• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas ROA pada PT.

Golden Energy Mines Tbk?

2. Apakah pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas ROA pada PT. Golden Energy Mines Tbk?

3. Apakah pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap peningkatan profitabilitas ROA pada PT. Golden Energy Mines Tbk

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui apa pengaruh perputaran kas terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Golden Energy Mines Tbk.

2) Untuk mengetahui apa pengaruh perputaran persediaan terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Golden Energy Mines Tbk.

3) Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap peningkatan profitabilitas Return On Asset(ROA) pada PT.

Golden Energy Mines Tbk.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Dapat menambah dan mengembangkan wawasan penelitian khususnya tentang perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap Return On Asset (ROA).

2. Bagi STIE IBMI

Dapat menjadi referensi dan informasi tentang perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap Return On Asset (ROA).

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat menjadi masukan dam informasi terkait perputaran kas, perputaran persediaan, danReturn On Asset (ROA) pada PT. Golden Energy Mines, Tbk.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap Return On Asset (ROA).

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Profitabiitas Return On Asset

2.1.1.1Pengertian Profitabiitas Return On Asset

Definisi profitabilitas menurut Munawir (2014:33) yaitu “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu menggunakan aktivanya secara produktif”.Menurut Sartono dalam Fatmawati (2016:19) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri

.

Return On Asset merupakan rasio dari profitabilitas yang menunjukkan hasil (return)atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir,2014:

201). Menurut Sirait (2017:142) pengertian Return On Assets(ROA) adalah sebagai berikut

“Rasio imbal hasil aset (return on assets atau ROA) disebut juga rasio kekuatan laba (earning power ratio), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari sumber daya (aset) yang tersedia”.

Menurut Sujarweni (2017:65) Return On Assetssebagai berikut

“Return On Assets(ROA) merupakan rasioyang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto”.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulanbahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola asset atau aktiva perusahaan sehingga dapat menghasilkan laba untuk perusahaan.Sedangkan, ROA merupakan salah satu dari rasio pengukuran profitabilitas yang menunjukkan

seberapa besar tingkat pengembalian atas penggunaan asset atau aktiva perusahaan.

2.1.1.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return On Asset

Menurut Sukamulja (2017:75),menjelaskan bahwa yang mempengaruhi Return on Assets (ROA) adalahsebagai berikut

a. Pendapatan, adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau pelunasan kewajibannya selama suatu periode yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyedia jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama perusahaan.

b. Beban, adalah arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau penambahan kewajibannya selama satu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyedia jasa atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama perusahaan.

c. Keuntungan, adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

d. Kerugian, adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.

Gill and Chatton (2016:50)menjelaskan bahwa yang mempengaruhiReturn on Assets(ROA) adalah sebagai berikut

“Return on Assets(ROA) dipengaruhi dengan mudah oleh penyusutan pabrik dalam jumlah besar, asset intangible (bukan fisik, seperti hak paten) atau pendapatan dan biaya yang tidak biasa”.

Faktor–faktor yang mempengaruhi rasio return on assetsecara umum ada beberapa rasio antara lain

1. Perputaran Kas (Cash Turnover)

Menurut Kasmir (2015:140-141) mendefinisikan perputaran kas adalah sebagai berikut

“Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata –rata, perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan

10

pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu”.

Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.

2. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Menurut Hery (2016:178) bahwa perputaran pitang usaha merupakan usaha yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam suatu periode.

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa rasio perputaran piutang yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik.Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yangdiinvestasikan dalam piutang.Semakin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali.

3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Menurut Ainiyah (2016) persediaan adalah istilah yang diberikan untuk asset yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau asset yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung, ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual.

Pada prinsipnya perputaran persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta mendistribusikannyakepada pelanggan.Semakin tinggi tingkat perputaran

persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah.

2.1.1.3 IndikatorReturn On Asset

Gambar I.1 Rumus Return On assets (ROA)

Sumber : (Hery 2016:106)

Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar.Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan.

2.1.2 Perputaran Kas

2.1.2.1 Pengertian Perputaran Kas

Kasmir (2015:140-141) mendefinisikan perputaran kas adalah

“Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata –rata, perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu”.

Menurut Haryanto (2018) perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata.Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan.Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja.

ROA = 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭

12

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran kas adalah gambaran kas dalam menghasilkan pendapatan yang dilihat dari perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata.

2.1.2.2 Fungsi Perputaran Kas

MenurutHarahap (2015:257) fungsi dan keguanaan perputaran kas adalah sebagai berikut

1 Kemampuan perusahaan merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan.

2 Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar deviden dimasa yang akan datang.

3 Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.

4 Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan dimasa yang akan datang.

5 Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

6 Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran kas berfungsi untuk mengukur kemampuan kas untuk menghasilkan pendapatan selama satu periode.

2.1.2.3 Indikator Perputaran Kas

Menurut Subramanyam (2014:45) perputaran kas dapat dirumuskan sebagai berikut

Rasio Perputaran kas = Penjualan Rata − Rata Kas

2.1.3 Perputaran Persediaan

2.1.3.1 Pengertian Perputaran Persediaan

Persediaan adalah aset: tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;

dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; ataudalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa (PSAK 14, 2015).

Perputaran persediaan (Inventory turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode (Kasmir, 2015:114).Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan adalah aset yang digunakan sebagai rasio untuk mengukur besarnya dana yang berputar dalam suatu periode.

2.1.3.2 Fungsi Perputaran Persediaan

Menurut Margaretha (2014:154) perusahaan akan berupaya agar memiliki persediaan yang cukup karena keuntungannya antara lain

a. Perusahaan memiliki kesempatan untuk menjual barang.

b. Memungkinkan perusahaan mendapatkan potongan.

c. Biaya pemesanan dapat dikurangi.

d. Menjamin kelancaran proses produksi dalam perusahaan.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berfungsi untuk menjamin kelancaran proses produksi karena perusahaan memiliki persediaan atau bahan-bahan yang disimpan untuk proses produksi.

2.1.3.4 Indikator Perputaran Persediaan

Menurut Sujarweni(2017:63) rumusuntuk menghitung perputaran persediaanadalah sebagai berikut

14

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = Harga Pokok Produk 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦rata − rata

Inventory Turnover adalah rasio yang menunjukkan berapa kali rata-rata persediaan. Menurut Kasmir(2015:129) rumusuntuk menghitung perputaran persediaanadalah sebagai berikut

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =Harga Pokok yang Dijual Persediaan

2.2 Penelitian Terdahulu

Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini, dapat disajikan daftar penelitian terdahulu dan teori yang sudah dikemukakan sehingga dapat membedakan keorisinalitasan penelitian ini:

Tabel II.2 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Nining

Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.

Perputaran kas tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang negatif secara parsial terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia

1.Perputaran piutang dan Perputaran Persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

2.Secara dominan yang lebih berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yaitu perputaran persediaan.

1.Perputaran kas tidak berpengaruh terhadap

Penggunaan variabel

Perusahaan yang

16 perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap

Sumber : Data Diolah Oleh Peneliti 2021

2.3Kerangka Pemikiran Teoritis

Menurut Rahmani (2016:23) kerangka teoritis adalah model konseptual yang menggambarkan hubungan di antara berbagai macam faktor yang telah diidentifikasi sebagai sesuatu hal yang penting bagi suatu masalah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan profitabilitas Return On Asset (ROA)sebagai variabel terikat, dan menggunakan perputaran kas dan perputaran piutang sebagai variabel bebas.

Perputaran kas adalah gambaran kas dalam menghasilkan pendapatan yang dilihat dari perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Semakin tinggi tingkat perputaran kas menunjukkan bahwa akan semakin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan perputaran kas yang maksimal, maka kebutuhan akan kas dalamoperasional perusahaan menjadi lebih sedikit. Sisa dari jumlah kas ini dapatdiinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan profit sehingga dapat memaksimalkan profitabilitas perusahaan.

Persediaan adalah aset yang digunakan sebagai rasio untuk mengukur besarnya dana yang berputar dalam suatu periode. Semakin tinggi perputaran persediaan maka semakin cepat kembalinya dana yang tertanam dalam persediaan tersebut menjadi kas. Akibatnya, keuntungan atau laba yang diterima juga akan menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya jumlah laba yang diterima ini akan menaikkan tingkat profitabilitas bagi perusahaan.

ROA merupakan salah satu dari rasio pengukuran profitabilitas yang menunjukkan seberapa besar tingkat pengembalian atas penggunaan asset atau aktiva perusahaan.Setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan Profitabilitas Return On Asset (ROA) nya, karena semakin tinggi tingakat Return On Asset (ROA) nya maka kelangsungan kegiatan usaha perusahaan tersebut akan terus terjamin.

Menurut Kasmir (2012:203) menjelaskan bahwa yang mempengaruhi Return On Asset (ROA) adalah hasil pengembalian atas investasi atau yang disebut sebagai Return On Asset (ROA) dipengaruhi oeh margin laba bersih dan

18

perputaran total aktiva karena apabila ROA itu rendah disebabkan oleh rendahnya margin laba bersih yang diakibatkan oleh rendahnya perputaran total aktiva.

Pendapat diatas diperkuat oleh penelitian-penelitian terdahulu.Elpriana (2018) tentang pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas menunjukkan bahwa perputaran kas dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas.

Berdasarkan penjelasan konsep teori-teori yang telah dikemukakan, maka kerangka pemikiranteoritis penelitian ini adalah sebagai berikut:

GambarII.2

Kerangka Pemikiran Teoritis

Sumber : Data Diolah Oleh Peneliti 2021

Perputaran Kas (X1) - Penjualan

- Rata – Rata Kas

Subramanyam (2014:45)

Profitabilitas ROA (Y)

-Laba Bersih - Total Asset (Hery 2016:106) Perputaran Persediaan (X2)

- Harga Pokok Penjualan - Persediaan

Kasmir (2015:129)

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2014: 132) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dan dukungan teori yang ada maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1. Ha : Terdapat pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas Return On Asset.

H0 : Tidak terdapatpengaruh perputarankas terhadap profitabilitas ROA.

2. Ha : Terdapatpengaruh perputaran persediaan terhadapprofitabilitas Return On Asset.

H0 : Tidak terdapat pengaruh perputaran persediaan terhadap ROA.

3. Ha : Terdapat pengaruh perputaran kasdanperputaranpersediaan terhadap profitabilitas Return On Asset.

H0 : Tidak terdapat pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas ROA.

20 BABIII

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.Menurut Sugiyono (2017:14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis dara bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh PT. Golden Energy Mines Tbk yang di publikasikan di Bursa Efek Indonesia.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian darijumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purpossive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.Alasan menggunakan teknik Purpossive Sampling adalah karena tidak

semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan fenomena yang di teliti.Kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh PT. Golden Energy Mines Tbk dari tahun 2015-2019.

Alasan peneliti menggunakan data laporan keuangan tahun 2015-2019adalah untuk memberikan informasi terkini dari perusahaan yang diteliti, serta di tahun yang bersangkutan terdapat suatu masalah atau kesenjangan antara teori dengan peraktek yang membuat peneliti memilih tahun tersebut untuk diteliti.

3.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).Sumbernya yaitu dengan cara mendowload laporan keuangan tersebut dari laporan keuangan 2015-2019 PT. Golden Energy Mines Tbk.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka, dan dokumentasi karena data yang digunakan dalam penelitianini yaitu laporan keuangan pada PT.

Golden Energy Mines Tbk tahun 2015-2019 dan laporan keuangan tahunan PT.

Golden Energy Mines, Tbk yang ada pada BEI.

22

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Defenisi operasional variabel adalah suatu definisi yang memberikan arti yang diperlukan untuk mengukur suatu variabel.Adapun yang menjadi definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas atau Variabel Independen (X)

Variabel independen ini sering disebut sebagai variabel bebas.Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadisebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran kas dan perputaran persediaan.

2. Variabel Terikat atau Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhiatau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset(ROA) perusahaan PT. Golden Energy Mines Tbk.

Tabel III.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Perputaran kas (X1)

Perputaran kas menunjukkan

kemampuan kas dalam

menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dihasilkan beberapa kali uang kas berputar dalam satu periode

Perputaran kas = Penjualan/Rata-Rata kas

Rasio

tertentu.

Perputaran Persediaan (X2)

Perputaran persediaan adalah aset yang digunakan sebagai rasio untuk mengukur besarnya dana yang berputar dalam suatu periode.

Perputaran Persediaan

Return On Asset (ROA) yaitu salah satu bentuk dari profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. dimana untuk mencarinya laba bersih setelah pajak dibagi total asset.

Return On Asset (ROA) = Laba bersih/Total Aset

Rasio

Sumber: Data Diola Oleh Peneliti 2021

3.6Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Dalam analisis data, peneliti menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 23,0 (Statistical Program For SocialScience).

3.6.1 Analisis Regresi Berganda

Menurut Subagyo dan djarwanto (2005: 270), teknik analisis regresi

24

linier berganda digunakan untuk membuat prediksi (ramalan) tentang besarnya nilai Y (variabel dependen) berdasarkan nilai X tertentu (variabel independen).

Y = α + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Return On Asset (ROA) α =Konstanta

b1-b2 = Koefisienregresi X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Persediaan e = Kesalahan residual(eror)

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Priyatno (2014:89), uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastis pada model regresi. Harus terpenuhinya asumsi klasik agar diperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercayai. Adapun beberapa tahapan dalam pengujian asumsi klasik adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas Residual

Menurut Priyatno (2014:90), uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.Uji normalitas data dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smrirnov. Dasar pengambilan keputusan pada uji Kolmogorov-Smrirnov adalah sebagai berikut:

- Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.

- Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1) (Priyatno, 2014:99).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel variabel bebas.

Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas (Priyatno, 2014:103).

3) Uji Autokorelasi

Menurut Priyatno (2014:106), autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi.Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:

- DU < DW < 4-DU, maka artinya tidak terjadi autokorelasi.

- DW < DL atau DW > 4-DL, maka artinya terjadi autokorelasi.

26

- DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.

4) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Priyatno (2014:108), heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam modal regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.Metode pengujian menggunakan uji melihat pola titik pada grafik regresi. Dasar kriterianya dalam pengambilan keputusan pada uji grafik, yaitu (Priyatno, 2014:113):

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.3 Uji Hipotesis a. Uji Parsial (uji T)

Uji T digunakan untuk menguji koefisien regresi ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial/individu(Subagyo dan Djarwanto, 2005:173).

Uji hipotesis T untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat bermakna atau tidak pada model regresi.

Kriteria pengujian jika ρ ˂ 0,05 maka hipotesis diterima atau terdapat pengaruh yang signifikan, sebaliknya jika ρ ˃ 0,05 maka hipotesis ditolak atau tidak

terdapat pengaruh yang signifikan.

b. Uji Simultan (uji F)

Uji F digunajan untuk menguji koefisien regresi pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Subagyo dan Djarwanto, 2005: 236).

c. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu.Apabila R2 mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi pengaruh terhadap variabel dependen, maka kontribusi antara variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat (Ghozali, 2006).

Berdasarkan R2 yang didefinisikan tersebut dikenal sebagai koefisien determinasi dan merupakan besaran yang lazim digunakan untuk mengukur kebaikan sesuai (goodness of fit) garis regresi. Secara variabel, R2 mengukur proporsi (bagian) atau presentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi.

28 BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah PT. Golden Energy Mines Tbk

PT Golden Energy Mines Tbk bergerak di bidang perdagangan hasil tambang dan jasa pertambangan. Pada tanggal 13 Maret 1997 Perseroan didirikan dengan nama PT Bumi Kencana Eka Sakti yang kemudian berubah nama menjadi PT Golden Energy Mines Tbk pada tanggal 16 November 2010.Pada tanggal 17 November 2011, Perseroan menjadi perusahaan publik dan tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia. Melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) tersebut, Perseroan memperoleh dana sebesar Rp. 2,205 triliun.

Dalam IPO tersebut, GMR Coal Resources Pte.Ltd. (sebelumnya bernama GMR Infrastructure Investments (Singapore) Pte.Ltd.) (“GMR”), yang merupakan anak perusahaan GMR Group, sebuah kelompok usaha infrastruktur terkemuka di India menjadi investor strategis Perseroan dengan memegang/memiliki 30% (tiga

Dalam IPO tersebut, GMR Coal Resources Pte.Ltd. (sebelumnya bernama GMR Infrastructure Investments (Singapore) Pte.Ltd.) (“GMR”), yang merupakan anak perusahaan GMR Group, sebuah kelompok usaha infrastruktur terkemuka di India menjadi investor strategis Perseroan dengan memegang/memiliki 30% (tiga

Dokumen terkait