• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi istilah merupakan penjelasan atas konsep penelitian yang ada dalam judul penelitian.20 Definisi istilah sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan batasan yang jelas agar penelitian ini tetap terfokus pada kajian yang diinginkan peneliti. Adapun beberapa istilah yang perlu didefinisikan antara lain:

1. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan, penerapan. 2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 3. Multikultural

Keragaman budaya sebagai bentuk dari keragaman latar belakang seseorang. Keragaman budaya tidak terbatas yang dirumuskan SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Keberagaman budaya dalam konteks realitas keseharian justru hadir berlapis-lapis dalam lingkup semesta antar pribadi, keluarga, kelompok, komunitas dan seterusnya, hingga lingkup semesta Negara dan regional atau kedaerahan. Dalam kenyataannya yang mutakhir kini, keragaman budaya justru mencakup hal

20 Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Skripsi, Tesis dan Disertasi) (Malang: PPs UIN Malang, 2008), hlm. 17.

yang tak terbatas mulai dari latar belakang pendidikan, kemampuan ekonomi, jenis kelamin, kelompok usia, daya nalar, profesi, bahkan hingga hobi, gaya hidup, selera, akses informasi dan seterusnya.

4. Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural

Penyelenggaraan atau pelaksanaan pendidikan agama Islam yang mempertimbangkan keragaman budaya, etnis dan pemahaman suatu doktrin keagamaan, yang salah satunya dirancang untuk menanamkan nilai-nilai multikultural baik di dalam maupun di luar kelas

5. Toleransi Beragama

Toleransi adalah rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati antara yang satu dengan yang lain dengan tetap menjunjung tinggi rasa persatuan dan persaudaraan demi mewujudkan kehidupan yang damai, tentram dan bahagia. Toleransi beragama adalah kesadaran seseorang untuk menghargai, menghormati, membiarkan dan membolehkan pendirian, pandangan, keyakinan, kepercayaan, serta memberikan ruang bagi pelaksanaan kebiasaan, perilaku dan praktik keagamaan orang lain yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri dalam rangka membangun kehidupan bersama dan hubungan sosial yang lebih baik.

26 A. Pendidikan Agama Islam (PAI)

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Di dalam GBPP PAI di sekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 21

Menurut Muhaimin, pendidikan agama Islam adalah upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian ini, pendidikan agama Islam dapat berwujud: pertama, segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidupnya, yang diwujudkan dalam sikap hidup dan keterampilan hidupnya sehari-hari. Kedua, segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya tertanamnya dan/atau tumbuh kembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.22

21 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), cet. Ke-4, hlm. 75-76.

Sedangkan Abdul Majid menyatakan bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.23

Jadi, pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan pendidik untuk memahami, menghayati, menanamkan nilai-nilai ajaran Islam kepada peserta didik melalui kegiatan atau bimbingan dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain agar terwujud kesatuan dan persatuan.

Pendidikan agama Islam (PAI) memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) PAI berusaha untuk menjaga akidah peserta didik agar tetap kokoh dalam situasi dan kondisi apa pun; (b) PAI berusaha menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai yang tertuang dan terkandung dalam al-Qur’an dan Hadis serta otentisitas keduanya sebagai sumber utama ajaran Islam; (c) PAI menonjolkan kesatuan iman, ilmu dan amal dalam kehidupan keseharian; (d) PAI berusaha membentuk dan mengembangkan kesalehan individu dan sekaligus kesalehan sosial; (e) PAI menjadi landasan moral dan etika dalam mengembangkan ipteks dan budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya; (f) substansi PAI mengandung entitas-entitas yang bersifat rasional dan supra rasional; (g) PAI berusaha menggali, mengembangkan dan mengambil ibrah dari sejarah dan kebudayaan (peradaban) Islam; (h) dalam beberapa hal, PAI mengandung

23 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 13.

pemahaman dan penafsiran yang beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhwah Islamiyah.24

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya, menurut Abdul Majid haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.25

Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.26 Tujuan dari pendidikan agama Islam juga bisa mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuhkembangkan manusia takwa.27

Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

24 Muhaimin, Nuansa Baru …, hlm. 102.

25

Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran …, hlm. 18.

26 Muhaimin, Paradigma …, hlm. 78.

27 Nusa Putra & Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 1.

berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.28

Pendidikan agama Islam di SMA sebenarnya merupakan kelanjutan dari PAI sebelumnya pada jenjang pendidikan dasar. Jika PAI pada jenjang pendidikan dasar dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual peserta didik agar dapat mengenal dan membiasakan diri dalam menjalankan ajaran agama, serta dapat memahami, meyakini dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan baik, PAI di SMA juga dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual peserta didik agar dapat mendakwahkan serta membudayakan ajaran dan nilai-nilai agama Islam, dan lebih diarahkan pada pembinaan kesalehan individu dan sosial sekaligus.29

Jadi, pendidikan agama Islam bertujuan untuk membimbing, menumbuhkembangkan keimanan, mengamalkan nilai dan ajaran agama Islam dengan baik, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah, serta bisa beretika sosial dengan baik.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:30

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut

28

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-2, hlm. 135.

29 Muhaimin, Nuansa Baru …, hlm. 169.

dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), system dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa pengajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas mulai dari kelas 1, 2 dan 3 mempunyai target antara lain:

a. Siswa taat beribadah, berdzikir, berdoa serta mampu menjadi imam.

b. Siswa mampu membaca al-Qur’an dan menulisnya dengan benar serta berusaha memahami kandungan makna, terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

c. Siswa memiliki kepribadian muslim (berakhlak baik).

d. Siswa memahami, menghayati dan mengambil manfaat tarikh Islam. e. Siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip mu’amalah dan syariah Islam

dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.31.