• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Dalam dokumen Pengetahuan Pariwisata Bali (Halaman 120-126)

Daya Tarik Pariwisata Bali

7.5. Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Pariwisata minat khusus merupakan pariwisata yang menawarkan kegiatan yang tidak biasa dilakukan oleh wisatawan pada umumnya atau wisata dengan keahlian khusus atau ketertarikan khusus. Usaha daya tarik wisata minat khusus yang memanfaatkan alam dan budaya sebagai latar belakang. Namun, kegiatannya diciptakan dengan tantangan dan perhatian spesifik. Pengusahaan daya tarik wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan potensi seni budaya bangsa untuk menimbulkan daya tarik dan minat khusus sebagai sasaran wisata. Khusus kelompok pengusahaan daya tarik wisata minat khusus berupa pengelolaan lokasi-lokasi wisata buru, antara lain berburu babi hutan dan berburu rusa; pengelolaan wisata agro; pembangunan dan pengelolaan wisata tirta (seperti hotel terapung dan olah raga air), pengelolaan lokasi-lokasi wisata petualangan alam (seperti mendaki gunung dan arung jeram; pembangunan dan pengelolaan wisata gua pembangunan dan pengelolaan wisata kesehatan (seperti sumber air panas mineral dan tempat pembuatan jamu), pemanfaatan pusat-pusat dan

tempat-tempat budaya (padepokan seni budaya), industri, dan kerajinan (seperti padepokan seni budaya atau tari dan desa industri atau kerajinan).

Pengusahaan daya tarik wisata minat khusus berintikan kegiatan yang memerlukan penanganan terhadap keselamatan wisatawan, kelestarian dan mutu lingkungan, atau ketertiban dan ketenteraman masyarakat yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Segmen pasar wisata minat khusus tidak sebanyak pasar wisata alam dan budaya, tetapi para wisatawan minat khusus memiliki kemampuan atau daya beli yang luar biasa lebih besar dibandingkan dengan wisatawan lain. Pangsa pasar wisata minat khusus relatif kecil. Namun, wisatawan yang menyenanginya berasal dari kalangan yang memiliki dana cukup banyak. Jadi, meski dari segi kuantitas rendah, tetapi mampu memberikan kontribusi pemasukan cukup tinggi. Pengembangan usaha daya tarik wisata ini melibatkan komponen masyarakat setempat, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan hutan, karena para wisatawan biasanya selain ingin melihat dan mengamati hutan juga menyaksikan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Selain itu, untuk penginapan bisa dimanfaatkan rumah-rumah penduduk. Jadi, perlu dilakukan pembenahan agar memiliki daya tarik sehingga wisatawan betah tinggal lama.

Bentuk wisata minat khusus antara lain sebagai berikut.

a. Wisata Olahraga

Kegiatan olahraga yang dipadukan dengan wisata dapat berbentuk, seperti wisata golf, wisata selancar. Kegiatannya dapat berupa olahraga aktif atau wisatawan melakukan gerak olah tubuh dan dapat berupa olahraga pasif, yaitu wisatawan hanya menjadi pencinta olahraga dan penikmat olahraga, tetapi ia tidak terlibat melakukan olah tubuh. Usaha wisata olahraga di Indonesia terdapat dua bentuk, yakni wisata olahraga modern dan wisata olahraga tradisional. Wisata olahraga modern misalnya:

Arung jeram, yakni mengarungi jeram dari hulu ke hilir sungai

dengan melewati bukit dan lembah serta tertantang dengan medan yang terjal dan berkelok-kelok.

Paralayang atau terbang layang, yakni terbang dengan parasut di

atas permukaan air dan ditarik oleh kapal motor.

Berselancar (surfing) dengan memanfaatkan potensi ombak yang

tinggi dan pemandangan keindahan pantai menjadi perpaduan yang unik. Beberapa pulau di Indonesia menjadi objek peselancar dunia, seperti Kepulauan Mentawai.

b. Wisata Kuliner

Daya tarik masakan menjadi pendorong sebagian wisatawan minat khusus untuk mendatangi sebuah wilayah. Wisata kuliner merupakan wisata gastronomi ketika wisatawan memanjakan perut dengan berbagai masakan khas dari negara tujuan wisata, bukan sekadar mengenyangkan perut, melainkan mendapatkan pengalaman makan dan memasak yang istimewa. Beberapa daya tarik wisata kuliner di Indonesia diantaranya rujak Cingur dari Jawa Timur, Papeda dari Ternate, Gulai ikan Patin dari Riau.

c. Wisata Religius

Kegiatan untuk menyandarkan diri pada segala sesuatu yang bersifat religi, keagamaan dan ketuhanan. Usaha wisata religius menempatkan daerah-daerah yang bersinggungan dengan simbol agama sebagai tujuan wisata, seperti Pesantren Daarut Tauhid di Geger Kalong milik AA Gym, makam Sunan Gunung Jati di Jawa Barat.

d. Agrowisata

Suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian, pertanian, peternakan, perkebunan, perhutanan dan perikanan. Usaha wisata agro membuka peluang bagi pengembangan produk agribisnis dan tidak terbatas pada objek dengan skala hamparan yang luas, seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala kecil yang karena keunikannya dapat menjadi objek wisata yang menarik. Cara-cara bertanam tebu, acara panen tebu, pembuatan gula pasir tebu, serta cara-cara penciptaan varietas baru tebu merupakan salah satu contoh objek yang kaya dengan muatan pendidikan. Cara pembuatan gula merah kelapa juga merupakan salah satu contoh lain dari kegiatan

yang dapat dijual kepada wisatawan. Selain mengandung muatan kultural dan pendidikan juga dapat menjadi media promosi karena dipastikan pengunjung tertarik untuk membeli gula merah yang dihasilkan perajin. Dengan datangnya masyarakat mendatangi objek wisata juga terbuka peluang pasar tidak hanya bagi produk dari objek wisata agro yang bersangkutan, tetapi juga pasar dari segala kebutuhan masyarakat. Beberapa contoh usaha daya tarik wisata agro di antaranya Taman Bunga Nusantara, Kebun Wisata Pasir Mukti, Peternakan ayam Pelung.

e. Wisata Gua

Kegiatan wisata gua merupakan kegiatan melakukan eksplorasi ke dalam gua dan menikmati pemandangan yang ada di dalam gua. Gua yang dijadikan daya tarik berupa gua yang memenuhi kriteria situs wisata gua seperti berikut ini.

Pertimbangan geologi. Contoh, bentukan yang khusus yang berhubungan dengan struktur, stratigrafi, palaeontology atau mineralogi yang bisa memberikan keunikan dan pengalaman wisata.

Pertimbangan geomorfologi. Termasuk bentukan yang menggambarkan genesa atau hubungan kronologi, terutama contoh yang baik mengenai morfologi gua

Pertimbangan hidrologi. Keberadaan aliran bawah tanah mayor atau danau jejaring yang luar biasa (tidak biasa),termasuk cabang-cabang bagian dari permukaan, atau elemen kunci untuk mengetahui network conduit

Pertimbangan biologi berhubungan dengan kekayaan spesies, keberadaan spesies langka atau terancam, struktur trophic yang luar biasa (tidak biasa) tempat kunci untuk berbiaknya kelelawar. Pertimbangan arkeologi dan budaya, seperti kehadiran tinggi, sumur deposit yang terstratifikasi, peran gua dalam evolusi prasejarah regional. Contoh penggunaan sejarah, seperti pertambangan atau pengelolaan air, atau arti spiritual untuk masyarakat indigenous. Pertimbangan geografi dari nilai keterpencilan dan kebelantaraan, kedekatan dengan infrasutruktur taman, seperti jalan dan tempat berkemah, tempat rekreasi dan kesampaian dari pusat kepadatan

penduduk. Gua-gua yang dijadikan objek dikelompokkan menjadi beberapa grup, yakni gua akses publik, gua petualang, gua akses speleotogi, gua akses terbatas dan gua rujukan ilmiah. Wisatawan diperkenankan menjelajah hingga kelompok gua akses speleotogi, selebihnya gua-gua tersebut dianggap dapat membahayakan wisatawan. Biasanya kesan pengunjung terhadap gua tergantung sekali pada tata cahaya yang dipergunakan oleh pengelola.

f. Wisata Belanja

Usaha yang menawarkan belanja sebagai kegiatan utamanya, ketika wisatawan dapat mencari segala kebutuhan barang yang diinginkan mulai dari belanja barang antic hingga belanja barang modern, mulai dari pasar tradisional hingga pertokoan mewah.

g. Wisata Ekologi

Ekowisata juga dikenal sebagai pariwisata ekologis yang merupakan bentuk pariwisata yang menarik wisatawan untuk peduli kepada ekologi alam dan sosial. Secara umum, pariwisata ekologi berfokus pada relawan, pertumbuhan pribadi, dan belajar cara-cara baru untuk tinggal di bumi ini. Jenis wisata ini biasanya melibatkan perjalanan ke tempat tujuan, seperti flora, fauna, budaya dan warisan sebagai atraksi utama. Konsep wisata ekologi dengan meminimalkan aspek negatif dari pariwisata konvensional pada lingkungan dan meningkatkan integritas budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu, selain untuk mengevaluasi faktor lingkungan dan budaya, bagian integral dari promosi pariwisata ekologis mendaur ulang, efisiensi energi, konservasi air, dan penciptaan kesempatan ekonomi bagi masyarakat lokal. Ekowisata merupakan perjalanan yang disengaja ke kawasan-kawasan alamiah untuk memahami budaya dan sejarah lingkungan, sambil menjaga agar keutuhan kawasan tidak berubah dan menghasilkan peluang untuk pendapatan masyarakat di sekitarnya. Jadi, ia merasakan manfaat dari upaya pelestarian sumber daya alam. Kegiatannya mengandung muatan pendidikan, nasihat, pengendalian, serta mengutamakan keterlibatan masyarakat. Beberapa contoh objek ekowisata, yakni trekking di TN Halimun Gede Pangrango, bird

Beragam jenis daya tarik wisata memberikan peluang kunjungan yang lebih banyak dan dibutuhkan. Kelimpahan keanekaragaman telah melahirkan potensi daya tarik wisata dan memerlukan perhatian pihak pengelola baik dalam menggali potensi atau untuk melestarikan sehingga tercipta pariwisata berkelanjutan dan berkesinambungan, usaha daya tarik wisata sangat diperlukan dalam menciptakan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dari industri pariwisata. Daya tarik sebagai fokus utama dari industri pariwisata.

Bab VIII.

Dalam dokumen Pengetahuan Pariwisata Bali (Halaman 120-126)