• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia untuk Siswa

Kelas V Sekolah Dasar

B. Pembahasan

2. Kualitas Modul Pembelajaran Sistem Gerak Manusia untuk Siswa

Kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar diketahui melalui hasil dari kuesioner validasi produk. Produk divalidasi oleh satu dosen ahli dan satu guru matapelajaran IPA dan satu guru kelas V. Berikut adalah rekapitulasi hasil validasi produk yang dilakukan oleh ahli IPA.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk Oleh Ahli No Validator Hasil Validasi

Rerata Kategori

Berdasarkan rekapitulasi hasil validasi produk tabel di atas, skor rerata yang diperoleh sebesar 3,59. Rerata skor tersebut termasuk kategori sangat baik. Oleh karena itu, produk dinyatakan valid atau layak untuk digunakan.

Validasi tidak hanya dilakukan oleh ahli IPA tetapi dilakukan juga oleh siswa peserta uji coba terbatas. Kuesioner tanggapan siswa atau dengan kata lain kuesioner validasi produk modul pembelajaran sistem gerak manusia diberikan kepada empat siswa V B SD Negeri Babarsari. Kuesioner diisi setelah siswa menggunakan modul pembelajaran sistem gerak manusia atau setelah uji coba terbatas pada tanggal 10 Desember 2020. Berikut adalah hasil kuesioner tanggapan modul pembelajaran sistem gerak manusia.

55

Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa

Siswa

Hasil kuisoner kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia diperoleh skor rerata 3,65. Berdasarkan tabel skor kategori pada bagian Bab III rerata skor tersebut termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Data kualitas produk modul pembelajaran tersebut didukung dengan data nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui hasil belajar menggunakan modul pembelajaran sistem gerak manusia. Hasil pretest dan posttest juga digunakan sebagai data pendukung untuk melihat kualitas dari modul pembelajaran sistem gerak manusia. Soal tes berupa 10 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay. Berikut adalah rekapitulasi perbandingan nilai hasil pretest dan posttest.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Perbandingan Nilai Hasil Pretest Dan Posttest Siswa

No. Nama Nilai

56

Nilai yang diperoleh siswa 1 pada pretest dapat dilihat dari tabel 4.7 yaitu 80 dan memperoleh nilai posttest 87,5. Siswa 2 memperoleh nilai 70 pada pretest dan 90 pada posttest. Siswa 3 memperoleh nilai 87 pada saat pretest dan nilai 92,5 pada saat posttest. Sedangkan siswa 4 memperoleh nilai 70 pada saat pretest dan 80 pada saat posttest. Berikut adalah grafik perbedaan nilai pretest dan posttest.

Grafik 4.1 Perbedaan nilai pretest dan posttest

Selain grafik perbedaan nilai pretest dan posttest di atas, terdapat perbedaan rerata nilai yang diperoleh siswa siswa ketika melakukan pretest dan posttest. Berikut adalah grafik perbedaan rerata nilai pretest dan posttest.

0

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4

1 2 3 4

Grafik perbedaan nilai pretest dan posttest

Nilai pretest Nilai posttest

57

Grafik 4.2 Perbedaan rerata nilai pretest dan posttest

Nilai rerata yang diperoleh siswa pada pretest adalah 76,75 dan posttest 87,5.

Selisih antara rerata nilai pretest dan posttest adalah 10,75. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan modul pembelajaran sistem gerak manusia dapat mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar siswa serta membantu siswa dalam mempelajari pelajaran IPA materi sistem gerak manusia.

B. Pembahasan

1. Prosedur pengembangan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar

Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi model Dick dan Carey yang diadaptasi menjadi lima tahap yaitu analisis kebutuhan, perancangan dan pengembangan produk, pengembangan dan pengujian instumen kualitas produk, revisi produk dan uji coba produk. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh penulis sama dengan langkah-langkah yang digunakan oleh Balim yang melakukan penelitian dan pengembangan pada tahun 2019. Balim juga melakukan pengembangan pada tahun 2019 tentang modul pembelajaran untuk materi organ tubuh manusia. Pada penelitian ini, penulis juga

76,75

Grafik Perbedaan rerata nilai pretest dan posttest

Nilai pretest Nilai posttest

58

melakukan pengembangan dengan produk yang sama tetapi materinya berbeda.

Materi yang digunakan peneliti yaitu sistem gerak pada manusia.

Proses pelaksanaan penelitian dan pengembangan produk ini diawali dengan analisis kebutuhan. Pada tahap ini, penulis melakukan analisis kebutuhan dengan cara melakukan wawancara dan membagi kuisioner. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang sudah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran di kelas V kurang bervariasi. Pada buku paket pada materi tertentu, materi yang tersaji didalam buku paket kurang lengkap dan kurang gambar. Tiga guru dari tiga sekolah tersebut juga menyarankan untuk mengembangkan bahan ajar berupa modul, LKS, ensiklopedia dan buku cerita bergambar. Oleh karena itu, penulis memilih untuk mengembangkan modul pembelajaran karena LKS yang sudah dimiliki oleh siswa yang diperoleh dari pemerintah. Hasil analisis kebutuhan juga menjelaskan bahwa siswa tertarik dan antusias untuk belajar ketika guru menggunakan modul pembelajaran dan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Pada ketiga sekolah tempat peneliti melakukan wawancara dan membagi kuisioner, guru-guru kelas V menggunakan modul pembelajaran tetapi pada bagian sistem gerak manusia belum ada yang pernah menggunakan modul. Modul juga dapat dipelajari lagi oleh anak ketika anak merasa kesulitan dan bisa membantu anak belajar secara mandiri. Hal ini diperkuat dengan teori dari Wiyanto (2012 : 41) yang menjelaskan bahwa modul pembelajaran adalah lembaran tertulis berisi materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipakai belajar siswa secara mandiri. Oleh karena itu, penulis mencoba mengembangkan modul pembelajaran pada materi sistem gerak manusia untuk membantu siswa belajar secara mandiri dan sebagai tambahan sumber belajar.

Pengembangan bahan ajar modul pembelajaran berfokus pada pada materi sistem gerak manusia untuk kelas V sekolah dasar. Modul pembelajaran yang anak dikembangkan peneliti berupa modul pembelajaran yang berisi materi dilengkapi gambar untuk memperjelas materi, tulisan yang jelas, menarik dari segi warna, dan dikembangkan sesuai kriteria standar prosedur pembuatan modul.

59

Tahap kedua dalam penelitian dan pengembangan ini adalah perancangan dan pengembangan produk. Pada tahap ini, penulis mencari tahu tentang modul.

Desain yang dilakukan oleh peneliti sama seperti yang dilakukan oleh Balim (2019) yaitu dengan menggunakan Microsoft Word (doc) dan Corel Draw X7.

Dalam tahap ini, penulis mulai mengembangkan rancangan produk modul pembelajaran sistem gerak manusia. Komponen yang disajikan dalam modul pembelajaran sistem gerak manusia antara lain (1) topic statement yang terdapat pada sampul modul pembelajaran, (2) concept statement berupa kata pengantar,(3) daftar isi, (4) pedoman guru atau petunjuk belajar,(5) behavioral objective (kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran), (6) concept atau materi yang disajikan, (7) lembar kerja yang berisi tes (evaluation) untuk mengukur kemampuan siswa, (8) kunci jawaban lembaran kerja, (9) multimedia recources (daftar referensi). Pada bagian materi modul terdapat 3 kegiatan belajar yaitu kegiatan belajar 1 (Bagian rangka manusia), kegiatan belajar 2 (Fungsi rangka manusia), dan Kegiatan belajar 3 (Penyakit dan gangguan serta cara memelihara kesehatan pada rangka manusia). Pada setiap kegiatan belajar terdapat ayo mengamati, pertanyaan stimulus, materi, ayo mencoba dan latihan soal dan lembar kesimpulan yang akan diisi oleh pengguna modul. Pada akhir kegiatan belajar 1, 2 dan 3, ada refleksi untuk merefleksi kegiatan belajar.

Tahap tiga dalam penelitian dan pengembangan ini adalah pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk. Pada tahap produk modul pembelajaran diuji kelayakannya dengan cara uji validasi produk. Balim (2019) juga melakukan pengujian dengan cara melakukan validasi pada instrumen-instrumen yang dipakai untuk pelasanaan validasi sebelum melakukan validasi pada produk. Akan tetapi dalam penelitian ini, penulis tidak melakukan validasi pada instrumen yang dipakai dan langsung melakukan validasi pada modul pembelajaran yang dikembangkan.

Kuesioner validasi produk dipersiapkan untuk divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, guru matapelajaran IPA dan guru kelas V serta untuk siswa peserta pelasaksanaan uji coba terbatas. Kuesioner validasi untuk siswa diberikan setelah siswa mengikuti pelaksanaan uji coba sedangkan kuesioner validasi untuk

60

ahli dilakukan sebelum melakukan uji coba terbatas. Hasil validasi yang diperoleh oleh Balim (2019)dari sebesar 3,5 dan siswa sebesar 3,43 serta termasuk dalam kategori sangat baik sehingga dikatakan modul pembelajaran yang dikembangkan oleh Balim (2019) dapat dikatakan layak untuk digunakan. Sedangkan hasil validasi produk modul pembelajaran sistem gerak manusia yang diperoleh rerata skor penilaian modul pembelajaran sistem gerak manusia oleh ahli matapelajaran IPA yaitu dosen IPA sebesar 3,44, skor rerata oleh guru matapelajaran IPA sebesar 3,65, dan skor rerata oleh guru kelas V sebesar 3,70. Dari ketiga penilai tersebut dapat dihitung reratanya yaitu sebesar 3,59, sedangkan skor penilaian modul pembelajaran sistem gerak manusia dari siswa sebesar 3,65. Hal ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran sistem gerak manusia yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik.

Tahap keempat dalam penelitian ini revisi produk. Produk modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk kelas V sekolah dasar direvisi berdasarkan komentar dari ahli IPA, guru mata pelajaran IPA dan guru kelas.

Penulis mengubah warna latar dengan warna yang lebih cerah, melengkapi materi yang belum lengkap agar pembahasan tentang materi lebih mendalam, menambah kata kerja pada tujuan pembelajaran, menambahi daftar pustaka, memperbaiki kesalahan penulisan dan ejaan yang terdapat dalam modul. Para validator memberikan penilaian yang sangat baik pada modul sehingga modul pembelajaran sistem gerak manusia layak digunakan saat uji coba produk.

Tahap kelima dalam penelitian dan pengembangan ini adalah uji coba produk. Balim (2019) melakukan uji coba terbatas kepada 10 siswa di SDN Deresan tetapi pada penelitian ini uji coba produk yang dilakukan adalah uji coba terbatas kepada 4 siswa kelas V B di SDN Babarsari. Hal ini dikarenakan kondisi pendemi COVID-19 yang sangat tidak memungkinkan untuk melakukan uji coba produk kepada banyak siswa. Awal tahap pelaksanaan uji coba yaitu peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dikembangkannya modul pembelajaran sistem gerak manusia. Kemudian dilakukan bimbingan belajar dengan menggunakan modul pembelajaran sistem gerak manusia. Diakhir pertemuan, siswa diberi posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah

61

menggunakan modul pembelajaran sistem gerak manusia. Hasil dari posstest ini, digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia. Balim (2019) melakukan 2 kali tes yaitu pretest dan posttest sedangkan peneliti menggunakan nilai yang diperoleh siswa ketika belajar kompetensi dasar tersebut sebagai nilai pretest dan melakukan tes pada akhir pelaksanaan sebagai nilai posttest. Hasil nilai pretest dan posttest kemudian dibandingkan agar mengetahui pengaruh dari penggunaan modul pembelajaran sistem gerak manusia. Setelah melakukan posttest penulis membagikan kuisioner tanggapan siswa mengenai modul pembelajaran sistem gerak manusia yang sudah digunakan. Pada uji coba ini, kuesioner tanggapan hanya diisi oleh siswa pengguna modul saja sedangkan pada penelitian yang laksanakan oleh Balim (2019) kuisioner tanggapan diisi juga oleh guru. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 sehingga penulis tidak bisa melakukan uji coba secara berkelompok dan tidak mengikutsertakan guru dalam proses pelaksanaan uji coba terbatas ini.

2. Kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar

Modul pembelajaran yang dikembangkan berfokus pada pada matapelajaran IPA yang berfokus pada materi sistem gerak manusia. Modul pembelajaran yang dikembangkan penulis berupa modul pembelajaran yang dilengkapi gambar untuk lebih menjelaskan materi yang disampaikan, tulisan yang jelas, menarik dari segi warna, didasarkan pada standar prosedur pembuatan modul dan materi yang lengkap. Berdasarkan hasil penelitian, modul pembelajaran sistem gerak manusia ini layak digunakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan siswa memperoleh rata-rata sebesar 3,59 dan 3,65. Hasil skor rerata tersebut termasuk kategori “sangat baik”.

Modul pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan baik dan layak digunakan setelah melalui tahap 3 yaitu pengujian kualitas produk. Aspek yang dinilai berupa relevansi, kelengkapan sajian, kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kesesuaian bahasa dengan kaidah Bahasa

62

Indonesia yang baik dan benar, dan kemenarikan modul. Setelah melakukan pengujian dengan melakukan validasi terdapat komentar dan saran sehingga peneliti memperbaiki dan memperhatikan lagi modul yang sudah dikembangkan agar sesuai dengan kriteria modul yang baik. Modul yang baik adalah modul yang dapat membantu pengguna belajar secara mandiri, pembahasan materinya lengkap, relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keadaan, bersahabat dan menarik bagi pengguna dan tidak bergantung pada sumber lain. Hal ini didukung oleh pendapat dari Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3) menjelaskan kriteria modul yang baik yaitu harus bisa membuat penggunanya menggunakan secara mandiri yakni membuat pengguna modul dapat menggunakannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Muatan materi dalam modul harus lengkap. Modul tidak bergantung pada media atau sumber lain dan apabila ketika penggunaan modul berlangsung dan masih memerlukan abhan referensi lainnya dapat dikatakan bahwa modul tidak memenuhi kriteria yang baik. Modul yang dibuat dan dikembangkan disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bersahabat. Bersahabat yang dimaksud adalah penggunaan bahasa yang digunakan dalam modul pembelajaran tidak membingungkan dan dapat digunakan dengan baik oleh pengguna. Setelah memeriksa kembali dan sudah sesuai dengan kriteria dan saran serta komentar yang diperoleh maka modul pembelajaran sistem gerak manusia yang dikembangkanpun siap diujicobakan.

Produk modul pembelajaran sistem gerak manusia yang telah dikembangkan oleh penulis sudah yang berhasil diujicobakan kepada siswa SDN Babarsari dan diketahui terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dengan rata-rata awal sebesar 76,75 menjadi 87,5. Penilaian modul pembelajaran sistem gerak manusia yang dikembangkan mendapat hasil dengan kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel kategori skor validasi yang sudah dilampirkan pada bab III menurut Widoyoko (2014:144) yang menyatakan bahwa interval skor 3,26-4,00 termasuk kategori sangat baik. Hasil rerata skor kualitas produk modul pembelajaran sistem gerak manusia yang diperoleh dari Dosen ahli IPA, guru matapelajaran IPA dan guru kelas yaitu sebesar 3,59. Selain dari ahli, guru

63

matapelajaran dan guru kelas, kualitas produk juga dinilai oleh siswa setelah menggunakan modul pembelajaran sistem gerak manusia. Hasil rerata yang diperoleh dari penialaian siswa yaitu sebesar 3,65. Hal ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran yang dibuat dan dikembangkan penulis layak digunakan.

64 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pengembangan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar dapat peneliti simpulkan sebagai berikut :

1. Prosedur pengembangan modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar diadaptasi dari model Dick dan Carey menjadi lima tahap yaitu 1) analisis kebutuhan yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara kepada tiga guru dari tiga sekolah dasar yang ada di Yogyakarta; 2) perancangan dan pengembangan produk dengan memilih, merancang dan membuat produk; 3) pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk yaitu dengan menyusun instrumen tes dan kuesioner validasi produk yang digunakan untuk memvalidasi produk sebelum diujicobakan dan yang akan digunakan pada saat uji coba produk; 4) revisi produk yaitu dengan memperbaiki modul pembelajaran sistem gerak manusia sesuai dengan komentar-komentar dari hasil validasi; 5) uji coba produk yang dilakukan secara terbatas yaitu melakukan bimbingan belajar dengan menggunakan modul pembelajaran sistem gerak manusia, lalu melakukan posstest untuk mengetahui kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia tersebut dan memberikan kuisioner validasi mengenai produk modul pembelajaran sistem gerak manusia kepada siswa.

2. Kualitas modul pembelajaran sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan nilai rerata skor 3,59 dan 3,65. Rerata skor tersebut dapat dilihat dari hasil validasi oleh ahli IPA dan siswa. Selain itu, nilai hasil pretest dan posttest yang digunakan sebagai data pendukung menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh pada saat posttest lebih tinggi daripada nilai yang dipakai sebagai pretest. Hal tersebut bisa kita lihat dari rerata nilai posttest yang diperoleh adalah 87,5 sedangkan rereta nilai yang dipakai sebagai pretest adalah 76,75. Selisih nilai pretest dan

65

posttest adalah 10,75. Oleh sebab itu, penggunaan modul sistem gerak manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar dapat membantu siswa memahami dan meningkatkan hasil belajar serta menambah sumber belajar siswa yang berkaitan dengan materi sistem gerak manusia.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah waktu, biaya dan kondisi pandemi Covid-19 sehingga peneliti hanya melakukan uji coba terbatas kepada 4 siswa.

C. Saran

Saran dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dalam penelitian selanjutnya, penulis dapat memperkirakan waktu dan biaya yang dibutuhkan serta kondisi dalam proses penelitian dan pengembangan ini.

66

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, A. R. (2019). Pengembangan modul pembelajaran IPA materi organ pernapasan makhluk hidup untuk siswa kelas V sekolah dasar.

Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Balim, A. K. (2020). Pengembangan modul pembelajaran ipa materi organ tubuh manusia untuk siswa kelas v sekolah dasar. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Bundu, P. (2006). Penilaian keterangan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains SD. Direktorat ketenagaan : Depertemen pendidikan nasional.

Daryanto. (2013). Menyusun modul (bahan ajar untuk persiapan guru dalam mengajar). Yogyakarta : PT. Gava Media

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2008). Penulisan modul. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional

Herdiansyah, H. (2013). Wawancara,observasi dan focus groups:sebagai instrumen penggalian data kualitatif. Jakarta : PT Rajawali Pers

Irene & Khristiyono. (2016). Erlangga straight point series (ESPS) IPA untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Erlangga

Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan ilmu penengetahuan alam. Jakarta : Depertemen pendidikan dan kebudayaan

Kumala. (2016). Pembelajaran IPA SD. Malang : PT.Ediide Infografika

Lismiyati & Harta. (2014). Pengembangan modul pembelajaran untuk meningkatkan pemehaman konsep dan minat SMP. PHYTAGORAS : Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 8 Nomor 2. p 161-174

Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta : PT. Kanisius

Nugrahanto, A. (2017). Pengembangan media pembelajaran ipa sd materi rangka manusia berbasis metode montesori. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

Prastowo. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik (tinjauan teoritis dan praktik, edisi pertama). Jakarta : PT.Kencana

67

Ratumanan, T. G & Rosmiati. (2019). Perencanaan pembelajaran. Jakarta : PT.

Rajagrafindo Persada

Samatowa, U. ( 2018). Model inovasi pembelajaran herbarium. Tangerang : Tira Smart

Sarosa, S. (2012). Penelitian kualitatif (dasar-dasar). Jakarta : PT.Indeks

Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan (edisi ketiga). Jakarta : PT. Kencana

Sitepu, B. P. (2012). Penulisan buku teks pelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sukiman. (2012). Pengembangan media pembelajaran. Yogyakarta : Pedagogia Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Sumantoro & Dodo Hermana.( 2009). Ayo belajar ilmu pengetahuan alam Kelas 4 SD. Yogyakarta : PT. Kanisius

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar (edisi pertama). Jakarta : PT. Kencana

Susilo, Agus, Siswandari & Bandi. (2016). Pengembangan berbasis pembelajaran saintifik untuk peningkatan kemampuan mencipta siswa dalam proses pembelajaran akuntansi siswa kelas XII SMA N I Slogohimo 2014.

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol 26 No.1.p 50-56

Tim Bina IPA. (2011). IPA 4 ilmu pengetahuan alam SD kelas IV. Jakarta : Yudhistira

Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu (konsep, strategi dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)).

Jakarta : PT Bumi Aksara

Warsita, B. (2011). Pendidikan jarak jauh (perancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi diklat). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Wena, M. (2018). Strategi pembelajaran inovatif kontemporer (suatu tinjauan konseptual operasional). Jakarta : PT. Bumi Aksara

Widoyoko, E. P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta : PT Pustaka Pelajar

68

Widoyoko, E. P. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar

Wiyanto, A & Mustakim. (2012). Panduan karya tulis guru.Yogayakrta : PT.

Pustaka Grhatama

69

LAMPIRAN

70 Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

71

Lampiran 2 Lembar Wawancara guru kelas V B SDN Babarsari

72

73

Lampiran 3 Lembar Wawancara SD Bopkri Demangan III

74

75

Lampiran 4 Lembar Wawancara Guru kelas V SDN Sagan

76

77

Lampiran 5 Kuesioner Analisis Kebutuhan SDN Babarasari

78

79

80

81

82

Lampiran 6 Kuesioner Analisis Kebutuhan SD Bopkri Demangan III

83

84

85

86

87

Lampiran 7 Kuesioner Analisis Kebutuhan SDN Sagan

88

89

90

91

92

Lampiran 8 Validasi Dosen Ahli IPA

93

94

95

96

Lampiran 9 Validasi Guru Matapelajaran IPA

97

98

99

100

Lampiran 10 Validasi Guru Kelas

101

102

103

104

Lampiran 11 Soal uji coba kualitas produk modul pembelajaran

105

106

107

108

109

Lampiran 12 Hasil Evaluasi Siswa 1

110

111

112

113

114

Lampiran 13 Hasil Evaluasi Siswa 2

115

116

117

118

119

Lampiran 14 Hasil Evaluasi Siswa 3

120

121

122

123

124

Lampiran 15 Hasil Evaluasi Siswa 4

125

126

127

128

129

Lampiran 16 Kuesioner Validasi Produk Siswa 1

130

Lampiran 17 Kuesioner Validasi Produk Siswa 2

131

Lampiran 18 Kuesioner Validasi Produk Siswa 3

132

Lampiran 19 Kuesioner Validasi Produk Siswa 4

133

Lampiran 20 Dokumentasi Pelaksanaan Uji Coba.

134 melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yaitu di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2016.

Penulis mendapatkan banyak pengalaman dari kegiatan kemahasiswaan yang diikuti selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang diikuti yaitu : Inisiasi Universitas Sanata Dharma (INSADHA), Inisiasi FKIP Universitas Sanata Dharma (INFISA), Inisiasi Program Studi (INSIPRO), Kursus Mahir Dasar (KMD), Weekend Moral, English Club (EC), Pelatihan Pengembangan Kepribadian I (PPKMB-1), Pelatihan Pengembangan Kepribadian II (PPKMB-II), Story Telling and Writing Contest PGSD 2016 sebagai peserta, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Angkatan LVIII, FKIP Basketball Championship sebagai panitia anggota Diivisi Registrasi, peserta acara kuliah umum PGSD dengan tema “Masa Depan Toleransi di Tangan Guru” pada tahun 2016, peserta acara Dialog Dosen dan Mahasiswa 2018 dengan tema “Learning from The past Generation to Make a Better FKIP” dan mengikuti kegiatan Inisiasi Program Studi (INSIPRO) PGSD 2018 sebagai panitia CO Divisi Perlengkapan dan Dekorasi.

Dokumen terkait