• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

3. Komitmen Organisasi

a. Pengertian komitmen

Setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi, harus mempunyai komitmen dalam bekerja karena apabila suatu perusahaan karyawannya tidak mempunyai suatu komitmen dalam bekerja, maka tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan tercapai. Namun terkadang suatu perusahaan atau organisasi kurang memperhatikan komitmen yang ada terhadap karyawannya, sehingga berdampak pada penurunan kinerja terhadap karyawan ataupun loyalitas karyawan menjadi berkurang.

Komitmen pada setiap karyawan sangat penting karena dengan suatu komitmen seorang karyawan dapat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dibanding dengan karyawan yang tidak mempunyai komitmen. Biasanya karyawan yang memiliki suatu komitmen, akan bekerja secara optimal sehingga dapat mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan waktunya untuk pekerjaanya, sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai dengan yang diharapkan oleh

27

perusahaan.

Bansal et al (2004) mendefinisikan komitmen sebagai kekuatan yang mengikat seseorang pasa suatu tindakan yang memiliki relevansi dengan satu atau lebih sasaran.

Robbins dan Judge (2007 : 315) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan – tujuan dan keinginannyaa untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi.

MenurutZurnali (2010), komitmen merupakan perasaan yang kuat dan erat dari seseorang terhadap tujuan dan nilai suatu organisasi dalam hubungannya dengan peran mereka terhadap upaya pencapaian tujuan dan nilai-nilai tersebut.

b. Komitmen organisasi.

Menurut Luthans (2002 : 236) bahwa sebagai suatu sikap, komitmen organisasi merupakan suatu hasrat atau motif yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi, suatu keinginan untuk menunjukkan usaha tingkat tinggi atas nama organisasi dan keyakinan yg kuat dalam menerima nilai – nilai dan tujuan – tujuan organisasi.

Sedang menurut Robin dalam Handayani (2012:17) mendefinisikan komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang memihak pada suatu perusahaan atau organisasi tertentu dan pada tujuan organisasi tersebut serta berniat untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi

28

Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen merupakan suatu keadaan dimana seseorang memihak dan peduli kepada organisasi tertentu dan tujuan – tujuanya, serta berniat memelihara keanggotanya dalam organisasi itu. Bentuk keterpihakan dan kepedulian seseorang tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti terlibat dalam kegiatan organisasi, berkurangnya membuang – buang waktu dalam bekerja dan berkurangnya kemungkinan meninggalkan lingkungan kerja.

c. Komponen – komponen komitmen organisasi menurut Mayer dan Allen dalam Handayani (2012:18) ada 3 yakni :

1). Komitmen Afektif

Komitmen ini berkaitan dengan keterikatan emosional karyawan. Identifikasi karyawan, dan keterlibatan karyawan terhadap organisasi 2). Komitmen Kontinuans

Komitmen ini menunjukan kesadaran untuk tidak memilih organisasi lain karena adanya ancaman kerugian besar. Karyawan yang bekerja berdasarkan komitmen ini bertahan dalam organisasi ini karena mereka butuh hal tersebut dan tidak adanya pilihan lain

3). Komitmen Normat

Perasaan wajib karyawan untuk tetap bekerja dalam organisasi, komponen komitmen ini sebagai tekanan normatif yang terinteralisasi secara keseluruhan untuk bertingkah laku sehingga memenuhi tujuan dan minat organisasi.

29

d. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

Mowday et al (1979 ) berpendapat untuk melihat komitmen organisasi dapat di jelaskan melalui faktor – faktor sebagai berikut :

a. Bangga menjadi bagian organisasi

b. Membanggakan organisasi kepada orang lain c. Peduli terhadap nasib organisasi

d. gembira memilih bekerja pada organisasi ini e. Kesamaan nilai

f. Bekerja melampaui target

Pendapat lain di kemukakan oleh pradiansyah (1999 : 31) yang mengemukakakan bahwa dalam membentuk atau membangun sebuah komitmen, harus di perhatikan lima faktor prinsip kunci, yakni : :

a. Memelihara atau meningkatkaan harga diri. Artinya pemimpin harus pintar menjaga agar harga diri bahwahan tidak rusak.

b. Memberikan tanggapan dengan empati

c. Meminta bantuan dan mendorong keterlibatan . Artinya bawahan selain butuh di hargai juga ingin melibatkan dlam pengambilan keputusan

d. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan rasional.

e. Memberikan dukungan tanpa mengabil alih tanggung jawab

Beberapa karakteristik pribadi dianggap memiliki hubungan dengan komitmen, penelitian yang di lakukan Temaluru (2001: 437 ) menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

30

komitmen seseorang terhadap organisasi, diantaranya adalah :

a. Usia dan masa kerja. Usia dan masa kerja berkolerasi positif dengan komitmen

b. Tingkat pendidikan. Maikin tinggi tingkat pendidikan individu, makin banyak pula harapanyaa yg mungkin tidak dapat dipenuhi atau tidak susuai dengan organisasi tempat dimana ia berada. c. Jenis kelamin. Wanita pada umumnya menghadapi tantanganb

yang lebih besar dalam pencapaian kariernya, sehingga komitmenya lebih tinggi.

d. Peran individu tersebut di organisasinya. Hasil studi Morris dan Sherman menunjjukan bahwa adanya hubungan yang negatif antara peran yang tidak jelas dan komitmen terhadap organisasi.

e. Peranan Manajer dalam Menciptakan Komitmen Organisasi

Setiap pemimpin organisasi bertanggung jawab dalam memainkan peranan penting dalam menciptakan atmosfer lingkungan kerja yang mendorong setiap personel untuk berkinerja tinggi dengan komitmen organisasi yang tinggi. Mink dalam tita (2008) mengemukakan strategi untuk menciptakan atmosfer komitmen organisasi dengan kinerja tinggi. Strategi tersebut terdiri dari :

1. Berbagi visi, yaitu mengembangkan visi organisasi bersama – sama.

2. Berbagi nilai (values), yaitu mengembangkan nilai – nilai organisasi atau kelompok secara bersama – sama.

31

3. Tujuan, yaitu penentuan tujuan organisasi secara akurat, spesifik, dan dilatari oleh nilai organisasi merupakan konsituen yang penting.

4. Fokus, bahwa pemimin harus mengembangkan proses manajeman sedemikian rupa sehingga setiap anggota bertindak konsisten dan fokus pada misi kelompok dan organisasi.

5. Dukungan untuk sukses, yang berarti bahwa pemimin memfasilitasi mereka dengan instrumen, dana, peralatan, waktu, sumber daya, pasar untuk menjual produk.

6. Kerja tim, bahwa untuk memperoleh pencapaian yang besar, alians dan sinergi antar personel mutlak dilaksanakan melalui kerja tim.

7. Pemberdayaan dan otonomi, yang mengisyaratkan bahwa setiap individu harus merasa bebas untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan.

8. Umpan balik dan penyelesaian masalah, yaitu bahwa penyampaian akurat informasi kepada personel tentang bagaimana kinerja mereka dalam kaitanya dengan pencapaian tujuan.

9. Imbalan , yang berarti bahwa setiap personel membutuhkan insentif baik secara sosial maupun finansial. Personel akan bekerja keras dan bersungguh hati bila usaha mereka menghasilkan apa yang mereka inginkan, butuhkan, bernilai.

32

Dokumen terkait