BAB III METODE PENELITIAN
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Gambaran tubuh adalah gambaran persepsi, emosi, kognisi, dan perilaku seseorang mengenai atribut fisiknya yang dalam penelitian ini meliputi gaya rambut, bentuk wajah, bentuk tubuh, ukuran tubuh, tampilan otot, berat serta tinggi badan yang dimilikinya, dapat bersifat positif maupun negatif. Individu yang memiliki gambaran tubuh positif maka dapat menerima atribut fisik yangg dimilikinya, dan juga sebaliknya jika individu memiliki gambaran tubuh negatif maka ia tidak dapat menerima atribut fisik yang dimilikinya. Gambaran tubuh diukur dengan alat ukur Gambaran Tubuh
yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi gambaran tubuh yang dikemukakan oleh Cash (dalam Seawell & Danorf-Burg, 2005), yaitu:
a. Evaluasi Penampilan
Evaluasi penampilan merupakan evaluasi individu mengenai gaya rambut, bentuk wajah, bentuk tubuh, ukuran tubuh, tampilan otot, berat serta tinggi badannya, baik melalui persepsi individu terhadap dirinya sendiri maupun persepsi individu akan pandangan orang lain terhadap dirinya.
b. Orientasi Penampilan
Orientasi penampilan merupakan perhatian serta usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperbaiki dan meningkatkan tampilan gaya rambut, bentuk wajah, bentuk tubuh, ukuran tubuh, tampilan otot, berat serta tinggi badan yang dimilikinya.
c. Kepuasan terhadap Bagian Tubuh
Kepuasan terhadap bagian tubuh merupakan perasaan puas yang dirasakan individu terhadap bagian tubuhnya secara spesifik, seperti gaya rambut, bentuk wajah, tubuh bagian bawah (pinggul, pantat, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan) dan keseluruhan tubuh.
d. Kecemasan Menjadi Gemuk
Kecemasan menjadi gemuk merupakan perasaan waspada individu terhadap berat badan, sehingga akan muncul perilaku berupa
melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan, dan membatasi pola makan yang dapat meningkatkan berat badan.
e. Pengkategorian terhadap Ukuran Tubuh
Pengkategorian terhadap ukuran tubuh merupakan persepsi dan penilaian individu terhadap berat badannya, mulai dari kekurangan berat badan sampai kelebihan berat badan.
2. Harga Diri
Harga diri adalah evaluasi diri berupa penerimaan maupun penolakan individu terhadap dirinya yang ditunjukkan oleh sejauh mana individu tersebut merasa diterima oleh lingkungannya, merasa mampu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya dan merasa berharga dalam hidupnya. Individu yang memiliki harga diri tinggi adalah individu yang dapat menerima dirinya dikarenakan individu tersebut merasa diterima oleh lingkungannya, merasa mampu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya dan merasa berharga dalam hidupnya, dan juga sebaliknya individu yang memiliki harga diri rendah adalah individu yang menolak dirinya dikarenakan individu tersebut merasa ditolak oleh lingkungannya, merasa tidak mampu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya dan merasa tidak berharga dalam hidupnya,
Harga diri akan diukur menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan komponen harga diri menurut Coopersmith (dalam Burn, 1998), yaitu:
a. Perasaan Diterima
Perasaan diterima merupakan perasaan individu bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dan dirinya diterima, diinginkan, serta diacuhkan oleh anggota kelompoknya. Kelompok ini dapat berupa keluarga, kelompok teman sebaya, atau kelompok apapun.
b. Perasaan Mampu
Perasaan mampu merupakan perasaan yakin individu terhadap hasil pekerjaannya dan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri dalam mencapai suatu hasil yang diharapkan serta dalam menghadapi permasalahan yang muncul.
c. Perasaan Berharga
Perasaan berharga merupakan perasaan individu yang merasa bahwa dirinya berharga atau tidak. Perasaan ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang lalu. Perasaan yang dimiliki individu yang sering kali ditampilkan dan berasal dari pernyataan-pernyataan positif yang sifatnya pribadi seperti pintar, sopan, baik dan lain-lain.
C. POPULASI, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah para pria yang tinggal di Kota Medan, Pekanbaru, Jakarta, dan Bandung. Alasan memilih kota-kota tersebut adalah karena selain peneliti memiliki kemudahan akses di kota-kota tersebut yang dapat mempermudah proses pengambilan data.
Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Pria berusia minimal 18 tahun karena individu dianggap telah dewasa
sehingga memiliki kemampuan untuk mengevaluasi diri
b. Lulus Sekolah Menengah Atas karena individu dianggap memiliki kemampuan yang memadai dalam membaca dan memahami untuk menjawab pertanyaan yang diberikan
c. Tidak memiliki cacat fisik karena beberapa penelitian telah menemukan bahwa individu penyandang cacat mengalami masalah psikologis khususnya depresi serta masalah perilaku dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang normal (Nixdorf, dalam Saragih & Sutatminingsih, 2007)
d. Bertempat tinggal di kota Medan, Pekanbaru, Jakarta, dan Bandung
2. Sampel dan Metode Pengambilan Sampel
Menyadari luasnya keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang dinamakan sebagai sampel. Sampel adalah
sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik nonprobabilitas insidental. Teknik nonprobabilitas digunakan peneliti karena dalam penarikan sampelnya peneliti mempertimbangkan hal-hal tertentu yang berkaitan dengan penelitian seperti jumlah populasi yang tidak diketahui, serta responden yang diinginkan hanya berasal dari keempat kota yang ditetapkan peneliti sehingga yang menjadi sampel adalah responden yang telah memenuhi pertimbangan tertentu itu. Teknik insidental digunakan peneliti untuk memperoleh ukuran sampel dari mereka yang telah memenuhi karakteristik populasi yang secara kebetulan ditemui di lapangan.
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Rea dan Parker (dalam Eriyanto, Aindoble & Aindoble, 2007), yaitu :
= ² . . ² = 1,96² . 0,5.0,5 ( 0,1 ) = 0,9604 0,01 = 96,04 pembulatan 96 Keterangan:
n = jumlah sampel yang digunakan
Z = tingkat kepercayaan 95%, jika dilihat pada tabel distribusi normal maka Z bernilai 1,96
p = probabilitas responden memiliki populasi 0,5 karena p sebesar ini akan memberikan perhitungan sampel terbesar dibandingkan nilai p yang lain q = 1 - p (1 - 0,5 = 0,5)
E = 10% (0,1) merupakan nilai error yang dikehendaki