• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.5 Karakteristik Kemitraan

5.5.4 Pengambilan Keputusan

Dalam organisasi kemitraan, pembagian wewenang dalam mengambilan keputusan adalah sesuatu hal yang penting, mengingat hal ini rentan menimbulkan

konflik jika tidak diorganisir dengan baik. Dengan demikian, pengambilan keputusan harus tertuang dalam kesepakatan tertulis. Dalam konteks kemitraan bidan dan dukun, pengambilan keputusan terjadi ketika menangani persalinan. Berdasarkan wawancara peneliti dengan para dukun dan bidan yang bermitra, sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa yang berperan besar dalam mengambil keptusan ketika menangani persalinan adalah para bidan. Sedangkan para dukun umumnya mengikuti apa yang diinstruksikan oleh para bidan.

Pernyataan para dukun mengenai pengambilan keputusan dalam manangani persalinan, dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut:

“Yang ambil keputusan adalah bidan. Saya sebagai dukun hanya mengikuti saja. Jika mereka bilang harus rujuk ya rujuk saya hanya menemai saat merujuk saja.” (wawancara Dukun Bayi).

“Untuk ibu hamil yang bersalin di bidan mereka yang mengambil keputusan. Tetapi kalau saya yang tolong sendiri kalau ada kesulitan maka saya yang mengambil keputusan untuk merujuk ke puskesmas.” (wawancara Dukun Bayi).

Sedangkan pernyataan dari para bidan dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut:

“Selama ini tidak ada. Paling kami bidan saja yang mengambil keputusan untuk semua partus. Dukun tinggal ikut saja apa yang kami putuskan.” (wawancara Bidan Desa)

“Bidan yang ambil keputusan pokoknya dukun benar-benar damping. Mau ambil tindakan apa semua bidan dan tidak dokumen tertulisnya. Kalau sudah di fasilitas tu bidan punya tanggung jawab sudah.” (wawancara Dukun Bayi)

Berdasarkan dari pemaparan isi di atas, dalam kemitraan bidan dan dukun di lokasi penelitian, bidan memegang peranan yang penting dalam mengambil

keputusan ketika menangani persalinan. Para dukun mengatakan bahwa mereka tinggal mengikuti apa yang diperintahkan oleh bidan dalam menolong persalinan. Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh para bidan, yaitu bahwa merekalah yang memegang kendali untuk mengambil keputusan ketika menangani persalinan.

Dalam hal ini dukun merupakan penolong bidan ketika menangani persalinan. Berkaitan dengan wewenang mengambil keputusan yang telah berjalan selama ini, dukun cenderung mengatakan bahwa itu sudah tepat, karena penanganan persalinan merupakan tugas pokok dari para bidan, sedangkan para dukun hanya bertugas untuk mendamping ibu hamil. Hal yang sama juga disampaikan oleh bidan.

Hingga saat ini, tidak ada dokumen tertulis yang berisi tentang wewenang mengambil keputusan dalam kemitraan antara bidan dan dukun di lokasi penelitian. Tidak terlibatnya dukun dalam proses pengambilan keputusan tentu berpotensi terjadinya konflik pribadi bagi para dukun karena pada dasarnya setiap orang yang terlibat dalam suatu kemitraan pasti menginginkan agar dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam Notoatmodjo (2010) dijelaskan bahwa setiap individu atau organisasi apabila sudah bersedia menjalin kemitraan, maka kedudukan mereka setara atau sama tingkatnya sehingga tidak ada anggota mitra yang memaksakan kehendak karena merasa lebih tinggi dan tidak ada dominasi terhadap yang lain. Demikian pula dalam pengambilan keputusan, masing-masing anggota mempunyai hak dan suara yang sama. Sikap dukun yang cenderung hanya mengikuti apa yang diputuskan bidan dan tidak mempermasalahkannya mungkin disebabkan karena tingkat pendidikan dukun di wilayah penelitian yang umumnya masih rendah. Individu dengan tingkat pendidikan yang rendah pada umumnya lebih cepat menerima dan mengikuti pengaruh dari luar khususnya dari orang yang dipandang lebih tinggi dari

mereka. Faktor lain juga karena dukun tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prinsip-prinsip kemitraan.

5.5.5 Komitmen

Komitmen anggota adalah suatu hal yang sangat penting dalam membangun hidup berorganisasi. Dalam konteks kemitraan antara bidan dengan dukun, komitmen dari bidan dan dukun dalam bermitra merupakan suatu syarat utama agar kemitraan ini terus berjalan dengan baik. Berdasarkan wawancara peneliti dengan para dukun dan bidan yang bermitra, umumnya mereka mengatakan berkomitmen penuh untuk terus menjalankan kemtiraan ini. Para dukun mengatakan bahwa untuk mereka kemitraan ini semata untuk membantu ibu hamil dalam hal bersalin. Komitmen yang sama juga ditunjukan oleh para bidan. Pernyataan para dukun dan bidan terkait dengan komitmen mereka dalam menjalankan kemitraan ini dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut:

“Iya nak, karena ibu yakin dengan program ini pertolongan persalinan ibu hamil akan lebih baik kedepannya(wawancara dukun bayi)

Begitu juga pernyataan bidan desa mengenai komitmen dalam pelaksanaan program ini ;

“iya dek, kakak yakin selagi tidak ada yang di rugikan, lagian efek dari program ini sudah mulai terasa, baik itu terhadap ibu hamil, masyarakat umumnya prbaikan kesehatan nasional.” (wawancara Bidan Desa)

Bertolak dari isi yang telah dideskripsikan di atas, dapat disimpulkan bahwa para dukun dan bidan yang bermitra di lokasi penelitian, berkomitmen penuh untuk mengutamakan kepentingan ibu hamil. Hal ini tampak dari pengakuan para dukun yang mengatakan bahwa, walaupun mereka tidak mendapatkan apa-apa dari kemitraan ini, khususnya keuntungan finansial, mereka akan terus bekerjasama demi

kepentingan ibu hamil. Pengakuan yang sama juga diutarakan oleh para bidan yaitu bahwa mereka mementingkan keselamatan ibu hamil. Komitmen ini juga diperkuat dengan tersedianya layanan BPJS yang memungkinkan semua ibu hamil mendapatkan pelayanan secara gratis. Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini para dukun dan bidan yang bermitra di lokasi penelitian, berkomitmen untuk tetap melanjutkan kerjasama ini demi keselamatan ibu hamil. Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa suatu kemitraan dalam program kesehatan akan mencapi tujuan apabila pihak yang bermitra mampu meningkatkan apa yang menjadi komitmen bersama Komitmen adalah suatu kesediaan dan pengorbanan baik dari waktu, pikiran, tenaga dan sebagainya dari masing-masing pihak yang bermitra terhadap pemecahan masalah kesehatan yang telah disepakati bersama. Dukun dan bidan yang bermitra di lokasi penelitian telah mampu meningkatkan komitmen bersama dengan bersedia mengorbankan waktu dan tenaga mereka untuk menangani persalinan. Dengan adanya komitmen dari kedua belah pihak ini diharapkan dapat meningkatkan proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

Dokumen terkait