DAFTAR LAMPIRAN
5.7 Keberlanjutan Pengelolaan Minawisata Bahari Berbasis Konservasi Keberlanjutan pengelolaan minawisata bahari berbasis konservasi di Teluk Keberlanjutan pengelolaan minawisata bahari berbasis konservasi di Teluk
5.7.2 Basis Model
Basis model pengelolaan minawisata bahari merupakan gambaran kondisi ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove, jumlah maksimum unit usaha minawisata bahari, manfaat langsung, manfaat lingkungan, biaya langsung, biaya lingkungan, dan biaya proteksi lingkungan (mitigasi) yang dapat dicapai dari masing-masing kategori aktivitas minawisata bahari berdasarkan kondisi riil saat ini. Nilai dugaan atribut pada basis model seperti yang ditunjukan pada Tabel 41.
Gambar 24 Model dinamik pengelolaan minawisata bahari berbasis konservasi.
Tabel 40 Nilai dugaan atribut pada basis model pengelolaan minawisata bahari berbasis konservasi
No. Dimensi dan Atribut Nilai Dugaan Keterangan
Ekologi Terumbu Karang 1 Initial ekosistem terumbu
karang untuk minawisata
bahari (ha) 62,78 Hasil interpretasi Citra Satelit
2 Laju pertumbuhan terumbu
karang 0,073 Data sekunder
3 Jumlah fee konservasi
terumbu karang (Rp) 141.980.000 Hasil perhitungan ECBA
4 Fraksi fee konservasi terumbu
5 Upaya konservasi terumbu karang
0,012
Hasil olahan data lapangan 6 Laju degradasi terumbu
karang
0,052 Data sekunder 7 Jumlah penduduk Desa Taar
(orang)
2.412
Data lapangan
8 Fraksi pencemaran 0,0000595 Data sekunder
Ekologi Mangrove 9 Initial ekosistem mangrove
untuk minawisata bahari (ha) 153,58
Hasil interpretasi Citra Satelit
10 Laju pertumbuhan mangrove 0,073 Data sekunder
11 Jumlah fee konservasi
mangrove (Rp) 3.230.000
Hasil perhitungan ECBA 12 Fraksi fee konservasi
mangrove
0,00001 Hasil olahan data lapangan 13 Upaya konservasi mangrove 0,033 Hasil olahan data lapangan 14 Luasan mangrove yang
dikonversi (ha)
8,7 Hasil olahan data lapangan
15 Laju degradasi mangrove 0,00851 Data sekunder
Dimensi Ekonomi 16 Umur teknis unit usaha
(tahun)
5 Asumsi peneliti
17 Discount Rate 0,1 Asumsi peneliti
ECBA MB Pancing (377 Unit)
18 Bd 1 (Rp) 2.563.600.000 Hasil perhitungan ECBA
19 Be 1 (Rp) 28.817.880 Hasil perhitungan ECBA
20 Cd 1 (Rp) 1.134.770.000 Hasil perhitungan ECBA
21 Ce 1 (Rp) 149.857500 Hasil perhitungan ECBA
22 Cp 1 (Rp) 47.879.000 Hasil perhitungan ECBA
23 ECBA MB P. Kerang (194 Unit)
24 Bd 2 (Rp) 155.200.000 Hasil perhitungan ECBA
25 Be 2 (Rp) 271.600 Hasil perhitungan ECBA
26 Cd 2 (Rp) 87.300.000 Hasil perhitungan ECBA
27 Ce 2 (Rp) 1.416.200 Hasil perhitungan ECBA
28 Cp 2 (Rp) 7.178.000 Hasil perhitungan ECBA
ECBA MB Karamba (37 Unit)
29 Bd 3 (Rp) 2.893.400.000 Hasil perhitungan ECBA
30 Be 3 (Rp) 12.121.200 Hasil perhitungan ECBA
31 Cd 3 (Rp) 1.468.900.000 Hasil perhitungan ECBA
32 Ce 3 (Rp) 63.029.500 Hasil perhitungan ECBA
33 Cp 3 (Rp) 33.633.000 Hasil perhitungan ECBA
ECBA MB Selam (146 Unit)
34 Bd 4 (Rp) 2.730.200.000 Hasil perhitungan ECBA
35 Be 4 (Rp) 3.182.800 Hasil perhitungan ECBA
35 Cd 4 (Rp) 1.547.600.000 Hasil perhitungan ECBA
37 Ce 4 (Rp) 16.585.600 Hasil perhitungan ECBA
ECBA MB Mangrove (1 Unit)
39 Bd 5 (Rp) 119.000.000 Hasil perhitungan ECBA
40 Be 5 (Rp) 22.189.700 Hasil perhitungan ECBA
41 Cd 5 (Rp) 50.150.000 Hasil perhitungan ECBA
42 Ce 5 (Rp) 25.173.000 Hasil perhitungan ECBA
43 Cp 5 (Rp) 3.230.000 Hasil perhitungan ECBA
Nilai level (stock), variabel driving, auxiliary dan konstanta yang tercantum pada Tabel 40 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Atribut pada Dimensi Ekologi
Atribut yang berfungsi sebagai stok dalam submodel terumbu karang pada dimensi ekologi adalah luasan terumbu karang yang ada di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Nilai awal (initial) level diperoleh dari hasil interpretasi citra satelit yaitu seluas 62,78 ha, sementara yang berfungsi sebagai inflow adalah pertambahan luasan terumbu karang dengan atributnya adalah laju pertumbuhan,upaya konservasi, alokasi dana untuk konservasi, dan fraksi fee konservasi, sedangkan yang berfungsi sebagai outflow adalah pengurangan luasan terumbu karang dengan atributnya adalah laju degradasi, pencemaran, fraksi pencemaran, jumlah penduduk, dan fraksi kesadaran lingkungan. Laju pertumbuhan terumbu karang sebesar 0,073, laju degradasi terumbu karang sebesar 0.052 dan fraksi pencemaran sebesar 0,0000595 (in Laapo 2010). Biaya proteksi lingkungan pemanfaatan terumbu karang didapat dari hasil perhitungan analisis manfaat-biaya lanjutan, sedangkan proporsi alokasi dana untuk konservasi terumbu karang diperoleh pada saat melakukan FGD dengan stakeholder di lokasi penelitian dimana Pemerintah Desa Taar sebagai pemilik adat kawasan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir menginginkan proporsi 70% dari biaya proteksi lingkungan diperuntukan untuk pembangunan desa sebagai biaya pengganti adat sasi, dan 30% dari biaya proteksi lingkungan tersebut diperuntukan sebagai alokasi dana untuk konservasi terumbu karang dalam bentuk pembuatan artificial reef. Fraksi fee konservasi terumbu karang sebesar 0,003 adalah perbandingan antara besarnya dana dari fee konservasi terumbu karang dengan luasan terumbu karang buatan yang dihasilkan dari dana konservasi tersebut.
Atribut yang berfungsi sebagai stok dalam submodel mangrove pada dimensi ekologi adalah luasan mangrove yang ada di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Nilai awal
(initial) level diperoleh dari hasil interpretasi citra satelit yaitu seluas 153,58 ha,
sementara yang berfungsi sebagai inflow adalah pertambahan luasan mangrove dengan atributnya adalah laju pertumbuhan,upaya konservasi, alokasi dana untuk konservasi, dan
fraksi fee konservasi, sedangkan yang berfungsi sebagai outflow adalah pengurangan luasan mangrove dengan atributnya adalah laju degradasi dan luasan mangrove yang dikonversi. Laju pertumbuhan mangrove sebesar 0,073 dan laju degradasi terumbu karang sebesar 0.00851 (in Laapo 2010). Biaya proteksi lingkungan pemanfaatan mangrove didapat dari hasil perhitungan analisis manfaat-biaya lanjutan, sedangkan proporsi alokasi dana untuk konservasi mangrove diperoleh pada saat melakukan FGD dengan stakeholder di lokasi penelitian dimana pemerintah Desa Taar sebagai pemilik adat kawasan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir menginginkan proporsi 70% dari biaya proteksi lingkungan diperuntukan untuk pembangunan desa sebagai biaya pengganti adat sasi, dan 30% dari biaya proteksi lingkungan tersebut diperuntukan sebagai alokasi dana untuk konservasi mangrove dalam bentuk penanaman kembali anakan mangrove. Fraksi fee konservasi mangrove sebesar 0,00001 adalah perbandingan antara besarnya dana dari fee konservasi mangrove dengan luasan mangrove yang dihasilkan dari dana konservasi tersebut.
Atribut pada Dimensi Ekonomi
Dalam dimensi ekonomi ada 5 kategori aktivitas minawisata bahari yang masing-masing berfungsi sebagai submodel yaitu: 1) minawisata bahari pancing, 2) minawisata
bahari pengumpulan kerang; 3) minawisata bahari karamba pembesaran ikan; 4) minawisata bahari selam; dan 5) minawisata bahari mangrove. Berdasarkan hasil
analisis daya dukung kawasan, perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dapat menampung 377 unit usaha minawisata bahari pancing, 194 unit usaha minawisata bahari pengumpulan kerang, 37 unit usaha minawisata bahari karamba pembesaran ikan, 146 unit usaha minawisata bahari selam, dan 1 unit usaha minawisata bahari mangrove. Umur teknis masing-masing unit usaha yang digunakan sebagai waktu usaha adalah selama 5 tahun, dan discount rate yang digunakan untuk kegiatan usaha ini adalah sebesar 10% per tahun.
Selanjutnya, yang berfungsi sebagai stok dalam sub-submodel pada dimensi ekonomi ini adalah nilai NPV tahunan dari masing-masing kategori aktivitas minawisata bahari. Nilai awal (initial) level diperoleh dari hasil perhitungan manfaat dikurangi dengan biaya berdasarkan hasil analisis manfaat-biaya lanjutan atau extended cost-benefit
analysis (ECBA), sementara yang berfungsi sebagai inflow adalah manfaat (1,2,3,4,5)
dengan atributnya adalah manfaat langsung/direct benefit (Bd), manfaat lingkungan/
environmental benefit (Be), sedangkan yang berfungsi sebagai outflow adalah biaya
environmental cost (Ce), dan biaya proteksi lingkungan/protection cost (Cp
Tahun
). Semua nilai atribut ini juga diperoleh dari hasil analisis manfaat-biaya lanjutan.
Hasil runing basis model pengelolaan minawisata bahari di kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dengan simulasi kondisi sampai 5 tahun ke depan sesuai umur teknis unit usaha disajikan pada Tabel 41 danGambar 25.
Tabel 41 Hasil runing untuk basis model pengelolaan minawisata bahari di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir
NPV Tahunan Total (Rp) Alokasi Dana Konservasi TK (Rp) Luasan TK (ha)
Alokasi Dana Konservasi Mangrove (Rp) Luasan Mangrove (ha) 0 -5,013,400,000 42,594,000 62.78 969,000 153.58 1 3,504,464,855 38,760,540 64.00 881,790 154.79 2 3,206,021,976 35,353,020 65.25 804,270 156.08 3 2,905,720,410 31,945,500 66.52 726,750 157.45 4 2,641,431,834 28,963,920 67.82 658,920 158.91 5 2,413,766,132 26,408,280 69.14 600,780 160.46 Jumlah 9,658,005,207 204,025,260 - 4,641,510 -
Gambar 25 Grafik basis model pengelolaan minawisata bahari di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. 22:05 Sun, Dec 18, 2011 Page 1 0.00 1.25 2.50 3.75 5.00 Y ears 1: 1: 1: 2: 2: 2: 3: 3: 3: 4: 4: 4: 5: 5: 5: -5.5e+009 -1e+009. 3.5e+009 35000000 50000000 65000000 63 66 70 900000 1200000 1500000 154 157 161
1: NPV …AN TOTAL 2: Aloka…erv asi TK 3: LUA…U KARANG4: Aloka… Mangrov e 5: LUA…ANGROVE
1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5
Tabel 41 dan Gambar 25 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil simulasi dengan 5 kategori aktivitas minawisata bahari tersebut diatas dengan jumlah unit usaha maksimum sesuai daya dukung kawasan, pada tahun kelima semua unit usaha minawisata bahari memberikan keuntungan dengan nilai NPV total tahunan adalah sebesar Rp.9.658.005.207 dimana secara kolektif akan menyumbangkan Rp.204.025.260 untuk alokasi dana konservasi terumbu karang sehingga dengan dana tersebut akan menambah luasan terumbu karang sebesar 23,84 ha, namun demikian sejalan dengan pertambahan luasan tersebut, terumbu karang juga mengalami pengurangan luasan akibat laju degradasi dan pencemaran yaitu sebesar 17,47 ha sehingga secara keseluruhan ekosistem terumbu karang hanya mengalami penambahan luas sebesar 6,36 ha dari yang semula 62,78 ha kini menjadi 69,14 ha.
Demikian pula dengan ekosistem mangrove, unit usaha minawisata bahari mangrove secara kolektif akan menyumbangkan Rp.4.641.510 untuk alokasi dana konservasi mangrove sehingga dengan dana tersebut akan menambah luasan mangrove sebesar 57,03 ha, namun demikian sejalan dengan pertambahan luasan tersebut, ekosistem mangrove juga mengalami pengurangan luasan akibat laju degradasi dan konversi untuk areal minawisata bahari yaitu sebesar 50,14 ha sehingga secara keseluruhan ekosistem mangrove hanya mengalami penambahan luas sebesar 6,88 ha dari yang semula 153,58 ha kini menjadi 160,46 ha.