BAB 4 METODE PENELITIAN
4.5. Variabel Penelitian, Definisi, dan Pengukuran Variabel
4.5.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional, metode pengukuran , skala data dan hasil pengolahan setiap variabel dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Variabel, Definisi Operasional, Metode Pengukuran dan Skala Data
No Variabel Definisi Operasional Indikator Metode
Pengukuran Skala Data dan Hasil Pengukuran
1. Usia Selisih antara tahun saat penelitian dilakukan dengan tahun kelahiran menurut pengakuan responden
Identitas usia yang tercatat pada kartu tanda penduduk warga negara Indonesia Wawancara dengan kuesioner terbuka berisi pernyataan responden Ordinal > 50 tahun : 1 36-50 tahun : 2 20-35 tahun : 3 < 20 tahun : 4 2. Pekerjaan Mata pencaharian responden
yang dilakukan untuk mendapatkan imbalan.
Identitas pekerjaan yang tercatat pada kartu tanda penduduk
warga negara Indonesia Wawancara dengan kuesioner tertutup berdasarkan pernyataan responden Nominal Kategori: Wiraswasta : 1 PNS/ABRI/POLRI : 2 Pegawai Swasta : 3 Tidak bekerja : 4 3. Penghasilan Sejumlah uang yang
diperoleh oleh responden, dari pekerjaan tetap dan pekerjaan sampingan yang dirata-ratakan dalam sebulan
Pernyataan Responden Wawancara dengan kuesioner terbuka, berdasarkan pernyataan responden Ordinal Kategori: > 7.500.000 : 1 5.00.001 – 7.500.000 : 2 2.500.000–5.000.000 : 3 ≤ 2.500.000 : 4
Pengukuran Hasil Pengukuran
4. Jaminan biaya
pengobatan Keikutsertaan pada penyelenggara jaminan responden kesehatan yang dapat berupa asuransi, BPJS ataupun perusahaan tempat responden bekerja, yang menentukan metode
pembayaran biaya
pengobatan di RS Delta Surya Sidoarjo
Pernyataan responden Wawancara
dengan kuesioner Nominal Hasil pengukuran berupa jawaban:
1. Mandiri
2. Asuransi/Perusahaan
5. Pengalaman Pengalaman responden melakukan pembelian obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo
Pernyataan responden Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Hasil pengukuran adalah: 1. Tidak Pernah
2. Pernah 1 -2 kali 3. Sering
4. Selalu
Bila responden tidak /belum pernah membeli obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo 6. Reference Group
(Referensi) Pihak yang memberikan referensi kepada responden untuk
a) Ada atau tidaknya kelompok acuan (reference group)
Wawancara
dengan kuesioner Nominal Jawaban responden: a. Ada
86
No Variabel Definisi Operasional Indikator Metode
Pengukuran Skala Data dan Hasil Pengukuran
membeli obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo atau di tempat lain
berdasarkan jawaban responden b) Pihak yang memberikan referensi tempat membeli obat kepada responden, berdasarkan jawaban responden c) Tempat yang direferensikan oleh pemberi referensi menurut pernyataan responden d) Intensitas pengaruh referensi tersebut bagi responden b. Tidak ada
Bila Ada, responden diminta untuk memilih:
a. Keluarga b. Teman
c. Dokter RS Delta Surya Sidoarjo
d. Perawat RS Delta Surya Sidoarjo
Responden diminta menyebutkan tempat yang direferensikan
Responden diminta menyatakan kekuatan pengaruh referensi tersebut bagi dirinya
7. Interaction
Quality Persepsi dihasilkan dari interaksi mutu yang interpersonal antara petugas Instalasi Farmasi dengan
Indikator penilaian berdasarkan hasil penilaian variabel sikap (attitudes),
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Hasil penilaian merupakan penjumlahan dari nilai variabel sikap (attitudes),
responden yang terjadi selama proses pelayanan di Instalasi Farmasi perilaku (behavior) dan keahlian (expertise) petugas di Instalasi Farmasi RSDSS
perilaku (behavior) dan keahlian (expertise) pada petugas Instalasi Farmasi. Nilai yang dijumlahkan dihasilkan dalam rentang 9 - 36. Kemudian dikategorikan sebagai berikut:
1) Baik, bila jumlah nilai > 28 (80 persen dari nilai tertinggi)
2) Buruk, bila jumlah nilai ≤ 28 (20-80 persen nilai tertinggi)
a. Attitudes
(sikap) Sikap petugas Instalasi Farmasi yang dipersepsikan oleh responden selama
proses pelayanan
berlangsung
Penilaian dengan tiga pertanyaan mengenai aspek perhatian, keramahan dan sopan santun
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Penilaian menggunakan skala Likert 1-4 mulai sangat baik hingga sangat buruk. Skor masing-masing jawaban di jumlahkan dengan hasil dalam rentang nilai 3-12. Penilaian baik bila skor >9 dan buruk bila≤9
b. Behavior
(perilaku) Tingkah laku petugas di Instalasi Farmasi yang dipersepsikan oleh
Penilaian dengan tiga pertanyaan mengenai aspek ketanggapan
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Penilaian menggunakan skala Likert 1-4 mulai
88
responden, meliputi sikap tanggap, kecepatan merespon kebutuhan responden dan ketelitian dalam melayani pembelian obat
dan kecepatan dalam merespon kebutuhan responden dan ketelitian petugas
sangat baik hingga sangat buruk. Skor masing-masing jawaban di jumlahkan dengan hasil dalam rentang nilai 3-12. Penilaian baik bila skor >9 dan buruk bila≤9
c. Expertise
(keahlian) Keahlian yang dimiliki petugas yang terwujud dalam bentuk keterampilan, cara memberikan penjelasan dan informasi serta profesionalitas dalam memberikan pelayanan
Penilaian dengan tiga pertanyaan mengenai aspek keterampilan, cara memberikan penjelasan dan informasi serta profesionalitas dalam memberikan pelayanan Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Penilaian menggunakan skala Likert 1-4 yang merupakan gradasi penilaian dari Sangat baik hingga sangat buruk. Skor masing-
masing jawaban
dijumlahkan dengan rentang nilai 3-12. Penilaian baik bila skor >9 dan buruk bila≤9
8. Physical environment quality
Mutu pelayanan yang dipersepsikan responden berdasarkan kondisi ruangan di sekitar Instalasi Farmasi yang meliputi suasana, desain ruangan dan keberadaan orang lain di tempat tersebut. Indikator penilaian berdasarkan hasil penilaian penjumlahan nilai variabel suasana ruangan (ambient conditions), desain ruangan Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Hasil penilaian merupakan akumulasi dari penilaian variabel kondisi ruangan (ambient conditions), desain ruangan (design) dan faktor sosial (social factor).
(design) dan faktor
sosial (social factor) dihasilkan dalam rentang 9-36. Kemudian di kategorikan sebagai berikut:
1) Baik, bila jumlah nilai > 28 (80 persen dari nilai) 2) Buruk, bila jumlah nilai
≤ 28 (20-80 persen nilai tertinggi) a. Ambient conditions (kondisi ruangan)
Suasana dan keadaan di ruang tunggu Instalasi Farmasi menurut yang dipersepsikan oleh responden, yang meliputi penilaian terhadap suhu ruangan, kebersihan dan penataan suara.
Penilaian dengan tiga pertanyaan mengenai suhu ruangan, kebersihan dan penataan suara
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Penilaian menggunakan skala Likert 1-4 yang merupakan gradasi penilaian dari sangat baik hingga sangat buruk. Skor masing- masing jawaban di jumlahkan dengan rentang nilai 3-12. Penilaian baik bila skor >9 dan buruk bila≤9
b. Design
(desain) Pengaturan tata letak dan arsitektur ruang tunggu dan counter Instalasi Farmasi baik dari segi fungsional maupun estetika menurut yang dipersepsikan oleh responden
Penilaian dengan tiga pertanyaan mengenai desain ruangan di ruang tunggu dan counter instalasi farmasi
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Penilaian menggunakan skala Likert 1-4 yang merupakan gradasi penilaian dari Sangat baik hingga sangat buruk. Skor masing- masing jawaban di
Dilanjutkan ke halaman 91
jumlahkan dengan rentang nilai 3-12. Penilaian baik bila skor >9 dan buruk bila≤9
c. Social factors
(faktor sosial) Suasana yang berhubungan dengan keberadaan orang lain di sekitar responden, meliputi kenyamanan berada di antara sesama pasien, kelancaran proses interaksi antar individu dan perasaan responden saat harus menunggu bersama orang lain di Instalasi Farmasi
Penilaian dengan tiga pertanyaan mengenai kenyamanan berada di antara sesama pasien, kelancaran proses interaksi antar individu dan perasaan saat harus menunggu bersama orang lain di Instalasi Farmasi
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Penilaian menggunakan skala Likert 1-4 yang merupakan gradasi penilaian dari Sangat baik hingga sangat buruk
Skor masing-masing jawaban dijumlahkan dengan rentang nilai 3-12, Penilaian baik bila skor >9 dan buruk bila≤9
9. Outcome
Quality Mutu diterima dan dirasakan pelayanan yang responden pada saat dan atau setelah menerima pelayanan di Instalasi Farmasi
Indikator penilaian berdasarkan hasil penjumlahan nilai variabel waktu tunggu (waiting time), bukti fisik (tangibles) dan kesan akhir (valence)
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Hasil penilaian merupakan akumulasi dari penilaian variabel waktu tunggu (waiting time), bukti fisik (tangibles) dan kesan akhir (valence)
Nilai yang dijumlahkan dihasilkan dalam rentang 9-36. Kemudian di kategorikan sebagai berikut:
1) Baik, bila jumlah nilai > 28 (80 persen dari nilai tertinggi)
2) Buruk, bila jumlah nilai ≤ 28 (20-80 persen nilai tertinggi)
a. Waiting time (waktu
tunggu)
Waktu yang dibutuhkan oleh pasien untuk menunggu mulai proses penerimaan resep di Instalasi Farmasi sampai penyerahan obat kepada pasien
Penilaian dengan tiga pertanyaan tentang kecepatan petugas menerima resep, menyiapkan obat dan
waktu yang
diperlukan
menyerahkan obat
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Penilaian menggunakan skala Likert 1-4 yang merupakan gradasi penilaian dari Sangat baik hingga sangat buruk. Skor masing- masing jawaban di jumlahkan dengan rentang nilai 3-12. Penilaian baik bila skor >9 dan buruk bila≤9
b. Tangibles
(bukti fisik) Kondisi fisik obat meliputi kelengkapan , penampilan fisik/ keutuhan obat, dan daya tahan kemasan obat racikan yang diberikan oleh instalasi farmasi
Penilaian dengan tiga pertanyaan tentang kelengkapan jenis obat, kemasan obat racikan dan kemasan non racikan
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Penilaian menggunakan skala Likert 1-4 yang merupakan gradasi penilaian dari sangat baik hingga sangat buruk. Skor masing- masing jawaban di jumlahkan dengan rentang nilai 3-12. Penilaian baik
Dilanjutkan ke halaman 93
Pengukuran Hasil Pengukuran
bila skor >9 dan buruk bila≤9
c. Valence
(kesan) Kesan keseluruhan akhir secara yang dipersepsikan oleh responden selama menerima pelayanan di Instalasi Farmasi
Penilaian dengan tiga pertanyaan mengenai kesan akhir responden terhadap pelayanan petugas , harga obat dan fasilitas
Wawancara
dengan kuesioner Ordinal Penilaian menggunakan skala Likert 1-4 yang merupakan gradasi penilaian dari sangat baik hingga sangat buruk. Skor masing- masing jawaban di jumlahkan dengan rentang nilai 3-12. Penilaian baik bila skor >9 dan buruk bila≤9
10. Tipe rasionalitas Tipe rasionalitas pasien dalam memilih tempat membeli obat yang didasarkan pada empat tipologi tindakan sosial Weber, yaitu:
1. Zweckrational, bila dalam bertindak responden lebih mem pertimbangkan
kesesuaian antara besar pengorbanan (cost) Indikator dari tindakan rasional adalah Opportunity, Goal, Expectation, Value Commitment, Affect dan Habit/tradition Wawancara
dengan kuesioner Nominal Hasil Pengukuran adalah: 1. Tipe Zweckrational 2. Tipe Wertrational 3. Tipe Affectual 4. Tipe Traditional
5. Tidak Ada Tipe Dominan Responden termasuk dalam: 1. Tipe Zweckrational (purposive action) bila jawabannya dominan “a” (lebih dari 3 jawaban
dengan hasil/ manfaat yang diterima (benefit) 2. Wertrational, bila dalam
bertindak responden
lebih mem
pertimbangkan
kesesuaian nilai atau keyakinan yang dianut nya (agama, etika atau estetika)
Tipe Affectual bila dalam bertindak responden melakukan nya berdasarkan kondisi emosional atau dorongan perasaannya pada saat itu
4. Tipe Traditional bila dalam bertindak responden melakukan nya berdasarkan kebiasaan atau tradisi yang turun temurun dari keluarganya ataupun lingkungannya dari 6 penyataan) 2. Tipe Wertrational (Value-oriented action) bila jawabannya dominan “b” (lebih dari 3 jawaban dari 6 pertanyaan)
3. Tipe Affectual, bila jawabannya dominan “c” (lebih dari 3 jawaban dari 6 pertanyaan)
4. Tipe Traditional, bila jawabannya dominan “d” (lebih dari 3 jawaban dari 6 pertanyaan)
5. Tidak Ada Tipe Dominan , bila pilihan jawabannya tidak ada yang dominan (tidak didapatkan lebih dari 3 pilihan jawaban yang sama dari 6 pertanyaan) sehingga tidak dapat dimasukkan dalam salah satu kategori tipe rasionalitas Weber
Dilanjutkan ke halaman 95
Pengukuran Hasil Pengukuran
5. Tidak ada tipe dominan, bila tindakan responden tidak memiliki
kecenderungan ke arah salah satu dari keempat tipe rasionalitas menurut Weber
11. Jenis preferensi Jenis selera responden berdasarkan kecenderungan proses pembentukan selera tersebut yang mendasari tindakannya dalam membuat pilihan, yang dikategorikan dalam:
1. Attribute-based
preference, yaitu Jenis preferensi responden dalam memilih tempat membeli obat yang berdasarkan
perbandingan atribut spesifik yang melekat pada tempat tersebut 2. Attitude-based
preference, yaitu Jenis
Jawaban terhadap pernyataan yang menunjukkan
kecenderungan ke arah jenis prefernsi attribute-based atau attitude-based Wawancara dengan kuesioner berupa pernyataan dengan pilihan jawaban: 1) setuju 2) Setuju 3) Tidak Setuju 4) Sangat Tidak setuju Nominal
Hasil pengukuran adalah responden termasuk dalam Kategori Attribute-based preference atau Attitude- based preference ditentukan berdasarkan persentase mana yang lebih tinggi dari kedua kategori preference tersebut yaitu:
Nilai dari 6 pernyataan (setelah dikonversi dengan skala Likert), nilai tertinggi adalah 24 dan nilai terendah adalah 6. Nilai yang didapatkan dibagi dengan nilai tertinggi dikalikan 100 %
preferensi responden dalam memilih tempat membeli obat yang dipengaruhi sikap yang terbentuk dari kesan keseluruhan terhadap suatu tempat
12. Pilihan (Choice) Tindakan yang dilakukan oleh responden dalam memilih untuk membeli atau tidak membeli obat
Pernyataan dan tindakan responden membeli atau tidak membeli obat
Wawancara
dengan kuesoner Nominal Pilihan terdiri dari: a. Membeli obat b. Tidak membeli obat
4.6 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data