• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2014: 132) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dan dukungan teori yang ada maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1. Ha : Terdapat pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas Return On Asset.

H0 : Tidak terdapatpengaruh perputarankas terhadap profitabilitas ROA.

2. Ha : Terdapatpengaruh perputaran persediaan terhadapprofitabilitas Return On Asset.

H0 : Tidak terdapat pengaruh perputaran persediaan terhadap ROA.

3. Ha : Terdapat pengaruh perputaran kasdanperputaranpersediaan terhadap profitabilitas Return On Asset.

H0 : Tidak terdapat pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas ROA.

20 BABIII

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.Menurut Sugiyono (2017:14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis dara bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh PT. Golden Energy Mines Tbk yang di publikasikan di Bursa Efek Indonesia.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian darijumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purpossive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.Alasan menggunakan teknik Purpossive Sampling adalah karena tidak

semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan fenomena yang di teliti.Kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh PT. Golden Energy Mines Tbk dari tahun 2015-2019.

Alasan peneliti menggunakan data laporan keuangan tahun 2015-2019adalah untuk memberikan informasi terkini dari perusahaan yang diteliti, serta di tahun yang bersangkutan terdapat suatu masalah atau kesenjangan antara teori dengan peraktek yang membuat peneliti memilih tahun tersebut untuk diteliti.

3.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).Sumbernya yaitu dengan cara mendowload laporan keuangan tersebut dari laporan keuangan 2015-2019 PT. Golden Energy Mines Tbk.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka, dan dokumentasi karena data yang digunakan dalam penelitianini yaitu laporan keuangan pada PT.

Golden Energy Mines Tbk tahun 2015-2019 dan laporan keuangan tahunan PT.

Golden Energy Mines, Tbk yang ada pada BEI.

22

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Defenisi operasional variabel adalah suatu definisi yang memberikan arti yang diperlukan untuk mengukur suatu variabel.Adapun yang menjadi definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas atau Variabel Independen (X)

Variabel independen ini sering disebut sebagai variabel bebas.Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadisebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran kas dan perputaran persediaan.

2. Variabel Terikat atau Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhiatau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset(ROA) perusahaan PT. Golden Energy Mines Tbk.

Tabel III.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Perputaran kas (X1)

Perputaran kas menunjukkan

kemampuan kas dalam

menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dihasilkan beberapa kali uang kas berputar dalam satu periode

Perputaran kas = Penjualan/Rata-Rata kas

Rasio

tertentu.

Perputaran Persediaan (X2)

Perputaran persediaan adalah aset yang digunakan sebagai rasio untuk mengukur besarnya dana yang berputar dalam suatu periode.

Perputaran Persediaan

Return On Asset (ROA) yaitu salah satu bentuk dari profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. dimana untuk mencarinya laba bersih setelah pajak dibagi total asset.

Return On Asset (ROA) = Laba bersih/Total Aset

Rasio

Sumber: Data Diola Oleh Peneliti 2021

3.6Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Dalam analisis data, peneliti menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 23,0 (Statistical Program For SocialScience).

3.6.1 Analisis Regresi Berganda

Menurut Subagyo dan djarwanto (2005: 270), teknik analisis regresi

24

linier berganda digunakan untuk membuat prediksi (ramalan) tentang besarnya nilai Y (variabel dependen) berdasarkan nilai X tertentu (variabel independen).

Y = α + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Return On Asset (ROA) α =Konstanta

b1-b2 = Koefisienregresi X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Persediaan e = Kesalahan residual(eror)

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Priyatno (2014:89), uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastis pada model regresi. Harus terpenuhinya asumsi klasik agar diperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercayai. Adapun beberapa tahapan dalam pengujian asumsi klasik adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas Residual

Menurut Priyatno (2014:90), uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.Uji normalitas data dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smrirnov. Dasar pengambilan keputusan pada uji Kolmogorov-Smrirnov adalah sebagai berikut:

- Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.

- Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1) (Priyatno, 2014:99).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel variabel bebas.

Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas (Priyatno, 2014:103).

3) Uji Autokorelasi

Menurut Priyatno (2014:106), autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi.Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:

- DU < DW < 4-DU, maka artinya tidak terjadi autokorelasi.

- DW < DL atau DW > 4-DL, maka artinya terjadi autokorelasi.

26

- DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.

4) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Priyatno (2014:108), heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam modal regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.Metode pengujian menggunakan uji melihat pola titik pada grafik regresi. Dasar kriterianya dalam pengambilan keputusan pada uji grafik, yaitu (Priyatno, 2014:113):

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.3 Uji Hipotesis a. Uji Parsial (uji T)

Uji T digunakan untuk menguji koefisien regresi ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial/individu(Subagyo dan Djarwanto, 2005:173).

Uji hipotesis T untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat bermakna atau tidak pada model regresi.

Kriteria pengujian jika ρ ˂ 0,05 maka hipotesis diterima atau terdapat pengaruh yang signifikan, sebaliknya jika ρ ˃ 0,05 maka hipotesis ditolak atau tidak

terdapat pengaruh yang signifikan.

b. Uji Simultan (uji F)

Uji F digunajan untuk menguji koefisien regresi pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Subagyo dan Djarwanto, 2005: 236).

c. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu.Apabila R2 mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi pengaruh terhadap variabel dependen, maka kontribusi antara variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat (Ghozali, 2006).

Berdasarkan R2 yang didefinisikan tersebut dikenal sebagai koefisien determinasi dan merupakan besaran yang lazim digunakan untuk mengukur kebaikan sesuai (goodness of fit) garis regresi. Secara variabel, R2 mengukur proporsi (bagian) atau presentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi.

28 BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah PT. Golden Energy Mines Tbk

PT Golden Energy Mines Tbk bergerak di bidang perdagangan hasil tambang dan jasa pertambangan. Pada tanggal 13 Maret 1997 Perseroan didirikan dengan nama PT Bumi Kencana Eka Sakti yang kemudian berubah nama menjadi PT Golden Energy Mines Tbk pada tanggal 16 November 2010.Pada tanggal 17 November 2011, Perseroan menjadi perusahaan publik dan tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia. Melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) tersebut, Perseroan memperoleh dana sebesar Rp. 2,205 triliun.

Dalam IPO tersebut, GMR Coal Resources Pte.Ltd. (sebelumnya bernama GMR Infrastructure Investments (Singapore) Pte.Ltd.) (“GMR”), yang merupakan anak perusahaan GMR Group, sebuah kelompok usaha infrastruktur terkemuka di India menjadi investor strategis Perseroan dengan memegang/memiliki 30% (tiga puluh persen) saham dari seluruh modal yang disetor dan ditempatkan oleh Perseroan.

Pada tanggal 20 April 2015, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (”DSS”) telah mengalihkan 66,9998% saham yang dimilikinya dalam Perseroan kepada Golden Energy and Resources Limited (dahulu United Fiber System Limited) (”GEAR”), perusahaan berkedudukan di Singapura. GEAR memiliki kegiatan usaha utama di bidang eksplorasi, pertambangan, penjualan batubara dan sebagai pemegang beberapa hak konsesi kehutanan di Kalimantan Selatan.GEAR

merupakan anak perusahaan dari DSS yang tercatat di BEI, merupakan induk usaha Sinar Mas di bidang energi.

4.1.2 Logo PT. Golden Energy Mines Tbk Gambar IV.3

Logo PT. Golden Energy Mines Tbk

Sumber : PT. Golden Energy Mines Tbk

Arti dari logo PT.Golden Energy Mines Tbk adalah Perseroan menanamkan nilai-nilai perusahaan dan karakter yang membentuk budaya Perseroan.Nilai dan karakter yang disebut dengan “The Golden Way of Sinarmas”

yang telah mendorong keberhasilan Perseroan dengan pertumbuhan yang berkesinambungan.

4.1.3 Visi PT. Golden Energy Mines Tbk

Menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia dengan menciptakan nilai tambah bagi para pelanggan dan pemangku kepentingan.

4.1.4 Misi PT. Golden Energy Mines Tbk

1. Membangun budaya korporat yang berpusat pada sumber daya manusia.

2. Fokus pada keunggulan kegiatan operasional.

3. Membangun pertumbuhan berkesinambungan melalui standar keselamatan kerja yang tinggi, pengembangan program kemasyarakatan yang baik, dan pengelolaan lingkungan hidup yang tangguh.

30

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Golden Energy Mines Tbk Gambar IV.4

Struktur Organisasi PT. Global Energy Mines Tbk

Sumber : PT. Golden Energy Mines Tbk

4.2Analisis Data

4.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda merupakan studi mengenai pengaruh satu atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen, untuk dapat memprediksi nilai rata-rata populasi variabel independen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil dari analisis regresi linier berganda ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa a. Dependent Variable: ROA (Y)

Sumber: Output SPSS 23, data yang diolah (2021)

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan sebagai berikut :

32

X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Persediaan e = Kesalahan residual(eror)

Tabel 4.4 menunjukan prediksi masing-masing variabel. Dari persamaan regresi berganda diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 31,637 satuan menyatakan jika ada perputaran kas (X1) dan perputaran persediaan (X2), maka profitabilitas (Y) nilainya yaitu 31,637 satuan.

2. Koefisien regresi varibel perputaran kas (X1) sebesar -7,856 satuan dengan arah koefisien negatif. Artinya jika variabel perputaran kas ditingkatkan sedangkan variabel lain tetap, maka akan menurunkan profitabilitas sebesar 7,856 satuan.

3. Koefisien perputaran persediaan (X2) sebesar 1,372 satuan dengan arah koefisien positif. Artinya jika perputaran persediaan ditingkatkan sedangkan varibel lain tetap, maka akan meningkatkan profitabilitas sebesar 1,372 satuan.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016:154).Uji normalitas yang dipakai adalah uji one sampel kolmogorov smirnov. Pengambilan keputusan uji normalitas adalah jika probability

value> 0,05 maka berdistribusi normal, dan jika probability value < 0,05 maka tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas adalah:

Tabel 4.5

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std.

Test Statistic .207

Asymp. Sig.(2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Output SPSS 23, data yang diolah (2021)

Berdasarkan hasil output spss tabel 4.5 uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 0,207 dan nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan data residual sudah berdistribusi secara normal dan model layak dipakai untuk penelitian.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (variabel independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,

34

maka variabel-variabel tersebut tidak orgonal atau tidak sama dengan nol (Ghozali, 2016:103).

Cara mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Dengan menggunakan niali tolerance, nilai yang terbentuk harus diatas 10%

sedangakan dengan menggunakan VIF nilai yang terbentuk kurang dari 10, bila tidak maka akan terjadi multikolineritas dan model regresi tidak dapat digunakan. Hasil uji multikolinieritas adalah :

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber: Output SPSS 23, data yang diolah (2021)

Berikut ini keterangan mengenai hasil uji multikolonieritas diatas:

1. Varibel Perputaran Kas menunjukan nilai Tolerance sebesar 0,270 lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel a. Dependent Variable: ROA (Y)

independen. Selain itu, nilai VIF sebesar 3,705 adalah kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Varibel Perputaran Persediaan menunjukan nilai Tolerance sebesar 0,270 lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen. Selain itu, nilai VIF sebesar 3,705 adalah kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi.

Melihat keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,10 dan juga nilai VIF menujukan nilai kurang dari 10, hal ini menunjukan tidak adanya kolerasi antara variabel independen dan dapat digunakan model regresi dalam penelitian.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda varians disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homoskedastisitas atau model regresi yang tidak terjadi gejala heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134).

36

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot dan analisisnya adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar atau penyempit) maka dapat diindikasi telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika ada pola yang tidak teratur seperti titik-titik yang menyebar diatas dan diabwah angka nol pada sumbu Y, maka dapt diindikasikan terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.7

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Output SPSS 23, data yang diolah (2021)

Dari hasil grafik scatterplot terlihat bahwa adanya titik–titik menyebar membentuk pola yang tidak jelas atau titik-titik tersebut berada diatas dan dibawah angka 0 dan sumbu Y. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas.Sehingga model regresi layak dipakai untuk perputaran kas dan perputaran persediaan sebagai variabel independennya.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antardata yang ada pada variabel-variabel penelitian. Untuk data cross section, akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat diantara data pertama dengan kedua, data kedua dengan data ketiga dan seterusnya.

Apabila terjadi hubungan, maka terdapat gejala autokorelasi.Dalam keperluan uji autokorelasi peneliti menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test).Dasar pengambilan keputusannya dalam pengujian ini adalah jika nilai d terletak antara dU dan (4-dU), maka tidak terjadi gejala

a. Predictors: (Constant), Perputaran Persediaan (X2), Perputaran Kas (X1)

b. Dependent Variable: ROA (Y)

Sumber: Output SPSS 23, data yang diolah (2021)

Berdasarkan tabel 4.8, diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 3,335dan DU sebesar 1,8964. Nilai tersebut kemudian dilakukan pengambilan keputusan dengan ketentuan du < dw< 4-du, (1,8964<3,335

38

> 2,1036). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi antara variabel independen.

4.2.3 Pengujian Hipotesis a. Uji Hipotesis T

Uji hipotesis t untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat bermakna atau tidak pada model regresi. Kriteria pengujian jika ρ ˂ 0,05 maka hipotesis diterima atau terdapat pengaruh yang signifikan, sebaliknya jika ρ ˃ 0,05 maka hipotesis ditolak atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan.

Tabel 4.9

a. Dependent Variable: ROA (Y)

Sumber: Output SPSS 23, data yang diolah (2021)

Dalam penelitian ini menggunakan signifikansi 0,05 untuk Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan. Jika t-hitung< t-tabel, maka variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak).Apabila t-hitung > t-tabel, maka variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis diterima).

Dari tabel diatas, menerangkan bahwa hasil uji t sebagai berikut:

1. Perputaran Kas (X1)

Hasil analisis regresi Perputaran Kas (X1) mempunyainilaibetanegatif dengannilai-7,856 yang artinya mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA. Nilai thitung(-5,843) lebih kecil dari ttabel(2,353).Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha ditolak.

2. Perputaran Persediaan (X2)

Hasil analisis regresiPerputaran Persediaan (X2)mempunyainilaibetaPositifdengannilai1,372yang artinya mempunyai pengaruh positif terhadap ROA. Nilai thitung(6,488) lebih besar dari ttabel(2,353).Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha diterima.

b. Uji Hipotesis F

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi signifikan atau tidak signifikan. Jika model signifikan maka model regresi diterima dan dapat digunakan untuk peramalan. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

40

a. Dependent Variable: ROA (Y)

b. Predictors: (Constant), Perputaran Persediaan (X2), Perputaran Kas (X1)

Sumber: Output SPSS 23, data yang diolah (2021)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Fhitung memiliki nilai21.215 lebih besar dari Ftabel yaitu 19,000 dan nilai signifikan sebesar0,045b (p<0,05).Dengandemikian,dapatdikatakanbahwaPengaruh Perputaran Kas (X1) danPerputaran Persediaan (X2)berpengaruh terhadap ROA atau Ha diterima.

c. Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi yang terdapat pada variabel dependen. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 )

Model R

Sumber: Output SPSS, data yang diolah (2021)

Berdasarkan hasil pada tabel diatas dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,910 yang berarti 91% variasi variabel dependen (profitabilitas) yang dapat dijelaskan oleh varieabel independen (perputaran kas dan perputaran persediaan). Sedangkan sisanya 9%

dijelaskan oleh variabel laindiluar model penelitian ini.

4.3Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Perputaran Kas (X1) terhadap Profitabilitas ROA (Y)

Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) yaitu diperoleh suatu hasil “Tidak terdapat pengaruh variabel perputaran kas secara parsial terhadap profitabilitas ROA pada perusahaan Golden Energy Mines Tbk tahun 2015-2019” atau H0 diterima, dengan t hitung sebesar -5,843. Jadi dapat disimpulkan bahwa perputaran kas (X1) secara parsial tidak berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas ROA (Y).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Nining Sariningsih (2018), Nurhayati Hasibuan (2019), dan Arum Puji Tri Lestari (2017) yang menyatakan bahwa perputaran kas tidak berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas.

2. Pengaruh Perputaran Persediaan (X2) terhadap Profitabilitas ROA(Y) Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) yaitu diperoleh suatu hasil “Terdapat pengaruh variabel perputaran persediaan secara parsial terhadap profitabilitas ROA pada perusahaan Golden Energy Mines Tbkyang terdaftar di BEI tahun 2015-2019” atau Ha diterima, dengan t hitung sebesar 6,488. Jadi dapat disimpulkan bahwa perputaran

42

persediaan(X2) secara parsial berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas ROA (Y).

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Nining Sariningsih (2018), Nurhayati Hasibuan (2019), dan Elpriana Sinaga (2018) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas. Berdasarkan data penelitian, perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola manajemen keuangannya secara efektif khususnya dalam mengelola perputaran persediaan yang dimiliki, sehingga perputaran persediaan dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan angka perputaran yang besar (Eka dan Joni:2014).

3. Pengaruh Perputaran Kas (X1) dan Perputaran Persediaan (X2)terhadap Profitabilitas ROA(Y)

Fhitungmemiliki nilai21.215 lebih besar dari Ftabel yaitu 19,000

dan nilai signifikan sebesar0,045b

(p<0,05).Dengandemikian,dapatdikatakanbahwaPerputaran Kas (X1) danPerputaranPersediaan (X2)berpengaruh terhadap ROA (Y).

4. Koefisien Determinasi

Adjusted R Square sebesar 0,910 yang berarti 91% variasi variabel dependen (profitabilitas) yang dapat dijelaskan oleh varieabel independen (perputaran kas dan perputaran persediaan). Sedangkan sisanya 9%

dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Variabel perputaran kas (X1) secara parsial tidak berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas ROA (Y) pada perusahaan Golden Energy Mines Tbk yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019 dengan thitung < ttabel. 2. Variabel perputaran persediaan (X2) secara parsial berpengaruh

terhadap peningkatan profitabilitas ROA (Y) pada perusahaan Golden Energy Mines Tbk yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019 dengan thitung > ttabel.

3. Perputaran Kas (X1) dan Perputaran Persediaan (X2)berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas ROA (Y) denganFhitung>Ftabel.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang

Dokumen terkait