• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

5. LINGKUNGAN EKSTERNAL

2.6 Definisi Konsep

Konsep adalah proses dan upaya penegsan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian. Cara untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep dalam suatu penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang di teliti (siagian, 2011:136-138).

Adapun batasan yang menjadi batasan konsep dalam penelitian adalah :

1. Kemitraan merupakan bentuk kerjasama antara dua pihak yang memiliki kepentingan yang sama, di mana sebelum melaksanakan tugas masing-masing, terlebih dahulu disepakati mengenai komitmen dan apa yang mejadi keinginan atau cita-cita serta harapan dari masing-masing pihak untuk mencapai tujuan bersama (Notoatmodjo, 2010).

2. Kemitraan bidan dan dukun adalah bentuk kerjasama bidan dengan dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip kesetaraan, keterbukaan, dan kepercayaan dalam upaya menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. Pada kemitraan ini, kegiatan bidan mencakup aspek medis, sedangkan kegiatan dukun mencakup aspek non medis. Aspek medis adalah proses pengelolaan dan pelayanan program kesehatan ibu dan anak mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Aspek non medis adalah menggerakkan keterlibatan individu, keluarga dan masyarakat dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta memberdayakan ibu hamil dan keluarganya.

3. Dukun adalah anggota masyarakat yang memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional yang diwariskan secara turun temurun atau melalui pelatihan (Depkes, 2008).

4. Bidan adalah seseorang yang sudah menjalani program pendidikan kebidanan, yang diakui di negaranya, berhasil menjalankan program studi di bidang

kebidanan, dan memenuhi kualifikasi yang diperlukan untuk dapat terdaftar atau mendapat izin resmi untuk melakukan praktik kebidanan (Myles, 2011).

5. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

6. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sampai saat ini program pembangunan kesehatan yang diupayakan pemerintah dalam meningkatan mutu kesehatan serta derajat kesehatan masyarakat melalui perbaikan pelayanan mulai dari pengadaan tenaga medis yang profesional sampai pada pelatihan tenaga tradisional terutama dukun bayi untuk menekan angka kematian ibu dan bayi telah direalisasikan.

Kematian ibu dan bayi merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat, setiap tahun di dunia diperkirakan empat juta bayi baru lahir meninggal pada minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (WHO). Tingginya angka kematian ibu menunjukkan bahwa pembangunan di bidang kesehatan belum berhasil.

Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran meningkat menjadi 359/100.000 kelahiran hidup di tahun 2012, sedangkan tahun 2015 menurun menjadi 189/100.000 kelahiran. Kemudian angka kematian bayi pada tahun 2007 34/1000 kelahiran hidup menurun menjadi 32/1000 kelahiran di tahun 2012, sedangkan tahun 2015 menurun 28/1000 kelahiran. Melihat data tersebut AKI dan AKB indonesia tidak berhasil mencapai target MDGs yang seharusnya di capai pada tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup untuk AKI dan 23/1000 kelahiran hidup untuk AKB.(Kemenkes. 2015)

Aceh merupakan salah satu Provinsi dengan AKI dan AKB masih tinggi, tercatat pada tahun 2014 terjadi 149 kasus kematian ibu tetapi menurun pada tahun 2015 menjadi 80 kasus kamatian. Sedangkan AKB tercatat 1400 kasus kematian

pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 592 kasus kematian pada tahun 2015 (Dinkes Aceh.2015)

Penyebab langsung kematian ibu adalah pendarahan, Hipertensi pada kehamilan, partus macet, infeksi dan komplikasi aborsi sedangkan pada bayi yaitu cacat bawaan (Hidro Cephalus), prematur, asfiksia (sesak), kematian janin dalam kandungan (KJDK) dan berat badan lahir rendah (BBLR). Penyebab tidak langsung adalah proses persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan oleh dukun bayi kemudian ditambah dengan cara mengambil keputusan, keterlambatan merujuk, keterlambatan penanganan, melahirkan pada umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan memiliki anak yang banyak (Kemenkes, 2011)

Berbagai macam program telah dilakukan oleh pemerintah untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia seperti program Making

Pregnancy Safer, program penempatan tenaga medis oleh bidan di setiap desa,

program untuk pelatihan dukun menjadi dukun terlatih hingga pada program kemitraan bidan desa dan dukun bayi namun belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Pada tahun 2008 dikembangkan program kemitraan bidan dan dukun, program ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan layanan kesehatan ibu dan bayi, pemeriksaan kehamilan yang komperehensif, pelayanan rujukan persalinan pada tenaga terlaih dan berkompeten, pengalihan peran dukun menjadi mitra kerja untuk ikut merawat ibu dan bayi dan juga menjadikan dukun sebagai kader kesehatan(Depkes.2008).

Program kemitraan bidan dengan dukun sangat penting dalam membantu mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi akibat komplikasi selama

kehamilan, persalinan dan nifas. Pembagian peran dalam kemitraan ini adalah bidan melakukan semua tindakan dan prosedur medis, sedangkan dukun memiliki peran untuk membacakan doa, menyediakan minuman herbal dan menyediakan perawatan postpartum (UNICEF, 2008). Kemitraan bidan dengan dukun ini merupakan bentuk pengalihfungsian peran dukun yang awalnya menolong persalinan menjadi rekan bidan yang bekerjasama untuk memantau perkembangan kesehatan ibu dan bayi (Depkes, 2008).

Bentuk kemitraan bidan dan dukun dalam persalinan adalah dukun mengantarkan calon ibu bersalin ke bidan dan ikut mendampingi ibu saat proses persalinan. Program ini telah berjalan akan tetapibeberapadaerah di Indonesia masih ada dukun yang belum bermitra dengan bidan dan proporsi persalinan yang ditolong dukun masih tinggi. Hasil riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan sebanyak 13,1%. (RisKesDas, 2013)

Hasil penelitian Salham dkk (2008) mengenai kemitraan bidan dan dukun bayi sebagai upaya alih peran pertolongan persalinan di Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa 15% dukun belum menerima kehadiran bidan oleh karena dukun merasa posisinya tergeser dengan kehadiran bidan di desa, sementara profesi ini merupakan salah satu sumber penghasilan mereka. Keadaan ini menyebabkan mereka mengambil jarak dengan bidan, sehingga tidak terjadi komunikasi diantara mereka.hambatan yang ditemukan dalam bermitra adalah belum ada pembagian tugas yang jelas dan kongkrit tentang kemitraan antara bidan dengan dukun bayi, pada umumnya bidan PTT masih berusia muda, kurang berpengalaman, kurang menguasai adat dan tradisi masyarakat, serta bahasa komunitas di wilayah kerjanya dan masih ada daerah-daerah yang belum tersentuh kehadiran bidan desa dan fasilitas

pelayanan kesehatan seperti polindes dan posyandu. Kemitraan yang dilakukan bidan selama ini masih dalam batas pemaknaan transfer ilmu, dan belum mengarah pada ”Alih Peran” pertolongan persalinan secara optimal.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sudirman dan Sakung (2006) mengenai kemitraan bidan dengan dukun bayi dalam menolong persalinan di Kecamatan Palolo menunjukkan bahwa pandangan dukun bayi terhadap bidan tentang cara-cara yang dipraktekkan dalam persalinan 15% mengatakan tidak sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan oleh dukun bayi, masih ada dukun yang meragukan kemampuan bidan oleh karena bidan masih berusia muda, kurang berpengalaman dan biaya persalinan cukup tinggi.

Aceh Singkil merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Aceh, terdiridari 11 Kecamatan dan 118 Desa. Angka kematian ibu di Aceh Singkil pada tahun 2013 tercatat ada 7 kasus kematian mengalami penurunan menjadi 6 kasus pada tahun 2014 kemudian angka kematian bayi pada tahun 2013 yaitu 66 kasus kematian menurun menjadi 45 kasus kematian di tahun 2014.(Dinas kesehatan, 2014)

Desa Teluk Ambun berada di Kecamatan Singkil, Salah satu tradisi yang masih kuat dalam masyarakat aceh singkil hingga sekarang ini adalah praktik pengobatan tradisional. Pemanfaatan dukun dalam pertolongan persalinan merupakan salah satu bentuk praktik pengobatan tradisional yang sebelumnya masih banyak dilakukan oleh masyarakat Aceh Singkil ditengah perkembangan teknologi kesehatan yang modern.

PemerintahKabupaten Aceh Singkil dalam hal ini pada tahun 2012 dinas kesehatan mencanangkan program kemitraan bidan dengan dukun dalam pertolongan persalinan untuk menekan angkakematianibudanbayisertameningkatkan cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Semenjak Program ini berjalan angka kematian ibu dan bayi berhasil di tekan hingga level terendah,dukun yang tercatat mampu bermitra dengan bidan desa dan pada tahun 2015 Aceh Singkil juara II dunia dalam acara UNPSA(United Nation Public Services Award

)

tentang Inovasi Pelayanan Publik yang di selenggarakan oleh PBB. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai kemitraan dukun dengan bidan dalam menekan angka kematian ibu dan bayi di Desa Teluk Ambun Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil.

Alasan yang mendorong peneliti untuk meneliti kemitraan dukun dengan bidan dalam menekan angkakematianibudanbayi oleh karena didaerah lain program yangsamatelahterlaksanaakantetapimasihmenunjukkanbanyakmasalah, kemudian di

dorongolehkeberhasilan program ini di

lokasipenelitianpenelitimembuatpenelititertarikuntukmenelitisebab-sebabkeberhasilantersebut mengingat lokasiinimasihtradisional, tertinggal, terpencildanterdalam.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kemitraan Bidan Desa dan Dukun Bayi Dalam Menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Desa Teluk Ambun Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penilitian yang telah di uraikan, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “ Bagaiamana Kemitraan Bidan Desa dan Dukun Bayi Dalam Menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Desa Teluk Ambun Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil ?”

Dokumen terkait