• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah penjelasan mengenai suatu konstruk atau

tersebut (Kerlinger, 2003). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Quality of Life

Quality of life pada penelitian ini merupakan persepsi ODHA terhadap keadaan dirinya terkait dengan tujuan akhir, harapan, standar dan kekhawatirannya berdasarkan konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya. Quality of life akan dilihat berdasarkan hasil skor skala WHOQOL-HIV Bref dari enam domain yang mencakup yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, lingkungan dan spiritual dari. Semakin tinggi skor yang didapat ODHA maka semakin tinggi quality of life nya, sebaliknya semakin rendah skor yang didapat maka semakin rendah quality of life nya. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing domain dari quality of life:

a. Kesehatan fisik

Berkaitan dengan persepsi individu terkait kualitas kesehatan fisiknya, semakin tinggi hasil skor dari domain kesehatan fisik maka ODHA tidak merasakan nyeri dan ketidaknyamanan fisik, memiliki energi dan tidak kelelahan, memiliki tidur dan istirahat yang cukup, namun jika sebaliknya maka persepsi individu terhadap kualitas kesehatan fisiknya rendah.

b. Kesehatan psikologis

Berkaitan dengan persepsi individu terkait keadaan psikologisnya, semakin tinggi hasil skor dari domain kesehatan

esteem yang baik dan gambaran diri dan penampilan yang baik, namun jika sebaliknya maka persepsi ODHA terhadap psikologisnya rendah.

c. Tingkat kemandirian

Berkaitan dengan persepsi ODHA terkait kualitas tingkat kemandiriannya. Semakin tinggi hasil skor dari domain tingkat kemandiriannya, maka ia akan memiliki mobilitas yang baik, dapat melakukan aktivitas sehari-hari, tidak tergantung pada medis atau treatment serta memiliki kapasitas dalam bekerja, sedangkan jika sebaliknya maka ODHA memiliki persepsi yang rendah mengenai tingkat kemandiriannya.

d. Hubungan sosial

Berkaitan dengan persepsi ODHA mengenai hubungan sosialnya.

Semakin tinggi hasil skor dari domain hubungan sosialnya maka ODHA memiliki hubungan pribadi, dukungan sosial, keterlibatan sosial dan aktivitas seksual yang baik, namun jika sebaliknya maka ODHA akan memiliki persepsi mengenai kualitas hubungan sosial yang rendah.

e. Lingkungan

Berkaitan dengan persepsi ODHA terhadap kualitas lingkungannya. Semakin tinggi hasil skor dari domain lingkungannya maka akan merasa aman secara fisik, lingkungan rumah yang baik, memiliki jaminan kesehatan dan sosial (akses dan kualitas), memiliki

rekreasi atau aktivitas menyenangkan, persepsi yang baik mengenai lingkungan fisik (polusi atau kemacetan) serta transportasi. Namun jika sebaliknya, maka ODHA memiliki persepsi mengenai lingkungannya yang rendah.

f. Spritual

Spritual berikaitan dengan persepsi individu terhadap kepercayaannya. Semakin tinggi hasil skor dari domain spritual maka ODHA akan memiliki kepercayaan pribadi, merasa diampuni dan tidak dipenuhi dengan penyesalan dan tidak memiliki kekhawatiran mengenai masa depan, kematian dan merasa sekarat.

Jika keadaan sebaliknya, maka ODHA memiliki kualitas spiritual yang rendah.

3.3.2 Terapi Kognitif Perilaku dalam Kelompok

Terapi kognitif perilaku dalam kelompok merupakan terapi yang diberikan secara berkelompok pada sejumlah ODHA yang berfokus pada kognisi dengan mengubah pikiran yang irasional menjadi pikiran rasional.

Jumlah yang ideal dalam satu kelompok terapi kognitif perilaku dalam kelompok menurut Hersen dan Sledge (2002) adalah berkisar dari tiga hingga enam orang. Pada pelaksanaannya terdapat dua teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Cognitive Restructuring

Cognitive restructuring merupakan proses mengidentifikasi dan

tersebut menjadi pikiran yang lebih realistis, pantas dan rasional. Pada teknik ini para partisipan akan dilatih untuk mengidentifikasi pikiran distorsi terkait statusnya sebagai ODHA dan mengubah pikiran tersebut dengan pikiran yang lebih rasional. Adapun tahapan dalam melakukan cognitive restructuring yaitu sebagai berikut:

a) Para partisipan dibantu untuk mengidentifikasi pikiran yang distorsi atau irasional terkait statusnya sebagai ODHA.

b) Para partisipan dibantu untuk mengidentifikasi respon emosional, mood yang tidak menyenangkan atau masalah perilaku akibat pikiran yang mengganggu.

c) Para partisipan dibantu dam dilatih untuk mengganti pikiran distorsi atau irasional dengan pikiran alternatif yang lebih rasional untuk setiap pikiran otomatis yang muncul.

d) Strategi yang dilakukan pada teknik ini melalui collaborative empiricism, yaitu terapis dan para partisipan kelompok akan mencari bukti empiris mengenai pikiran-pikiran distorsi partisipan dan mengujinya melalui analisa yang logis dan mengumpulkan bukti nyata.

b. Coping Skill

Coping skill merupakan kemampuan atau cara individu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada teknik ini para partisipan ODHA diajarkan dan dilatih ketrampilan untuk menghadapi situasi atau permasalahan sulit terkait statusnya sebagai ODHA agar

dilatih ataupun diajarkan oleh terapis. Adapun tahapan dalam teknik ini yaitu:

a) Terapis memberikan edukasi kepada para partisipann mengenai coping skill adaptif dan maladaptif

b) Para partisipan dilatih untuk mengidentifikasi coping yang digunakan sebelumnya saat berhadapan dengan situasi sulit terkait statusnya sebagai ODHA

c) Para partisipan dilatih untuk membuat dan menerapkan coping plan yang lebih adaptif untuk diterapkan pada situasi sulit

d) Para partisipan dilatih salah satu coping skill adaptif yaitu relaksasi diapraghmatic breathing untuk membentu menurunkan reaksi fisik saat berhadapan dengan situasi sulit.

e) Para partisipan dapat menerapkan relaksasi diapraghmatic breathing serta coping plan yang efektif.

3.3.3. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah pembagian jenis seksual yang ditentukan berdasarkan biologis dan anatomis. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi QOL seseorang. Usaha untuk mengendalikan variabel ini pada penelitian adalah dengan melakukan screening dan melalui lembar identitas kepada subjek penelitian.

3.3.4. Usia

mempengaruhi QOL seseorang. Usaha untuk mengendalikan variabel ini pada penelitian adalah dengan melakukan screening dan melalui lembar identitas kepada subjek penelitian.

3.3.5. Pendidikan

Pendidikan adalah lamanya sekolah atau tingkat sekolah yang telah diikuti oleh ODHA. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses berjalannya terapi kognitif perilaku dalam kelompok dan salah satu faktor dari quality of life. Usaha untuk mengendalikan variabel ini yaitu dengan melakukan screening dan melalui lembar identitas kepada subjek penelitian.

Dokumen terkait