikan IPA sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya terbatas gejala-gejala alam, perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Fowler (dalam Trianto, 2012:136) mengemukakan bahwa IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala- gelaja kebendaan dan didasarkan atas pengamatan.

Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarik kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Selain itu, dapat dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gelaja melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen penting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2012:141).

IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang sudah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum dan teori-teori IPA (Susanto, 2013:168).

IPA sebagai proses, adalah untuk menggali dan memahami pengetahuan alam.

Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses IPA.

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan (Susanto, 2013:168-169).

IPA sebagai sikap, sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran IPA.

Menurut Sulistyorini (dalam Susanto, 2013:169) ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, bepikir bebas dan kedisplinan diri.

Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip dan proses yang dapat menumbuhkan sikap

(29)

11

ilmiah siswa terhadap konsep IPA. Pembelajaran IPA harus memberikan pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana (Susanto, 2013: 170-171).

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang berhubungan dengan gejala-gejala alam, perkembangannya ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah serta didasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan manusia.

2) Pembelajaran IPA di SD

IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013:165). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika (Susanto, 2013:171). Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan IPA, siswa sekolah dasar harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bersikap terhadap alam sehingga dapat mengetahui gejala-gejala yang terjadi di alam (Susanto, 2013:170). Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut BSNP (2006:162) sebagai berikut:

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

(30)

12

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan Pendidikan ke SMP/Mts.

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di SD memiliki empat ruang lingkup.

Ruang lingkup tersebut meliputi: (1) makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, (2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, (3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana, (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya (BSNP, 2006:152). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil ruang lingkup yang pertama yaitu makhluk hidup dan proses kehidupan, khususnya pada materi sistem pencernaan pada manusia untuk kelas V SD.

d. Materi sistem pencernaan pada manusia

Setiap makhluk hidup memiliki beberapa proses dalam kehidupannya. Salah satu proses yang terjadi pada makhluk hidup adakah proses pencernaan. Pada setiap kehidupan mahluk hidup memerlukan makanan, demikian pula dengan manusia.

Makanan dapat diserap oleh manusia melalui proses pencernaan. Sistem pencernaan makanan pada manusia meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan adalah alat-alat yang dilalui oleh makanan, sedangkan kelenjar pencernaan adalah bagian yang menghasilkan enzim untuk membantu mencerna makanan (Sumarwan, 2007:51). Dalam penelitian ini peneliti mengambil KD 3.3 menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia.

1) Proses pencernaan pada manusia

Proses pencernaan pada manusia menurut Hermana (2009:15) pada tahap pertama, makanan masuk ke dalam mulut yang akan dibantu oleh gigi untuk memotong, mengigit dan menghancurkan sehingga mudah ditelan. Priyono, Martini dan Amin (2009:20) mengatakan gigi terdiri atas tiga macam yaitu:

a) Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan, b) Gigi taring untuk mengkoyak-koyakan makanan,

c) Gigi geraham untuk mengunyah dan melumatkan makanan.

(31)

13

Hermana (2009: 15) mengatakan bahwa gigi dibantu oleh air liur yang dihasilkan oleh kelenjar air liur. Air liur membasahi makanan, sehingga makanan menjadi lunak dan mudah ditelan. Dalam air liu terdapat enzim ptyalin. Fungsi enzim ptyalin mengubah karbohidrat atau zat tepung menjadi zat gula.

Tahap kedua, otot kerongkongan akan menekan dan mendorong makanan menuju lambung. Otot kerongkongan bekerja dengan Gerakan meremas, memijit dan mendorong makanan. Gerakan tersebut disebut gerakan peristaltik.

Tahap ketiga, setelah melewati kerongkongan makanan akan masuk ke dalam lambung. Lambung menghasilkan getah lambung yang menghasilkan asam klorida. Lambung juga menghasilkan enzim pepsin dan renin. Asam klorida berfungsi menghancurkan kuman dan bibit penyakit yang membahayakan tubuh.

Enzim pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton. Enzim renin berfungsi mengendapkan protein susu menjadi kasein.

Tahap keempat, makanan yang sudah dicerna oleh lambung akan masuk ke dalam usus halus. Usus halus terjadi dua proses pencernaan makanan yaitu pencernaan secara kimiawi dan penyerapan sari makanan. Makanan yang sudah dicerna dengan bantuan enzim dari hati, kantong empedu, dan pankreas. Hati mematikan racun yang terdapat dalam makanan. Hati juga menghasilkan empedu.

Empedu menghancurkan lemak dalam usus. Pankreas menghasilkan enzim amilase, lipase, dan tripsin. Enzim amilase berfungsi untuk mengubah zat tepung menjadi gula. Enzim lipase berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim tripsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton.

Tahap kelima, Hermana (2009: 17) mengatakan sisa makan yang tidak diperlukan oleh tubuh dialirkan ke usus besar. Di dalam usus besar terjadi penyerapan air dan garam mineral. Selanjutnya makanan akan mengalami proses pembusukan oleh bakteri pembusuk di dalam usus besar. Fungsi usus besar yaitu sebagai tempat untuk menampung sisa-sisa makanan yang sudah tidak dapat dicerna kembali.

Tahap keenam, anus merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu di rectum.

Selanjutnya feses akan dikeluarkan melalui anus.

(32)

14 2) Gangguan pada sistem pencernaan

a) Diare, penyakit yang disebabkan oleh seringnya buang air besar dengan kondisi feses yang encer. Diare terjadi akibat makanan dan minuman yang terkena bakteri. Gejala lainnya dapat menyebabkan dehidrasi, pusing, lemas, perut terasa mulas dan kulit kering.

b) Sariawan adalah peradangan yang berupa pembengkakan dibagian bibir, gusi hingga lidah. Sariawan disebabkan oleh luka, virus, penggunaan obat kumur yang mengandung bahan pengering.

c) Maag, gejala penyakit berupa rasa nyeri dan panas yang terjadi pada lambung yang disebabkan oleh sejumlah kondisi. Salah satunya adalah tukak lambung.

d) Radang tenggorokan, penyakit yang menyebabkan kesulitan dalam menelan dan biasanya timbul rasa perih di dada. Radang tenggorokan bisa dipicu oleh beberapa sebab seperti naiknya asam lambung ke kerongkongan.

e) Wasir, kondisi pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah yang ada di usus besar bagian akhir (rectum)/ anus. Wasir disebabkan oleh diare yang berkepanjangan dan terlalu banyak mengangkat beban berat.

f) Usus buntu, merupakan peradangan usus buntu (apendiks) yang meyebabkan penderita mengalami infeksi sehingga bakteri cepat berkembang. Gejalanya terasa nyeri perut kanan bagian bawah, kehilangan nafsu makan, perut terasa kembung, tidak bisa buang gas, mual, diare, dan demam.

3) Cara menjaga Kesehatan pencernaan pada manusia a) Melakukan aktivitas

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur berdampak baik bagi sistem pencernaan. Gerakan membantu makanan tercerna dengan baik.

b) Tetap terhidrasi

Minum air bermanfaat untuk mencegah konstipasi dan masalah pencernaan lainnya.

c) Pilah pilih makanan

Pilihlah makanan yang benar-benar sehat tanpa mengandung pemanis, pengawet, perasa atau penambahan sodium yang membuat makanan menjadi

(33)

15

gurih dan menggiurkan. Karena tambahan pada makanan dapat menyebabkan gangguan pencernaan.

d) Perkaya asupan serat

Serat bermanfaat untuk membantu memperlancar dan membantu gangguan percernaan yang dialami oleh tubuh.

2. Hasil penelitian yang relevan

Peneliti menggunakan tiga penelitian terdahulu yang relevan untuk mendukung penelitian ini dilakukan. Penelitian tersebut dibuat oleh I Gusti dkk, Sari dkk, dan Rona dkk.

Penelitian pertama yang dilakukan oleh I Gusti, I Wayan, dan Wayan S (2013) yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Konstekstual Untuk Kelas V SD Negeri 2 Semapura Tengah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa modul pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas V semester genap di SD Negeri 2 Semapura Tengah yang teruji kelayakan dan keunggulan untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah menggunakan model pengembangan modul Santyasa. Hasil yang diperoleh dari ahli isi, ahli media, dan ahli desain menyatakan bahwa modul pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual yang dikembangkan sudah valid. Sebanyak 30 siswa kelas V dijadikan sampel penelitian dalam uji lapangan terbatas. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t memberikan hasil t hitung (13,3718) lebih besar dari nilai t tabel (1,899). Nilai rata- rata posttest (81,67) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pretest (52,33). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul sebagai produk pengembangan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Sari, Muhsinah, dan Wilda (2018) berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Hubungan Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Berbasis Pendekatan Kontekstual”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul pembelajaran IPA materi

(34)

16

makhluk hidup dan lingkungannya berbasis pendekatan kontekstual yang berkualitas ditinjau dari validasi ahli dan uji coba kepada siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development) menggunakan prosedur pengembangan model ADDIE (analysis, design, development, implementation, evaluation). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV-B SD Negeri 033 Tarakan dengan jumlah 24 siswa. Kriteria kualitas modul IPA materi hubungan makhluk hidup dan lingkungannya, dilihat hasil validasi materi 98% (sangat valid), validasi desain 87.5% (sangat valid), validasi bahasa 97% (sangat valid), validasi konstruk 100% (sangat valid) dan validasi praktisi 88% (sangat valid), sehingga rata-rata hasil validasi memperoleh persentase sebesar 94% (sangat valid). Berdasarkan angket respon siswa diperoleh 93%

(sangat baik) Berdasarkan yang telah dipaparkan bahwa modul IPA berbasis pendekatan kontekstual yang telah dikembangkan berkualitas dan layak diujicobakan.

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Rona, Siska dan Retno (2019) yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Pendekatan Kontruktivisme Untuk Kelas V SD”. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang dilakukan di kelas V SD Negeri 07 Lubuk Jantan Kabupaten Tanah Datar. Hasil validasi modul pembelajaran IPA berbasis pendekatan kontruktivisme pada materi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup untuk kelas V SD Negeri 07 Lubuk Jantan yang telah dikembangkan dinyatakan sangat valid dengan rerata 3,7. Praktikalitas modul pembelajaran IPA berbasis pendekatan kontruktivisme pada materi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup urnuk kelas V SD Negeri 07 Lubuk Jantan yang telah dikembangkan dinyatakan sangat praktis dengan rata-rata persentase kepraktisan 91% oleh pendidik dan dinyatakan sangat praktis dengan rata-rata persentase kepraktisan 91% oleh peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran IPA berbasis pendekatan kontruktivisme yang dikembangkan sangat praktis.

(35)

17

Ketiga penelitian terdahulu di atas meneliti produk modul pembelajaran IPA.

Relevansi dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah persamaan penelitian pertama dengan yang dilakukan peneliti mengembangkan modul pembelajaran IPA, sedangkan perbedaannya yakni peneliti menggunakan model ADDIE sedangkan penelitian terdahulu berbeda. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang kedua adalah modul pembelajaran IPA dan model yang diterapkan yaitu model ADDIE, sedangkan perbedaanya adalah materi yang disampaikan. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang ketiga adalah modul pembelajaran IPA, sedangkan perbedaannya pada pendekatan dan materi yang disampaikan. Dari ketiga penelitian di atas, peneliti belum menemukan penelitian yang menggabungkan antara produk modul pembelajaran IPA dengan materi sistem pencernaan pada manusia menggunakan model ADDIE. Maka dari itu, peneliti mengembangkan produk modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia untuk siswa kelas V SD.

Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map yang dijabarkan pada bagan 2.1

Bagan 2.1 literature map dari penelitian-penelitian yang relevan I Gusti, I Wayan, dan Wayan S (2013)

“Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Konstekstual Untuk Kelas V SD Negeri 2

Semapura Tengah”.

Sari, Muhsinah, dan Wilda (2018)

“Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Hubungan Makhluk Hidup Dan Lingkungannya

Berbasis Pendekatan Kontekstual”.

Rona, Siska dan Retno (2019)

“Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Pendekatan Kontruktivisme Untuk Kelas V SD”.

Pengembangan Modul Pembelajaran

IPA Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia Kelas V SDK Kabar Baik

(36)

18 B. Kerangka Berpikir

Secara umum IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa- peristiwa yang terjadi di alam. Sistem pencernaan manusia merupakan salah satu materi pembelajaran IPA di kelas V. Materi tersebut berisi keterangan mengenai organ-organ yang berperan aktif dalam pencernaan manusia dan fungsinya masing- masing. Materi sistem pencernaan merupakan materi yang masih dianggap sulit oleh siswa karena adanya proses pencernaan terjadi di dalam tubuh yang tidak bisa siswa lihat namun bisa dipelajari sehingga guru juga diharapkan dapat menggunakan bahan ajar yang mendukung materi tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan ajar yang dapat membantu siswa agar mudah dalam memahami materi yang dipelajari salah satunya yakni modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia.

Modul pembelajaran adalah lembaran tertulis berisi materi yang disusun secara sistematis dengan sumber-sumber belajar, bahasa yang mudah dipahami untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus, jelas dan digunakan secara mandiri (belajar sendiri) dengan bantuan/bimbingan minimal dari guru. Penggunaan modul pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Modul pembelajaran materi sistem pencernaan pada manusia juga dapat dijadikan bahan ajar guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan karakteristik modul yang memuat materi yang jelas, bahasa yang sederhana, lengkap, dan menarik.

Berdasarkan paparan di atas, penelitian dilakukan untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam memahami materi sistem pencernaan pada manusia. Produk penelitian ini berfokus pada kompetensi dasar berupa modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia.

Penelitian ini akan dilakukan terhadap siswa kelas V tahun ajaran 2020/2021. Oleh karena itu, jika modul ini digunakan dalam pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia, siswa diharapkan akan lebih mudah dalam memahami materi sistem pencernaan pada manusia.

(37)

19 C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi sistem organ pencernaan pada manusia yang dikembangkan untuk siswa kelas V?

2. Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA materi sistem organ pencernaan pada manusia menurut dosen ahli pembelajaran IPA?

3. Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA materi sistem organ pencernaan pada manusia menurut guru?

4. Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA materi sistem organ pencernaan pada manusia menurut siswa?

(38)

20 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau yang sering dikenal dengan Research and Development (R and D). penelitian dan pengembangan adalah kajian yang sistematis tentang bagaimana membuat rancangan suatu produk, mengembangkan atau memproduksi rancangan tersebut, dan mengevaluasi kinerja produk tersebut, dengan tujuan dapat diperoleh data yang empiris yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat produk, alat- alat dan model yang dapat digunakan dalam pembelajaran atau non pembelajaran (Sugiyono, 2011:29). Tidak berbeda dengan pendapat tersebut, Sukmadinata (2007:164) mengatakan bahwa metode research and development yaitu suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian untuk merancang dan mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk dengan memperhatikan data yang empiris sebagai dasar pembuatan produk yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian ini menggunakan model penelitian pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) yang merupakan suatu model yang di dalamnya mempresentasikan tahapan-tahapan secara sistematika (tertata) dan sistemis dalam penggunaan bertujuan untuk tercapainya hasil yang diinginkan. Tujuan utama model pengembangan ini digunakan untuk mendesain dan mengembangkan sebuah produk yang efektif dan efesien (Benny,

2016:23). Menurut Tegeh, dkk. (2014: 41) mengatakan bahwa model pengembangan ADDIE dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran. Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

(39)

21

pembelajaran. Model penelitian dan pengembangan ADDIE terdiri lima langkah yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi (implementation) dan (5) evaluasi (evaluate).

Adapun langkah-langkah penelitian pengembangan model ADDIE di bagan 3.1.

Bagan 3.1 Tahapan Model ADDIE

Langkah-langkah model ADDIE pada gambar di atas dijelaskan dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Analisis (Analysis)

Tahapan pertama dalam model ADDIE yaitu analisis. Tahap ini merupakan kegiatan utama yang perlu dilakukan. Tahap analisis memiliki 3 hal pokok yaitu kompetensi, karakteristik siswa, dan analisis materi. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan kebutuhan penelitian yaitu a) melakukan analisis kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa setelah menggunakan produk pengembangan, b) melakukan analisis karakteristik siswa tentang belajarnya, c) melakukan analisis materi sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dalam hal ini, tahap analisis dilakukan untuk mendapatkan masalah-masalah dan kebutuhan dalam penelitian pengembangan.

2. Perancangan (Design)

Tahapan kedua dalam model ADDIE yaitu perancangan. Tahap perancangan dilakukan dengan kerangka acuan yaitu siswa, tujuan, metode, dan evaluasi. Dalam tahap merancang pembelajaran difokuskan pada kegiatan pemilihan materi sesuai dengan karakteristik siswa dan tuntutan kompetensi. Setelah mendapatkan materi,

Analyze

Evaluate Design

Implementation

Develop

(40)

22

menerapkan strategi pembelajaran serta merancang bentuk dan evaluasi yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan.

3. Pengembangan (Development)

Tahapan ketiga dalam model ADDIE yaitu pengembangan (development).

Tahap pengembangan adalah kegiatan menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam bentuk nyata (fisik). Kegiatan tahap pengembangan dilakukan a) pencarian dan pengumpulan segala sumber atau referensi yang dibutuhkan untuk pengembangan materi, b) pembuatan bagan dan tabel-tabel pendukung, c) pembuatan gambar- gambar ilustrasi, pengetikan, pengaturan layout, serta d) penyusunan instrumen evaluasi dan lain-lain.

4. Implementasi (Implementation)

Tahapan keempat dari model ADDIE yaitu implementasi. Tahap ini merupakan hasil pengembangan diterapkan dalam pembelajaran untuk mengetahui kualitas produk terhadap proses pembelajaran. Kualitas produk pengembangan meliputi tiga aspek yaitu a) efektif, produk pengembangan dapat mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan, b) menarik, produk pengembangan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, c) efisien, dalam pengembangan produk menggunakan segala sumber, waktu, dan tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

5. Evaluasi (Evaluate)

Tahap terakhir dalam tahapan model ADDIE adalah evaluasi. Evaluasi terbagi menjadi dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data setiap tahap yang digunakan untuk penyempurnaan. Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah satu dosen ahli, dua guru kelas V, dan 5 siswa kelas V tahun ajaran 2020/2021 di SDK Kabar Baik.

(41)

23 2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah modul pembelajaran IPA. Modul ini berisikan organ-organ pencernaan pada tubuh manusia beserta fungsinya, zat-zat makanan, enzim yang terdapat pada organ pencernaan pada manusia, cara menjaga kesehatan organ pencernaan dan penyakit-penyakit pada organ pencernaan. Modul ini dirancang untuk membantu siswa kelas V dalam mempelajari mata pelajaran IPA materi sistem organ pencernaan pada manusia.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SDK Kabar Baik. SDK Kabar Baik terletak di ruko Harapan Baru Regency blok G no 7A, Bekasi barat, Jawa barat. Peneliti memilih SDK Kabar Baik sebagai tempat uji coba lapangan terbatas karena di SD tersebut masih minim menggunakan modul pembelajaran ketika pembelajaran di kelas.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Agustus 2020 hingga Januari 2022.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini mengacu kepada model penelitian dan pengembangan model ADDIE.

Model ADDIE memiliki lima tahap yaitu: (1) analysis (analisis), (2) design (perancangan), (3) development (pengembangan), (4) implementation (implementasi), (5) evaluation (evaluasi). Pengembangan dalam penelitian ini menghasilkan produk berupa modul pembelajaran IPA sistem organ pencernaan pada manusia kelas V SD. Berikut penjabaran dari lima langkah penelitan pengembangan yang dilakukan peneliti:

1. Analisis (analysis)

Tahap pertama yang dilakukan peneliti yaitu analisis kebutuhan. Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan informasi melalui wawancara kepada guru kelas V SD.

Analisis kebutuhan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang

(42)

24

terjadi pada proses pembelajaran IPA, ketersediaan bahan ajar yang digunakan, dan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA.

Hasil kegiatan wawancara kemudian dianalisis. Peneliti memperoleh informasi bahwa terdapat beberapa materi yang dianggap sulit untuk siswa pada pembelajaran IPA salah satunya materi sistem pencernaan pada manusia. Selain itu, guru juga belum pernah menggunakan modul pembelajaran sebagai bahan ajar dikarenakan belum adanya modul pembelajaran IPA terutama materi sistem pencernaan pada manusia di sekolah dasar. Berdasarkan hal tersebut peneliti berniat mengembangkan modul pembelajaran IPA yang digunakan untuk siswa kelas V sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan.

2. Perancangan (design)

Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah perancangan. Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah dilakukan pada tahap pertama, modul yang dirancang digunakan sebagai solusi pemecahan masalah. Peneliti akan mengembangkan modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia untuk kelas V sekolah dasar. Peneliti mempelajari modul pembelajaran tentang materi sistem pencernaan pada manusia dengan cara mencari ide modul pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya. Data atau informasi yang diperoleh akan mempermudah peneliti dalam proses pembuatan produk. Produk modul pembelajaran ini terdiri dari materi-materi sistem pencernaan pada manusia yang dipersingkat tetapi masih jelas dalam penyampaiannya. Modul ini terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, isi materi, dan latihan soal. Isi modul yang akan dibahas yaitu zat-zat makanan, organ pencernaan, urutan mekanisme makanan masuk ke dalam tubuh, enzim-enzim yang terdapat dalam organ pencernaan, penyakit-penyakit pencernaan dan cara menjaga kesehatan organ pencernaan. Selanjutnya dalam tahap perancangan ini, dilakukan evaluasi untuk melanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu pengembangan.

3. Pengembangan (development)

Tahap ketiga dalam penelitian ini ialah pengembangan. Pada tahapan ini peneliti mulai menyusun produk modul pembelajaran dengan mengumpulkan informasi dari segala sumber agar isi buku yang dibuat menjadi lengkap. Mulai dari

(43)

25

tampilan atau desain modul pembelajaran sampai isi yang harus dimuat di dalamnya. Peneliti mencari materi dan gambar dari buku dan sumber web yang terpercaya. Produk modul pembelajaran ini terdiri dari materi-materi sistem pencernaan pada manusia yang dipersingkat tetapi masih jelas dalam penyampaiannya. Produk dibuat menggunakan corelDraw 2018 dengan jenis huruf Comic Sans MS dan Hobo Std. Produk modul dicetak menggunakan kertas menggunakan kertas art karton 210gsm untuk bagian sampul modul, kertas HVS 100gr untuk bagian isi modul. Peneliti menyusun cover modul berdasarkan keserasian warna, penataan gambar dan penataan tulisan. Sementara anatomi buku yaitu ukuran buku, teknik pengerjaan, jumlah halaman, tata letak, jenis dan ukuran huruf, serta spasi di dalam buku. Peneliti juga menyusun instrumen validasi yang akan diberikan kepada validator yaitu satu dosen ahli, dua guru kelas V dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Validasi produk oleh ahli merupakan evaluasi formatif. Validasi ini dilakukan untuk memperbaiki produk sebelum masuk tahap implementasi. Setelah memvalidasi, peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil validasi modul dari validator.

4. Implementasi (implementation)

Tahapan keempat dalam penelitian ini ialah implementasi. Pada tahap ini hasil dari pengembangan produk yang sudah divalidasi diterapkan kepada siswa. Produk yang sudah dikembangkan oleh peneliti diujicobakan kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar secara terbatas. Saat melakukan uji coba peneliti membimbing siswa dengan mengenalkan modul pembelajaran secara offline. Sebelum masuk penjelasan mengenai modul pembelajaran, peneliti memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal. Selanjutnya siswa diminta untuk melihat dan mempelajari modul pembelajaran. Setelah kegiatan uji coba selesai, peneliti memberikan posttest dan kuesioner tanggapan siswa.

5. Evaluasi (evaluation)

Pada tahap ini, evaluasi terbagi menjadi dua yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Peneliti mendapatkan evaluasi formatif dari hasil validasi guru dan dosen ahli kemudian peneliti melakukan revisi. Sedangkan evaluasi sumatif

(44)

26

yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara pengerjaan soal pretest dan posttest, serta mengisi kuesioner tanggapan mengenai kemenarikan produk oleh siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal penting dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2015: 308). Menurut Widoyoko (2015: 53) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan kuisioner, observasi, wawancara, tes, dan analisis dokumen (Widoyoko, 2015: 33). Sementara itu, menurut Sugiyono (2015: 194) teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, observasi, dan gabungan ketiganya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner dan tes.

1. Wawancara

Wawancara merupakan jenis pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233). Sementara Widoyoko (2012: 40) mengemukakan bahwa wawancara adalah suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diinterview dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Berdasarkan pendapat dari kedua ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa wawancara adalah jenis pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

Menurut Widoyoko (2012:42) ada beberapa sifat wawancara yakni: (1) Wawancara terstruktur (wawancara yang dilakukan dengan pedoman yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data). (2) Wawancara tidak terstruktur atau terbuka (wawancara ini bebas dimana pewawancara tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data). Berdasarkan kebutuhan dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan jenis wawancara yakni wawancara secara terstruktur.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan dari 18 galur yang diuji menunjukkan tingkat ketahanan yang bervariasi dari tahan sampai dengan rentan (Tabel 2) Gejala serangan blas pada daun yang

Terdapat enam prinsip motivasi menurut Flemming dan Levie[7] yang menjadi acuan ketika mendesain teks dan gambar yang digunakan dalam menyajikan pesan pembelajaran

perintah, simpan untuk menyimpan data pemesanan rumah yang baru, hapus untuk menghapus data pemesanan rumah lama, ubah untuk mengubah data pemesanan rumah,

Distribusi nilai harga diri berdasarkan prestasi belajar pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Riau, yaitu seluruh mahasiswa yang memiliki IPK

Tahapan dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan perencanaan yang meliputi perencanaan ke- giatan penelitian, kemudian pelaksanaan tindakan, melakukan observasi,

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.. Universitas

Pati jagung dan Corn Gluten Meal (CGM), air, CMC, garam, baking powder (formulasi terbaik atau optimum dengan substitusi maizena Pencampuran, pengukusan,

Berikut adalah data Volume Penjualan (juta unit) Mobil dihubungkan dengan variabel biaya promosi ( X 1 dalam juta rupiah/tahun) dan variabel biaya penambahan asesoris ( X 2