LANDASAN TEORI
2.5. Defenisi Variabel Operasional
PBC secara operasional didefinisikan sebagai evaluasi pengguna atas sumber daya dan kemampuan ketika terlibat dalam E-Learning. Enam item dikembangkan dengan mengadaptasi variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.3. Definisi Variabel Operasional
Variabel Indikator Pernyataan Sumber
Sikap
Tingkat sosial pengguna akan mendorong niat mahasiswa E-Learning Tanpa batas waktu dan tempat
(Abel, dkk, 2017)
Tabel 2.3. Definisi Variabel Operasional (Lanjutan)
Variabel Indikator Pernyataan Sumber
Pengetahuan Pengguna (Requisite Knowledge)
Pengguna memiliki keterampilan dan kemampuan sumber daya yang cukup untuk menggunakan
E-Learning Pengguna yakin dengan diri
sendiri untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
Castella,2015
Pengguna yakin dengan pelatihan yang diberikan mampu niat untuk menggunakan layanan itu kembali
Masrom, dkk 2017
Rasa percaya dengan E-Learning memudahkan komunikasi
sehingga, mendorong niat
menggunkan layanan itu kembali
Masrom, dkk 2017
Rasa percaya bahwa E-Learning dapat mendatangkan manfaat sehingga, mendorong niat untuk menggunakan layanan itu
Tersedianya kuota internet gratis pengguna untuk mengakses E-Learning
(Brokop, 2008)
Tabel 2.3. Definisi Variabel Operasional (Lanjutan)
Variabel Indikator Pernyataan Sumber
Tersedianya kemampuan jaringan internet untuk mengakses E-Learning hingga ke daerah terpencil
(Brokop,
Defenisi hipotesis adalah untuk menguji kebenaran dalam satu pernyataan logis antara variabel secara kuantitatif (Sinulingga, 2014).
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka dapat diajukan hipotesis yaitu:
a. Sikap menggunakan teknologi (Attitude toward Using Technologi) terhadap Minat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use) (H1)
Sikap merupakan faktor kunci untuk mempromosikan niat berperilaku. Banyak penelitian yang dilakukan secara empiris membuktikan pentingnya sikap pengguna terhadap niat penggunaan teknologi. Penelitian tentang teknologi E-Learning mengusulkan temuan serupa bahwa pengguna memiliki penggunaan teknologi E-Learning ketika mereka mempersepsikannya dengan sikap yang lebih positif terhadap teknologi itu (Chu & Chen, 2016).
Maka dapat dikatakan, bahwa suatu sikap positif terhadap suatu teknologi baru yang bermanfaat akan menunjukkan keinginan dalam diri pengguna untuk mempelajari dan menggunakan sistem teknologi tersebut.
H0: Sikap menggunakan teknologi (Attitude toward Using Technologi) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Minat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use)
Ha: Sikap menggunakan teknologi (Attitude toward Using Technologi) berpengaruh secara signifikan terhadap Minat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use)
b. Norma Subjektif (Subjective Norm) terhadap Minat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use) (H2)
Mengemukakan norma subjektif adalah faktor kunci yang mempengaruhi niat berperilaku. Penelitian sebelumnya Pengguna teknologi mengungkapkan semakin kuat norma subjektif akan menyebabkan niat pengguna yang lebih tinggi untuk menggunakan E-Learning.
Menurut teori perilaku terencana, individu menghargai pendapat dan pandangan orang-orang penting disekitarnya dan kemungkinan dapat mempengaruhi pengguna untuk terlibat dalam perilaku tertentu. Dalam lingkungan online, mahasiswa dapat mendekati rekan senior mereka untuk meminta nasihat dan bimbingan. Dimana seorang senior memiliki pengalaman belajar di lingkungan online, mereka dapat secara efektif membentuk pikiran mahasiswa baru dengan berbagi pengalaman praktis tentang berbagai masalah
dan tantangan yang mungkin timbul selama pembelajaran online. Itu pendapat dan pandangan mahasiswa senior mungkin sangat mempengaruhi persepsi mahasiswa yang tidak berpengalaman tentang sistem pembelajaran online. Keluarga dan teman mungkin juga membentuk persepsi mahasiswa online tentang pembelajaran online. Misalnya jika keluarga anggota dan teman percaya bahwa pendidikan online dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berharga bagi mahasiswa, hal itu cenderung memengaruhi cara mahasiswa memandang penggunaan teknologi online.(Ilyas & Zaman, 2020)
H0: Norma Subjektif (Subjective Norm) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Minat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use) Ha: Norma Subjektif (Subjective Norm) berpengaruh secara signifikan terhadap
Minat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use)
c. Kontrol Perilaku persepsian (Perceived Behavior Control) terhadap Niat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use) (H3)
Penelitian menunjukkan bahwa PBC akan secara langsung mempengaruhi niat menggunakan teknologi atau secara tidak langsung mempengaruhi melalui sikap. Dengan kata lain, evaluasi individu atas kemampuan dan sumber daya merupakan faktor kunci untuk memprediksi niat perilaku. Dalam konteks E-Learning, Ndubisi (2004) mengusulkan pengaruh positif yang signifikan dari PBC pada niat E-Learning. Namun, Sawang et al. (2014) menyarankan pengaruh non-signifikan dari PBC pada niat. Seperti penelitian sebelumnya yang menyajikan kesimpulan yang tidak sesuai, dampak dari PBC tentang niat
E-Learning membutuhkan klarifikasi lebih lanjut.
H0: Persepsi Kontrol Perilaku (Perceived Behavior Control) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Niat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use)
Ha: Kontrol Perilaku persepsian (Perceived Behavior Control) berpengaruh secara signifikan terhadap Niat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use)
d. Self Efficacy menggunkaan teknologi terhadap Efektivitas ELearning (E -Learning Effectiveness) (H4)
Efektivitas dapat dikatakan sebagai daya guna, keaktifan, serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang yang melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin dicapai. Meningkatkan efektivitas kerja dengan menggunkan kepercayaan seseorang adalah salah satu persepsi niat dalam menggunkan teknologi.
H0: Self- Efficacy tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Niat Perilaku menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use)
Ha: Self- Efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap Niat Perilaku menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use)
e. Niat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use) terhadap Efektivitas E-Learning (E -Learning Effectiveness) (H5)
Peneliti sebelumnya telah menyimpulkan bahwa efektivitas E-Learning telah diukur dengan menganalisis banyaknya pengguna. Dimana variabel
manfaat merupakan kombinasi dari dua dimensi yaitu dampak individu dan dampak organisasi. Dampak individu mengacu pada pencapaian tujuan akhir pengguna setelah menyelesaikan dari sistem E-Learning tertentu; pencapaian ini bisa berupa nilai ujian yang lebih baik atau kemampuan kerja yang lebih baik. Dampak individu terjadi ketika pengguna mampu menerapkan pengetahuannya, mampu mengambil manfaat dan mengumpulkan informasi dari E-Learning. Dampak organisasi adanya informasi yang baik, efektivitas dan kualitas kemampuan pengambilan keputusan, kepercayaan yang dihasilkan dalam pengambilan keputusan (seperti kemampuan kerja atau skor yang lebih tinggi dalam pemeriksaan), pengambil keputusan (seperti apa peluang yang tersedia di masa depan) dan kesediaan pengguna untuk membayar informasi tertentu. Peneliti juga mengevaluasi efektivitas sistem informasi di lembaga pendidikan tinggi di mana ia mengkategorikan berbagai dimensi untuk diukur efektivitas atau manfaat yang diperoleh mahasiswa, beberapa di antaranya adalah berhubungan dengan mahasiswa adalah kepuasan pendidikan, prestasi akademik, inovasi dan pengembangan karir. Peneliti juga mempelajari manfaat dari pengguna E-Learning dan peningkatan pembelajaran, pemberdayaan, penghematan waktu dan keberhasilan akademik. Serta menggunakan niat pengguna untuk mengambil manfaat dalam E-Learning sebagai salah satu elemen dalam mengukur efektivitas E-Learning. Dari dugaan diatas bahwa semakin tinggi efektifitas maka semakin tinggi pula manfaat yang didapat dalam menggunakan E-Learning.
H0: Niat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Efektivitas E-Learning (E -Learning Effectiveness)
Ha: Niat menggunakan teknologi (Behavioalr Intention to Use) berpengaruh secara signifikan terhadap Efektivitas E-Learning (E -Learning Effectiveness)
f. Kemampuan Akses (Accessibility) terhadap Efektivitas ELearning (E -Learning Effectiveness)
kepuasan pengguna sebagai jumlah pembelajaran yang diharapkan terakumulasi melalui sistem E-Learning tertentu. Berbagai penelitian menekankan pentingnya kepuasan pengguna dalam mengukur keberhasilan sistem E-Learning. Kepuasan pengguna dapat dilihat berdasarkan pengalaman pengguna, yaitu fungsi dan kegunaannya. mengilustrasikan pengguna tersebut kepuasan adalah alat untuk mengukur seberapa banyak sistem E-Learning mampu mencapai kebutuhan dan persyaratan pengguna yang selanjutnya mengarah pada penguatan kepuasan. menggambarkan kepuasan pengguna dalam hal kualitas konten, kegunaan sistem dan aspek teknis. Kepuasan pengguna sebagai keterampilan yang dihasilkan atau peningkatan sumber daya dengan menggunakan E-Learning tertentu sistem. Selain itu, ini juga memberi tahu seberapa besar pekerjaan dipengaruhi secara positif oleh meningkatkan keterampilan tertentu dari sistem E-Learning. Menekankan dimensi kepuasan pengguna sebagai penentu penting dari teori E-Learning sistem. menjelaskannya sebagai pengguna yang puas adalah mereka yang menemukan dalam
keterampilan terkait pekerjaan mereka. Beberapa peneliti telah menyebutkan bahwa system dapat efektif jika menambahkan sesuatu yang berguna bagi pelajar. Konstruk kepuasan pengguna telah diadopsi dalam berbagai penelitian untuk mengukur efektivitas E-Learning. Berbagai studi telah dilakukan untuk mempelajari dampak kepuasan pengguna untuk menggunkan teknologi E-Learning.
Terdapat hubungan positif antara Efektivitas dengan penerimaan teknologi, dimana semakin efektif teknologi maka pengguna akan semakin berkeinginan untuk memakainya, dan hal ini berlaku sebaliknya.
H0: Kemampuan Akses (Accessibility) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Efektivitas E-Learning (E -Learning Effectiveness)
Ha: Kemampuan Akses (Accessibility) berpengaruh secara signifikan terhadap Efektivitas E-Learning (E -Learning Effectiveness)
BAB 3