• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

4.6 Definisi Operasional Variabel

1. Gangguan fungsi kognitif adalah gangguan yang terjadi pada minimal satu domain kognitif, misalnya fungsi memori dan atau atensi dan atau bahasa dan atau fungsi eksekutif dengan skor MoCa-Ina. Skor MoCa-Ina maksimal adalah 30, dimana skor 26-30 dikategorikan sebagai normal dan skor < 26 dikategorikan sebagai GFK. Pada subyek yang memiliki masa pendidikan kurang dari 12 tahun, skor total ditambahkan 1 poin. (Nasreddine dkk, 2005; Chertkow dkk, 2008) Variabel dikelompokkan ya/tidak dengan menggunakan skala nominal dikotomi.

2. Kadar AUS adalah hasil pemeriksaan kadar AUS yang dilakukan di laboratorium patologi klinik RSUP Sanglah, diperiksa dengan metode

enzymatic colorimetric dengan alat Synchron CX9 Pro buatan Beckham Coulter, Amerika Serikat tahun 2000. Pengukuran kadar AUS dilakukan pada darah vena subyek yang telah menjalani puasa lebih kurang selama 8 jam. Kadar AUS dinilai dalam satuan mg/dL. Kadar AUS dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kadar AUS rendah dan kadar AUS normal/tinggi.

3. Kadar AUS rendah pada laki-laki apabila kadar AUS < 5,8 mg/dL dan kadar AUS normal/tinggi apabila kadar AUS ≥ 5,8. Pada perempuan kadar AUS rendah apabila kadar AUS < 4,8 mg/dL dan kadar AUS normal/tinggi apabila kadar AUS ≥ 4,8 mg/dL (Molshatzki et al., 2015; Schretlen et al., 2007). Variabel dikelompokkan ya/tidak dengan menggunakan skala nominal dikotomi.

4. Lansia berdasarkan World Health Organization (WHO) adalah suatu periode yang dialami seseorang yang telah memasuki usia 60 - 74 tahun. Pada masa ini terdapat berbagai penurunan fungsi berbagai organ tubuh baik tingkat seluler, organ atau sistem karena proses degeneratif.

5. Usia adalah usia subyek pada saat dilakukan wawancara sesuai yang tercatat pada Kartu Tanda Penduduk (KTP).

6. Jenis kelamin adalah jenis kelamin subyek berdasarkan yang tercatat di KTP, yaitu laki-laki dan perempuan. Variabel ini berskala nominal dikotomi.

7. Hipertensi adalah subyek yang memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg

dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang didapatkan melalui dua kali pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring atau subyek dengan riwayat

hipertensi dan sedang minum obat anti hipertensi berdasarkan Eight Joint National Committee Classification (JNC VIII). Variabel ini dikelompokkan menjadi ya/tidak dengan menggunakan skala nominal dikotomi.

8. Obesitas didapatkan berdasarkan indek massa tubuh (IMT) yaitu IMT = berat badan (kilogram) / tinggi badan (meter). Kriteria obesitas bila IMT ≥ 25,0 dan tidak obesitas IMT < 25,0 (Soegondo dan Gustaviani, 2006). Variabel dikelompokkan menjadi ya/tidak dengan menggunakan skala nominal dikotomi.

9. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan lemak plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total > 200 mg/dL dan kolesterol LDL > 130 mg/dL dan atau penurunan HDL < 35 mg/dL dan atau kenaikan trigliserida > 200 mg/dL (Soegondo dan Gustaviani, 2006). Variabel ini dikelompokkan menjadi ya/tidak dan menggunakan skala nominal dikotomi.

10.Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Diagnosis DM dapat ditegakkan jika terdapat keluhan klasik, yaitu poliuri, polidipsi, penurunan berat badan dan pemeriksaat glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL atau adanya gejala klasik disertai pemeriksaan glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL (Perkeni, 2015). Variabel ini dikelompokkan menjadi DM/tidak DM menggunakan skala nominal dikotomi.

11.Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti subyek penelitian sampai memperoleh ijazah, berdasarkan keterangan subyek. Data dikelompokkan menjadi pendidikan rendah < 12 tahun dan pendidikan tinggi ≥ 12 tahun (PP No 17 tahun 2010). Variabel ini dikelompokkan menjadi tingkat pendidikan tinggi dan tingkat pendidikan rendah menggunakan skala nominal dikotomi.

12.Stroke adalah defisit neurologis yang terjadi mendadak berlangsung lebih dari 24 jam yang semata-mata disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak. Defisit neurologis ini didapatkan dari adanya riwayat klinis atau pemeriksaan klinis neurologis antara lain kelumpuhan, kesemutan, rasa tebal, gangguan berbicara, gangguan tajam penglihatan, dan penglihatan ganda (Warlow et al., 2007).

13.Penyakit parkinson adalah suatu kondisi terjadinya gangguan gerak akibat degenerasi neuron dopaminergik pada sistem nigrostriatal. Tanda-tanda khas yang dijumpai pada penyakit parkinson antara lain tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Gejala non-motor yang juga sering dijumpai yaitu depresi, gangguan kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi otonom (Perdossi, 2003).

14.Trauma kepala adalah trauma mekanik pada kepala secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, dan psikososial baik temporer maupun permanen (Perdossi, 2006).

15.Epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi. Kondisi ini dapat menimbulkan konsekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial (Kusumastuti dan Basuki, 2014).

16.Infeksi otak adalah invasi mikroorganisme berupa bakteri, virus, protozoa, fungi, parasit dan antropoda terhadap otak (ensefalitis) dan selaput pembungkus otak (meningitis) (Gunawan, D. 2010).

17.Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak atau ganas yang membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (Mayer, S. dan Chong, J. 2002).

18.Penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai subyek yang sudah terdiagnosis gagal ginjal kronis (GGK) atau diduga GGK, berupa kelainan struktur atau fungsional ginjal yang menetap dalam minimal 3 bulan, yang terdeteksi oleh ekskresi albumin urin abnormal atau nilai laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2. LFG ditentukan dari rumus, yaitu LFG laki-laki = (140 - umur) x berat badan(kg) / (72 x serum kreatinin) sedangkan LFG perempuan = LFG laki-laki x 0,85 (Suwitra, 2006). Data diperoleh dari wawancara, pemeriksaan penunjang dan catatan medis.

19.Gagal jantung adalah sindroma klinis sesuai kriteria Framingham berupa kumpulan gejala dan tanda, minimal satu kriteria mayor berupa paroxymal nocturnal dyspneu, distensi vena jugular, ronki paru, kardiomegali, udem paru akut, adanya gallop S3, peningkatan tekanan vena jugular, dan 2 kriteria minor yaitu edema ekstrimitas, batuk malam hari, dyspneu d’effort, hepatomegali,

efusi pleura, takikardi >120 kali/menit (Panggabean, 2006; Wreksoatmodjo, 2014).

20.Depresi merupakan keadaan psikologis yang ditandai oleh gejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi sehingga mudah lelah dan menurunnya aktivitas (Maslim, 2003). Depresi dinilai dengan menggunakan skala Hamilton Rating Scale for Depression, dikatakan depresi berat bila skor > 24 (Mirani, 2009).

21.Peminum alkohol adalah subyek yang memiliki kebiasaan minum alkohol > 1 gelas/hari untuk perempuan dan > 2 gelas/hari untuk laki-laki (Van Horn et al., 2010). Variabel dikelompokkan menjadi ya/tidak dengan menggunakan skala nominal dikotomi.

22.Merokok adalah subyek yang merokok lebih dari satu tahun secara teratur berdasarkan anamnesis dan konfirmasi keluarga. Jumlah rokok yang yang dikonsumsi ≥ 10 batang/hari (Husten, 2009). Variabel dikelompokkan menjadi ya/tidak dengan menggunakan skala nominal dikotomi.

Dokumen terkait