• Tidak ada hasil yang ditemukan

30 days 1 30 hari/ 31 60 days 31 60 hari/ 61 90 days 61 90 hari/

Dalam dokumen INDF Full Notes Billingual 30 June 2017 (Halaman 174-181)

Lebih Dari 90 hari/More than 90 Days Nilai/Past Due and/or Impaired

Pinjaman yang diberikan dan

piutang/Loans and

receivables

Kas dan setara kas/Cash and

cash equivalents 13.362.236 13.362.236 - - - - -

Piutang/Accounts receivable

Usaha/Trade :

Pihak ketiga/Third

parties 3.790.980 2.730.699 668.166 151.856 61.598 117.321 61.340 Pihak berelasi/Related

parties 887.206 887.206 - - - - -

Bukan usaha/Non-trade:

Pihak ketiga/Third

parties 216.638 216.638 - - - - -

Pihak berelasi/Related

parties 371.033 371.033 - - - - -

Piutang plasma - bagian lancar/Plasma receivables

- current portion 14.412 14.412 - - - - -

Aset tidak lancar lainnya - Piutang jangka panjang/ Other non-current assets -

Long-term receivables 65.675 65.675 - - - - -

Piutang plasma - bagian jangka panjang/Plasma receivables - long-term

portion 1.064.600 1.064.600 - - - - -

Aset keuangan tersedia untuk

dijual/AFS financial assets

Investasi jangka pendek/

Short-term investments 534.138 534.138 - - - - -

Investasi jangka panjang/

Long-term investments 1.477.531 1.477.531 - - - - -

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko likuiditas Liquidity risk

Kelompok Usaha menghadapi risiko likuiditas

karena mungkin akan menemui kesulitan

dalam memenuhi kewajiban dan komitmen kontraktualnya.

The Group faces liquidity risk because it may encounter difficulty in meeting its contractual obligations and commitments.

Kelompok Usaha mengelola profil likuiditasnya untuk membiayai belanja modal dan melunasi utang yang jatuh tempo dengan cara menjaga tingkat kas dan setara kas dan ketersediaan pendanaan melalui jumlah komitmen fasilitas kredit yang memadai.

The Group manages its liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by maintaining sufficient cash and cash equivalents, and the availability of funding through an adequate amount of committed credit facilities.

Tabel di bawah ini merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha, berdasarkan arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto:

The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities, based on contractual undiscounted payments: 30 Juni 2017/June 30, 2017 Jumlah/ Total Dalam waktu 1 tahun/ Within 1 year Dalam waktu 1 sampai dengan 5 tahun/ Within 1-5 years Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years Utang bank jangka pendek dan

cerukan 9.717.470 9.717.470 - - bank loans and overdraft Short-term

Utang trust receipts 1.378.513 1.378.513 - - Trust receipts payable

Utang usaha 4.740.906 4.740.906 - - Trade payables

Utang lain-lain dan uang muka

yang diterima - Pihak ketiga 3.194.746 3.194.746 - -

Other payables and deposit received - Third parties

Beban akrual 2.495.063 2.495.063 - - Accrued expenses

Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun of long-term bank loans Current maturities

Pokok pinjaman 1.034.422 1.034.422 - - Principal

Utang obligasi jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu

satu tahun

Current maturities of Bond payables

Pokok pinjaman - - - - Principal

Utang pembelian aset tetap jangka panjang yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun for purchases of fixed assets Current maturities of liability

Pokok pinjaman 39.284 39.284 - - Principal

Utang bank jangka panjang -setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Long-term bank loans - net of current maturities

Pokok pinjaman 9.793.597 - 7.223.483 2.570.114 Principal

Utang obligasi jangka panjang- setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun - net of current maturities Bonds payables

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

Tabel di bawah ini merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha, berdasarkan arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto: (lanjutan)

The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities, based on contractual undiscounted payments: (continued)

31 Desember 2016/December 31, 2016 Jumlah/ Total Dalam waktu 1 tahun/ Within 1 year Dalam waktu 1 sampai dengan 5 tahun/ Within 1-5 years Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years Utang bank jangka pendek dan

cerukan 5.697.745 5.697.745 - - bank loans and overdraft Short-term

Utang trust receipts 1.218.864 1.218.864 - - Trust receipts payable

Utang usaha 3.537.873 3.537.873 - - Trade payables

Utang lain-lain dan uang muka

yang diterima - Pihak ketiga 1.222.334 1.222.334 - -

Other payables and deposit received - Third parties

Beban akrual 2.260.066 2.260.066 - - Accrued expenses

Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun of long-term bank loans Current maturities

Pokok pinjaman 1.608.077 1.608.077 - - Principal

Utang obligasi jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu

satu tahun

Current maturities of Bond payables

Pokok pinjaman 1.999.082 1.999.082 - -- Principal

Utang pembelian aset tetap jangka panjang yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun for purchases of fixed assets Current maturities of liability

Pokok pinjaman 10.460 10.460 - - Principal

Utang bank jangka panjang -setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Long-term bank loans - net of current maturities

Pokok pinjaman 9.889.092 - 6.744.762 3.144.330 Principal

Utang obligasi jangka panjang- setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun - net of current maturities Bonds payables

Pokok pinjaman 1.994.160 - 1.994.160 - Principal

Utang pembelian aset tetap - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun

Liability for purchases of fixed assets - net of current

maturities

Pokok pinjaman 4.603 - 4.603 - Principal

Utang kepada pihak-pihak berelasi 542.099 - 542.099 - Due to related parties

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko harga komoditas Commodity price risk

Kelompok Usaha terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar dan lingkungan ekonomi global. Dampak tersebut terutama timbul dari pembelian minyak kelapa sawit, di mana marjin laba atas penjualan barang jadi dapat terpengaruh jika harga minyak kelapa sawit (yang merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pabrik penyulingan untuk memproduksi minyak dan lemak nabati) meningkat dan Kelompok Usaha tidak dapat mengalihkannya kepada pelanggannya.

The Group is exposed to commodity price risk due to certain factors, such as weather, government policies, level of demand and supply in the market and the global economic environment. Such exposure mainly arises from its purchases of CPO where the profit margin on sales of its finished products may be affected if the cost of CPO (which is the main raw material used in the refinery factories to produce edible oil and fats products) increases and the Group is unable to pass such cost increases to its customers.

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan tahun yg berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, kebijakan Kelompok Usaha adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas risiko harga komoditas tersebut.

For the six-month period ended June 30, 2017, and the year ended December 31, 2016, the Group’s policy is that no hedging in the said commodity price risk shall be undertaken.

Kebijakan Kelompok Usaha adalah untuk meningkatkan swasembada minyak kelapa sawit dalam proses penyulingan untuk mengurangi risiko biaya bahan baku terhadap fluktuasi harga komoditas.

The Group’s policy is to increase its self-sufficiency in supply of CPO for the refinery operations to reduce the exposure of raw material costs to fluctuations in commodity prices.

37. PIUTANG PLASMA 37. PLASMA RECEIVABLES

Kebijakan pemerintah Indonesia mewajibkan perusahaan perkebunan untuk membangun area perkebunan inti rakyat. Sehubungan dengan kebijakan tersebut, Entitas-entitas Anak, yaitu LSIP, MISP, GS, CNIS, KGP, RAP, CKS, MSA, JS, MPI, SBN, PIP, HPIP dan IBP (secara bersama-sama disebut sebagai “Perusahaan Inti”), memiliki komitmen dengan beberapa KUD yang mewadahi petani plasma untuk mengembangkan perkebunan plasma.

Pembiayaan atas pengembangan perkebunan plasma ini diperoleh melalui pinjaman dari bank maupun pembiayaan langsung oleh Perusahaan Inti. Perusahaan Inti, tidak termasuk MISP, memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) untuk pelunasan pinjaman atas pembiayaan yang diperoleh dari bank.

The Indonesian government policy requires the

plantations companies to develop plasma

plantations (perkebunan inti rakyat). Relative to this, Subsidiaries, namely LSIP, MISP, GS, CNIS, KGP, RAP, CKS, MSA, JS, MPI, SBN, PIP,HPIP and IBP

(collectively referred to as the “Nucleus

Companies”), have commitments with several KUD representing the plasma farmers to develop plantations under the plasma scheme.

The financing of these plasma plantations are provided by the banks or Nucleus Companies. Nucleus Companies, exclusive of MISP, provide corporate guarantees to the related credit facilities provided by the bank.

37. PIUTANG PLASMA (lanjutan) 37. PLASMA RECEIVABLES (continued) Pada saat perkebunan plasma telah menghasilkan,

petani plasma berkewajiban untuk menjual seluruh hasil perkebunan tersebut kepada Perusahaan Inti, dan melunasi angsuran atas fasilitas pinjaman investasi yang diberikan oleh bank atau Perusahaan Inti sesuai skema pembiayaan tiap-tiap proyek dengan menggunakan dana yang dipotong dari penjualan hasil perkebunan plasma tersebut.

When the plasma plantations start to mature, the plasma farmers are obliged to sell all their harvests to the respective Nucleus Companies, and shall repay the installments for the credit investment facilities obtained from the bank or the Nucleus Companies in accordance with the scheme of the plasma plantations development using funds deducted from the proceeds of the said sales of plasma plantations’ harvests.

Perusahaan Inti juga memberikan pinjaman kepada petani plasma untuk dana pengembangan kebun dan untuk membayar angsuran pinjaman dan beban bunga yang timbul dari pinjaman di atas kepada masing-masing bank, karena hasil penjualan TBS dari perkebunan plasma terkait belum mencukupi

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

tersebut di atas. Pinjaman tersebut akan dilunasi oleh masing-masing KUD pada saat hasil penjualan TBS dari perkebunan plasma tersebut sudah menghasilkan arus kas neto yang positif.

Nucleus Companies also provide loans to the respective plasma farmers to develop the plasma plantations and to repay the loan installments and the related interest charges to the respective banks, since the deductions from the proceeds from FFB sales are not yet sufficient to cover the above-mentioned expenditures. These loans will be repaid by the respective KUD when the FFB sales from the said plasma plantations are already providing positive net cash flows.

Untuk proyek plasma yang dilakukan oleh GS, fasilitas pinjaman diberikan langsung oleh kreditor kepada Perusahaan Inti, sehingga saldo pinjaman dicatat oleh Perusahaan Inti. Pada saat perkebunan plasma telah menghasilkan dan dianggap memenuhi kriteria berdasarkan penilaian fisik tanaman yang dilakukan oleh pihak Direktorat Jenderal Perkebunan, Dinas Perkebunan dan kreditor, maka konversi akan dilakukan dalam bentuk novasi (pembaruan utang). Pada saat itu, Perusahaan Inti akan mengalihkan saldo piutang plasma dan utang bank kepada KUD dan selisih yang timbul akan diakui pada laba rugi. Setelah dilakukan konversi, Perusahaan Inti akan bertindak sebagai penjamin atas utang bank yang dialihkan kepada KUD.

For plasma project made by GS, credit facilities are provided directly by the creditors to the Nucleus Companies, therefore, loan balances were recorded by the Nucleus Companies. When the plasma plantations start to mature and qualified based on physical assessment by Directorate

General of Estates (“Direktorat Jenderal

Perkebunan”), Estate Agency (“Dinas Perkebunan”) and the creditors, conversion will be executed through a novation (loan renewal), whereby the Nucleus Companies transfer plasma receivables and bank loan balances to KUD, and any difference arising will be recognized in the profit or loss. After the conversion, the Nucleus Companies will act as guarantor for bank loans transferred to KUD.

LPI mendistribusikan kredit dari BRI kepada KUD yang direkomendasikan berdasarkan Perjanjian Kerjasama Pemberian Kredit Ketahanan Pangan dan Energi Pengembangan Tebu.

LPI distributed loans from BRI to the recommended KUD based on credit distribution cooperation agreement for food fortification and cane energy development (“Perjanjian Kerjasama Pemberian

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

Pengembangan Tebu”). Pada tanggal 30 Juni 2017, pengembangan plasma

oleh SIMP telah mencapai penanaman seluas 84.308 hektar (31 Desember 2016: 90.463 hektar), di mana area perkebunan seluas 50.608 hektar (31 Desember 2016: 49.866 hektar) telah dikonversi

As of June 30, 2017, SIMP’s plasma development comprises 84,308 hectares (December 31, 2016: 90,463 hectares), whereby 50,608 hectares (December 31, 2016: 49,866 hectares) of which have been converted

37. PIUTANG PLASMA (lanjutan) 37. PLASMA RECEIVABLES (continued) Konversi di atas sudah termasuk serah terima

perkebunan plasma GS sampai dengan tanggal 30 Juni 2017 seluas 5.836 hektar (31 Desember

2016: 5.836 hektar) yang menggunakan

pembiayaan dari BRI (Catatan 16). Pada tanggal 30 Juni 2017, total pinjaman yang telah

dikonversikan sebesar Rp192.454

(31 Desember 2016: Rp192.454). Selisih antara biaya pengembangan atas perkebunan plasma dan pinjaman maksimum dari BRI sebesar Rp45.267 (31 Desember 2016: Rp45.267) telah dihapuskan dari penyisihan yang telah dibukukan oleh GS pada tanggal 30 Juni 2017.

The above conversion includes the handover of GS’ plasma plantation until June 30, 2017 for 5,836 hectares (December 31, 2016: 5,836 hectares) funded by BRI (Note 16). As of June 30, 2017, the outstanding loans handed over amounted to Rp192,454 (December 31, 2016: Rp192,454). The difference between the development costs of such plasma plantations and the related maximum loans from BRI of Rp45,267 (December 31, 2016: Rp45,267) was written off from the allowance provided by GS as of June 30, 2017.

Pada tanggal 30 Juni 2017, Kelompok Usaha telah membukukan penyisihan atas penurunan nilai piutang plasma sebesar Rp152.311 (31 Desember 2016: Rp153.113).

As of June 30, 2017, the Group has provided allowance for impairment of plasma receivables amounting to Rp152,311 (December 31, 2016: Rp153,113).

Perubahan saldo penyisihan atas penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements in the balance of allowance for impairment are as follows:

Berdasarkan penelaahan atas piutang plasma dari tiap-tiap proyek pada tanggal 30 Juni 2017, manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan atas penurunan nilai piutang plasma tersebut dapat menutup kerugian yang timbul akibat piutang plasma yang tak tertagih.

Based on a review of the plasma receivables of each project as of June 30, 2017, management believes that the said allowance for impairment of plasma receivables is sufficient to cover losses arising from the uncollectible plasma receivables. Fasilitas pinjaman Petani Plasma dari bank dijamin

dengan piutang para Petani Plasma yang timbul dari penjualan produk, perkebunan plasma terkait dan

jaminan perusahaan dari masing-masing

Perusahaan Inti sebagai berikut, sesuai dengan jumlah fasilitas pinjaman yang telah digunakan sampai dengan:

The Plasma Farmers’ loan facilities from the banks are secured by receivables of the farmers arising from sales of its product, the above-mentioned plasma plantations and corporate guarantees from the respective Nucleus Companies as follows, in accordance with the utilized amounts of the facilities up to:

30 Juni 2017/

June 30, 2017

December 31, 2016/

December 31, 2016

Jaminan dari CNIS dan KGP 46.077 71.474 Guarantees from CNIS and KGP

Jaminan dari RAP, CKS dan JS 130.922 154.208 Guarantees from RAP, CKS and JS

Jaminan dari LSIP 66.646 65.371 Guarantees from LSIP

Jaminan dari MSA 226.879 239.059 Guarantees from MSA

30 Juni 2017/ June 30, 2017 31 Desember 2016 December 31, 2016 30 Juni 2016/ June 30, 2016

Saldo awal 153.113 160.135 160.135 Beginning balance

Pemulihan penyisihan (802 ) (7.022 (74 ) Recovery of allowance

Saldo Akhir 152.311 153.113 160.061 Ending Balance

38. INFORMASI SEGMEN 38. SEGMENT INFORMATION Informasi segmen di bawah ini dilaporkan

berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kinerja setiap segmen usaha dan di dalam mengalokasikan sumber daya.

The following segment information is reported based on the information used by management in evaluating the performance of each business segment and in determining the resources allocation.

Segmen Operasi Operating Segments

Kelompok Usaha mengklasifikasikan kegiatan usahanya menjadi empat (4) segmen operasi yang terbagi dalam empat (4) kelompok usaha-usaha strategis, yaitu:

The Group primarily classifies its business activities into four (4) operating business segments, which are grouped into four (4) strategic business groups, namely:

• Kelompok Usaha Produk Konsumen Bermerek • Consumer Branded Products Business Group

• Kelompok Usaha Bogasari

• Kelompok Usaha Agribisnis

• Kelompok Usaha Distribusi

Bogasari Business Group

Agribusiness Group

Distribution Business Group

Manajemen memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi operasi pada laporan keuangan konsolidasian interim. Namun, pendanaan Kelompok Usaha (termasuk beban keuangan dan pendapatan keuangan) dan pajak penghasilan dikelola secara grup dan tidak dialokasikan kepada segmen operasi.

Management monitors the operating results of its business units separately for the purpose of making decisions regarding the resource allocation and performance assessment. Segment performance is evaluated based on operating profit or loss and is measured consistently with operating profit or loss in the interim consolidated financial statements. However, the Group financing (including finance expenses and finance income) and income taxes are managed on a group basis and are not allocated to operating segments.

Harga transfer antar entitas hukum dan antar segmen diatur dengan cara yang serupa seperti transaksi dengan pihak ketiga.

Transfer prices between legal entities and inter- segments are set on a manner similar to transactions with third parties.

Tabel berikut ini menyajikan informasi pendapatan dan laba dan aset dan liabilitas tertentu sehubungan dengan segmen operasi Kelompok Usaha.

The following table presents revenue and profit, and certain asset and liabilities information regarding the Group’s operating segments.

Periode Enam bulan yang berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2017/

Six-month period Ended June 30, 2017

Produk Konsumen

Bermerek/ Consumer

Branded Product Bogasari*)

Agribisnis/

Agribusiness Distribusi/ Distribution

Eliminasi/

Elimination Total

PENJUALAN NETO NET SALES

Penjualan kepada pelanggan eksternal 18.042.054 7.454.454 7.384.056 2.771.287 35.651.851 Sales to external customers

Penjualan antar segmen 101.984 1.752.264 1.033.509 - (2.887.757) - Inter-segment sales

Total Penjualan Neto 18.144.038 9.206.718 8.417.565 2.771.287 (2.887.757) 35.651.851 Total Net Sales

Laba usaha segmen sebelum alokasi biaya 2.669.799 699.370 1.078.008 139.898 934 4.588.009 Segment income from operations before expense allocation

Alokasi biaya kantor pusat (99.237) (117.979) (15.352) (232.568 ) Head office expense allocations

Laba usaha segmen 2.669.799 600.133 960.029 124.546 934 4.355.441 Segment income from operations

Penghasilan operasi lain yang tidak

dialokasikan 205.245 Unallocated other operating income

LABA USAHA 4.560.686 INCOME FROM OPERATIONS

Penghasilan keuangan 323.745 Finance income

Beban keuangan (673.306 ) Finance expenses

Pajak final atas penghasilan bunga (30.302 ) Final tax on interest income

Bagian atas rugi neto entitas asosiasi (3.973 ) Share in net losses of associates

Laba sebelum beban pajak penghasilan 4.176.850 Incomebefore income tax expense

Beban pajak penghasilan (1.102.146 ) Income tax expense

Dalam dokumen INDF Full Notes Billingual 30 June 2017 (Halaman 174-181)