BAB V PENUTUP
C. Saran
Saran dalam pelaksanaan penelitian ini adalah peneliti dapat melakukan penelitan dan pengembangan ini, uji coba produk lebih dari 5 siswa dan peneliti dapat mengumpulkan analisis kebutuhan lebih dari 1 sekolah.
65
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ilham. (2010). Pengembangan bahan ajar, bahan kuliah online. Bandung:
Direktoti UPI.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran prinsip, teknik, prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan: metode dan paradigma baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Benny A.P. (2016). Desain dan pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi implementasi model addie. Jakarta: Prenada Media Group.
Branch, R.M. (2009). Instructional design: the addie approach. London: Springer Sciene Business Media.
BSNP. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah: standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Damara Sari, Muhsinah, dan Wilda. (2018). Pengembangan modul pembelajaran ipa materi hubungan makhluk hidup dan lingkungannya berbasis pendekatan kontekstual. LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA.
Vol 8 Nomor 1. p 28-37.
Damayanti, E. (2019). Pengembangan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas I sekolah dasar tema 2 subtema 4.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Daryanto. (2013). Menyusun modul (bahan ajar untuk persiapan guru dalam mengajar). Yogyakarta: Gava Media.
Gusti I, I Wayan, dan Wayan. (2013). Pengembangan modul pembelajaran ipa dengan pendekatan kontekstual untuk kelas V SD negeri 2 Semapura Tengah. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran. Vol 3 Nomor 1. p 1-10.
Hermana, D. (2009). Ayo belajar ilmu pengetahuan alam (IPA): kelas 5 SD.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
66
Lasmiyanti dan Harta. (2014). Pengembangan modul pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep dan minat SMP. Phytagoras: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 8 Nomor 2. p 161-174.
Nasution, S. (1982). Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar.
Jakarta: PT. Bina Aksara.
Odang, Sriwardhani, dan Haryadi. (2020). Pengembangan modul berbasis masalah pada materi sistem pencernaan makanan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. JEC: Journal of Education and Counseling. Vol 2 Edisi 1. p 132-149.
Prastowo, A. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Yogyakarta: DIVA PRESS.
Priyono, A., Amin, C., dan Martini, K. (2009). Ilmu pengetahuan alam untuk SD dan MI kelas V. Jakarta: Depdikbud.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran ipa di sekolah dasar. Jakarta: PT Indeks.
Sanjaya, H.W. (2013). Penelitian pendidikan jenis metode dan prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sitepu, B.P. (2012). Penulisan buku teks pelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Somantri, D.W. (2015). Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media modul di sekolah dasar negeri 8 Banjar Kota Banjar Patroman. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumarwan. (2007). Ilmu pengetahuan alam SMP jilid 2a untuk kelas VIII semester I. Jakarta: Erlangga.
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
67
Susilo, Agus, Siswandari dan Bandi. (2016). Pengembangan berbasis pembelajaran saintifik untuk peningkatan kemampuan mencipta siswa dalam proses pembelajaran akuntansi siswa kelas XII SMA N I Slogohimo 2014. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol 26 No.1.p 50-56.
Taula Rona, Siska Angreni, dan Retno Aulia. (2019). Pengembangan modul pembelajaran ipa berbasis pendekatan kontruktivisme untuk kelas V SD.
Bio-Pendagogi: Jurnal Pembelajaran Biologi. Vol 8 Nomor 2.p 89-93.
Tegeh, Jampel dan Pudjawan. (2014). Model Penelitian Pengembangan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Trianto. (2012). Model pembelajaran terpadu: konsep, strategi, dan implementasi dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: PT bumi aksara.
Triwiyanto, T. (2014). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widoyoko, E.P. (2012). Penilaian penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Widoyoko, E.P. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Widoyoko, E.P. (2015). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wiyanto, A. dan Mustakim. (2012). Panduan karya tulis guru. Yogyakarta: Pustaka Grahtama.
68
LAMPIRAN
69
Lampiran 1 SURAT PENELITIAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
70
Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
71
Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran 2.1 Hasil Wawancara
No Topik pertanyaan Pertanyaan
1. Ketersediaan bahan ajar di sekolah
1. Bahan ajar apa saja yang ada di sekolah? Zoom,google meet, wa, buku-buku materi, ppt dalam bentuk video
2. Darimana sekolah memperoleh bahan ajar? Apakah buat sendiri atau membelinya? diperhatikan dalam pengadaan bahan ajar?
- Bahasa harus mudah dimengerti oleh anak-anak.
- Harus menarik dalam pembuatan ppt (gambar dan tulisan-tulisan yang buat siswa tertarik)
- Media handphone atau laptop yang memadai - Handycam untuk merekam 2. Penggunaan bahan ajar dalam
pembelajaran IPA
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini?
-pelaksanaan pembelajaran IPA dilakukan melalui media google meet, sedangkan bahan ajar jika ada praktek atau yang berkaitan dengan materi IPA siswa membeli barang tersebut, atau bisa dilakukan dengan praktek yang dilakukan oleh guru dengan bahan-bahan yang sudah ditentukan sesuai dengan materi yang diajarkan pada hari itu.
5. Bagaimana penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran IPA?
Bahan ajar IPA dapat diambil dari alam, dapat juga guru membuat video dalam praktek yang ada di pembelajaran IPA, dapat
72 tertarik, siswa banyak bertanya mengenai pelajaran yang dilakukan melalui praktek yang sedang berlangsung. Dan ketika dilakukan presentasi siswa dapat melakukannya lebih baik.
3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran IPA
7. Apakah Ibu mengalami kesulitan dalam penyampaian materi pembelajaran IPA? 50-50 8. Materi apa saja yang dianggap
sulit bagi siswa?
Rangka, peredaran darah, sistem pencernaan bagian usus (kelas 5)
9. Faktor apa saja yang menyebabkan Ibu mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut? memegang barang atau benda yang ditunjukan sangat sulit, missal dalam pembelajran rangka (tulang-tulang manusia)
10. Apa yang dapat membuat siswa tertarik atau termotivasi untuk belajar IPA?
- Praktek/uji coba 4. Kesulitan belajar yang dialami
siswa dalam pembelajaran IPA
11. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA di kelas?
73
- Karena online faktor yang mempengaruhi adalah fokus siswa dalam belajar.
- Jaringan dalam provider telp yang dipakai atau wifi 12. Berapa jumlah siswa yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA dikelas?
- Murid kelas saya hanya 7 anak, paling yang hanya mengalami kesulitan hanya 1 anak di kelas.
- Karena saat ini online yang kesulitan masih tetap 1 anak tergantung dalam materi apa kesulitannya. Tiap materi punya tingkat kesulitan masing-masing yang dapat dipahami oleh siswa.
5. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
tersebut
13. Usaha apa saja yang telah Ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan siswa?
- Melakukan perbincangan melalui media yang ada - Atau dapat dilakukan
dengan memanggil anak untuk dating ke sekolah untuk menjelaskan pelajaran sulit yang dialami oleh siswa
74
Lampiran 2.2 Lembar Validasi Oleh Validator
75
76
77
78
79
80
81
82
83
Lampiran 2.3 Hasil Kuesioner Peserta Didik
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
Lampiran 2.4 Soal Pretest
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
Lampiran 2.5 Soal Posttest
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
Lampiran 3 DOKUMENTASI PENELITIAN
129
130
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Febriani Terra Suharjo lahir pada tanggal 17 Februari 1998 di Bekasi, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Suharjo dan Tjendrawati Sutaman. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh peneliti dimulai dari TK Pelita Emas pada tahun 2002 sampai tahun 2004 dan melanjutkan Pendidikan sekolah dasar di SD Santo Yoseph pada tahun 2004 sampai tahun 2010. Pada tahun 2010 peneliti melanjutkan Pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Santo Yoseph pada tahun 2010 sampai tahun 2013 dan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Santo Yoseph pada tahun 2013 sampai tahun 2016. Peneliti kemudian melanjutkan Pendidikan pada jenjang perguruan tinggi di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2016.
Selama menempuh Pendidikan di PGSD Universitas Sanata Dharma, penelliti mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan untuk mengembangkan diri.
Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang diikuti antara lain: Inisiasi Universitas Sanata Dharma (INSADHA), Inisiasi FKIP Sanata Dharma (INFISA), Inisiasi Program Studi (INSIPRO), Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar I (PPKMB I), Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar II (PPKMB II), Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD), English Club (EC), Kuliah Kerja Nyata Reguler Angkatan LVII (KKN), peserta kuliah umum PGSD dengan tema “Masa Depan Toleransi di Tangan Guru”
pada tahun 2016, peserta dalam kegiatan Dialog Dosen dan Mahasiswa dengan tema “ Be Ready For The Better FKIP” pada tahun 2017, kreator dalam kegiatan USD mengajar dengan tema “DRIYARKARA BISA (Berbagi Ilmu Salurkan Aksimu)” pada tahun 2017, anggota divisi keamanan dalam kegiatan kepanitiaan Dialog Dosen dan Mahasiswa 2018 dengan tema “Learning from The Past Generation to Make a Better FKIP”, dan peserta seminar 1 hari 3 ilmu pada tahun 2018.