• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

2. Teknik analisis data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil analisis kebutuhan melalui wawancara guru kelas V, hasil validasi produk oleh dosen ahli, dua guru kelas V dan siswa kelas V.

Selain itu peneliti mendapatkan data kualitatif melalui saran atau komentar yang diberikan oleh validator satu orang dosen ahli, dua guru dan lima siswa kelas V.

Data tersebut diperoleh dari hasil komentar dan saran yang akan menjadi acuan peneliti pada produk yang dikembangkan agar nantinya produk yang dibuat layak digunakan.

Nilai = 𝛴𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝛴𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 x 100

36 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini membahas tentang prosedur pengembangan produk modul pembelajaran IPA sistem pencernaan pada manusia dan kualitas produk modul pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia Kelas V SDK Kabar Baik”. Berikut penjelasan dari kedua permasalahan tersebut:

1. Prosedur Pengembangan Produk Modul Pembelajaran IPA Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia Untuk Siswa Kelas V SDK Kabar Baik

Peneliti menggunakan prosedur pengembangan model ADDIE meliputi analisis, perancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Berikut ini peneliti memaparkan hasil penelitian pengembangan menurut langkah pengembangan model ADDIE:

a. Analisis (analysis)

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang dilakukan melalui wawancara. Wawancara yang dilakukan berfungsi untuk mengetahui permasalahan bahan ajar yang ada di sekolah, materi yang dianggap sulit, serta solusi dari kesulitan tersebut. Tujuan dari analisis ini agar modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia dapat dikembangkan dan dapat membantu siswa untuk memahami materi dalam pembelajaran dengan harapan agar siswa-siswi bisa belajar secara mandiri dan aktif di sekolah maupun di rumah. Hasil wawancara 4 Januari 2021 yang telah diberikan oleh peneliti kepada guru kelas V SDK Kabar Baik dengan pertanyaan dan jawaban ialah sebagai berikut:

1) Ketersediaan bahan ajar di sekolah

Peneliti telah melakukan wawancara dengan guru kelas V di sekolah Kabar Baik. Ketersediaan bahan ajar di sekolah ini hanya menggunakan aplikasi zoom, google meet, dan wa (Whatsapp) untuk pembelajaran jarak jauh. Tersedianya buku paket yang mendukung pembelajaran serta bentuk power point untuk menjelaskan

37

materi. Media yang digunakan juga video pembelajaran untuk anak-anak. Peneliti juga mengetahui media yang digunakan kebanyakan buat sendiri, ada juga yang berbayar seperti aplikasi canva. Faktor yang harus diperhatikan dalam pengadaan media pembelajaran menurut guru kelas V adalah bahasa yang digunakan harus mudah dimengerti oleh anak-anak, harus menarik dalam pembutan ppt yang di dalamnya ada gambar dan tulisan-tulisan. Media handphone atau laptop memadai serta ada handycam untuk merekam. Peneliti melakukan wawancara ini pada masa pandemi di sekolah sehingga jawaban dari guru kelas V mengarah pada aplikasi yang biasanya digunakan.

2) Penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran IPA

Peneliti mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah melalui media google meet sedangkan bahan ajar atau praktikum siswa membeli barang sendiri, dapat juga diambil dari alam, guru membuat video praktikum untuk siswa dan dapat juga di peroleh dari mengambil gambar-gambar. Siswa sangat antusias dengan penggunaan media pembelajaran.

3) Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA Kesulitan yang dialami guru disekolah berskala 50-50. Materi yang dianggap sulit oleh siswa yakni rangka, peredaran darah dan sistem pencernaan manusia bagian usus. Faktor yang menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan pelajaran tersebut ialah keterbatasan media praktik sebagai contoh dalam pembelajaran rangka (tulang-tulang manusia).

4) Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA

Kesulitan yang dialami siswa di masa pandemi ini ialah fokus belajar yang menurun serta jaringan yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar.

Jumlah siswa di kelas hanya tujuh orang yang diantaranya masih kesulitan dalam proses pembelajaran IPA.

5) Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut

Usaha yang dilakukan guru ialah mengkomunikasikan melalui media yang ada terkait kesulitan yang dihadapi atau dapat dilakukan memanggil siswa untuk datang ke sekolah untuk menjelaskan pelajaran yang sulit.

38 b. Perancangan (design)

Tahap kedua dalam penelitian ini yaitu perancangan produk. Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah modul pembelajaran IPA dengan materi sistem pencernaan pada manusia. Sebelum membuat perancangan produk peneliti mempelajari modul pembelajaran dengan mencari ide modul pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya, setelah melakukan observasi peneliti mulai membuat rancangan modul pembelajaran IPA. Terdapat bagian yang diperlukan dalam merancang modul pembelajaran. Bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Sampul modul

Sampul modul pembelajaran pada manusia dibuat menggunakan corelDraw 2018. Sampul dicetak dengan menggunakan kertas art karton 210gsm. Judul modul menggunakan font hobo std, sedangkan ukuran huruf untuk judul modul yaitu 22pt.

Judul modul pembelajaran tertulis “Modul Pembelajaran IPA Sistem Pencernaan Pada Manusia”, di bagian atas modul terdapat logo Sanata Dharma, di tengah terdapat gambar organ pencernaan manusia, di pojok kiri tertulis untuk siswa kelas V dan di pojok kanan bawah terdapat nama penyusun dan nama dosen pembimbing.

2) Isi produk modul pembelajaran

Isi modul pembelajaran dibuat menggunakan corelDraw 2018. Penulisan sub judul menggunakan font hobo std dengan ukuran 24pt dan 36pt. sedangkan untuk penjelasan materi menggunakan font comic sans dengan ukuran 12pt. Isi modul dicetak menggunakan kertas hvs 100gsm dengan ukuran modul A4 atau panjang 29,7 cm dan lebar 21 cm. Modul pembelajaran juga menggunakan bahasa yang jelas, lugas dan mudah dipahami. Modul pembelajaran IPA sistem pencernaan pada manusia berisi kata pengantar, daftar isi, pemetaan, materi dan daftar pustaka.

c. Pengembangan

Tahap ketiga ialah pengembangan dalam langkah pengembangan ADDIE.

Peneliti mengembangkan desain modul pembelajaran sesuai dengan perancangan pada tahap kedua. Berikut beberapa tampilan produk modul pembelajaran:

1) Sampul buku

Bagian cover atau sampul, peneliti memilih gambar organ pencernaan pada manusia dan terdapat tulisan judul “modul pembelajaran IPA sistem pencernaan

39

pada manusia”. Hal tersebut bertujuan agar siswa tahu akan belajar mengenai sistem pencernaan pada manusia.

Gambar 4.1 Cover / Sampul Modul 2) kata pengantar

Bagian kata pengantar memuat ucapan syukur atas selesainya pembuatan modul pembelajaran sistem pencernaan pada manusia untuk siswa kelas V. Pada kata pengantar juga tertulis tujuan dibuatnya modul pembelajaran. Kata pengantar ini dibuat dengan maksud agar pembaca dapat mengetahui gambaran modul pembelajaran sistem pencernaan pada manusia.

40

Gambar 4.2 Kata Pengantar 3) Daftar isi

Daftar isi memuat daftar judul yang ada di dalam isi modul pembelajaran. Daftar isi dibuat untuk mempermudah pembaca mencari halaman yang diinginkan oleh pembaca.

41

Gambar 4.3 Daftar Isi 4) Pemetaan

Pemetaan modul pembelajaran bertujuan untuk mencapai keberhasilan modul pembelajaran yang dilihat dari KD (Kompetensi Dasar).

Gambar 4.4 Pemetaan

42 5) Materi modul pembelajaran

Bagian materi pada modul pembelajaran mengenai penjelasan sistem pencernaan manusia, gambar organ dan bagian pencernaan manusia, zat-zat makanan, cara memelihara pencernaan manusia dan penyakit-penyakit pada pencernaan manusia.

Gambar 4.5 Materi Modul Pembelajaran

43 6) Daftar pustaka

Daftar pustaka berisikan daftar sumber-sumber yang digunakan oleh peneliti dalam menyelesaikan modul pembelajaran sistem pencernaan pada manusia.

Sumber-sumber tersebut berupa buku teks dan alamat sumber internet yang terpercaya. Alamat-alamat dari internet yang dituliskan oleh peneliti merupakan sumber unduhan gambar dan beberapa materi.

Gambar 4.6 Daftar Pustaka

Selanjutnya, peneliti menyusun instrumen berupa kuesioner validasi untuk ahli yang digunakan sebagai alat ukur kualitas produk yang peneliti kembangkan.

Produk yang berkualitas artinya layak untuk diujicobakan. Produk yang sudah divalidasi kemudian direvisi sebagai evaluasi formatif. Kemudian, peneliti mencetak modul pembelajaran dan menyerahkan kepada validator. Produk divalidasi oleh 3 validator yang ahli dalam bidangnya yakni satu dosen ahli IPA, dua guru kelas V dan 5 siswa kelas V. Berikut adalah hasil validasi modul pembelajaran IPA sistem pencernaan manusia:

44 a) Data hasil validasi produk dari validator ahli

Validasi modul pembelajaran divalidasikan oleh validator 1 yakni dosen ahli IPA pada tanggal 19 Mei, berdasarkan hasil validasi dari validator mendapatkan jumlah skor 96 dengan rata-rata 4,00. Dari rata-rata tersebut kemudian dikonversi dalam skala lima yang telah ditentukan dan hasilnya menunjukkan bahwa produk peneletian ini termaksud dalam kategori “baik”. oleh karena itu, modul pembelajaran dinyatakan layak digunakan dengan revisi sesuai komentar dan saran.

Validasi juga dilakukan oleh validator 2 yakni dua guru kelas V, berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh Bapak S pada tanggal 23 April 2021 mendapatkan jumlah skor 105 dengan skor rata-rata 4,37. Dari rata-rata tersebut kemudian dikonversi dalam nilai skala lima yang telah ditentukan dan hasilnya menunjukkan bahwa produk penelitian ini termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Oleh karena itu, modul pembelajaran dinyatakan layak digunakan dengan revisi.

Validasi oleh Ibu H dilakukan pada tanggal 26 April 2021 mendapatkan jumlah skor 106 dengan skor rata-rata 4,41. Dari rata-rata tersebut kemudian dikonversi dalam nilai skala lima yang telah ditentukan dan hasilnya menunjukkan bahwa produk penelitian ini termaksuk dalam kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, modul pembelajaran dinyatakan layak digunakan dengan revisi sesuai komentar dan saran. Berikut merupakan hasil validasi produk dari validator ahli

Tabel 4.1 Hasil Validasi Produk dari 3 Validator No

45

b) Data hasil validasi oleh 5 Siswa Kelas V

Validasi juga dilakukan oleh validator 3 yakni 5 orang siswa kelas V. Validasi dilakukan untuk mengetahui pengetahuan siswa dan ketertarikan siswa setelah menggunakan modul pembelajaran sebagai bahan ajar. Validasi dilakukan pada tanggal 30 April mendapatkan hasil rekapitulasi jumlah skor 23,8 Dengan skor rata-rata 4,76 Dari rata-rata-rata-rata tersebut kemudian dikonversikan dalam nilai skala lima yang telah ditentukan dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Oleh karena itu modul pembelajaran dinyatakan layak digunakan. Berikut merupakan hasil validasi modul pembelajaran dari validator. Berikut hasil validasi produk yang dilakukan oleh lima siswa kelas V:

Tabel 4.2 Hasil Validasi Produk oleh 5 Siswa Kelas V No

Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah implementasi. Pada tahap ini peneliti melakukan uji coba produk kepada siswa. Tahap uji coba ini dilakukan

46

setelah peneliti merevisi modul pembelajaran berdasarkan komentar dan saran validasi dari validator. Peneliti mengujicobakan modul pembelajaran untuk pelajaran IPA di kelas V sekolah dasar yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 2 siswi perempuan. Uji coba dilakukan secara offline pada tanggal 30 April 2021. Pada uji coba ini peneliti mendapatkan keterbatasan dalam melakukannya karena sedang dalam masa pandemi covid-19 sehingga ada keterbatasan jarak antara peneliti dengan siswa. Kegiatan uji coba yang dilakukan peneliti yakni memberikan pretest kepada siswa yang berjumlah 5 orang. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan pengetahuan siswa terhadap materi sistem pencernaan pada manusia.

Kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan produk modul pembelajaran IPA yang sudah disiapkan. Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menjelaskan materi sistem pencernaan pada manusia melalui modul pembelajaran.

Selanjutnya siswa diberikan soal posttest. Posttest dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan siswa setelah menggunakan modul pembelajaraan serta mengetahui kualitas modul pembelajaran IPA sebagai bahan ajar. Setelah siswa selesai mengerjakan soal posttest, peneliti juga memberikan kuesioner kualitas produk untuk mengetahui kualitas modul pembelajaran yang telah digunakan pada saat uji coba. Kuesioner yang telah diisi akan dijadikan hasil penelitian validasi produk.

e. Evaluasi (evaluate)

Tahap evaluasi adalah tahap terakhir pada model ADDIE. Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif yang dilakukan yaitu validasi produk. Validasi produk berupa modul pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan modul pembelajaran sebelum diujicobakan. Sedangkan evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan saat uji coba modul pembelajaran melalui pretest dan posttest.

1) Evaluasi formatif

Pada tahap ini produk yang telah dikembangkan oleh peneliti divalidasikan oleh tiga validator yang dilakukan pada tanggal 23 April – 19 Mei berikut hasil validasi dari validator untuk produk yang telah dikembangkan oleh peneliti sebagai evaluasi formatif.

47 a) Hasil Validasi Produk

Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Validasi Produk No Nama Skor menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan oleh peneliti termaksuk kategori

“baik”. Oleh karena itu, modul pembelajaran layak digunakan sebagai media pembelajaran IPA untuk siswa kelas V. Dari data hasil validator 2 yakni dua guru kelas V, peneliti memperoleh skor 102,5 dengan skor rata 4,27. Dari skor rata-rata tersebut dikonversikan dalam nilai skala lima dan hasilnya menunjukkan bahwa produk penelitian ini termasuk ke dalam kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, modul pembelajaran IPA sistem pencernaan pada manusia kelas V layak digunakan sebagai media pembelajaran.

Hasil rekapitulasi validator 3 yakni lima siswa kelas V, peneliti memproleh skor 23,8 dengan skor rata-rata 4,76. Rata-rata tersebut kemudian dikonversi ke dalam nilai skala lima dan hasilnya menunjukkan bahwa produk penelitian ini termasuk kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, modul pembelajaran IPA sistem pencernaan pada manusia layak digunakan sebagai media pembelajaran.

b) Revisi Produk

Produk yang telah divalidasi oleh validator kemudian akan menjadi bahan peneliti untuk merevisi produk modul pembelajaran.

Tabel 4.4 Revisi Produk

Komentar Revisi

Struktur-struktur kalimat dalam modul perlu dicermati, harus menggunakan struktur kalimat yang tepat, agar memudahkan pembaca untuk memahami isi modul.

Peneliti memperbaiki semua kalimat-kalimat agar memudahkan pembaca untuk memahami isi modul.

48 Uraian isi materi dalam modul sebaiknya memaparkan materi yang detail dan terperinci terkait sistem pencernaan manusia.

Peneliti menambahkan keterangan materi yang detail.

49 Sub-sub judul yang dituliskan dalam modul kurang tepat, sebaiknya cukup ditulis bagian2 organ pencernaannya, bukan uraian kalimat dengan struktur yang tidak lengkap.

Peneliti merubah semua sub-sub judul.

50

51 2) Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif dilakukan pada tahap uji coba produk ke 5 orang kelas V.

Evaluasi sumatif diperoleh dari hasil nilai pretest dan posttest siswa pada saat uji coba dilakukan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan produk modul pembelajaran dalam proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Berikut nilai pretest dan posttest siswa.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Perbandingan Nilai Hasil Pretest dan Posttest

No Nama Nilai nilai pretest dan 80 nilai posttest. Siswa 5 memperoleh 63 nilai pretest dan 70 niali posttest. Berikut grafik perbedaan nilai pretest dan posttest.

52

Grafik 4.1 Grafik Perbedaan Nilai Pretest dan Posttes Selain grafik perbedaan nilai pretest dan posttest terdapat perbedaan rerata nilai yang diperoleh siswa ketika melakukan pretest dan posttest. Berikut adalah grafik perbedaan rerata nilai pretest dan posttest.

Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest Nilai rerata yang diperoleh siswa pada pretest adalah 62,4 dan nilai posttest 74,6. Selisih antara rerata nilai pretest dan posttest adalah 12,2. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta membantu siswa dalam mempelajari pelajaran IPA sistem pencernaan pada manusia.

Rentang Nilai

Grafik Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest

53

2. Kualitas Pengembangan Produk Modul Pembelajaran IPA Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia Untuk Siswa Kelas V SDK Kabar Baik

Kualitas produk modul pembelajaran IPA materi sistem pencernaan pada manusia kelas V diketahui berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh validator yaitu satu orang dosen ahli IPA, dua guru kelas V, dan 5 siswa kelas V sekolah dasar. Validasi yang dilakukan oleh validator tersebut dilihat dari 2 aspek yaitu isi produk dan desain produk. Berikut hasil skor rata-rata yang diperoleh dari validator.

a. Hasil validasi kualitas produk oleh dosen ahli dan dua guru

Berikut hasil validasi produk berdasarkan aspek yang diperoleh dari validator dosen ahli dan 2 guru kelas V. Aspek yang dinilai oleh validator yaitu isi dan desain produk.

Tabel 4.6 Hasil Validasi Aspek Isi Produk oleh Dosen Ahli dan Guru Kelas V No

item Aspek yang dinilai

Nama Validator

1 Kelengkapan komponen modul pembelajaran.

4 4 5

2 Kesesuaian materi dalam modul pembelajaran dengan kompetensi dasar (KD).

5 5 5

3 Kesesuaian isi materi dalam modul pembelajaran dengan perumusan indikator pembelajaran.

4 3 5

4 Keruntutan dan keterpaduan materi dalam modul pembelajaran.

4 4 5

5 Petunjuk dalam modul dapat dipahami siswa.

4 5 4

6 Kesesuaian latihan soal dengan materi pembelajaran.

4 4 4

7 Bahasa yang digunakan mudah dimengerti.

4 5 5

8 Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam modul pembelajaran sesuai dengan PUEBI.

4 4 5

9 Kejelasan struktur-struktur kalimat dalam modul pembelajaran.

3 4 4

10 Isi materi dalam modul sesuai dengan judul modul pembelajaran.

4 3 4

54 11 Penjelasan dalam modul memudahkan

siswa dalam belajar.

4 4 5

12 Isi dalam modul memudahkan siswa memahami materi yang dipelajari.

4 4 4

13 Isi modul pembelajaran memaparkan materi secara terperinci. produk modul pembelajaran yaitu sebesar 4,17 dan termasuk kedalam kategori

“baik” karena di dalam modul pembelajaran memuat bahasa baku yang tepat, dapat menjadi panduan untuk guru mengajar materi sistem pencernaan pada manusia, kesesuaian isi modul dengan kompetensi dasar, struktur kalimat sudah jelas serta penjelasan dalam modul memudahkan siswa dalam belajar.

Tabel 4.7 Hasil Validasi Aspek Desain Produk oleh Dosen Ahli dan Guru Kelas V

No

item Aspek yang dinilai

Nama Validator modul pembelajaran sudah konsisten.

4 5 5

16 Gambar modul pembelajaran jelas dan mudah dipahami.

4 4 5

17 Kesesuaian gambar-gambar dalam modul dengan penjelasan teks (materi) yang dipaparkan.

4 4 4

55 21 Penggunaan ruang (spasi) pada

penulisan modul sudah tepat.

4 4 3

22 Bentuk dan ukuran huruf pada penulisan modul pembelajaran mudah dibaca oleh siswa.

5 4 4

23 Judul modul pembelajaran sesuai dengan keseluruhan isi teks bacaan.

5 4 4

24 Keseluruhan desain produk dapat membuat siswa tertarik dan

Berdasarkan tabel di atas, peneliti memperoleh skor rata-rata pada aspek desain produk modul pembelajaran yaitu sebesar 4,18 dan termasuk kedalam kategori

“baik” karena desain produk menarik secara keseluruhan memuat gambar yang sesuai dengan isi bacaan, bentuk dan ukuran huruf mempermudah siswa untuk dibaca, desain kombinasi warna sudah menarik dan desain produk membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar.

b. Hasil validasi 5 siswa kelas V

Berikut hasil validasi setiap aspek yang diperoleh dari validator yakni 5 siswa kelas V sekolah dasar. Aspek yang dinilai oleh validator yaitu desain dan isi produk.

Tabel 4.8 Hasil Validasi Aspek Desain Produk oleh Siswa

No Aspek yang dinilai

Nama Siswa

pembelajaran sudah jelas dan membuat saya tertarik untuk mempelajarinya.

5 5 5 5 5

4. Menurut saya warna yang digunakan dalam modul pembelajaran membuat saya tertarik dan semangat untuk mempelajarinya.

5 5 5 5 3

5. Tampilan cover dalam modul pembelajaran menurut saya

sangat menarik dan tidak membosankan 5 5 4 5 5

Total skor 25 25 24 24 21

56

Rata-rata 5 5 4,8 4,8 4,2

Jumlah skor 4,76

Berdasarkan hasil validasi dari 5 siswa kelas V, peneliti memperoleh skor 4,76 dan termasuk ke dalam kategori “sangat baik” karena desain produk menarik, bahasa yang digunakan mudah dipahami, gambar yang jelas dan membuat siswa tertarik untuk mempelajari modul pembelajran IPA.

Tabel 4.9 Hasil Validasi Aspek Isi Produk oleh Siswa

No Aspek yang dinilai

Nama Siswa 1 2 3 4 5 6. Menurut saya bahasan materi dalam modul pembelajaran

mudah saya pahami.

5 5 5 5 4

7. Menurut saya modul pembelajaran IPA membuat saya lebih aktif menyampaikan pendapat dan bertanya tentang materi yang terdapat dalam modul.

5 5 4 5 4

8. Menurut saya modul pembelajaran IPA memberikan kejelasan materi sistem pencernaan pada manusia yang lengkap (urutan organ, cara pemeliharaan, enzim-enzim yang dihasilkan, dll)

5 4 5 5 5

9. Menurut saya modul pembelajaran IPA membuat saya mampu belajar sendiri dan mandiri.

5 5 5 5 3

10. Menurut saya menggunakan modul pembelajaran membuat saya tambah mengerti materi yang belum saya

Berdasarkan tabel di atas, peneliti memperoleh skor rata-rata pada aspek isi produk modul pembelajaran IPA yaitu 4,76 dan termasuk kedalam kategori “sangat baik”

karena memberikan kejelasan materi yang mudah dipahami, membuat siswa aktif bertanya, dan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa.

B. Pembahasan

1. Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Pencernaan Pada Manusia Kelas V SDK Kabar Baik

Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi model ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (analisis), Design (perancangan), Development (pengembangan), Implementation (implementasi) dan Evaluation (evaluasi).

57

Prosedur penelitian dan pengembangan menggunakan model yang dikembangkan oleh Tegeh,dkk. Berdasarkan landasan filosofi pendidikan penerapan ADDIE harus bersifat student center, inovatif, otentik dan inspiratif. Tahap-tahap proses dalam model ADDIE memiliki kaitan satu sama lain, oleh karenanya penggunaan model ini perlu dilakukan secara bertahap dan menyeluruh untuk menjamin terciptanya produk pembelajaran yang efektif (Robert, 2009:2). Materi yang digunakan peneliti adalah sistem pencernaan pada manusia.

Proses pelaksanaan penelitian dan pengembangan produk ini diawali dengan analisis. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara melakukan wawancara. Wawancara merupakan jenis pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, peneliti dapat menyimpulkan bahwa bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran kurang memadai. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pada saat pandemi covid-19 sehingga sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan zoom, google meets dan canva sebagai media pembelajaran. Peneliti juga tidak menemukan modul pembelajaran untuk siswa. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk mengembangkan modul pembelajaran karena di sekolah belum ada bahan ajar

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, peneliti dapat menyimpulkan bahwa bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran kurang memadai. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pada saat pandemi covid-19 sehingga sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan zoom, google meets dan canva sebagai media pembelajaran. Peneliti juga tidak menemukan modul pembelajaran untuk siswa. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk mengembangkan modul pembelajaran karena di sekolah belum ada bahan ajar

Dokumen terkait