• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

E. Defenisi Operasional

1. Kinerja Guru

Kinerja guru adalah prestasi yang dapat dicapai seseorang atau organisasi berdasarkan kriteria dan alat ukur tertentu. Parameter yang paling umum digunakan, menurut Drucker (1997:23) adalah efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Sedangkan menurut pendapat Stoner( 1996) kinerja guru adalah prestasi yang dapat ditunjukan oleh guru. Kinerja merupakan hasil yang dapat dicapai dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada guru berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu yang tersedia. Kinerja guru merupakan pencapaian hasil kerja yang dicapai guru berdasarkan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang merupakan standar dan ukuran penilaian yang ditetapkan.

Standar dan alat ukur tersebut merupakan indikator untuk menentukan apakah seorang guru berkinerja tinggi atau rendah.

Aspek : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

a.Aspek pedagogik dengan indikatornya

1). Kesanggupan merencanakan program pembelajaran.

2). Kesanggupan menciptakan interaksi dalam proses pembelajaran. 3). Kemampuan melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar. b. Aspek kepribadian dengan indikatornya

1).Memiliki rasa tanggungjawab. 2). Tidak emosional.

3). Mampu memberikan perhatian dan dukungan. 4). Dekat dengan anak didik.

c. Aspek sosial dengan indikatornya

1). Mampu berkomunikasi secara lisan, tulisan maupun isyarat dengan baik. 2). Dapat memahami dengan baik kepribadian siswa.

d. Aspek profesional dengan indikatornya 1). Penguasaan materi pembelajaran.

2). Penggunaan media atau sumber pembelajaran.

2. Partisipasi Orang Tua

Partisipasi orang tua adalah bentuk dukungan dan keikutsertaan dalam pendidikan anak baik yang bersifat formal maupun nonformal demi keberhasilan anak pada masa yang akan datang. Partisipasi orang tua secara formal didefinisikan sebagai turut wewenang baik secara mental dan emosional memberikan sumbangsih kepada proses pembentukan dimana kerterlibatan secara pribadi orang yang bersangkutan untuk melaksanakan tanggung jawabnya ( Winardi, 1973:323). Partisipasi orang tua sangat diperlukan dalam menunjang kemajuan dan pendidikan seorang anak. Apabila orang tua memperoleh pemahaman yang benar mengenai pentingnya pendidikan bagi anak, maka terbentuk kenyakinan mengarah pada pembentukan sikap positif dan menumbuhkan aspirasi yang tinggi terhadap pendidikan.

Aspek : pemberian motivasi, komunikasi yang efektif dan penyediaan fasilitas. a. Aspek motivasi dengan indikatornya

1). Mampu mencintai anak apa adanya.

2). Pemberian pujian penghargaan bila anak mendapat prestasi yang baik. 3). Mampu memberikan solusi bila anak mengalami kesulitan atau

masalah.

b. Aspek komunikasi yang efektif dengan indikatornya

1). Memiliki waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga inti

2). Dalam berkomunikasi mampu menghargai dan menghormati pendapat anak.

c. Aspek penyediaan fasilitas dengan indikatornya 1).Menyediakan ruang belajar di rumah 2). Menyediakan perabot belajar di rumah

3). Menyediakan dana untuk pembelian buku pelajaran 4). Menyediakan uang transportasi untuk kegiatan belajar. 5). Menyediakan alat-alat tulis yang dibutuhkan

3. Manfaat Kerja Praktek.

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan diluar Proses Belajar Mengajar dan dilaksanakan pada perusahaan/industri atau instansi yang relevan. Secara umum pelaksanaan program Praktek Kerja Industri ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dibidang teknologi, penyesuaian diri dengan situasi yang sebenarnya, mengumpulkan informasi dan menulis laporan yang berkaitan langsung dengan tujuan khusus. Setelah siswa melaksanakan program Praktek Kerja Industri, secara khusus siswa diharapkan memperoleh pengalaman yang mencakup tinjauan tentang perusahaan, dan kegiatan-kegiatan praktek yang berhubungan langsung dengan teknologi. Dan mempersiapkan para siswa/siswi untuk belajar secara mandiri, disiplin, teliti dalam bekerja, mampu bekerja dalam suatu tim, kemampuan untuk berelasi dengan orang, bekerja dengan target waktu, dan mengembangkan potensi dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Serta menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam kerja sehingga siswa dalam pembelajaran di sekolah tidak hanya memahami sebuah teori saja, namun dapat mengetahui dan memahami seluk beluk dalam kerja di

sebuah perusahaan, sehingga dalam masa yang akan datang di saat siswa sudah memasuki dunia kerja tidak mengalami keraguan maupun merasa tidak percaya diri dengan demikian diharapkan dari hasil praktek kerja industri ini siswa dapat pengalaman kerja yang lebih baik. (Abur Mustikawanto, disdik prop.Jabar)

Indikator dari manfaat kerja praktek :

a. Menerapkan teori yang didapat di sekolah ke dalam praktek. b. Dilatih untuk disiplin dalam bekerja.

c.Berelasi dengan orang lain di tempat praktek.

d. Mengalami relasi dengan orang lain dalam kerja tim. e. Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu. f. Dilatih melakukan pekerjaan yang menuntut ketelitian. 4. Kesiapan Kerja Calon Lulusan

Ditinjau secara sistemik, pendidikan kejuruan pada dasarnya merupakan subsistem dari sistem pendidikan. Evans & Edwin (1978:24) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan individu pada suatu pekerjaan atau kelompok pekerjaan. Harris seperti yang dikutip oleh Slamet (1990:2), menyatakan pendidikan kejuruan adalah pendidikan untuk suatu pekerjaan atau beberapa jenis pekerjaan yang disukai individu untuk kebutuhan sosialnya. Menurut House Committee on Education and Labour (HCEL) pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan, dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan (Malik, 1990:94). National Council for Research into

Vocational Education Amereka Serikat (NCRVE, 1981:15), Pendidikan kejuruan merupakan subsistem pendidikan yang secara khusus membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri memasuki lapangan kerja. Salah satu ciri pendidikan kejuruan dan yang sekaligus membedakan dengan jenis pendidikan lain adalah orientasinya pada penyiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja. Pendidikan kejuruan mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu, berarti pula mempersiapkan siswa agar dapat memperoleh kehidupan yang layak melalui pekerjaan yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, kemampuan, keterampilan, nilai dan sikap sebagai manusia yang bertanggung jawab dan mencintai profesi pekerjaannya.

Aspek : kematangan mental dan emosi dan Profesional terhadap pekerjaan. a. Aspek tingkat kematangan mental dan emosi dengan indikatornya

1). Apabila bekerja dan melakukan kesalahan bersedia menerima teguran. 2). Tertarik untuk bekerja lembur guna menyelesaikan pekerjaan.

3). Bersedia untuk dipindahkan ketempat dan pekerjaan yang baru. 4). Bersedia melakukan pekerjaan yang sama dari hari ke hari.

5). Memiliki informasi mengenai alternatif pekerjaan yang akan ditekuni. 6). Tertarik untuk bekerja dalam timework.

7). Siap bekerja secara mandiri (menyelesaikan pekerjaan secara sendiri). 8). Mampu berbahasa asing misalnya bahasa Inggris dan atau Mandarin. 9). Setelah lulus dari SMK akan melanjutkan kuliah atau langsung kerja.

b. Aspek Profesional terhadap pekerjaan dengan indikatornya 1). Memiliki kemampuan untuk mengoperasikan komputer. 2). Melakukan download, upload dan membuat web, blog. 3). Mempunyai kemampuan mengoperasikan mesin hitung. 4). Memiliki kemampuan mengerjakan administrasi Gudang. 5). Mampu menyusun laporan keuangan.

6). Mampu menjalankan tugas sebagai Kasir. 7). Mampu menjalankan tugas sebagai Teler.

8). Mampu menjalankan tugas sebagai Juru Penggajian.

9). Mampu menjalankan tugas sebagai sekretaris yunior/mudah. 10). Mampu menjalankan tugas sebagai juru tik/steno.

11). Mampu menjalankan tugas sebagai juru tata usaha kantor/ arsiparis. 12). Mampu menjalankan tugas sebagai humas/keprotokolan.

13). Mampu menjalankan tugas sebagai operator telepon,teleks dan facsimile. 14). Mampu menjalankan tugas sebagai resepsionis.

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Arikunto (2003:108) memberikan pengertian tentang populasi, yaitu keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan Sugiyono, ( 2007:57 ) memberi pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang akan tetapi juga benda – benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek, tetapi meliputi seluru karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XII SMK Maria Mediatrix Jurusan Akuntansi dan Jurusan Administrasi Perkantoran yang berjumlah 52 orang siswa.

2. Sampel

Riduwan (2007: 56) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 52 orang yaitu seluruh siswa kelas XII SMK Maria Mediatrix Jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran yang merupakan seluruh anggota populasi hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1989 : 107 ), “jika kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh.

Dokumen terkait