• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Partisipan I

2. Data observasi

Tina mempunyai postur badan pendek dengan tinggi sekitar 150 meter dan berat badan sekitar 51 kg. Ia memiliki kondisi fisik yang kurang sempurna, kondisi kaki sebelah kirinya tidak sama seperti orang-orang normal pada umumnya. Kaki sebelah kirinya berukuran lebih kecil dan lebih pendek dari kaki sebelah kanannya, sehingga ia hanya bisa berjalan dengan menggunakan bantuan tongkat. Kulitnya sawo matang dengan rambut keriting dan panjangnya kira-kira sebahu.

Wawancara dengan Tina dilakukan sebanyak 3 kali. Wawancara selalu dilakukan pada waktu senggangnya sehingga proses wawancara dapat berjalan dengan lancar. Jauh hari sebelum dilakukan wawancara dengannya, peneliti sudah sering bertemu dengannya untuk menjalin rapport. Wawancara dengannya baru dapat dilakukan setelah selang waktu yang cukup lama. Selama selang waktu tersebut, ia mempunyai banyak urusan dan belum ada waktu untuk melakukan wawancara. Ia mengatakan bahwa akan mengabari peneliti jika mempunyai waktu senggang. Akhirnya setelah menunggu cukup lama, peneliti mendapat kabar bahwa ia bisa melakukan wawancara dan segera membuat janji bertemu.

Wawancara pertama dengan Tina dilakukan pada siang hari. Hari itu matahari bersinar sangat terik dan membuat siang itu menjadi terasa gerah. Pada siang itu

Suku Batak

Pendidikan Terakhir SD

Pekerjaan Penjahit

Anak-ke 4 dari 5

50

suasana rumahnya cukup ramai. Beberapa tetangga dan teman sedang menemaninya mengobrol dihalaman depan rumahnya. Sembari mengobrol dengan tetangga dan temannya, ia menyempatkan diri menyapa dan menyambut peneliti dengan senyuman. Sambil tersenyum kecil, Tina mengatakan kepada peneliti untuk menunggu sebentar dan peneliti tidak keberatan menunggu. Tak berapa lama kemudian, ia permisi kepada tetangga dan teman-temannya dan kemudian mengajak peneliti masuk ke dalam rumahnya.

Wawancara ini dilakukan di rumah yang ia kontrak bersama dua temannya yang juga penyandang cacat. Rumah kontrakan tersebut berukuran sedang serta memiliki halaman yang cukup luas yang dipenuhi dengan bebatuan kecil. Diteras rumah terdapat bengkel kecil dan sebuah becak milik temannya. Setelah melakukan sedikit obrolan dengannya, diputuskan wawancara akan dilakukan di ruang tengah rumahnya. Ruangan itu bercat dinding biru cerah seperti warna langit. Dalam ruangan yang cukup besar tersebut terdapat sebuah meja besar dan diatasnya terletak beberapa peralatan jahit yang biasa ia gunakan untuk bekerja seperti mesin jahit, benang, kain-kain, benang, jarum, dan lain-lain. Tidak banyak perabotan atau hiasan dalam ruang tamunya hanya ada sebuah kipas angin dan sebuah televisi kecil. Sebelum wawancara dimulai Tina dan peneliti mengobrol kecil menanyakan kabarnya hari ini sembari peneliti mempersiapkan peralatan untuk memulai wawancara.

Tina termasuk wanita yang berpenampilan sederhana. Pada hari itu ia mengenakan kaos berwarna hijau muda dan memakai celana pendek berwarna biru muda serta rambut yang diikat kuncir. Saat wawancara akan dimulai sambil

tersenyum malu-malu ia berterus terang mengatakan bahwa ia sedikit gugup. Peneliti mengatakan tidak perlu gugup karena ini hanya seperti mengobrol biasa saja. Ia akhirnya merasa sedikit tenang dan seiring berjalannya waktu ia pun mulai merasa nyaman dan santai.

Selama wawancara berlangsung Tina dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan cukup baik. Diawal wawancara ia hanya menjawab pertanyaan yang diajukan dengan singkat dan pendek. namun seterusnya ia mulai bisa menjawab dengan panjang lebar. Ketika menceritakan tentang latar belakang kehidupannya ekspresi wajahnya sedikit serius. Sesekali ia juga memandang keluar sambil memberikan jawaban. Raut wajahnya pun berubah sedih saat ia mulai menceritakan tentang kondisi kecacatannya dan pengalaman hidup yang telah dilaluinya. Namun dalam raut wajah sedih itu tergambar ketegaran dan ketabahan menerima kondisinya saat ini. Suasana mulai berubah saat ia menceritakan tentang pria seperti apa yang diinginkannya untuk menjadi pendamping hidupnya kelak. Ada senyum kecil dan ekspresi malu di raut wajahnya saat menceritakan tentang kisah percintaannya. Sembari membayangkan dan menceritakan kisahnya, sesekali ia juga tertawa karena merasa lucu dengan jawaban-jawaban yang diberikannya.

Wawancara kedua dengannya dilakukan pada hari Minggu. Wawancara kedua ini juga dilakukan di rumah kontrakannya dan diruangan yang sama pula. Cuaca hari itu juga sangat gerah dan matahari bersinar sangat terik. Pada hari itu Tina mengenakan kemeja berwarna merah dan celana jeans biru dengan rambut

52

dikuncir. Saat ditemui, ia baru saja pulang dari mengikuti ibadah di gerejanya dan seperti sebelumnya ia tersenyum dan menyambut peneliti dengan wamah.

Suasana rumah hari itu juga sedang ramai terdapat beberapa temannya yang mondar-mandir keluar masuk rumah. Tina mengatakan bahwa memang hari itu suasana rumah sedikit sibuk karena teman satu rumahnya akan berangkat keluar kota. Hal ini membuat suasana saat wawancara sedikit terganggu. Ia juga menjadi kurang berkonsentrasi dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Peneliti memikirkan sebaiknya wawancara dihentikan sejenak agar wawancara dapat berlangsung dengan lebih baik. Setelah melakukan sedikit obrolan dengannya, akhirnya diputuskan untuk menghentikan wawancara sejenak, menunggu suasana rumah sedikit tenang. Setelah teman-temannya pulang, suasana rumah sudah tenang, wawancarapun dilanjutkan kembali dengan lancar.

Wawancara ketiga dilakukan pada siang hari. Kali ini wawancara dilakukan di rumah seorang temannya di sekitar jalan Setia Budi karena kebetulan ia sedang menginap disana. Ketika peneliti memanggil namanya, Tina pun keluar dari sebuah kamar kecil dengan berjalan menggunakan tongkatnya dan seperti biasanya ia menyambut dengan senyuman ramah diwajahnya. Ia mempersilahkan peneliti masuk dan langsung mengajak ke ruang tamu rumah itu. Ruangan bercat dinding krem itu tidak terlalu besar. Di dalamnya juga tidak memiliki perabotan yang banyak hanya terdapat sebuah meja dan kursi, juga sebuah kipas angin besar dan tumpukan beberapa barang.

Suasana rumah hari itu cukup sepi dan tenang. Hari itu Tina mengenakan kaos berwarna coklat dan celana pendek berwana biru dan rambut yang dikuncir.

Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu matahari juga bersinar sangat terik membuat suasana sangat gerah. Sembari tersenyum ia meminta peneliti untuk menghidupkan kipas angin yang di tempel didinding ruang itu. Namun suasana hari itu memang sangat panas dan walaupun kipas angin sudah dinyalakan tetap saja masih terasa sangat gerah. Sambil tersenyum dan sedikit malu ia pun meminta izin kepada peneliti untuk membuka kaosnya dan hanya mengenakan tanktop saja. Peneliti tidak keberatan dan dengan tersenyum mengiyakan permintaannya tersebut. Wawancara hari itu pun berjalan dengan lancar.

3. Data Wawancara

Dalam dokumen Gambaran Pemilihan Pasangan Pada Tuna Daksa (Halaman 68-72)

Dokumen terkait