• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pengertian variabel adalah sebuah konsep dalam bentuk kongkret atau konsep operasional yang acuannya lebih nyata dan secara relatif akan lebih mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta dengan mudah untuk diklarifikasikan (Bungin, 2001:77).

3.1.1 Sikap

Sikap sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkunganya. Dalam hal ini sikap Remaja Surabaya pasca pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi terhadap penggunaan internet.

Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pemberitaan Konten Multimedia di Televisi. Sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan konten multimedia di Televisi tentang penggunaan Internet merupakan bentuk dari kecenderungan berpikir, merasa dan bertindak dalam menghadapi obyek, ide dan situasi berupa tayangan atau pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di Televisi.

Seperti yang sudah dibahas pada Bab II, bahwa perubahan sikap yang timbul diakibatkan oleh stimulus yang diterima organism (pemirsa) sehingga sikap nasabah ini dapat dilihat dalam tiga komponen, yaitu : Aspek kognitif, Aspek afektif dan Aspek behavioral.

1. Aspek Kognitif

Aspek kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak. Aspek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. Aspek kognitif ini bisa dikaitkan dengan proses berpikir dimana organism akan menggunakan rasionalistis dan logika mereka untuk mengetahui sebuah obyek sikap. Dalam hal ini obyek sikapnya adalah pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di media massa. Dimensi kognitif sikap remaja di Surabaya pasca pemberitaan mengenai Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi terhadap pengunaan internet yakni meliputi :

a. Mengetahui bahwa ada pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri

Konten Multimedia di televisi.

b. Mengetahui bahwa Rancangan Peratutan Menteri Konten Multimedia merupakan pembatasan dalam penggunaan internet di pemberitaan televisi.

c. Mengetahui bahwa Menkominfo membuat Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia ini untuk melindungi kepentingan umum dari gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi elektronik,.

d. Pengetahuan responden tentang isi Rancangan Peraturan Menteri

Jenjang yang diinginkan 3

Perhitungan dan pengkategoriannya sebagai berikut :

1. Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan

skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 4 = 16

2. Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan

skor jawaban terendah, yaitu 1 x 4 = 4

Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut : Range =

= = 4

16 – 4

Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut : 1. Aspek Kognitif Negatif = 4 - 7

2. Aspek Kognitif Netral = 8 - 11 3. Aspek Kognitif Positif = 12 – 16 2. Aspek Afektif

Aspek efektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Aspek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. Jadi sifatnya evaluatif sehingga mereka akan mulai mengerti tentang informasi tentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia melalui tayangan atau pemberitaan di televisi. Dimensi Afektif sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan mengenai Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi tentang pengunaan internet yakni meliputi :

a. Merasa senang dengan adanya Rancangan Peraturan Menteri Konten

Multimedia.

Jenjang yang diinginkan 3

b. Merasa cemas dengan pemberitaan Rancangan Peratutan Menteri

Konten Multimedia.

c. Merasa senang Menkominfo membuat Rancangan Peraturan Menteri

Konten Multimedia.

d. Menganggap adanya Rancangan Peraturan Menteri Konten

Multimedia merupakan hal positif bagi pengguna internet. Perhitungan dan pengkategoriannya sebagai berikut :

1. Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan

skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 4 = 16

2. Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan

skor jawaban terendah, yaitu 1 x 4 = 4

Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut: Range = =

= = 4

16 - 4

Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut : 1. Aspek Afektif Negatif = 4 - 7

2. Aspek Afektif Netral = 8 - 11 3. Aspek Afektif Positif = 12 – 16

3. Aspek Behavioral

Aspek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola – pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku dan bertindak yang berhubungan dengan informasi yang didapat dalam pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi. (Jalludin Rakmat, 2003) Dimensi Behavioral sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan mengenai Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi tentang pengunaan internet meliputi :

a Adanya kecenderungan responden untuk mendiskusikan masalah Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia kepada sesama pengguna Internet.

b. Adanya kecenderungan responden untuk berhati-hati dalam

mengekspresikan diri dalam penggunaan internet.

c. Adanya kecenderungan responden untuk tetap mengakses situs-situs

porno.

d. Adanya kencederungan responden untuk mengajak sesama pengguna

internet berdemontrasi untuk menentang Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia.

Perhitungan dan pengkategoriannya sebagai berikut :

1. Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan

skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 4 = 16

2. Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan

Skor tertinggi - Skor terendah Jenjang yang diinginkan

3

Jenjang yang diinginkan

Hasil dari penelitian ini dapat dihitung dengan 3 efek yaitu efek kognitif, afektif, abehavioral maka perhitungan interval skornya adalah :

Range =

=

3 16 – 4

= 4

Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut : 1. Aspek Behavioral Negatif = 4 - 7

2. Aspek Behavioral Netral = 8 - 11 3. Aspek Behavioral Positif = 12 – 16

Setelah kognitf, afektif dan behavioral telah selesai perhitungan kumulatif interval kelasnya adalah sebagai berikut :

Range = = 48 - 12 = 12

Jadi pengkategoriannya adalah :

1. Kategori Negatif jika skor yang diperoleh 12 - 23

2. Kategori Netral jika skor yang diperoleh 24 - 35

3. Kategori Positif jika skor yang diperoleh 36 - 48

Untuk mengetahui sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan mengenai Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi tentang pengunaan internet diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam pernyataan untuk mengukur efek kognitif, afektif, dan konatif dinyatakan dalam bentuk skor. Dalam

pemberian skor pernyataan sikap yang bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap atau favorable (Azwar, 1997:161).

Dalam penelitian ini digunakan skala likert. Yang dimaksud dengan skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur bobot 1 sampai dengan 4. Dalam melakukan penskalaan dengan model ini responden diberi daftar pertanyaan mengenai sikap dan responden akan disediakan jawaban untuk dipilih. Sebagai pernyataan responden terhadap ketidaksetujuan terhadap pertanyaan dari kuesioner (Singarimbun, 1995:111). Jawaban dari kuesioner digolongkan menjadi empat jenis pilihan jawaban, yaitu :

1. Sangat Tidak Setuju (STS) (memiliki skor1).

2. Tidak Setuju (TS) (memiliki skor2).

3. Setuju (S) (memiliki skor3).

4. Sangat Setuju (SS) (memiliki skor4).

Sikap remaja di Surabaya terhadap pemberitaan mengenai Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi tentang pengunaan internet di kategorikan dalam tiga kategori :

a. Positif : Responden mendukung Rancangan Peraturan Menteri Konten

Multimedia di televisi.

b. Netral : Responden menyatakan tidak menentukan pilihan atau tidak

mengambil keputusan terhadap objek sikap, artinya responden tidak dapat menentukan pilihan atau mengambil keputusan terhadap objek sikap terhadap pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di televisi.

c. Negatif : Responden tidak mendukung Rancangan Peraturan Menteri Konten

3.1.2 Remaja Pengguna Internet

Dalam menggunakan Internet di indonesia saat ini di dominasi oleh remaja yang berusia 15 hingga 30 tahun. Sebuah data menunjukkan bahwa rata-rata pengguna internet di perkotaan 60% adalah di bawah 30 th. Artinya, sebagian dari mereka adalah dari kalangan anak sekolah, yang masih muda, yang mungkin saja masih belum terlalu bisa memilah informasi yang ada.

Di kalangan remaja, mereka tidak asing lagi dengan istilah-istilah seperti: e-mail, browsing, chatting, website, blog, dan sebagainya. Data lain menunjukkan hampir 30 persen pengguna Internet di Tanah Air berasal dari kalangan remaja berusia 15-24 tahun. Memang kebanyakan penggunaan Internet oleh remaja, baru sebatas penerimaan/pengiriman e-mail dan chatting. Banyak pengelola situs yang mengincar remaja usia 15 sampai 20 tahun sebagai pangsa pasar utama Internetnya dengan menyajikan informasi terpadu mengenai dunia remaja. Sebab, pertumbuhan pemakai Internet pada usia itu di Indonesia berkembang sangat pesat.

3.2 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Dokumen terkait