• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran

Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi model ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (analisis), Design (perancangan), Development (pengembangan), Implementation (implementasi) dan Evaluation (evaluasi).

57

Prosedur penelitian dan pengembangan menggunakan model yang dikembangkan oleh Tegeh,dkk. Berdasarkan landasan filosofi pendidikan penerapan ADDIE harus bersifat student center, inovatif, otentik dan inspiratif. Tahap-tahap proses dalam model ADDIE memiliki kaitan satu sama lain, oleh karenanya penggunaan model ini perlu dilakukan secara bertahap dan menyeluruh untuk menjamin terciptanya produk pembelajaran yang efektif (Robert, 2009:2). Materi yang digunakan peneliti adalah sistem pencernaan pada manusia.

Proses pelaksanaan penelitian dan pengembangan produk ini diawali dengan analisis. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara melakukan wawancara. Wawancara merupakan jenis pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, peneliti dapat menyimpulkan bahwa bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran kurang memadai. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pada saat pandemi covid-19 sehingga sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan zoom, google meets dan canva sebagai media pembelajaran. Peneliti juga tidak menemukan modul pembelajaran untuk siswa. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk mengembangkan modul pembelajaran karena di sekolah belum ada bahan ajar tersebut. Hasil wawancara juga menjelaskan bahwa siswa tertarik dan antusias belajar ketika guru menggunakan buku yang berwarna. Peneliti juga menemukan kesulitan pada pelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia. Modul juga dapat dipelajari kembali oleh siswa ketika merasa kesulitan dan bisa membantu siswa belajar secara mandiri. Modul pembelajaran adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan usia mereka, agar dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Prastowo, 2013: 106). Oleh karena itu, peneliti mencoba mengembangkan modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia untuk membantu siswa belajar secara mandiri.

Pengembangan modul pembelajaran berisi materi dilengkapi dengan gambar untuk

58

memperjelas materi, tulisan yang jelas, menarik dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.

Tahap kedua dalam penelitian dan pengembangan ini adalah design (desain).

Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah dilakukan pada tahap pertama, modul yang dirancang digunakan sebagai solusi pemecahan masalah. Peneliti akan merancang modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia untuk kelas V sekolah dasar. Peneliti mempelajari modul pembelajaran tentang materi sistem pencernaan pada manusia.

Data atau informasi yang diperoleh akan mempermudah peneliti dalam proses pembuatan produk. Modul ini terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, isi materi, dan latihan soal. Isi modul yang dibahas yaitu mengenai zat-zat makanan, organ pencernaan, urutan mekanisme makanan masuk ke dalam tubuh, enzim-enzim yang terdapat dalam organ pencernaan, penyakit-penyakit pencernaan dan cara menjaga kesehatan organ pencernaan. Komponen yang disajikan dalam modul yakni sampul modul, kata pengantar, daftar isi, pemetaan, isi materi, latihan soal dan daftar pustaka. Modul pembelajaran juga menggunakan bahasa yang jelas, lugas dan mudah dipahami.

Tahap ketiga dalam penelitian dan pengembangan ini adalah development (pengembangan). Setelah melalui tahap desain, pada tahap ini peneliti mengembangkan hasil desain. Produk modul pembelajaran ini terdiri dari materi-materi sistem pencernaan pada manusia yang dipersingkat tetapi masih jelas dalam penyampaiannya. Produk dibuat menggunakan corelDraw 2018 dengan jenis huruf Comic Sans MS dan Hobo Std. Produk modul dicetak menggunakan kertas menggunakan kertas art karton 210gsm untuk bagian sampul modul, kertas HVS 100gr untuk bagian isi modul. Peneliti menyusun cover modul berdasarkan keserasian warna, penataan gambar dan penataan tulisan. Sementara anatomi buku yaitu ukuran buku, teknik pengerjaan, jumlah halaman, tata letak, jenis dan ukuran huruf, serta spasi di dalam buku. Peneliti juga menyusun instrumen validasi yang akan diberikan kepada validator yaitu satu dosen ahli, dua guru kelas V dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Peneliti juga melakukan validasi pada instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk

59

memvalidasikan produk. Instrumen yang digunakan peneliti untuk melakukan validasi menggunakan kuesioner. Menurut Sanjaya (2013:255) angket atau kuesioner adalah intrumen penelitian berupa daftar pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya.

Kuesioner validasi produk yang telah disiapkan akan diberikan kepada 3 validator.

Kuesioner validasi untuk siswa diberikan setalah mengikuti pelaksanaan uji coba sedangkan kuesioner validasi untuk ahli dan guru dilakukan sebelum melakukan uji coba terbatas. Hasil validasi produk modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia oleh dosen ahli sebesar 4,00 dan masuk dalam kategori

“baik”. Hasil validasi dari dua guru kelas V sebesar 4,27 dan masuk dalam kategori

“sangat baik” dan hasil validasi dari lima siswa kelas V sebesar 4,76 termaksuk kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran IPA sistem pencernaan pada manusia yang peneliti kembangkan memiliki kualitas yang sangat baik.

Tahap keempat dalam penelitian ini adalah implementasi. Produk modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia direvisi berdasarkan komentar atau saran dari validator. Peneliti menambahkan keterangan pada gambar, memperbaiki tulisan, mengganti warna yang lebih senada dengan warna background yang digunakan, memperbaiki spasi, tata letak gambar dan penulisan.

Setelah direvisi, peneliti siap untuk melakukan uji coba kepada 5 siswa kelas V.

Tahap uji coba peneliti memilih untuk terjun langsung ke sekolah dengan mematuhi protokol kesehatan di sekolah. Pertemuan pertama diawali dengan berdoa, perkenalan dan menyampaikan tujuan peneliti. Setelah itu, peneliti membagikan soal pretest terlebih dahulu. Menurut Mardapi (dalam Widoyoko, 2014: 2) tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.

Kemudian dilanjutkan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia. Antusias siswa pada saat itu terlihat bagaimana cara mereka menggunakan, membaca, berbicara dengan temannya. Setelah peneliti memberikan bahasan tentang materi, siswa diberikan soal posttest sebagai tes terakhir. Diakhir pertemuan, peneliti membagikan

60

kuesioner kualitas produk kepada siswa untuk menilai kualitas produk modul pembelajaran yang telah digunakan.

Tahap kelima dalam penelitian dan pengembangan ini adalah evaluasi. Tahap evaluasi merupakan evaluasi terhadap kesatuan dan keseluruhan produk pengembangan yang berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif (Tegeh dkk, 2014: 45). Evaluasi dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari validator untuk melakukan revisi kembali. Evaluasi yang peneliti lakukan meliputi evaluasi formatif yaitu hasil validasi bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk, dan evaluasi sumatif berupa hasil uji coba kepada lima siswa kelas V. Pada tahap ini, peneliti membuat produk akhir yang layak melakukan revisi produk. Kegiatan pada tahap ini merupakan langkah terkahir dalam penelitian dan pengembangan menggunakan model ADDIE.

2. Kualitas Modul Pembelajaran IPA Sistem Pencernaan Pada Manusia Kelas

Dokumen terkait