• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya Dukung Ekologis

Dalam dokumen 5. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 50-55)

5.2 Analisis Daya Dukung Lingkungan

5.2.2 Daya Dukung Ekologis

Metode yang digunakan untuk menghitung daya dukung ekologis adalah dengan pendekatan kapasitas asimilasi lingkungan perairan. Perairan teluk memiliki kemampuan menampung beban pencemaran sampai pada batas-batas tertentu, kemampuan ini dipengaruhi oleh proses pengenceran dan perombakan yang terjadi di dalamnya. Kapasitas asimilasi didefenisikan sebagai kemampuan air atau sumber air dalam menerima beban pencemar limbah tanpa menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai peruntukannya. Apabila beban limbah yang masuk ke perairan melebihi kemampuan asimilasinya maka akan menyebabkan terjadinya pencemaran.

Perhitungan kapasitas asimilasi lingkungan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dalam menampung beban pencemar dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan metoda regresi sederhana antara konsentrasi masing-masing parameter kualitas air di lingkungan perairan dengan beban pencemarnya, hasil regresi sederhana tersebut selanjutnya dianalisis dengan cara memotongkannya dengan nilai baku mutu air laut untuk biota laut dan wisata bahari sesuai standar baku mutu yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Jika nilai kapasitas asimilasinya belum terlampaui, maka beban pencemar yang masuk masih tergolong rendah, dimana beban pencemar yang masuk akan mengalami proses difusi atau dispersi atau penguraian di dalam lingkungan perairan, hal ini ditandai oleh nilai konsentrasi parameter beban pencemar yang masih berada dibawah nilai ambang batas baku mutu air laut. Begitu pula sebaliknya, jika nilai kapasitas asimilasinya telah melampaui kemampuan asimilasinya maka kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya pencemaran. Data hasil pengukuran parameter kualitas air di lingkungan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir serta standar baku mutu air laut yang dipersyaratkan seperti yang ditunjukan pada Tabel 29.

Tabel 29 Status kualitas perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir

Parameter

Baku Mutu Hasil Pengukuran

Biota Laut Wisata Bahari St.1 St.2 St.3 St.4 St.5 St.6 St.7 Nitrat (mg/l) 0,008 0,008 0,008 0,003 0,002 0,003 0,004 0,003 0,003 Phosphat (mg/l) 0,015 0,015 0,009 0,002 0,004 0,005 0,002 0,002 0,004 Tembaga (mg/l) 0,008 0,050 0,017 0,007 0,008 0,008 0,007 0,007 0,009 Ammonia (mg/l) 0,3 nihil 0,006 0,007 0,009 0,008 0,007 0,007 0,011 Sulfida (mg/l) 0,01 nihil 0,011 0,006 0,007 0,007 0,006 0,006 0,007

Selanjutnya data hasil regresi sederhana (fungsi y), beban pencemar dan kapasitas asimilasinya seperti ditunjukan pada Tabel 30. Persamaan regresi yang terbentuk merupakan hubungan antara konsentrasi masing-masing parameter kualitas air di lingkungan perairan dengan beban pencemarnya. Apabila garis regresi yang terbentuk ditarik lurus sehingga berpotongan dengan garis baku mutu air laut sesuai peruntukannya maka akan didapatkan nilai kapasitas asimilasinya seperti yang ditunjukan pada Gambar 21.

Tabel 30 Beban pencemar dan kapasitas asimilasi lingkungan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir

No Paramater Fungsi y R Beban Pencemar (mg/det) 2 Kapasitas Asimilasi (mg/det) 1 Nitrat (NO3–N) y = 3,025 + 0,002x R2 = 0,999 1,286 2,772 2 Phosphat (PO4) y = 4,990 + 0,002x R2 = 0,999 1,386 5,198 3 Tembaga (Cu) y = 6,370 + 0,002x R2 = 0,999 3,119 2,772 4 Ammonia (NH3–N) y = - 9,610 + 0,002x R2 = 0,999 2,703 103,967 5 Sulfida (H2S) y = 1,050 + 0,002x R2 = 0,999 2,475 3,465

a. Kapasitas Asimilasi Nitrat (NO3-N) b. Kapasitas Asimilasi Phosphat (PO4)

c. Kapasitas Asimilasi Tembaga (Cu)

d. Kapasitas Asimilasi Ammonia (NH3-N) e. Kapasitas Asimilasi Sulfida (H2

Gambar 21 Kapasitas asimilasi dari 5 paramater kualitas air di lingkungan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir.

-S)

a. Kapasitas Asimilasi Nitrat (NO3

Penentuan nilai kapasitas asimilasi untuk NO -N)

3-N dilakukan dengan persamaan regresi y = 3,025 + 0,002x dan R2 = 0,999. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar

2,772 mg/det (0,007 ton/bulan). Jika beban pencemar yang ada sebesar 1,286 mg/det (0,003 ton/bulan) dibandingkan dengan nilai kapasitas asimilasi tersebut maka terlihat bahwa beban pencemar yang masuk masih tergolong rendah karena berdasarkan hasil pengukuran kualitas air di 7 stasiun pengamatan ternyata konsentrasi NO3-N pada 6 stasiun pengamatan masih berada dibawah nilai baku mutu yang dipersyaratkan yaitu di Stasiun 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, kecuali pada stasiun pengamatan 1 di bagian utara Teluk Un terlihat bahwa nilai konsentrasi NO3

b. Kapasitas Asimilasi Phosphat (PO

-N telah mencapai batas kapasitas asimilasinya.

4

Berdasarkan persamaan regresi y = 4,990 + 0,002x dan R )

2

= 0,999 maka dapat ditentukan kapasitas asimilasi PO4 di perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 5,198 mg/det (0,013 ton/bulan). Jika beban pencemar yang ada sebesar 1,386 mg/det (0,003 ton/bulan) dibandingkan dengan nilai kapasitas asimilasi tersebut maka beban pencemar yang masuk masih tergolong rendah karena hasil pengukuran kualitas air di 7 stasiun pengamatan semuanya menunjukan bahwa konsentrasi PO4

c. Kapasitas Asimilasi Tembaga (Cu)

masih berada dibawah nilai baku mutu yang dipersyaratkan.

Nilai kapasitas asimilasi untuk Cu ditentukan berdasarkan persamaan regresi y = 6,370 + 0,002x dan R2 = 0,999. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 2,772 mg/det (0,007 ton/bulan). Jika beban pencemar yang ada sebesar 3,119 mg/det (0,008 ton/bulan) dibandingkan dengan nilai kapasitas asimilasi tersebut maka terlihat bahwa kondisi perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir telah tercemar oleh Cu karena ada 2 stasiun pengamatan yang konsentasi Cu telah melampaui nilai baku mutu yang dipersyaratkan yaitu pada Stasiun 1 dan 7. Selain itu juga ada 2 stasiun pengamatan yang konsentrasi Cu sama dengan baku mutu yang dipersyaratkan yaitu pada Stasiun 3 dan 4, sedangkan konsentrasi Cu pada 3 stasiun pengamatan lainnya masih berada di bawah nilai baku mutu yang dipersyaratkan yaitu pada Stasiun 2, 5, dan 6.

d. Kapasitas Asimilasi Ammonia (NH3

Penentuan nilai kapasitas asimilasi untuk NH -N)

3-N dilakukan dengan persamaan regresi y = - 9,610 + 0,002x dan R2 = 0,999. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 103,967 mg/det (0,269 ton/bulan). Nilai kapasitas asimilasi ini cukup besar karena konsentrasi NH3-N yang ada di perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir sangat kecil bila dibandingkan dengan nilai baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 0,3 mg/l. Jika beban pencemar yang ada sebesar 2,703 mg/det (0,007 ton/bulan) dibandingkan dengan nilai kapasitas asimilasi tersebut maka jelas terlihat bahwa beban pencemar yang masuk masih tergolong rendah karena hasil pengukuran kualitas air pada 7 stasiun pengamatan, semuanya menunjukan konsentrasi NH3 -N

e. Kapasitas Asimilasi Sulfida (H

masih berada jauh dibawah nilai baku mutu yang dipersyaratkan.

2

Berdasarkan persamaan regresi y = 1,050 + 0,002x dan R -S)

2

= 0,999 maka dapat ditentukan kapasitas asimilasi H2S di perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 3,465 mg/det (0,008 ton/bulan). Jika beban pencemar yang ada sebesar 2,475 mg/det (0,006 ton/bulan) dibandingkan dengan nilai kapasitas asimilasi tersebut maka terlihat bahwa beban pencemar yang masuk masih tergolong rendah karena berdasarkan hasil pengukuran kualitas air di 7 stasiun pengamatan ternyata konsentrasi H2S pada 6 stasiun pengamatan masih berada dibawah nilai baku mutu yang dipersyaratkan yaitu di Stasiun 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Sama halnya dengan nitrat, pada stasiun pengamatan 1 di bagian utara Teluk Un terlihat bahwa konsentrasi H2

Dari kelima parameter kua litas air tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa unsur pencemar seperti nitrat, tembaga, dan sulfida yang konsentrasinya telah mencapai atau bahkan melampaui batas kapasitas asimilasinya diduga keberadaannya karena adanya limbah pemukiman penduduk yang masuk ke lingkungan perairan, namun kondisi ini belum terlalu membahayakan karena beban pencemar tersebut akan terbilas pada saat air bergerak pasang dan kemudian terbawa oleh arus ke luar teluk pada saat air bergerak surut.

S telah melampaui batas kapasitas asimilasinya.

Menurut MERDI in DPK 2006a, tipe pasang surut di perairan Kei Kecil adalah pasang campuran mirip harian ganda. Dengan tipe pasut seperti ini maka arus pasang surut pada suatu titik di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir akan berubah arah dan kecepatannya sebanyak 4 kali. Kecepatan arus pada kanal teluk ini sangat mempengaruhi cepat lambatnya pergantian massa air di dalam teluk tersebut, hal ini berkaitan dengan kepekaan teluk tersebut terhadap polusi maupun dalam menentukan input dan output bibit (propagule), misalnya larva biota laut yang terbawa arus ke teluk tersebut. Renjaan dan Pattisamalo (1999) mengemukakan bahwa lama waktu menetap (residence time) atau lama waktu singgah (transit time) massa air di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir diperkirakan kurang dari 9 jam, dalam kurun waktu yang singkat ini Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dapat memperbaharui massa airnya maupun kondisi bio-ekologisnya.

Dalam dokumen 5. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 50-55)

Dokumen terkait