• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Defenisi operasional variabel adalah suatu definisi yang memberikan arti yang diperlukan untuk mengukur suatu variabel.Adapun yang menjadi definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas atau Variabel Independen (X)

Variabel independen ini sering disebut sebagai variabel bebas.Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadisebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran kas dan perputaran persediaan.

2. Variabel Terikat atau Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhiatau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset(ROA) perusahaan PT. Golden Energy Mines Tbk.

Tabel III.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Perputaran kas (X1)

Perputaran kas menunjukkan

kemampuan kas dalam

menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dihasilkan beberapa kali uang kas berputar dalam satu periode

Perputaran kas = Penjualan/Rata-Rata kas

Rasio

tertentu.

Perputaran Persediaan (X2)

Perputaran persediaan adalah aset yang digunakan sebagai rasio untuk mengukur besarnya dana yang berputar dalam suatu periode.

Perputaran Persediaan

Return On Asset (ROA) yaitu salah satu bentuk dari profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. dimana untuk mencarinya laba bersih setelah pajak dibagi total asset.

Return On Asset (ROA) = Laba bersih/Total Aset

Rasio

Sumber: Data Diola Oleh Peneliti 2021

3.6Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Dalam analisis data, peneliti menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 23,0 (Statistical Program For SocialScience).

3.6.1 Analisis Regresi Berganda

Menurut Subagyo dan djarwanto (2005: 270), teknik analisis regresi

24

linier berganda digunakan untuk membuat prediksi (ramalan) tentang besarnya nilai Y (variabel dependen) berdasarkan nilai X tertentu (variabel independen).

Y = α + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Return On Asset (ROA) α =Konstanta

b1-b2 = Koefisienregresi X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Persediaan e = Kesalahan residual(eror)

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Priyatno (2014:89), uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastis pada model regresi. Harus terpenuhinya asumsi klasik agar diperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercayai. Adapun beberapa tahapan dalam pengujian asumsi klasik adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas Residual

Menurut Priyatno (2014:90), uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.Uji normalitas data dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smrirnov. Dasar pengambilan keputusan pada uji Kolmogorov-Smrirnov adalah sebagai berikut:

- Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.

- Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1) (Priyatno, 2014:99).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel variabel bebas.

Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas (Priyatno, 2014:103).

3) Uji Autokorelasi

Menurut Priyatno (2014:106), autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi.Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:

- DU < DW < 4-DU, maka artinya tidak terjadi autokorelasi.

- DW < DL atau DW > 4-DL, maka artinya terjadi autokorelasi.

26

- DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.

4) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Priyatno (2014:108), heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam modal regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.Metode pengujian menggunakan uji melihat pola titik pada grafik regresi. Dasar kriterianya dalam pengambilan keputusan pada uji grafik, yaitu (Priyatno, 2014:113):

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.3 Uji Hipotesis a. Uji Parsial (uji T)

Uji T digunakan untuk menguji koefisien regresi ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial/individu(Subagyo dan Djarwanto, 2005:173).

Uji hipotesis T untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat bermakna atau tidak pada model regresi.

Kriteria pengujian jika ρ ˂ 0,05 maka hipotesis diterima atau terdapat pengaruh yang signifikan, sebaliknya jika ρ ˃ 0,05 maka hipotesis ditolak atau tidak

terdapat pengaruh yang signifikan.

b. Uji Simultan (uji F)

Uji F digunajan untuk menguji koefisien regresi pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Subagyo dan Djarwanto, 2005: 236).

c. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu.Apabila R2 mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi pengaruh terhadap variabel dependen, maka kontribusi antara variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat (Ghozali, 2006).

Berdasarkan R2 yang didefinisikan tersebut dikenal sebagai koefisien determinasi dan merupakan besaran yang lazim digunakan untuk mengukur kebaikan sesuai (goodness of fit) garis regresi. Secara variabel, R2 mengukur proporsi (bagian) atau presentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi.

28 BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah PT. Golden Energy Mines Tbk

PT Golden Energy Mines Tbk bergerak di bidang perdagangan hasil tambang dan jasa pertambangan. Pada tanggal 13 Maret 1997 Perseroan didirikan dengan nama PT Bumi Kencana Eka Sakti yang kemudian berubah nama menjadi PT Golden Energy Mines Tbk pada tanggal 16 November 2010.Pada tanggal 17 November 2011, Perseroan menjadi perusahaan publik dan tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia. Melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) tersebut, Perseroan memperoleh dana sebesar Rp. 2,205 triliun.

Dalam IPO tersebut, GMR Coal Resources Pte.Ltd. (sebelumnya bernama GMR Infrastructure Investments (Singapore) Pte.Ltd.) (“GMR”), yang merupakan anak perusahaan GMR Group, sebuah kelompok usaha infrastruktur terkemuka di India menjadi investor strategis Perseroan dengan memegang/memiliki 30% (tiga puluh persen) saham dari seluruh modal yang disetor dan ditempatkan oleh Perseroan.

Pada tanggal 20 April 2015, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (”DSS”) telah mengalihkan 66,9998% saham yang dimilikinya dalam Perseroan kepada Golden Energy and Resources Limited (dahulu United Fiber System Limited) (”GEAR”), perusahaan berkedudukan di Singapura. GEAR memiliki kegiatan usaha utama di bidang eksplorasi, pertambangan, penjualan batubara dan sebagai pemegang beberapa hak konsesi kehutanan di Kalimantan Selatan.GEAR

merupakan anak perusahaan dari DSS yang tercatat di BEI, merupakan induk usaha Sinar Mas di bidang energi.

4.1.2 Logo PT. Golden Energy Mines Tbk Gambar IV.3

Logo PT. Golden Energy Mines Tbk

Sumber : PT. Golden Energy Mines Tbk

Arti dari logo PT.Golden Energy Mines Tbk adalah Perseroan menanamkan nilai-nilai perusahaan dan karakter yang membentuk budaya Perseroan.Nilai dan karakter yang disebut dengan “The Golden Way of Sinarmas”

yang telah mendorong keberhasilan Perseroan dengan pertumbuhan yang berkesinambungan.

4.1.3 Visi PT. Golden Energy Mines Tbk

Menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia dengan menciptakan nilai tambah bagi para pelanggan dan pemangku kepentingan.

4.1.4 Misi PT. Golden Energy Mines Tbk

1. Membangun budaya korporat yang berpusat pada sumber daya manusia.

2. Fokus pada keunggulan kegiatan operasional.

3. Membangun pertumbuhan berkesinambungan melalui standar keselamatan kerja yang tinggi, pengembangan program kemasyarakatan yang baik, dan pengelolaan lingkungan hidup yang tangguh.

30

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Golden Energy Mines Tbk Gambar IV.4

Struktur Organisasi PT. Global Energy Mines Tbk

Sumber : PT. Golden Energy Mines Tbk

Dokumen terkait