BAB 3 DATA PENGAMATAN
3.5. Data Pengkajian Obat
1. Sukralfat
a. Komposisi
Sukralfat 500 mg
b. Indikasi
Pengobatan jangka pendek (sampai 8 minggu) pada duodenal ulcer.
c. Dosis
Tablet 500 mg 3 kali sehari
d. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap produk sukralfat.
e. Peringatan
Antasida dapat digunakan sebagai tambahan pada terapi dengan Sukralfat untuk mengurangi rasa sakit, tetapi sebaiknya tidak diminum dalam waktu 30 menit sebelum atau setelah pemberian sukralfat. :Penderita gagal ginjal kronis dan pasien dialisis dapat meningkatkan risiko akumulasi dan toksisitas aluminium.
f. Interakasi Obat
Absorpsi obat berikut berkurang bila digunakan bersamaan:;Utama : Ciprofloxacin, Cimetidine, Ranitidin, Digoxin, Ketoconazole, Teofilin, Fenitoin, Tetrasiklin.;Sedang : Moxifloxacin, Norfloxacin, Ofloxacin, Sparfloxacin, Warfarin.;Penggunaan obat-obatan tersebut di atas sebaiknya dilakukan pada 2 jam sebelum atau sesudah pemberian Sukralfat
g. Mekanisme Kerja
Sukralfat bekerja dengan cara melindungi mukosa dari serangan asam pepsin pada tukak lambung dan duodenal setelah membentuk kompleks dengan eksudat yang bersifat protein seperti albumin dan fibrinogen pada lokasi tukak. ;Pada kondisi yang lebih ringan, Sukralfat membentuk viscous sehingga memberikan perlindungan pada permukaan mukosa lambung dan duodenum.
h. Efek Samping
Konstipasi (paling sering, sekitar 2%). ; mual, muntah, kembung, mulut kering, gatal-gatal, sakit kepala, insomnia, diare (sangat jarang, < 1%)
2. Amitriptilin
a. Komposisi
Amitriptilin b. Indikasi
Menghambat reuptake serotonin dan norepinefrin di presinaps membran sel sehingga terjadi peningkatan konsentrasi serotonin dan atau norepinefrin di susunan saraf pusat.
c. Dosis
Tablet 25 mg 1 kali sehari d. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap amitriptilin atau komponen sediaan lainnya, sensitifitas silang mungkin terjadi dengan trisiklik lainnya; penggunaan inhibitor MAO selama 14 hari; Fase pemulihan infark miokard, pemberian bersama cisaprid
e. Peringatan
Hati-hati untuk pengemudi atau operator mesin karena sering menyebabkan mengantuk. Efek sedasi mungkin bertambah dengan penggunaan antidepresan lain/etanol. ;Psikosis mungkin memburuk pada beberapa pasien atau menimbulkan mania atau hipomania pada pasien penyakit bipolar. Mungkin menimbulkan hiponatremia. Harus dihentikan sebelum operasi elektif. ;Terapi jangan dihentikan tiba-tiba untuk pengguna jangka panjang. Dapat menimbulkan hipotensi ortostatik sehingga hati-hati untuk pasien hipotensi sementara atau yang beresiko menderita hipotensi. ;Hati-hati pada penderita retensi urin, hiperplasia prostat, glakoma sudut sempit, xerostamia, gangguan visual, konstipasi, atau obstruksi saluran cerna, karena efek antikolinergik amitriptilin. ;Hati- hati pada penderita diabetes karena mengubah glukosa kontrol. Kemungkinan bunuh diri pada penderita depresi berat, hati-hati pada
pasien resiko tinggi di awal penggunaan, monitor pasien. Tidak dianjurkan untuk anak kecil<12 tahun. ;Hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit karidiovaskuler, dengan riwayat kejang, dengan hipertiroid dan dengan disfungsi ginjal dan hati serta pasien tua.
f. Interaksi Obat
Meningkatkan efek amfetamin, antikolinergik, sedativ, hipnotik, etanol, karbamazepin, tolazolamid, klorpropamid, warfarin. Bila digunakan dengan inhibitor MAO : hiperpireksia, hipertensi, takikardia, bingung, kejang, kematian (sindroma serotonin).;Dengan ritonafir : juga dapat terjadi (jarang) sindroma serotonin. ;Efek amitriptilin meningkat oleh klorpromazin, delavirdin, fluoksetin, mikonazol, paroksetin, pergolid, kuinidin, kuinin, ritonavir, dan penghambat CYP2D6 lainnya. ;Amitriptilin menghambat respons antihipertensif betanidin, clonidin, debrisoquin, guanetidin, guanabenz, guanfacine.
g. Mekanisme Kerja
Menghambat reuptake serotonin dan norepinefrin di presinaps membran sel sehingga terjadi peningkatan konsentrasi serotonin dan atau norepinefrin di susunan saraf pusat
h. Efek Samping
Efek samping lain (1-10% pasien) : bengkak, CHF, hipertensi, takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,sepsis, perubahan berat badan, asma, sindrom seperti flu,hipergikemi, hipoglikemi, pneumonia, depresi pernafasan.
3. Parasetamol
a. Komposisi
Parasetamol b. Indikasi
Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik
c. Dosis
d. Kontraindikasi Hipersensitivitas e. Peringatan
Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati & ginjal, dan ketergantungan pada alkohol ;Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari penggunaan dosis tunggal yang toksik, dari penggunaan berulang dosis yang besar, atau penggunan obat yang kronis
f. Interaksi Obat
Alkohol, antikonvulsan, isoniazid : Meningkatkan resiko hepatotoksis; Antikoagulan oral : Dapat meningkatkan efek warfarin, ;Fenotiazin : Kemungkinan terjadi hipotermia parah
g. Mekanisme Kerja
Bekerja langsung pada pusat pengaturan panas di hipotalamus dan menghambat sintesa prostaglandin di sistem saraf pusat
h. Efek Samping
Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang
4. Durogesic Patch
a. Komposisi
Fentanil b. Indikasi
Penanganan nyeri kronik dan intraktabel pada penderita yang membutuhkan analgetik opiat terus menerus dalam waktu lama
c. Dosis
25 mg / 72 jam, 12 mg/ 72 jam d. Kontraindikasi
e. Perhatian
Bukan untuk nyeri akut atau nyeri setelah operasi. Lansia dan pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal, penyakit paru, bradiaritmia.
f. Interaksi Obat
Obat yang menekan fungsi SSP, ritonavir, ketokonazol, itrakonazol, troleandomisin, nelfinavir, nfazodon, verampamil, diltiazem, amiodaron
g. Mekanisme Kerja
Mengikat dengan reseptor stereospesifik pada banyak situs dalam SSP, meningkatkan ambang nyeri, mengubah persepsi nyeri, menghambat naik jalur nyeri
h. Efek Samping
Penggunaan bersamaan dengan diuretik kuat, probenesid, obat yang berpotensi nefrotoksik
5. Cefotaxime
a. Komposisi
Cefotaxime
b. Indikasi
Infeksi serius dan mengancam jiwa, terutama yang disebabkan oleh bakteri Gram positif dan negatif, yang resisten terhadap antibiotik lain.
c. Dosis
Vial 1 gram 3 x sehari
d. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap Sefalosporin.
e. Perhatian
Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan riwayat penyakit gastrointestinal terutama kolitis..
f. Interaksi obat
Penggunaan bersamaan dengan diuretik kuat, probenesid, obat yang berpotensi nefrotoksik
g. Mekanisme Kerja
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih penisilin-mengikat protein (PBP) yang menghambat fase transpeptidasi akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akhirnya lisis
h. Efek Samping
Reaksi hipersensitivitas (urticaria, pruritus, ruam, reaksi parah seperti anaphylaxis bisa terjadi); Efek GI (diare, N/V, diare/radang usus besar); Efek lainnya (infeksi candidal)
6. Omeprazol
a. Komposisi
Omeprazol
b. Indikasi
Pengobatan deudonal ulcer atau gastric ulcer, pencegahan kembuhan gastric ulcer
c. Dosis
IV 40 mg satu kali sehari
d. Kontraindikasi
Hipersensitivitas tehadap omeprazole, tidak dikombinasi dengan obat nelfinavir.
e. Perhatian
Penggunaan bersama klopidogrel, omeprazol dapat mengurangi absropsi vitamin B12, penggunaan PPI dengan digoxin dapat menyebabkan hipomagnesia (diuretik).
f. Interaksi Obat
Kontsenterasi plasma nelinavir, atazanzvir menurun apabila diberikan secara bersamaan dengan omeprazol
Omeprazol (20mg/hari) dan digoxin dapat meningkatkan bioavabilitas digoxin 10%.
g. Mekanisme Kerja
Menghambat sekresi asam dengan menghambat enzim H+,K+, ATPase pada pompa asam.
h. Efek Samping
7. Vitamin K
a. Komposisi
Vitamin K
b. Indikasi
Pengobatan dan mencegah kadar vitamin K yang rendah (faktor pembekuan darah), menghentikan perdarahan
c. Dosis
IV 40 mg satu kali sehari
d. Kontraindikasi
Hipersensitivitas tehadap omeprazole, tidak dikombinasi dengan obat nelfinavir.
e. Interaksi Obat
Aspirin dapat meningkatkan risiko perdarahan
f. Mekanisme Kerja
Meningkatkan biosintetis faktor pembekuan darah yaitu protombin, faktor VII, IX, X di hepar. Aktivasi X menjadi Xa oleh faktor VIIa, TF dan Ca2+ dari jalur ektrinsik dan faktor IXa, VIIIa dan Ca2+ dari jalur intrinsik. Kemudian faktor Xa dibantu oleh Ca2+ dan faktor Va akan mengaktifkan protombin menjadi trombin. Trombin kemudian mengaktivasi faktor XIII dan XIIIa yang akan mengaktivitasi XIII dan XIIIa yang akan mengkatalisis perubahan fibrinogen menjadi fibrin.
g. Efek Samping
Nyeri, berkeringat, perubahan rasa, flushing.
8. Transamin
a. Komposisi
Transamin adalah golongan antifibrilitik
b. Indikasi
Untuk mencegah, menghentikan, atau mengurangi perdarahan
c. Dosis
IV 500mg/5mL
Hipersensitivitas tehadap transamin, wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi hormonal kombinasi
e. Interaksi Obat
Aspirin dapat meningkatkan risiko perdarahan
f. Efek Samping
BAB 4