• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3.3 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Setiap peubah terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-istilah tersebut yaitu:

1. Karakteristik Individu adalah suatu keadaan yang berkaitan langsung dengan diri seorang individu, dan dapat diukur dengan:

a. Umur merupakan lamanya seseorang hidup yang dihitung sejak seseorang tersebut lahir sampai penelitian ini dilaksanakan dan diukur dengan skala rasio dalam satuan tahun.

b. Jenis kelamin merupakan status biologis individu yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, diukur dengan skala nominal.

c. Agama merupakan ajaran, sistem yang mengatur keimanan (kepercayaan) seseorang kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang terdiri dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha yang diukur dengan skala nominal.

d. Suku merupakan golongan bangsa yang dimiliki individu berdasarkan keturunan seperti suku Sunda, Jawa, Batak dan sebagainya yang diukur dengan skala nominal.

e. Pendidikan dalam hal ini merupakan tingkatan atau jenjang yang diperoleh seseorang di dunia sekolah formal sampai pada saat penelitian dilakukan yang diukur dengan skala ordinal dan dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu rendah (tidak tamat SD – SD), sedang (SMP – SMA), tinggi (Diploma – Sarjana).

f. Pekerjaan merupakan macam kegiatan yang dilakukan individu sebagai pokok penghidupannya dan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti karyawan swasta, PNS (Pegawai Negeri Sipil), wiraswasta/pedagang, petani, pelajar/mahasiswa, ibu rumah tangga dan lainnya yang diukur dengan skala nominal.

g. Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh individu dari kegiatan yang dilakukan dalam satu bulan terakhir saat penelitian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya dalam satuan rupiah yaitu Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00; di atas Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00; di atas Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000,00; di atas Rp 2.000.000,00 – Rp 2.500.000,00 serta di atas Rp 2.500.000,00 dan diukur dengan skala interval.

2. Aspek tayangan Sulanjana merupakan hal-hal yang terkandung dalam tayangan Sulanjana dan dapat diukur dengan skala nominal, meliputi:

a. Jam tayang merupakan waktu tayangan Sulanjana mengudara sehingga dapat dinikmati oleh pemirsa yang terjangkau oleh siaran Megaswara TV.

b. Durasi tayang merupakan lamanya waktu yang digunakan untuk menayangkan Sulanjana dalam sekali tayang.

c. Isi tayangan merupakan hal-hal yang terdapat dalam tayangan Sulanjana yang dapat menimbulkan efek kepada individu yang menontonnya yaitu lirik lagu berbahasa Sunda, lokasi video klip dan juga busana penyanyi.

3. Faktor dalam penerimaan pesan media merupakan hal-hal yang mempengaruhi individu dalam menerima pesan tayangan di media yang dalam hal ini adalah tayangan Sulanjana di Megaswara TV yang diukur dengan skala ordinal, yang meliputi:

a. Selective attention merupakan kecenderungan yang dilakukan individu dalam menerima pesan yang sesuai dengan pendapat dan minatnya.

b. Selective perception merupakan kecenderungan yang dilakukan individu dalam memerhatikan dan menerima terpaan media massa yang bisa mendorong keyakinan, pendapat dan sikapnya.

c. Selective retention merupakan kecenderungan yang dilakukan individu dalam mengingat pesan media yang sesuai dengan pendapat dan kebutuhan dirinya.

d. Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu dalam menyesuaikan diri di suatu lingkungan yang baru. Penyesuaian diri dalam hal ini dilihat dari mudah atau sulitnya seseorang menyesuaikan diri dalam lingkungan, pergaulan sehari-hari dan terpaan media massa.

e. Motivasi merupakan suatu dorongan yang dirasakan individu dari dalam dirinya untuk menonton suatu tayangan televisi lokal yang sesuai dengan kebutuhannya. Motivasi individu untuk menggunakan media massa (menonton tayangan televisi) dikategorikan dalam informasi, identitas pribadi, integrasi, dan interaksi sosial serta hiburan.

4. Efek yang ditimbulkan akibat penerimaan pesan yang disampaikan oleh Megaswara TV berwujud efek kognitif, afektif dan konatif yang diukur berdasarkan hasil pengukuran peubah karakteristik individu, aspek tayangan dan faktor dalam penerimaan pesan media. Diukur dengan menggunakan skala ordinal.

a. Efek kognitif adalah efek yang berupa penambahan pengetahuan pada diri individu setelah menonton mengenai kebudayaan lokal yang terkandung dalam tayangan Sulanjana di Megaswara TV.

b. Efek afektif merupakan efek pada perubahan perasaan (timbul perasaan suka atau tidak suka) yang dirasakan individu saat atau setelah menonton tayangan Sulanjana. Efek afektif meliputi suasana emosional, suasana terpaan dan faktor identifikasi.

c. Efek konatif merupakan efek yang terlihat dengan perubahan tingkah laku individu setelah menonton tayangan Sulanjana di Megaswara TV.

4.1 Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik obyektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dalam survei. Unit analisis dengan menggunakan teknik survei adalah individu. Melalui penelitian survei ini, peneliti mengumpulkan data tertentu dengan memilih sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RW 01 Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan, antara lain karena secara geografis dekat dan mudah dijangkau oleh peneliti untuk mempermudah pengambilan data. Selain itu, lokasi ini dipilih karena Desa Babakan terjangkau oleh siaran Megaswara TV.

Penelitian dilakukan di bulan Desember 2010 - Januari 2011. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden. Waktu penelitian ditetapkan berdasarkan pertimbangan peneliti.

4.3 Penetapan Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi obyek perhatian atau kumpulan seluruh obyek yang menjadi perhatian. Berdasarkan populasi yang ada, maka dilakukan penarikan sampel atau sampling penelitian. Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian atau dengan kata lain sampel merupakan himpunan bagian dari suatu populasi yang memberikan gambaran yang benar tentang populasi. Populasi penelitian adalah warga RW 01 Desa Babakan untuk kemudian diambil sejumlah warga untuk dijadikan sebagai sampel penelitian atau responden penelitian. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Cluster Sampling (pengambilan sampel gugus sederhana) dengan menggolongkan unit-unit analisa dalam populasi ke dalam gugus-gugus yang disebut cluster. Sampel penelitian dari populasi RW 01 digolongkan ke dalam gugus berdasarkan RT (rukun tetangga) sehingga responden yang menjadi sampel penelitian mewakili setiap RT yang ada di RW 01. Penentuan jumlah sampel (responden) dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan presentase kesalahan 10% (Singarimbun dan Effendi, 2006).

n = N 1 + Ne2

Keterangan: n = jumlah sampel N = populasi E = batas error 10%

Jumlah responden dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus perhitungan di atas. Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang berada di RW 01 Desa Babakan yang berjumlah 1.337 orang. Penarikan jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Populasi warga RW 01 Desa Babakan

RW 01 Jumlah Penduduk

(orang)

Sumber: Monografi Desa Babakan 2010

Jumlah sampel diperoleh dengan menggunakan rumus (Walpole, 1995), yaitu:

n

i =

n

Keterangan: N = jumlah populasi ni = ukuran sampel per RT Ni = jumlah populasi per RT dengan i = 1, 2, …., k n = jumlah sampel keseluruhan

Berdasarkan rumus perhitungan di atas maka dapat ditentukan responden penelitian berjumlah 94 orang yang meliputi empat RT yang berada di RW 01 Desa Babakan.

4.4 Data dan Instrumentasi 4.4.1 Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan informan dan responden serta berupa jawaban responden pada kuesioner sebagai instrumentasi penelitian.

Data sekunder dalam penelitian ini berupa data monografi desa dan data Megaswara TV yang berupa profil dan program acara Megaswara TV serta berbagai literatur yang digunakan untuk menunjang penelitian.

4.4.2 Instrumentasi Penelitian

Instrumentasi penelitian merupakan sarana atau alat dalam penelitian yang digunakan memeroleh data sebagai bahan untuk pengolahan data penelitian.

Instrumentasi penelitian berupa kuesioner yang berisi seperangkat pertanyaan dan pernyataan yang diberikan kepada responden penelitian. Kuesioner penelitian terdiri atas empat bagian. Bagian pertama berupa pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik individu yang dalam hal ini adalah profil responden. Bagian kedua pernyataan mengenai aspek-aspek tayangan Sulanjana yang berkaitan dengan jam tayang, durasi tayang, dan isi tayangan acara Sulanjana. Bagian ketiga berupa pernyataan yang berkaitan dengan faktor dalam penerimaan pesan media dan bagian keempat berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan efek tayangan Sulanjana.

4.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi

Sebelum kuesioner digunakan sebagai instrumentasi penelitian, kuesioner terlebih dahulu diuji coba untuk dianalisis tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut. Kuesioner diuji coba di Desa Babakan RW 03. Pemilihan lokasi uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner ini karena warga RW 03 dianggap homogen dengan sampel penelitian yaitu warga RW 01.

4.5.1 Validitas Instrumentasi

Instrumen penelitian yang baik adalah instrumen penelitian yang valid.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memilili validitas

rendah. Untuk mengetahui validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment Pearson (Singarimbun dan Effendi, 2006) sebagai berikut:

Menurut Priyatno (2009), validitas item adalah kecermatan suatu item atau instrumen data dalam mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen dikatakan valid apabila nilai corrected item-total correlation (nilai r hitung) lebih besar dari nilai r tabel. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 15 orang (n=15) untuk uji validitas dan reliabilitas instrumen. Nilai r tabel untuk n=15 dan α=5% adalah sebesar 0,514.

Hasil uji validitas instrumen untuk aspek tayangan dinyatakan valid karena semua item/pernyataan mengenai aspek tayangan memiliki nilai r hitung lebih besar dari 0,514. Hasil uji validitas untuk aspek tayangan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji valliditas aspek tayangan acara Sulanjana

Item Corrected

Item-Total Correlation

Nilai r tabel

(n=15, α=5%) Kesimpulan

Aspek Tayangan 1 0,694

0,514

Aspek Tayangan10 0,700 Valid

Aspek Tayangan 11 0,775 Valid

Aspek Tayangan 12 0,780 Valid

Aspek Tayangan 13 0,780 Valid

Aspek Tayangan 14 0,657 Valid

Aspek Tayangan 15 0,780 Valid

Keterangan:

r = nilai koefisien validitas N = jumlah responden X = skor pertanyaan pertama Y = skor total

Hasil uji validitas instrumen untuk faktor penerimaan pesan media dinyatakan valid karena semua item/pernyataan mengenai aspek tayangan memiliki nilai r hitung lebih besar dari 0,514. Hasil uji validitas untuk faktor penerimaan pesan media disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji validitas faktor penerimaan pesan media

Item Corrected

Item-Total Correlation

Nilai r tabel

(n=15, α=5%) Kesimpulan Faktor Penerimaan No.1 0,521

0,514

Valid

Faktor Penerimaan No. 2 0,561 Valid

Faktor Penerimaan No. 3 0,665 Valid

Faktor Penerimaan No. 4 0,587 Valid

Faktor Penerimaan No. 5 0,688 Valid

Faktor Penerimaan No. 6 0,609 Valid

Faktor Penerimaan No. 7 0,691 Valid

Faktor Penerimaan No. 8 0,587 Valid

Faktor Penerimaan No. 9 0,783 Valid

Faktor Penerimaan No. 10 0,605 Valid

Faktor Penerimaan No. 11 0,591 Valid

Faktor Penerimaan No. 12 0,521 Valid

Faktor Penerimaan No. 13 0,661 Valid

Faktor Penerimaan No. 14 0,609 Valid

Faktor Penerimaan No. 15 0,521 Valid

Faktor Penerimaan No. 16 0,688 Valid

Faktor Penerimaan No. 17 0,609 Valid

Faktor Penerimaan No. 18 0,587 Valid

Faktor Penerimaan No. 19 0,521 Valid

Faktor Penerimaan No. 20 0,520 Valid

Faktor Penerimaan No. 21 0,724 Valid

Faktor Penerimaan No. 22 0,609 Valid

Faktor Penerimaan No. 23 0,661 Valid

Faktor Penerimaan No. 24 0,520 Valid

Faktor Penerimaan No. 25 0,661 Valid

Faktor Penerimaan No. 26 0,700 Valid

Faktor Penerimaan No. 27 0,700 Valid

Faktor Penerimaan No. 28 0,520 Valid

Faktor Penerimaan No. 29 0,661 Valid

Faktor Penerimaan No. 30 0,521 Valid

Hasil uji validitas instrumen untuk faktor penerimaan pesan media dinyatakan valid karena semua item/pernyataan mengenai aspek tayangan

memiliki nilai r hitung lebih besar dari 0,514. Hasil uji validitas untuk faktor penerimaan pesan media disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji validitas efek tayangan acara Sulanjana

Item Corrected

Efek Tayangan No.2 0,838 Valid

Efek Tayangan No.3 0,564 Valid

Efek Tayangan No.4 0,838 Valid

Efek Tayangan No.5 0,838 Valid

Efek Tayangan No.6 0,846 Valid

Efek Tayangan No.7 0,797 Valid

Efek Tayangan No.8 0,698 Valid

Efek Tayangan No.9 0,623 Valid

Efek Tayangan No.10 0,670 Valid

Efek Tayangan No.11 0,846 Valid

Efek Tayangan No.12 0,710 Valid

Efek Tayangan No.13 0,698 Valid

Efek Tayangan No.14 0,627 Valid

Efek Tayangan No.15 0,780 Valid

Efek Tayangan No.16 0,849 Valid

Efek Tayangan No.17 0,777 Valid

Efek Tayangan No.18 0,797 Valid

Efek Tayangan No.19 0,651 Valid

Efek Tayangan No.20 0,838 Valid

Efek Tayangan No.21 0,822 Valid

Efek Tayangan No.22 0,780 Valid

Efek Tayangan No.23 0,822 Valid

Efek Tayangan No.24 0,626 Valid

Efek Tayangan No.25 0,838 Valid

4.5.2 Reliabilitas Instrumentasi

Reliabilitas adalah instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang reliable berarti instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bias dipercaya. Dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan rumus split-half reliability test- Spearman-Brown sebagai berikut:

tt

rtot = angka reliabilitas keseluruhan item

rtt = angka korelasi belahan pertama dan kedua

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Effendi, 2006). Instrumen yang dipercaya atau yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya pula. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2009) mengatakan bahwa kriteria keputusan dalam uji reliabilitas yaitu jika nilai koefisien reliabilitas Cronbach Alpha kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,7 cukup baik, dan ≥ 0,8 adalah baik.

Setelah dilakukan uji validitas instrumen, maka dilakukan juga uji reliabilitas instrumen penelitian. Hasil uji reliabilitas aspek tayangan diperoleh nilai sebesar 0,916 yang menandakan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya karena nilai reliabilitasnya ≥ 0,8. Sedangkan untuk uji reliabilitas faktor penerimaan pesan media diperoleh nilai sebesar 0,800 yang menandakan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya karena nilai reliabilitasnya ≥ 0,8. Hasil uji reliabilitas aspek tayangan diperoleh nilai sebesar 0,909 yang menandakan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya karena nilai reliabilitasnya ≥ 0,8.

Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa instrumen penelitian valid dan reliabel atau dapat dipercaya.

Oleh karena itu, maka pengumpulan data penelitian dapat dimulai.

4.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan bentuk data yang dikumpulkan. Data primer dikumpulkan melalui teknik wawancara kepada informan di kantor desa, di Megaswara TV dan juga kepada responden penelitian serta dari jawaban-jawaban responden di kuesioner penelitian.

Data sekunder dikumpulkan dengan meminta data monografi desa ke kantor desa dan meminta data Megaswara ke pihak Megaswara TV. Data sekunder lain yang berupa studi literatur dikumpulkan dengan membaca buku dan skripsi orang lain serta mencari literatur di internet.

4.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan setelah seluruh data dikumpulkan. Menurut Sugiyono (2006) dalam Rahmawan (2009) kegiatan dalam analisis data kuantitatif adalah mengelompokkan data berdasarkan peubah dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan peubah dari seluruh responden, menyajikan data tiap peubah yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif yang disajikan dalam tabel frekuensi, grafik, ukuran pemusatan ukuran penyebaran; dan analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji korelasi Chi-Square untuk melihat hubungan yang nyata antara peubah dengan data berbentuk nominal dan uji korelasi rank Spearman digunakan untuk melihat

hubungan nyata antar peubah dengan data berbentuk ordinal. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 17.0.

DALAM PELESTARIAN KEBUDAYAAN LOKAL

5. 1 Gambaran Umum Desa Babakan

Desa Babakan merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Desa Babakan memiliki luas wilayah yang mencapai ± 334.384 hektar, terdiri dari empat dusun, sembilan RW, dan 35 RT dengan batas-batas sebagai berikut:

sebelah utara : Desa Cikarawang

sebelah timur : Kelurahan Balumbang Jaya sebelah selatan : Desa Dramaga

sebelah barat : Desa Cibanteng Kecamatan Ciampea

Berdasarkan registrasi kependudukan tahun 2009 yang ada di kantor desa, jumlah penduduk Desa Babakan tercatat sebanyak 10.898 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 5.197 jiwa dan perempuan sebanyak 5.701 jiwa. Adapun jumlah kepala keluarga yang ada di desa Babakan sebanyak 2.430 kepala keluarga. Sebagian besar penduduk Desa Babakan beragama Islam dan bersuku Sunda. Pada dasarnya kondisi perekonomian di Desa Babakan telah berjalan dengan cukup baik karena masyarakat banyak yang memiliki usaha kontrakan bagi mahasiswa dan usaha perdagangan.

Letak RW 01 sendiri berada di sebelah selatan dan berbatasan langsung dengan Desa Dramaga. Masyarakat yang berada di RW 01 mayoritas beragama Islam dan bersuku Sunda. Hal ini terlihat dari semua yang menjadi responden dalam penelitian ini beragam Islam dan bersuku Sunda. Selain itu juga,

berdasarkan wawancara dengan ketua RW 01 menyebutkan bahwa hampir seluruh warganya beragama Islam dan sebagian besar bersuku Sunda.

5.2 Gambaran Umum Megaswara TV

Megaswara TV adalah sebuah media informasi elektronik yang mengudara pada channel 25 UHF. Megaswara TV juga tergabung di dalam Asosiasi Televisi Lokal Indonesia. PT Cipta Megaswara TV terletak di Jl. Suryakencana No. 228-230 Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 18 Agustus 2004 berdasarkan izin dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor.

Megaswara TV menayangkan program-programnya dari pukul 05.00-24-00 WIB.

Materi siaran yang ditayangkan mencakup 70 persen lokal dan 30 persen universal.

Visi dari Megaswara TV adalah membuat, menyusun, dan menayangkan program-program informasi positif dan hiburan yang dibutuhkan masyarakat kota dan kabupaten Bogor dengan mengangkat dan mengedepankan potensi lokal yang ada, baik budaya maupun masyarakatnya. Misi Megaswara TV berupa misi perusahaan mengingat Megaswara TV merupakan salah satu unit usaha dari Universitas Gunadarma, antara lain:

1. Menumbuhkembangkan dan melestarikan seni budaya Jawa Barat pada umumnya dan Bogor pada khususnya.

2. Menayangkan program-program religi yang menyejukkan dengan menampilkan tokoh agamis yang cukup dikenal di Bogor.

3. Mempromosikan daerah wisata Bogor yang belum terekspos dan dikenal oleh masyarakat luas.

4. Membantu dan menjadi mitra kerja yang seimbang dengan pemerintah daerah dalam mensosialisasikan kebijakan-kebijakan yang dibuat serta menjadi media promosi yang efektif bagi pelaku bisnis baik lokal maupun nasional.

5. Menjadi ujung tombak dalam memberikan informasi dan berita sosial, budaya, ekonomi, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di wilayah Bogor secara tajam dan aktual, sesuai dengan kaidah jurnalistik media elektronika.

Tidak hanya memiliki visi dan misi, Megaswara TV juga memiliki motto yang berbunyi “Televisi kebanggaan Bogor, berideologi dan berbudaya Sunda, semangat dan tekad yang tinggi, inovatif dan variatif.” Megaswara TV juga telah menjadi icon bagi masyarakat kota Bogor yang haus akan hiburan dan informasi melalui tayangan televisi, sehingga pihak Megaswara TV menyemangati diri dengan sebutan “TV URANG BOGOR.”

Segmentasi dari program acara yang ditayangkan Megaswara TV berdasarkan umur dibagi menjadi tiga yaitu kurang dari 15 tahun, 16 sampai 45 tahun dan di atas 45 tahun. Program acara yang ditayangkan dapat ditonton oleh laki-laki dan perempuan dan dari berbagai kalangan baik pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pejabat, karyawan dan lainnya.

Megaswara TV memiliki komposisi program acara yang terdiri dari entertainment (hiburan) sebesar 50 persen, informasi 37 persen, religi sembilan

persen, sport dua persen, dan children dua persen. Beberapa program unggulan yang ditayangkan Megaswara TV yaitu Dinamika Bogor, Sulanjana dan Gorobog.

Dinamika Bogor merupakan program acara berita yang menginformasikan

peristiwa yang terjadi di Bogor. Program Dinamika Bogor ini ditayangkan di pagi hari pukul 05.30-06.00 WIB dan di malam hari pukul 21.00-21.30 WIB.

Program acara hiburan khususnya musik yaitu acara Sulanjana yang merupakan program acara yang menayangkan video klip lagu-lagu Sunda.

Program acara Sulanjana memiliki waktu tayang yang cukup banyak dalam satu minggu karena ditayangkan setiap hari di pagi dan malam hari. Total banyaknya waktu tayang acara Sulanjana di Megaswara TV mencapai 12 jam dalam satu minggu. Berikut disajikan dalam Tabel 5 tentang waktu tayang acara Sulanjana dalam satu minggu.

Tabel 5. Waktu tayang program acara Sulanjana di Megaswara TV

Pukul Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Sumber: Pola Siar November 2010 (Megaswara TV, 2010) √ = ditayangkan

Gorobog merupakan program acara lawak Sunda yang menampilkan cerita kehidupan masyarakat Bogor sehari-hari. Gorobog ditayangkan pada hari Sabtu pukul 19.30-20.00 WIB. Adapun program acara yang lain yaitu cooking star, TV Edukasi, Megaswara Musik, Lintas Mancanegara, Bingkai Sedekah, Tembang Sono, Wulan Kencana, Mutiara Indonesia dan lainnya.

5.3 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini berasal dari penduduk yang berada di Desa Babakan RW 01. Penduduk yang berada di RW 01 ini terbagi ke dalam empat RT dan dari masing-masing RT diambil responden penelitian secara acak. Jumlah

populasi di RW 01 adalah 1.337 jiwa dan diambil responden sebagai sampel penelitian sebanyak 94 orang dari keempat RT yang ada. Setiap penduduk yang menjadi responden dalam penelitian ini diberikan kuesioner yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang harus dijawab. Seluruh responden yang terpilih merupakan orang-orang yang pernah menonton tayangan acara “Sulanjana” di Megaswara TV.

Setiap responden memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Karakteristik individu terdiri dari usia, jenis kelamin, agama, suku, pekerjaan, pendidikan dan pendapatan. Tabel 6 berikut ini menampilkan informasi mengenai karakteristik individu yang menjadi responden dalam penelitian ini.

Tabel 6. Jumlah responden menurut karakteristik individu

Karakteristik Individu Jumlah

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 94 orang responden dibagi ke

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 94 orang responden dibagi ke

Dokumen terkait