• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bagian ini akan dijelaskan secara lebih detail mengenai diagram alir perancangan, pertimbangan perancangan, analisis teknis, serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam perancangan ini.

3.1 Diagram Alir Perancangan

Berikut adalah tahapan perancangan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan perancangan yang telah ditetapkan.

Identifikasi Masalah: Belum ada teknik operasional pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah

perairan

Studi literatur & diskusi ide

Menentukan alat & bahan yang dibutuhkan

Data Primer • Lokasi pengambilan sampel • Timbulan dan komposisi sampah

Data Sekunder • Profil sungai

• Sistem pengelolaan sampah eksisting

• Pencatatan timbulan sampah rutin oleh instansi

Pengukuran timbulan dan komposisi sampah

Analisis timbulan dan komposisi sampah

Pengumpulan data

Universitas Pertamina - 17 Gambar 3.1. Diagram Alir Perancangan

Sumber: (Arsyandi, 2019)

Tahapan dalam pelaksanaan tugas akhir ini meliputi identifikasi masalah, studi literatur, pengambilan data, analisis data, dan perencanaan teknik operasional pengelolaan sampah perairan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari hasil pengukuran langsung timbulan dan komposisi sampah perairan di lapangan. Pengambilan sampel sampah dilakukan di penghalang atau kubus apung yang ada di aliran sungai utama yang menuju ke teluk Jakarta. Kubus apung merupakan salah satu prasarana inovasi yang dimiliki oleh UPK Badan Air dalam penanganan sampah perairan yang bertujuan untuk mengumpulkan sampah yang terbawa aliran sungai.

Pengambilan data primer berupa timbulan sampah dan komposisi sampah dilakukan pada bulan November 2019 di Sungai Pesanggrahan dan bulan Desember 2019 di Sungai Grogol. Selama pengambilan sampel di lapangan nantinya akan bekerja sama dengan tim UPK Badan Air selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap pengangkutan sampah perairan di DKI Jakarta. Sampel sampah yang diambil merupakan sampah yang terkumpul di kubus apung selama 24 jam dan diambil pada pagi hari dalam rentang 08.00-10.00 WIB sebelum sampah diangkut ke TPS khusus sampah perairan. Pengambilan sampel sampah perairan dilakukan satu kali untuk setiap lokasi kubus apung dengan mengacu pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya pada tahun 2018 oleh World

Menentukan alternatif solusi teknik operasional pengelolaan sampah dan

pemanfaatan sampah perairan

Menentukan alternatif solusi terbaik berdasarkan analisis Uitility Theory

dan Compromise Programing A Apakah solusi terpilih sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku? Tidak Ya

Menyampaikan hasil akhir solusi teknik operasional pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah

Universitas Pertamina - 18 Bank Group mengenai kajian Hot Spot Sampah Laut Indonesia.

Besarnya timbulan sampah ini diperoleh dari pengukuran langsung langsung di lapangan terhadap sampah yang terkumpul pada beberapa kubus apung di Sungai Pesanggrahan dan Sungai Grogol. Metode yang digunakan dalam pengukuran timbulan dan densitas sampah adalah dengan pengukuran secara langsung yang mengacu pada SNI 19-3694-1994 serta dilengkapi dengan load count analysis. Pengukuran timbulan menggunakan metode load count analysis adalah dengan mengukur jumlah (berat atau volume) sampah yang masuk ke TPS (Damanhuri & Padmi, 2016). Pengukuran timbulan menggunakan dua metode yaitu metode volume dan metode berat dan begitu pula untuk pengukuran komposisi. Metode pengukuran timbulan sampah, yaitu sampah terkumpul diukur volume dengan wadah berskala dan ditimbang beratnya kemudian dipisahkan berdasarkan komponen komposisi sampah sesuai dengan SIPSN dan SNI 19-2454-2002 kemudian diukur volume dan beratnya. Setelah seluruh data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap data yang dimiliki. Hasil analisis data menjadi dasar dalam perencanaan alternatif teknik operasional pengelolaan sampah perairan yang dapat diterapkan dengan berpedoman pada SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Metode yang digunakan dalam pemilihan alternatif terbaik dan keberhasilan desain adalah dengan menggunakan analisis utility theory dan compromise programing dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, lingkungan, serta peraturan terakit pengelolaan sampah.

3.2 Pertimbangan Perancangan

Hal-hal yang menjadi pertimbangan dan batasan dalam proses perancangan ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah timbulan sampah dan komposisi sampah perairan. 2. Teknologi dan sumberdaya setempat.

3. Keterjangkauan pengoperasian dan pemeliharaan. 4. Kondisi fisik setempat.

5. Pemilahan sampah harus lebih dekat dengan sumber sampah sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.

6. Bertambahnya sampah di Sungai Pesanggrahan dan Sungai Grogol dapat berpotensi menyebabkan banjir.

3.3 Analisis Teknis

Analisis perancangan agar dapat dikatakan layak secara teknis mencakup beberapa hal berikut: 1. Konsep perencanaan teknik operasional pengelolaan sampah sesuai dengan SNI

19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.

2. Penyediaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan dan Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Universitas Pertamina - 19 3. Konsep perencanaan pengelolaan sampah perairan mempertimbangkan timbulan sampah

dan analisis pengelolalan sampah eksisting.

4. Tercapainya target pelayanan sampah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dengan 30% pengurangan dan 70% penanganan sampah.

5. Memberikan gambaran umum pengoperasian dan pemeliharaan. 6. Dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Bantar Gebang.

3.4 Peralatan dan Bahan

Peralatan, bahan, fasilitas, dan perangkat lunak yang diperlukan selama perancangan adalah sebagai berikut:

1. Alat dan bahan

Peralatan dan bahan yang dibutuhkan selama pengambilan sampel serta pengukuran timbulan dan komposisi adalah sarung tangan, kantong sampah ukuran besar, meteran, terpal, keranjang, timbangan, jaring, kabel pengikat, label. Adapun bahan yang dibutuhkan adalah sampah perairan.

2. Fasilitas

Fasilitas yang dibutuhkan adalah berupa lahan kosong sebagai tempat untuk mengukur timbulan dan komposisi sampah, serta alat transportasi berupa truk dengan bak terbuka untuk mengangkut sampah dari lokasi pengambilan sampel ke lokasi pengukuran timbulan dan komposisi sampah.

3. Perangkat lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam melakukan perancangan ini adalah Microsoft Office, AutoCad, dan/atau SketchUp.

Universitas Pertamina - 20

Dokumen terkait