• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transportasi Udara

Dalam dokumen Pengetahuan Pariwisata Bali (Halaman 83-88)

Komponen Dalam Pariwisata Bali

A. Transportasi Udara

Transportasi udara merupakan moda transportasi yang paling inovatif dibandingkan dengan moda transportasi lain. Jenis transportasi ini membuat waktu tempuh menjadi singkat dan permintaan perjalanan dengan menggunakan transportasi ini melonjak secara tajam. Akibatnya, kemunculan jenis pesawat udara baru semakin semarak. Transportasi udara memiliki karakteristik:

a. cepat dan nyaman;

b. menjangkau jarak yang jauh (short haul, medium haul dan long

haul);

c. mampu mengangkut penumpang dan barang (cargo);

d. membutuhkan perawatan, khususnya untuk pesawat udara; dan e. teknologi canggih.

Adapun jenis penerbangan dibagi menjadi dua bagian, yaitu penerbangan terjadwal dan penerbangan charter (sewa). Penerbangan terjadwal menawarkan penerbangan yang memberi perhatian pada: a. keamanan dan keselamatan;

b. kenyamanan;

c. ketepatan waktu (on time performance);

d. menarik banyak penumpang untuk perjalanan bisnis atau berlibur yang menuntut kecepatan penerbangan, memiliki fleksibilitas dalam pemilihan jam penerbangan, pelayanan di darat (ground

service) atau pelayanan di udara (inflightservice) tergantung dari

lama dan jarak terbang serta class of service (economy, executive,

business).

Penerbangan berjadwal menawarkan frequent flyer programme bagi penumpang yang rutin atau sering meng-gunakan maskapai penerbangan tertentu ditambah dengan 24 jam sistem reservasi (internet atau online reservation). Beberapa usaha penerbangan berjadwal memberikan kebijakan harga yang fleksibel dan pembedaan tarif angkutan (kebijakan penetapan harga tiket berdasarkan class of

service jam terbang, dan rute penerbangan).

Perkembangan transportasi udara, khususnya lalu lintas udara sangat menekankan pentingnya mematuhi peraturan penerbangan internasional yang disepakati dan disetujui oleh beberapa negara. Kesepakatan itu terkenal dengan sebutan The 8th Freedom of Air seperti berikut ini.

1. The right of an airline to fly over one country to get to another. Kebebasan Pertama: Hak untuk terbang dan membawa lalu lintas dari suatu negara ke wilayah lain.

2. The right to stop over in a foreigh country for technical reasons

such as fuel, maintenance or crew change, but not to do business.

Kebebasan Kedua: Hak untuk mendarat di negara lain untuk alasan teknis, seperti pengisian bahan bakar, perubahan awak kabin tanpa menaikkan penumpang.

3. The right of a carrier to drop off passengers from its country of

origin in another country. Kebebasan Ketiga: Hak dari sebuah maskapai penerbangan dari satu negara lain untuk menurunkan penumpang maskapai penerbangan dari negara sendiri. Contoh,

penumpang asal Jakarta dengan Garuda Indonesia mendarat di Singapura sebagai negara tujuan.

4. The right of a carrier to pick up the native passengers in another

country and fly them back home again. Kebebasan Keempat: Hak dari sebuah maskapai penerbangan dari satu negara untuk mengangkut penumpang dari negara lain dan menerbangkan pulang ke negara asal.

5. The rights of a carrier to transport passengers from its home

country to a second country and even so a third as long as the flight originate or terminates in the carrier’s home country. Kebebasan Kelima: Kebebasan ini juga kadang-kadang disebut sebagai hak di luar. Sebuah maskapai penerbangan boleh membawa penumpang dari satu negara ke negara lain, bahkan ke negara ketiga selama penerbangan berasal dari negara asal atau berhenti di negara asal. Contoh penumpang diperbolehkan terbang dengan American Airlines dari Amerika Serikat ke Inggris dengan pesawat tujuan Prancis. Penumpang dapat dijemput di Inggris dan dibawa ke Prancis.

6. The right of an airline to transport passengers from one country

to another via its home country. Kebebasan Keenam: Hak untuk membawa lalu lintas dari satu negara ke negara lain dengan melintasi negara asal. Contoh Malaysian Airlines membawa penumpang dari Jakarta, Indonesia menuju Inggris dengan melintasi Kuala Lumpur, Malaysia.

7. The right of a carrier to operate entirely outside its home country. Kebebasan Ketujuh: Hak untuk membawa lalu lintas dari satu negara ke negara lain tanpa melalui negara asal. Contoh lalu lintas dari Inggris menuju ke Kanada dengan menggunakan American Airlines tanpa berhenti di Amerika Serikat.

8. The right of an airline to operate flights between cities in a foreign

country. Kebebasan Kedelapan: Hak ini disebutkan sabotase dan hampir tidak ada negara yang mengizinkan karena hak ini memperbolehkan penerbangan untuk mengangkut penumpang dari satu kota ke kota lain di negara lain. Contoh penerbang an Garuda Indonesia beroperasi dari kota Sydney, Australia menuju Melbourne, Australia.

Penerbangan sewa atau disebut juga dengan air taxi adalah jenis penerbangan yang pada umumnya melayani rute di luar rute penerbangan terjadwal. Air taxi disewa oleh pelanggan tertentu. Harga yang ditawarkan adalah harga yang disepakati oleh pihak penyewa. Pihak penyewa ini yang akan menjual kepada calon penumpang. Di beberapa negara Eropa dan Amerika, penumpang charter flight (seat

only) adalah wisatawan yang berlibur dengan paket wisata. Charter flight memiliki karakteristik, seperti fleksibel dapat berubah jadwal

atau dibatalkan, inflight service tergantung dari perjanjian, harga cenderung lebih murah dibandingkan dengan scheduled flight dan jarak duduk pendek. Penerbangan borongan atau sewa menawarkan pelayanan untuk wisatawan yang berlibur di waktu senggang dan hanya digunakan oleh penumpang yang menyewa keseluruhan pesawat. Penerbangan borongan melakukan dan memberikan:

a. perjalanan berdasarkan permintaan penyewa pesawat. Waktu dan tujuan terbang ditentukan oleh penyewa pesawat;

b. pelayanan dalam pesawat berdasarkan kontrak layanan tanpa mengabaikan keselamatan dan keamanan penerbangan.

Di Indonesia perkembangan moda transportasi udara dalam sepuluh tahun terakhir sangat pesat mengangkut lebih dari 20 juta penumpang. Dari lima penerbangan nasional, saat ini menjadi di atas 23 perusahaan penerbangan bermunculan (anggota INACA). Hal ini disebabkan bukan saja oleh kebijakan peraturan pemerintah dalam memberikan izin mendirikan perusahaan pener bangan pada 2002,melainkan juga meningkatnya permintaan dari pasar atau penumpang.

Fenomena perkembangan penerbangan nasional di Indonesia terjadi dengan munculnya konsep low cost carrier yang disebut LCC (budget

airlines atau no frills flight; tanpa makanan atau juga discounter carrier). Ciri utamanya, harga tiket yang terjangkau serta layanan

terbang yang minimalis. Intinya, nilai produk yang ditawarkan senantiasa berprinsip pada low cost atau biaya rendah untuk menekan dan mereduksi pengeluaran operasional dalam menjaring segmen pasar bawah yang lebih luas.

Singkatnya, LCC merupakan redefinisi bisnis jasa angkutan udara menuju pelayanan yang serba efisien, sederhana dan ringkas. Kecuali

soal yang menyangkut safety, apapun yang hemat dapat diterapkan. LCC memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Menghilangkan sistem lembaran tiket dan diganti dengan selembar

flight coupon. Penghematan yang diperoleh dapat mencapai US

$1 per tiket.

b. Mereduksi penyajian makanan atau dihilangkan atau makanan yang ada bukan hanya diperdagangkan di udara, melainkan juga meniadakan hiburan penerbangan seperti film atau musik.

c. Tiket dijual subclass. Dalam satu kelas penerbangan terdapat bermacam-macam harga. Price basis berdasarkan demand yang ada. Semakin banyak permintaan, harga semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, saat low season umumnya harga jual pada level kelas rendah.

d. Memakai satu jenis pesawat untuk meningkatkan utilisasi dan menekan biaya pelatihan serta perawatan pesawat. Rata-rata terbang juga di bawah empat jam guna menghilangkan layanan ekstra untuk penerbangan jauh.

e. Menggunakan bandara sekunder yang berbiaya murah dan masih belum begitu padat.

f. Penerapan pola penerbangan point to point. Mempermudah penetapan tingkat harga yang dilepas di pasar.

g. Diterapkannya outsourcing dan karyawan kontrak terhadap SDM non vital, termasuk pekerjaan ground handling pesawat di bandar udara.

h. Condong kepada penjualan langsung melalui internet ketimbang lewat agen untuk menghilangkan commission fee.

Ekonomi Asia dan juga Indonesia yang kurang bergairah pascakrisis ekonomi 1998-an, mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Ongkos transportasi udara dirasakan terlalu mahal dengan segala

extra servicenya, yang sesungguhnya tidak diperlukan oleh konsumen.

Kemunculan LCC, otomatis menjawab kebutuhan yang ada. Itulah

life cycle bisnis. Visi yang dulu dianggap sesuai dengan selera pasar,

saat ini mulai mengarah ke basic need atau kebutuhan transportasi sebagai sarana pemindah semata yang mengurangi extended service. Dalam hal ini, LCC identik dengan minimize dan speedily.

Dalam dokumen Pengetahuan Pariwisata Bali (Halaman 83-88)