• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Alternatif Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Perairan

4.5.2 Daur Ulang Plastik

Dengan mempertimbangkan Panduan Teknis TPS 3R Tahun 2017, terdapat 2 alternatif pengolahan sampah plastik perairan yang dapat dilakukan.

Alternatif 1: Pencacahan Plastik

Universitas Pertamina - 50 yang kecil. Tujuan dari pencacahan ini adalah untuk mereduksi volume dan untuk memudahkan proses pengolahan lanjutan. Pengolahan ini dapat digunakan untuk hampir seluruh jenis plastik. Pada alternatif ini sampah terlebih dahulu dibersihkan dan dikeringkan secara manual untuk menghilangkan material atau residu yang dapat menghambat kinerja alat pencacahan. Setelah sampah plastik kering kemudian dimasukkan ke mesin pencacah. Hasil dari pencacahan ini berupa potongan kecil plastik yang kemudian dikemas untuk dijual kepada pelaku industri yang membutuhkan.

Alternatif 2: Pelelehan dan Pembentukan Biji Plastik

Pengolahan sampah plastik dengan pelelehan dan pembentukan biji plastik juga melibatkan proses pencacahan. Namun tidak semua jenis sampah plastik dapat diolah dengan pengolahan jenis ini. Hanya plastik jenis PET dan PP saja yang dapat diolah dengan cara melelhkan dan membentuknya kembali dalam bentuk biji plastik. Oleh karena itu dibutuhkan pemilahan lebih lanjut lagi sebelum mengolah sampah plastik yang berasal dari perairan. Dari hasil pengukuran komposisi sampah diketahui terdapat 32,37% sampah jenis PET dan PP dari total sampah plastik perairan. Sampah plastik yang sudah dipilah akan dibersihkan dan dikeringkan secara otomatis pada sebuah mesin yang merupakan satu kesatuan untuk keseluruhan proses pengolahan plastik. Sampah kemudian dicacah dan dilelehkan. Cairan plastik kemudian dicetak menjadi pelet atau biji plastik sesuai kategori plastik. Keuntungan dari pengolahan ini adalah memiliki harga jual produk yang lebih tinggi.

Dalam menentukan alternatif pengolahan sampah plastik terbaik dilakukan penilaian berdasarkan parameter berikut.

1. Beban kerja: mengetahui besaran pekerjaan yang harus dilakukan pekerja yang dipengaruhi aspek volume kerja dan waktu kerja. Semakin besar volume dan waktu kerja maka beban kerja semakin besar (Kementrian Dalam Negeri, 2008 ).

2. Harga investasi dan operasional: mengetahui gambaran pengeluaran yang harus dibutuhkan di awal sebagai bentuk investasi dan pengeluaran untuk operasional pengolahan. Referensi alam menentukan biaya yang dikeluarkan adalah mengacu pada APBD DKI Jakarta tahun 2020 dan harga pasaran di wilayah DKI Jakarta.

3. Kemudahan pengoperasian: berdasarkan kemampuan pekerja, tingkat pengetahuan, dan kerumitan alat. Hal tersebut berpengaruh terhadap beban fisiologis dan psikologis pekerja (Mahawati, 2015).

4. Penjualan pertahun: mengetahui nilai rupiah yang didapat dari hasil penjualan plastik hasil olahan.

5. Kemampuan mereduksi sampah: mengetahui keefektifan pengolahan dalam mengurangi volume maupun berat sampah awal.

Berikut adalah hasil pembobotan dan penilaian dengan menggunakan kedua metode tersebut. Untuk penjelasan masing-masing pembobotan dapat dilihat pada Lampiran 7.

Tabel 4.27. Preferensi dan penilaian pengolahan sampah plastik perairan

Kriteria Alternnatif 1 Alternatif 2

Beban kerja Rendah Sedang

Universitas Pertamina - 51

Kemudahan pengoperasian Mudah Sulit

Kemampuan mereduksi sampah 100% 74.72%

Penjualan pertahun Rp 79,068,246.00 Rp 84,339,616.00 Tabel 4.28. Konversi nilai verbal dalam skala 1-3

Bobot Keterangan

1 Tinggi, sulit

2 Sedang, cukup mudah 3 Rendah, mudah

Tabel 4.29. Penilaian angka dan penentuan nilai terbaik dan terburuk

Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Terbaik Terburuk

Beban kerja 2 3 3 2

Harga investasi dan operasional Rp 83,022,857.85 Rp 260,484,668.33 Rp 83,022,857.85 Rp 260,484,668.33 Kemudahan pengoperasian 3 1 3 1 Kemampuan mereduksi sampah 100% 74.72% 100% 74.72% Penjualan pertahun Rp 79,068,246.00 Rp 84,339,616.00 Rp 79,068,246.00 Rp 84,339,616.00 Tabel 4.30. Konversi penilaian dalam skala 0-1 dan penilaian teori utilitas

Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Bobot SB

Beban kerja 0 1 2 0.15

Harga investasi dan operasional 1 0 3 0.23

Kemudahan pengoperasian 1 0 3 0.23

Kemampuan mereduksi sampah 1 0 2 0.15

Penjualan pertahun 0 1 3 0.23

Jumlah 13 1

Nilai utilitas 0.615 0.385

Ranking 1 2

*SB: Standar Pembobotan

Tabel 4.31. Penilaian menggunakan teori compromise programming Compromise program C = 2

Distance 0.385 0.615

Nilai indikator 0.615 0.385

Ranking 1 2

Dari hasil penilaian dan pembobotan menggunakan metode utility theory dan compromise programing didapat alternatif dengan rangking tertinggi adalah alternatif 1. Hal tersebut menandakan bahwa alternatif 1 merupakan alternatif yang lebih baik diterapkan untuk pengolahan sampah plastik perairan. Alternatif 1 yaitu pengolahan dengan pencacahan memiliki beban kerja sedikit lebih berat

Universitas Pertamina - 52 dikarenakan para pekerja perlu melakukan pembersihan dan pengeringan sampah plastik secara manual jika dibandingkan dengan alternatif 2 yang dilakukan secara otomatis. Namun dari segi harga investasi dan operasional alternatif 1 masih lebih terjangkau dibandingkan dengan alternatif 2. Hal itu dikarenakan pada alternatif 2 dibutuhkan alat yang lebih rumit dan canggih. Alat yang lebih rumit tentunya akan membutuhkan pekerja yang lebih ahli dalam menggunakan alat. Oleh sebab itu pengoperasian alternatif 2 menjadi lebih sulit dibandingkan dengan alternatif 1 yang tidak membutuhkan tenaga ahli khusus. Selain itu, alternatif 1 memiliki kemampuan lebih besar dalam mereduksi seluruh jenis sampah plastik, sedangkan alternatif 2 hanya mampu mengolah sampah plastik golongan PET dan PP saja sehingga akan menyisakan residu sampah plastik yang banyak. Jika dilihat dari penjualan pertahun alternatif 2 memiliki nilai yang lebih besar meskipun tidak dapat mereduksi seluruh plastik. Hal tersebut dikarenakan harga jual biji plastik jauh lebih besar dibandingkan dengan harga jual plastik hasil cacahan.

Dengan melakukan analisis keuntungan ekonomi untuk alternatif 1 didapat biaya operasional yang harus dikeluarkan pertahunnya sebesar Rp 41,311,830 dan penjualan pertahun sebesar Rp 79,068,246. Berdasarkan Permen PU No. 3 Tahun 2013, suatu pengolahan dapat dikatakan layak secara ekonomi apabila manfaat yang didapat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan baik itu biaya investasi, operasional, dan/atau pemeliharaan. Dari estimasi kedua biaya tersebut maka didapat perkiraan keuntungan ekonomi yang dapat dinilai oleh uang (tangible) dari alternatif 1 sebesar Rp 37,756,415. Sedangkan untuk manfaat yang tidak dapat dinilai oleh uang (intangible) antara lain pengurangan derajat pencemaran, terjaganya kelestarian sumber daya air dari sampah plastik, dan mengurangi sampah plastik masuk ke laut. Manfaat dari segi sosial yang bisa didapat adalah sebagai acuan bagi masyarakat dalam membentuk kebiasaan mengolah sampah plastik.

Pengolahan sampah dengan cara pengomposan dan pencacahan plastik akan dilakukan di sekitar sumber sampah yang dalam hal ini adalah kubus apung. Pemanfaatan daerah sempadan sungai dari setiap lokasi studi sudah sesuai dengan Permen PUPR No. 28 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau. Selain melakukan pengolahan pada wilayah sempadan, alternatif lain yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan ruang terbuka publik yang menjadi tempat terjadinya mitra antara pemerintah daerah dan masyrakat. Salah satu ruang terbuka publik yang menjadi sarana edukasi masyarakat dan banyak terdapat di sekitar lokasi studi dan dapat dimanfaatkan adalah Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA). Dengan melakukan pengolahan sampah pada ruang terbuka publik maka upaya edukasi mengenai pengolahan sampah baik secara materi maupun praktik dapat disampaikan dengan baik kepada masyarakat.

Dengan melakukan teknik operasional pengelolaan sampah dan pemanfaatan serta pengolahan sampah perairan pada studi kasus Sungai Pesanggrahan dan Sungai Grogol, maka target pengurangan sampah di sumber sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% yang mengacu Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 mengenai Kebijakan dan Strategi Nasional Pegelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga sudah dapat terpenuhi. Selain itu, dengan berkurangnya sampah yang masuk ke emplasemen, maka akan berkurang juga sampah yang masuk ke TPA Bantar Gebang.

Universitas Pertamina - 53 Gambar 4.18. Skema Pengelolaan Sampah Perairan

Sumber sampah

Pengumpulan

Pemilahan & pewadahan

Anorganik B3

Organik

Kontainer baja 10 m3 Excavator amphibi, perahu HDPE, manual

Plastik Pemindahan & Pengangkutan TPS/Emplasemen Dump truck 12 m3, 1 rit/hari Pencacahan Layak kompos Tidak layak Komposting Kompos Residu Kertas Logam Karet Kaca Tekstil Inert TPA

Universitas Pertamina - 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini memuat deskripsi singkat mengenai hasil perancangan dan analisis data yang sudah dilakukan. Terdapat juga kemungkinan pemanfaatan hasil perancangan atau penelitian lebih lanjut dan potensi perancangan atau penelitian lanjutan.

Dokumen terkait