• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN

2.5. Perkembangan, Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industr

2.6.2. Debat: Sebuah Perspektif Sejarah

Debat mengenai hubungan antara investasi infrastruktur transportasi dan pembangunan ekonomi bukanlah hal baru. Investasi bidang transportasi akan membantu membuka area baru bagi produksi pertanian, menciptakan pasar untuk barang serta membuka akses daerah terisolasi dengan kota utama.

Menurut Banister and Berechman (2000), argumentasi ini barangkali lebih tepat diaplikasikan pada negara-negara yang sedang melewati tahap pembangunan. Pertanyaannya adalah apakah argumen yang sama tetap relevan diterapkan pada ekonomi maju dimana infrastruktur telah terbangun dengan baik, dimana sistem pasar yang lebih rumit berlaku dan dimana biaya transportasi hanya berpengaruh sedikit terhadap biaya produksi.

2.6.2.1. Periode awal 1800-1970: Teori Lokasi

Studi awal yang dilakukan para ahli ekonomi membuka perdebatan apakah pengurangan biaya transportasi akan membawa produk dan area baru ke pasar. Rostow didalam Banister and Berechman (2000) berargumen bahwa investasi pada sektor transportasi membawa kontribusi positif bagi pengembangan sektor batubara, besi, dan industri rekayasa. Namun, sebaliknya Mitchel didalam Banister and Berechman (2000) berpendapat sebaliknya, dengan mengacu pada sejarah sistem transportasi kereta api di UK. Di UK, jalan kerata api lengkap terbangun pada 1852 dan pada saat tersebut ternyata tidak membawa dampak besar yang cepat bagi perekonomian. Memang ada dampak langsung saat fase konstruksi berupa penyerapan tenaga kerja tidak terlatih dan stimulasi industri baja dan besi.

Studi lain yang dilakukan De Vries seperti yang diungkapkan oleh Banister and Berechman (2000) mengenai pengaruh jaringan kanal terhadap perekonomian Belanda juga mengilustrasikan perkembangan debat yang terjadi. Pertumbuhan jaringan kanal di Belanda sangatlah fenomenal sejak 1630-an. Pada awalnya fungsinya sangat penting untuk urusan bisnis dan wisata, namun pad atahun 1800-an perannya tergantikan oleh jalan raya dan rel kereta api.

Pada akhir investigasi yang dilakukan De Vries menyimpulkan bahwa alasan ekonomi untuk jaringan kanal tidaklah jelas, karena jaringan kanal tersebut hanya berpengaruh pada tingkat kinerja perekonomian, dan bukan tingkat aktual pertumbuhan ekonomi. Namun demikian sistem kanal telah berkontribusi terhadap produksi regional (pada tahun 1670), dan kemudian dilanjutkan perannya dua ratus tahun kemudian (tahun 1850).

Riset yang dilakukan oleh Christaller (1933) di Jerman Selatan menurut Banister and Berechman (2000) adalah paling berpengaruh, karena Christaller menunjukkan hubungan antara biaya transportasi dan distribusi spasial aktivitas ekonomi. Dia mengungkapkan hierarki kota dari beberapa kota pasar, masing- masing dengan biaya transportasi, spesialisasi dan nilai produk yang berbeda. Ketika hierarki kota naik, rentang produk meningkat dan kualitas transportasi meningkat. Pusat-pusat yang lebih besar dapat meningkatkan bagian aktivitas ekonomi mereka dan hal ini pada gilirannya mengakibatkan konsentrasi aktivitas ekonomi dengan pusat-pusat yang lebih sedikit mendominasi wilayah. Peningkatan infrastruktur transportasi memperkuat aksesibilitas dan dominasi kota pusat.

2.6.2.2. Periode awal 1970an – 1980an: Modelling Wilayah dan perkotaan Generasi baru model perkotaan ini menempatkan perumahan dan pekerjaan didalam wilayah-wilayah kota berdasarkan aksesibilitas, ketersediaan lahan, tingkat pendapatan, populasi, tenaga kerja serta berdasarkan kategori dan karakteristik fisik/sosial lainnya. Metode ini memiliki kisah sukses ketika dilakukan modelling struktur kota yang ada dan memprediksi perubahan pada lokasi-lokasi

dimana diberi pilihan investasi (misalkan jalan), pembangunan baru (misal perumahan) atau perubahan biaya perjalanan (misalkan pricing).

Botham (1983) didalam Banister and Berechman (2000) mengungkapkan hasil studi tentang estimasi kontribusi program pembangunan jalan raya di UK terhadap pembangunan wilayah. Kesimpulan sementara yang didapatkannya adalah dampak pembangunan jalan raya terhadap pembangunan wilayah sangatlah kecil, jika (tidak ada investasi jalan raya) diasumsikan bahwa biaya transportasi tetap sepanjang waktu. Jika kemacetan diasumsikan meningkatkan biaya, dampaknya meningkat, tetapi sangat sulit menilainya. Pada studi lain yang dilakukan oleh Dodgson (1978) seperti yang diungkapkan pada Banister and Berechman (2000), ditemukan dampak pembangunan jalan M62 di UK sangatlah kecil. Pada hasil studi dampak investasi jalan terhadap industri yang diungkapkan oleh Mackie dan Simon (1986) didalam Banister and Berechman (2000) ditemukan bahwa investasi infratruktur jalan raya lebih memberikan dampak langsung berupa perluasan pasar. Beberapa perusahaan merasa bahwa tarif toll menggagalkan pengiritan biaya, namun jalan toll dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas sopir dan kendaraan.

Namun demikian, menurut Banister and Berechman (2000) ada temuan studi lain yang dilakukan Departemen Transportasi UK pada tahun 1993, yang mengemukakan bahwa jalan raya baru menghasilkan efisiensi untuk perdagangan dan industri serta membuat industri menjadi lebih kompetitif. Pada studi-studi lain terungkapkan bahwa pembangunan jalan raya akan memberikan variasi manfaat yang berbeda, bergantung pada tingkat perekonomiannya. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Rephan (1993) didalam Banister and Berechman (2000), ternyata investasi jalan raya memberikan dampak yang lebih

besar pada aktivitas ekonomi di wilayah-wilayah yang membangun (less industrialized), namun pada daerah terbelakang dampak investasi jalan raya juga kurang menjanjikan.

2.6.2.3. Periode 1990an: Pendekatan Makroekonomi

Kebanyakan diskusi pada periode ini mengikuti pandangan yang ada pada tahun 1970an dan 1980an, tapi ada beberapa dimensi yang baru. Salahsatu diskusi misalkan membicarakan tentang kekurangan investasi pada berbagai tipe infrastruktur (misal sekolah, air bersih dan bangunan publik) yang mengakibatkan efek yang kurang baik pada efisiensi dan produktivitas. Topik diskusi lain misalkan membicarakan tentang efek pembangunan jalan dimana debat diupayakan pada penemuan metode untuk mengidentifikasi pada kondisi apa efek pembangunan yang terukur dapat diidentifikasi. Pada diskusi lain diperdebatkan pertanyaan krusial tentang bagaimana membiayai infrastruktur transportasi melalui kemitraan antara swasta dan pemerintah. Isu lain yang didiskusikan pada periode ini misalkan masalah dampak lingkungan dari pembangunan infrastruktur jalan raya.

Pokok bahasan pada periode ini diperluas dengan diskusi tentang apakah benar investasi pada sektor infrastruktur akan berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Perdebatan terjadi misalkan tentang apakah PDB benar- benar tumbuh karena faktor investasi infrastruktur ataukah justru karena faktor lain. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah pertumbuhan membuat investasi infrastruktur bertambah ataukah investasi meningkatkan pertumbuhan. Kesimpulan umum dari perdebatan tersebut adalah bahwa kapital publik memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu dalam hal kapital swasta dan

produktivitas buruh, tapi kekuatan dan seberapa penting efeknya tidak cukup jelas.