• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai (Wijaya, 2013:19). Data sekunder ini digunakan untuk melengkapi atau mendukung data primer. Dalam hal ini data sekunder yang digunakan berasal dari penelitian kepustakaan yang dapat memberikan landasan teori yang diperoleh dengan cara :

 Studi Kepustakaan;  jurnal-jurnal ilmiah;  internet;

 serta sumber lainnya yang berkaitan dengan objek yang

47

D. METODE ANALISIS DATA

Analisis data adalah pengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang akan diisi oleh responden kemudian diolah dan dianalisa menggunkan teknik pengolahan data untuk menghasilkan suatu kesimpulan atas masalah yang diteliti.

1. Uji Statistik Deskriptif

Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:23) statistik deskriptif adalah pengolahan data untuk tujuan mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran suatu data yang menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi.

2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Sujarweni dan Endrayanto (2012:177) . Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2013: 52). Dalam penelitian ini digunakan uji validitas kuesioner dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu mengkorelasikan skor item dengan skor total. Perhitungan

48

koefisien korelasi antara item dengan skor total diolah dengan program SPSS, yang hasilnya dapat dilihat dari nilai Pearson Correlation pada skor total setiap item dalam variabel.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah suatu item valid atau gugur maka dilakukan perbandingkan antara koefisien rhitung dengan koefisien rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, diaman n adalah jumlah sampel. Sehingga seperti yang disebutkan oleh siregar (2013:77), suatu item dinyatakan valid jika kriteria pengujiannya adalah:

1) Koefisien korelasi product moment (rhitung) > rtabel

rtabeldilihat dari α ; n –2, dimana α = 5 % adalah jumlah sampel. 2) Nilai sig <α dimana nilai α = 5 %

b. Uji Reliabilitas

Ghozali (2013:47) uji reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari wakru ke waktu. Dalam penelitian ini pengujian reliabilits dilakukan dengan cara mencoba alat ukur cukup hanya sekali saja, kemudian data yang diperoleh di analisis dengan teknis tertentu, yaitu Alpha Cronbach. Ghozali (2013:48) mengatakan teknik Alpha Cronbach dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak bila jawaban yang diberikan responden berbentuk skala atau jawaban responden yang menginterprestasikan penelitian

49

sikap. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai CronbachAlpha >0,7.

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dnegan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160). Dalam penelitian ini digunakan analisis grafik dan untuk lebih meyakinkan bahwa data terdistribusi normal digunakan juga uji statistik dengan non parametrik Kolmogrov-Smirnoe (K-S).

Apabila menggunakan grafik, normalitas umumnya dideteksi dengan melihat tabel histogram. Namun demikian, dengan hanya melihat tabel histogram bisa menyesatkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probabiliti plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan dengan menggunakan normal probability plot adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garfik histogramnya menunjukkan pola

50

distribusi norma, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan uji statistik yaitu dengan non parametrik kolmogorov-Smirnow (K-S) dalam melakukan uji normalitas karena penyusun ingin mengetahui besarnya angka dalam uji tersebut, dengan ketentuan jika nilai A sim sig (2-tailed) > 0,05 maka data terdisitribusi normal, sedangkan jika nilai A simp sig (2-tailed) < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghazali, 2013: 139). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas didalam model regresi dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Metode tersebut dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot antara ZPRED atau variabel dependen dengan

51

SRESID atau residualnya. Dasar analisis untuk melihat hasil uji heteroskedastisitas yaitu sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar varibael bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. (Ghozali, 2013:105). Jika variabel independen salin berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut jika nilai tolerance dan lawannya serta dari Variance Inflatin Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan di regres terdapat

52

independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi (karena VIF= 1/tolerance) Nilai cuttoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap penelitian harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir. Jadi kriteria pengujian untuk lulus dari uji multikolinearitas adalah:

1. Nilai tolerance > 0,10

2. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10

Diamana kedua-duanya harus dipenuhi.

4. Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Siregar (2013:379) mengatakan regresi linear berganda digunakan untuk satu variabel tak bebas (dependen) dan dua atau lebih variabel bebas (independen). Tujuan penerapan metode ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel tak bebas (dependen) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independen).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, dan kompensasi (variabel Independen) terhadap kepuasan kerja (variabel independen) digunakan analisis regresi linear berganda yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

53

Ket:

Y= Loyalitas Karyawan a= Konstanta regresi berganda X1= Variabel Pengembangan Karir

X2= Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik X3= Variabel Komitmen Organisasi

b1= Koefisien regresi Pengembangan Karir

b2= Koefisien regresi Lingkungan Kerja Non Fisik b3= Koefisien regresi Komitmen Organisasi

e= Error

Nilai b merupakan parameter yang mencerminkan variabel koefisien regresi dalam pengujian hopotesis. Koefisien regresi yang menunjukkan angka penginkatan atau penurunan variabel dependen (Y) yang didasarkan para variabel independen (X), bila b positif (+) maka terjadi kenaikan dan bila b negatif (-) maka terjadi penurunan.

5. Pengujian Hipotesis

Menurut Ghozali (2013:97) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji Statistik t, dan Uji Statistik F.

a. Uji Koefisien Determinasi(R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen (Pengaruh Gaya Kepemimpinan,

54

Lingkungan Kerja, dan Kompensasi) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Kepuasan Kerja Karyawan). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Imam Ghozali, 2013:97).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan nilai R2. Jika nilai R2 adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai R2 berkisar dari 0 sampai 1. Jika mendekati 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai R2 semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen untuk dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Imam Ghozali 2011:97).

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t dilakukan dengan cara

55

membandingkan perbedaan antara nilai dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel (Ghozali, 2013:98-99). Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini secara persial digunakan uji t dengan tingkat signifikan 5%.

Dengan dasar pengambilan kepuasan sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:93):

1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas:

a. Jika signifikan t <tingkat kesalahan ( α 0,05 ), maka H0 ditolak, Ha diterima (berarti ada pengaruh).

b. Jika signifikan t > tingkat kesalahan ( α 0,05 ), maka H0 diterima, Ha

ditolak (berarti tidak ada pengaruh).

2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai thitung:

a. Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak Ha diterima (berarti ada pengaruh).

b. Jika thitung< ttabel, maka H0 ditolak Ha ditolak (berarti tidak ada pengaruh).

Dengan penentuan ttabel:

n-1=83-1=82 (82;0,025)

Nilai 0,025 berasal dari tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05), karena memakai dua sisi jadi 0,05/2=0,025.

56

Gambar 3.1

Daerah penentuan H0 untuk Uji Statistik t

Daerah Daerah

Penerimaan Ha Penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

-ttabel ttabel Sumber: Sujarweni dan Endrayanto (2012:94)

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen untuk mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan tingkat signifikan sebesar 0,05. Jika Prrobability F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan atau memprediksi variabel dependen dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98).

Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (sujarweni dan Endrayanto, 2012:95:

57

1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas:

a. Jika signifikan F < tingkat kesalahan ( α 0,05 ), maka H0 ditolak Ha

diterima (berarti ada pengaruh).

b. Jika signifikan F > tingkat kesalahan ( α 0,05 ), maka H0 ditolak Ha

ditolak (berarti tidak ada pengaruh).

2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai thitung:

a. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, Ha diterima (berarti ada pengaruh). b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, Ha diterima (berarti ada pengaruh).

Dengan penentuan Ftabel:

Derajat kepercayaan 5% dengan uji dua sisi, dimana: V1=K=3 K= Jumlah variabel independen V2=n-K-1=83-3-1=79 Ftabel= (3; 79)

Gambar 3.2

Daerah penentuan H0 untuk Uji Statistik F

Daerah Daerah

Penerimaan Ha Penerimaan Ha

Daerah PenerimaanH0

Ftabel Ftabel Sumber: Sujarweni dan Endrayanto (2012:94)

58

E. OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2007:58) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apasaja yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebutm yang kemudian peneltian dapat menarik kesimpulannya.

Tabel 3.1

Operasional Variabel

No Variabel Dimensi Indikator No.

ang ket Skala 1. Pengembangan Karir (X1) (T.Hani Handoko 2013 : 130) Pengembangan karir merupakan upaya-upaya pribadi seseorang karyawan untuk mencapai rencana suatu karir

Pengembangan karir individual 1. Prestasi kerja 2. Exposure (daanya keterbukaa n dalam pengemban gan karir) 3. Permintaan berhenti 4. Memiliki sikap dedikasi pada organisasi pada organisasi 5. Adanya jalur pengemban gan karir yang jelas 6. Adanya kesempatan untuk mengikuti diklat (1-2) (3) (4) (5) (6) (7) Ordin al

59

No Variabel Dimensi Indikator No.

ang ket Skala 2. Lingkungan Kerja non fisik (X2) Menurut Duane P.schultz dan Sydne E.Schutlz dalam mangkunegara (2005:105) adalah aspek fisik

psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas 1. Lingkungan kerja temporer 2. Lingkungan Kerja psikologis 1. waktu jam kerja 2. waktu istirahat kerja 1. Kejenuhan Kerja 2.Rutinitas pekerjaan 3. Keletihan Kerja (1) (2-3) (4) (5-6) (7-8) Ordin al 3. Komitmen Organisasi (Luthans,2002:236) Suatu hasrat atau motif yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi;suatu keinginan untuk menunjukkan usaha tingkat tinggi atas nama organisasi;dan keyakinan yang kuat dalam menerima nilai-nilai dan tujuan – tujuan organisasi

4. Loyalitas karyawan (Y)

Saydam (dalam Nissa

2013:26) “Loyalitas

adalah tekad dan

1.komitmen Efektif 2.Komitmen kontinuans 3. komitmen Normatif 1. Kepatuhan 1. keterikatan emosional 2. identifikasi karyawan 3.keterlibatan karyawan pada organisasi 1. kesadaran untuk memilih organisasi 2. manfaat menjadi karyawan di organisasi 1.kepercayaan karyawan terhadap organisasi 1. Mematuhi segala peraturan organisasi yang berlaku (1-2) (3) (4) (5) (6) (7-10) (1) Ordin al Ordin al Lanjutan tabel 3.1

60

No Variabel Dimensi Indikator No.

ang ket Skala kesanggupan menaati,melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang dipatuhi dengan penuh

kesadaran dan

tanggung jawab,tekad serta kesanggupan yang harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam perbuatan melaksanakan tugas.” . 2. Tanggung jawab 3. Pengabdia n 4. Kejujuran 1.Menyelesaik an tugas dengan efisien 2.Mengutamak an kepentingan organisasi 3. Bekerja secara konsisten 1.Menyumban gkan pemikiran dan tenaga secara kontinyu kepada perusahaan 1.Bekerja tanpa paksaan 2.Bekerja sesuai dengan job description 3.Melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan sesuai prosedur (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Lanjutan tabel 3.1

61

BAB IV

Dokumen terkait