• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENURUNKAN JUMLAH RESEP LOLOS DI INSTALASI FARMASI RS DELTA SURYA SIDOARJO BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR PRIBADI DAN SOSIAL, MUTU PELAYANAN, TIPE RASIONALITAS DAN JENIS PREFERENSI PASIEN Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENURUNKAN JUMLAH RESEP LOLOS DI INSTALASI FARMASI RS DELTA SURYA SIDOARJO BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR PRIBADI DAN SOSIAL, MUTU PELAYANAN, TIPE RASIONALITAS DAN JENIS PREFERENSI PASIEN Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

UPAYA MENURUNKAN JUMLAH RESEP LOLOS DI INSTALASI FARMASI RS DELTA SURYA SIDOARJO BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR PRIBADI DAN SOSIAL,

MUTU PELAYANAN, TIPE RASIONALITAS DAN JENIS PREFERENSI PASIEN

VICKY DAMAYANTI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN SURABAYA

(2)

TESIS

UPAYA MENURUNKAN JUMLAH RESEP LOLOS DI INSTALASI FARMASI RS DELTA SURYA SIDOARJO BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR PRIBADI DAN SOSIAL,

MUTU PELAYANAN, TIPE RASIONALITAS DAN JENIS PREFERENSI PASIEN

VICKY DAMAYANTI NIM 101314453033

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN SURABAYA

(3)

UPAYA MENURUNKAN JUMLAH RESEP LOLOS DI INSTALASI FARMASI RS DELTA SURYA SIDOARJO BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR PRIBADI DAN SOSIAL,

MUTU PELAYANAN, TIPE RASIONALITAS DAN JENIS PREFERENSI PASIEN

TESIS

Untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Minat Studi Manajemen Adminstrasi Rumah Sakit Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Oleh:

VICKY DAMAYANTI 101314453033

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KEBIJAKAN DAN KESEHATAN SURABAYA

(4)

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis Minat Studi Administrasi Rumah Sakit

Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan diterima untuk memnuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Magister Kesehatan (M.Kes.) pada tanggal 13 Agustus 2015

Mengesahkan

Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. NIP 195603031987013001

Tim Penguji:

Ketua : Dr.Windhu Purnomo, dr., M.S.

Anggota : 1. Dr. Djazuly Chalidyanto, S.KM., M.ARS. 2. Dr. Thinni Nurul Rochmah, Dra.Ec., M.Kes. 3. Widodo J. Pudjirahardjo, dr., M.S., M.PH., Dr.PH. 4. Sugiharto Tanto, dr., M.ARS.

(5)

PERSETUJUAN TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan (M.Kes.)

Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Oleh:

VICKY DAMAYANTI NIM 101314453033

Menyetujui,

Surabaya, 13 Agustus 2015

Pembimbing Ketua Pembimbing

Dr. Djazuly Chalidyanto, S.KM., M.ARS. Dr. Thinni Nurul R., Dra.Ec., M.Kes.

NIP 197111081998021001 NIP 196502111991032002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

(6)

PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Vicky Damayanti NIM : 101314453033

Program Studi: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit

Angkatan : 2013 Jenjang : Magister

menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tesis saya yang berjudul:

UPAYA MENURUNKAN JUMLAH RESEP LOLOS DI

INSTALASI FARMASI RS DELTA SURYA SIDOARJO BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR PRIBADI DAN SOSIAL, MUTU PELAYANAN,

TIPE RASIONALITAS DAN JENIS PREFERENSI PASIEN

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 13 Agustus 2015

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan penelitian dengan judul “UPAYA MENURUNKAN JUMLAH RESEP LOLOS DI INSTALASI FARMASI RS DELTA SURYA SIDOARJO BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR PRIBADI DAN SOSIAL, MUTU PELAYANAN ,TIPE RASIONALITAS DAN JENIS PREFERENSI PASIEN ” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan (M.Kes.).

Tesis ini berisikan mengenai kajian faktor pribadi dan sosial pasien, tipe rasionalitas dan preferensi serta mutu pelayanan menurut penilaian pasien terhadap tingginya jumlah resep yang lolos di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk menurunkan jumlah resep yang lolos di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Djazuly Chalidyanto, S.KM., M.ARS. selaku Pembimbing Ketua dan Ibu Dr. Thinni Nurul Rochmah, Dra.Ec., M.Kes. selaku pembimbing yang dengan kesabaran dan perhatiannya telah berkenan untuk memberikan bimbingan, petunjuk, motivasi, saran, serta semangat sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan terselesaikannya tesis ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Moh.Nasih, S.E., M.T., Ak. selaku Rektor Universitas Airlangga. 2. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga.

3. Dr. Thinni Nurul Rochmah, Dra.Ec., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.

4. Dr. Djazuly Chalidyanto, S.KM., M.ARS. selaku Ketua Minat Studi Administrasi Rumah Sakit, Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.

5. Ketua penguji, Dr. Windhu Purnomo, dr., M.S. dan anggota penguji Bapak Widodo J. Pudjirahardjo, dr., M.S., M.PH., Dr.PH., Bapak Sugiharto Tanto, dr., M.ARS. dan Bapak Hargo Wahyuono, S.E.Ak., M.Si. atas kesediaan menguji dan membimbing dalam perbaikan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya yang telah membagi ilmu dan pengetahuan sepanjang masa kuliah dan penulisan tesis ini.

(8)

8. Keluarga, orangtua, serta suami tercinta yang selalu berdoa dan memberikan dukungan serta motivasi.

9. Keluarga besar RS Delta Surya Sidoarjo yang telah membantu dan mendukung pelaksanaan penelitian, khususnya kepada Bapak Hariono, dr., M.ARS. selaku Direktur RS Delta Surya Sidoarjo yang telah meberikan fasilitas dan perijinan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah berperan dalam penelitian ini dan selama masa kuliah penulis.

Semoga Tuhan memberikan berkat dan balasan atas segala bantuan, semangat, dorongan, dan waktu yang telah diberikan kepada penulis dan semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang memanfaatkannya.

Surabaya, 13 Agustus 2015

(9)

SUMMARY

Efforts in Reducing Unhandled Prescriptions in Delta Surya Sidoarjo Hospital based on The Analysis of Personal Factors, Social Factors, Service

Quality, Rationality Types and Preferences of the Patients

The Pharmacy Unit is regarded as an important unit in a hospital, since it has obviously given financial benefits for the hospital revenue. Therefore the Pharmacy Unit should be managed optimally.

Delta Surya Sidoarjo Hospital is a C type private hospital with 144 beds, owned by Delta Surya Foundation. Pharmacy Unit in Delta Surya Sidoarjo Hospital is divided into two section, the in-patient unit and the out-patient unit.

Prescriptions given by the doctors are unhandled in about 44,48% every year by the out-patiet Pharmacy Unit. This has been lasts for few years, 2012-2014 as observed, causing the management to be curious about the real cause of the problem.

This was a descriptive research conducted cross-sectionally in February – May 2015 at out-patient Pharmacy Unit. Data was collected through questionnaires. The population was the out-patient customers, who bought and not bought the prescribed medicines in Delta Surya Hospital. One hundred-and-eighty five samples were taken from the total population. The method for sample selection from the customers was accidental sampling. After the collecting stage, data was analyzed using SPSS statistical programmes in frequency distribution, cross tabulation and logistic regression analysis.

The research aimed to show connection between variables ( age, job, salary, buying experience, reference, rationality types, preference type and service quality) to the choice of out-patient pharmacy unit utilization. The significance in statistical tests and meaningful percentage in cross tabulation were the indicators.

The result of statistical analysis show some important points such as the existence of outside-hospital-buying reference from both internal and external referral. The analysis also show respondent’s perception in service quality in every dimension.

(10)

This research also found that in a this particular hospital there was no connection between respondent’s type of rationality and preferences type to their choice of place to buy medical prescription.

The research recommend certain efforts as follows: for the hospital to manage its price strategy and reducing waiting time in pharmacy service by adding more staffs and pharmacy counter. It is also necessary to increase service quality, as the research has shown low-estimation of service quality in Pharmacy Unit which perceived by the customers.

(11)

ABSTRACT

Efforts in Reducing Unhandled Prescriptions in Delta Surya Sidoarjo Hospital based on The Analysis of Personal Factors, Social Factors, Service

Quality, Rationality Types and Preferences of the Patients

Pharmacy Unit has obviously given financial benefits for the hospital revenue. In Delta Surya Sidoarjo Hospital, which is a C type private hospital with 144 beds,prescriptions given by the doctors are unhandled in about 44,48% every year by the out-patiet Pharmacy Unit in 2012-2014.This research aimed to show connection between variables ( age, job, salary, buying experience, reference, rationality types, preference type and service quality) to the choice of out-patient pharmacy unit utilization. This was a descriptive research conducted cross-sectionally in February – May 2015 at out-patient Pharmacy Unit, with 185 samples taken from the total population. The research gave result that there was no connection between respondent’s personal and social factors to their type of rationality, but there was a connection between personal and social factors to their preferences type. Respondent’s personal and social factors could influence their choice of place to buy medical prescription. The strongest factor which influenced respondent’s choice was evidently their past experience and perceptions of service quality. Also found that there was no connection between respondent’s type of rationality and preferences type to their choice of place to buy medical prescription in particular hospital as done in ths research.The recommendations were as follows: to manage the price strategy and reduce waiting time in pharmacy service by adding more staffs and pharmacy counter. It is also necessary to increase service quality, as the research has shown low-estimation of service quality in Pharmacy Unit which perceived by the customers.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ... i

SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN GELAR ... iv

PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, ISTILAH ... xxiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

2.1.1 Standar Pelayanan dan Sarana Prasarana Instalasi Farmasi ... 25

2.1.2 Sumber Daya Manusi Farmasi Rumah Sakit ... 28

2.1.3 Fasilitas dan Peralatan ... 30

2.1.4 Perbekalan Farmasi ... 34

2.1.5 Pelayanan Kefarmasian ... 37

(13)

2.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 49

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Konsumen ... 50

2.5 Selera (Preferences) ... 55

2.5.1 Pengertian Selera ... 55

2.5.2 Jenis Preferensi... 56

2.5.3 Sifat Dasar Preferensi Konsumen ... 57

2.6 Teori Pilihan Rasional ... 58

3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 73

3.2. Penjelasan Kerangka Konseptual Penelitian ... 74

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 76

4.3.4. Teknik Pengambilan Sampel... 79

4.3.5. Instrumen Penelitian... 80

4.4. Kerangka Operasional ... 81

4.5. Variabel Penelitian, Definisi, dan Pengukuran Variabel ... 83

4.5.1. Variabel Penelitian ... 83

4.5.2. Definisi Operasional Variabel ... 85

4.6. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ... 97

4.6.1. Teknik Pengumpulan Data ... 97

4.6.2. Instrumen Pengumpulan data Penelitian ... 97

4.6.3. Uji Validitas dan Reabilitas ... 96

4.7. Pengolahan dan Analisis Data ... 97

4.7.1. Pengolahan Data... 98

4.7.2. Analisis Data ... 99

BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN ... 101

5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo ... 101

5.1.1. Profil Rumah Sakit ... 101

5.1.2. Visi dan Misi ... 102

(14)

5.1.5. Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... 110 5.2. Gambaran Faktor Pribadi, Faktor Sosial, Mutu Pelayanan,

Tipe Rasionalitas, dan Jenis Preferensi Responden ... 110 5.2.1. Faktor Pribadi ... 111 5.2.2. Faktor Sosial (Referensi)... 113 5.3. Gambaran Tipe Rasionalitas dan Jenis Preferensi Pasien di

Unit Rawat Jalan RS Delta Surya Sidoarjo ... 116 5.4. Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi Berdasarkan Penilaian

Responden... 120 5.5. Pengaruh Faktor Pribadi dan Faktor Sosial Terhadap Mutu

Pelayanan, Tipe Rasionalitas dan Jenis Preferensi ... 134 5.5.1. Pengaruh Faktor Pribadi (Usia, Pekerjaan, Penghasilan,

Jaminan Biaya Pengobatan dan Pengalaman) dan Faktor Sosial (Referensi)Terhadap Penilaian Responden Tentang Mutu Pelayanan di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo ... 135 5.5.2. Pengaruh Faktor Pribadi dan Faktor Sosial Terhadap

Tipe Rasionalitas Responden di Instalasi Farmasi

RS Delta Surya Sidoarjo ... 138 5.5.3. Pengaruh Faktor Pribadi (Usia, Pekerjaan, Penghasilan,

Jaminan Biaya Pengobatan dan Pengalaman) dan Faktor Sosial (Referensi) Terhadap Jenis Preferensi Responden di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo ... 145 5.6. Pengaruh Faktor Pribadi (Usia, Pekerjaan,Penghasilan

Jaminan Biaya Pengobatan, dan Pengalaman) dan Faktor Sosial (Referensi) Terhadap Pilihan Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidaoarjo ... . 147 5.7. Analisis Pengaruh Tipe Rasionalitas dan Preferensi Pasien

Terhadap Pilihan Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi

RS DeltaSurya Sidoarjo ... 153 5.7.1. Analisis Tipe Rasionalitas Terhadap Pilihan Untuk

Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya

Sidoarjo ... 153 5.7.2. Analisis Jenis Preferensi Pasien Terhadap Pilihan

Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta

Surya Sidoarjo ... 155 5.8. Pengaruh Mutu Pelayanan(inter action quality, physical

environment quality, dan outcome quality) Terhadap Pilihan Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya

Sidoarjo ... 157 5.9. Isu Strategis ... ..160 5.10.Rekomendasi Untuk Menurunkan Jumlah Resep Lolos di

(15)

BAB 6 PEMBAHASAN ... 168

6.1. Pengaruh Faktor Pribadi (Usia, Pekerjaan, Penghasilan , Jaminan Biaya Pengobatan dan Pengalaman) serta Faktor Sosial (Referensi) terhadap Tipe Rasionalitas dan Jenis Preferensi Pasien Rawat Jalan di RS Delta Surya Sidoarjo ... 168

6.2. Pengaruh Faktor Pribadi (Usia, Pekerjaan, Penghasilan, Jaminan Biaya Pengobatan dan Pengalaman) serta Faktor Sosial (Referensi) terhadap Pilihan Untuk Membeli Obat di RS Delta Surya Sidoarjo ... 170

6.3. Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Pilihan Pasien Rawat Jalan Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo ... 172

6.4. Pengaruh Tipe Rasionalitas Pasien Terhadap Pilihan Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo . 174 6.5. Pengaruh Jenis Preferensi Pasien Terhadap Pilihan Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo . 176 BAB 7 PENUTUP ... 177

7.1 Kesimpulan ... 177

7.2 Saran ... 179

7.1.1 Saran Bagi Manajemen Rumah Sakit ... 179

7.1.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ... 181

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Data Jumlah Resep Lolos di Instalasi Farmasi RS Delta

Surya Sidoarjo Tahun 2012-2014 ... 3 Tabel 2.1

Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 4.1

Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas Pada Instalasi Farmasi RS Kelas C Tipe Rasionalitas dan Variabelnya

Tipe Tindakan Weber dan Cirinya ... Variabel, Definisi Operasional, Metode Pengukuran dan Skala Data ...

Daftar Karyawan RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 Distribusi Karyawan RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... Daftar Tenaga Medis RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015...

104

104

105 Tabel 5.4 Daftar Tenaga Non Medis Rumah Sakit Delta Surya

Tahun 2015... 106 Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Unit

Rawat Jalan RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 112 Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Unit

Rawat Jalan RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015... 113 Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan di

Unit Rawat Jalan RS Delta Surya Sidoarjo Tahun

2015... 113 Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 114 Tabel 5.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Penjamin Biaya

Pengobatan di RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015... 115 Tabel 5.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Referensi

Tempat Membeli Obat di Unit Rawat Jalan RS Delta

Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 115 Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Pihak Yang Memberikan

Referensi Mengenai Tempat Membeli Obat Kepada Responden di Unit Rawat Jalan RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 116 Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Tempat Membeli Obat yang

Direferensikan Oleh Pemberi Referensi kepada Responden di Unit Rawat Jalan RS Delta Surya tahun

2015 ... 117 Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Intensitas Pengaruh dari Pemberi

Referensi Terhadap Responden di Unit Rawat Jalan RS

(17)

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 5.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe Rasionalitas di Unit Rawat Jalan RS Delta Surya Sidoarjo Tahun

2015 ... 118 Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Jenis Preferensi Responden di Unit

Rawat Jalan RS Delta Surya Sidoarjo Tahun ... 120 Tabel 5.16 Perbandingan Penilaian Responden Terhadap

Interaction Quality di Instalasi Farmasi RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015... 121 Tabel 5.17 Perbandingan Penilaian Responden Terhadap Sikap

(Attitude) Petugas Instalasi Farmasi di RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 122 Tabel 5.18 Perbandingan Penilaian Responden Terhadap Perilaku

(Behavior) Petugas Instalasi Farmasi di RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 123 Table 5.19 Perbandingan Penilaian Responden Terhadap Keahlian

(Expertise) Petugas Instalasi Farmasi di RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 124 Tabel 5.20 Perbandingan Penilaian Responden Terhadap Physical

Environment Quality di Instalasi Farmasi RS Delta

Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 125 Tabel 5.21 Perbandingan Penilaian Responden Terhadap Ambient

Conditions di Instalasi Farmasi RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 127 Tabel 5.22 Perbandingan Penilaian Responden Terhadap Design di

Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 128 Tabel 5.23 Perbandingan Penilaian Responden Terhadap Social

Factors di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo

Tahun 2015 ... 129 Tabel 5.24 Penilaian Responden Terhadap Outcome Quality di

Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 130 Tabel 5.25 Penilaian Responden Terhadap Waiting Time di

Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 132 Tabel 5.26 Penilaian Responden Terhadap Tangibles di Instalasi

Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 133 Tabel 5.27 Penilaian Responden Terhadap Kesan Akhir (Valence)

di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo Tahun

2015 ... 134 Tabel 5.28 Hasil Tabulasi Silang Antara Pengalaman Membeli

Obat dan Penilaian Responden Terhadap Interaction Quality di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo

(18)

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 5.29 Hasil Tabulasi Silang Antara Pengalaman Membeli Obat dan Penilaian Responden Terhadap Physical Environment Quality di Instalasi Farmasi RS Delta

Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 135 Tabel 5.30 Hasil Tabulasi Silang Antara Pengalaman Membeli

Obat dan Penilaian Responden Terhadap Outcome Quality di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo

Tahun 2015 ... 136 Tabel 5.31 Hasil Tabulasi Silang Antara Ada/Tidaknya Jaminan

Biaya Pengobatan dan Penilaian Responden Terhadap Interaction Quality di Unit Rawat Jalan RS Delta

Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 136 Tabel 5.32 Hasil Tabulasi Silang Antara Ada/Tidaknya Jaminan

Biaya Pengobatan dan Penilaian Responden Terhadap Physical Environment Quality di Unit Rawat Jalan RS

Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 137 Tabel 5.33 Hasil Tabulasi Silang Antara Ada/Tidaknya Jaminan

Biaya Pengobatan dan Penilaian Responden Terhadap Outcome Quality di Unit Rawat Jalan RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 137 Tabel 5.34 Hasil Tabulasi Silang Antara Usia dengan Tipe

Rasionalitas Responden di Unit Rawat Jalan RS Delta

Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 138 Tabel 5.35 Hasil Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dengan Tipe

Rasionalitas Responden di Unit Rawat Jalan RS Delta

Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 139 Tabel 5.36 Hasil Tabulasi Silang Antara Penghasilan dengan Tipe

Rasionalitas Responden di Unit Rawat Jalan RS Delta

Surya Sidoarjo Tahun 2015 140

Tabel 5.37 Hasil Tabulasi Silang Antara Pengalaman Membeli Obat dengan Tipe Rasionalitas Responden di Unit rawat

Jalan RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 140 Tabel 5.38 Hasil Tabulasi Silang Antara Ada/Tidaknya Jaminan

Biaya Pengobatan dengan Tipe Rasionalitas Responden di Unit Rawat Jalan RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 141 Tabel 5.39 Hasil Tabulasi Silang Antara Ada/Tidaknya Referensi

untuk Membeli Obat dengan Tipe Rasionalitas Responden di Unit Rawat Jalan RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 141 Tabel 5.40 Pengaruh Faktor Pribadi (Usia, Pekerjaan, Penghasilan

dan Pengalaman)dan Faktor Sosial (Referensi) terhadap Tipe Rasionalitas Responden di Unit Rawat Jalan RS

(19)

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 5.41 Pengaruh Faktor Pribadi (Usia, Pekerjaan, Penghasilan, Pengalaman dan Jaminan Biaya Pengobatan) dan Faktor Sosial (Referensi) terhadap Jenis Preferensi Responden di Unit Rawat Jalan RS

Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 144 Tabel 5.42 Hasil Tabulasi Silang Antara Usia Responden dengan

Pilihan Untuk Membeli Obat di RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 147 Tabel 5.43 Hasil Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Responden

dengan Pilihan Untuk Membeli Obat di RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 148 Tabel 5.44 Hasil Tabulasi Silang Antara Penghasilan Responden

dengan Pilihan Untuk Membeli Obat di RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 148 Tabel 5.45 Hasil Tabulasi Silang Antara Pengalaman Responden

dengan Pilihan Untuk Membeli Obat di RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015 ... 149 Tabel 5.46 Hasil Tabulasi Silang Antara Ada/Tidaknya Jaminan

Biaya Pengobatan dengan Pilihan Untuk Membeli Obat

di RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 149 Tabel 5.47 Hasil Tabulasi Silang Antara Referensi Tempat

Membeli Obat dengan Pilihan Untuk Membeli Obat di

RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 150 Tabel 5.48 Hasil Tabulasi Silang Antara Tempat yang

Direferensikan dengan Pilihan Untuk Membeli Obat di

RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 151 Tabel 5.49 Pengaruh Faktor Pribadi (Usia, Pekerjaan,

Penghasilan dan Pengalaman) dan Faktor Sosial (Referensi) terhadap Pilihan Responden Untuk

Membeli Obat di RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 151 Tabel 5.50 Tabulasi Silang Antara Tipe Rasionalitas dan Pilihan

Responden Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi

RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015 ... 154 Tabel 5.51 Pengaruh Tipe Rasionalitas Terhadap Pilihan

Responden Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi

RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015... 155 Tabel 5.52 Tabulasi Silang Antara Jenis Preferensi Responden dan

Pilihan Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS

Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015... 156 Tabel 5.53 Pengaruh Jenis PreferensiTerhadap Pilihan Responden

Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta

(20)

Nomor Judul Tabel Halaman Tabel 5.54 Tabulasi Silang Antara Penilaian Responden tentang

Interaction Quality dan Pilihan Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo Tahun

2015... 157 Tabel 5.55 Tabulasi Silang Antara Penilaian Responden tentang

Physical Environment Quality dan Pilihan Untuk Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015... 158 Tabel 5.56 Tabulasi Silang Penilaian Responden tentang Outcome

Quality dan Pilihan Untuk Membeli Obat di Instalasi

Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2015... 158 Tabel 5.57 Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Pilihan Untuk

Membeli Obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya

Sidoarjo Tahun 2015... 159 Tabel 5.58 Rekapitulasi Variabel, Data dan Isu Strategis... 161 Tabel 5.59 Telaah Peneliti dan Rekomendasi Berdasarkan Isu

Strategis ... 164

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1. Penjelasan Penelitian ... 185

Lampiran 2. Surat Pernyataan Persetujuan Ikut Penelitian ... 188

Lampiran 3. Sertifikat Lolos Kaji Etik Penelitian ... 189

Lampiran 4. Kuisioner 1 ... 190

Lampiran 5. Kuisioner 2 ... 193

Lampiran 6. Kuisioner 3.. ... 195

Lampiran 7. Kuisioner 4 ... 198

Lampiran 8. Uji Statistik... 203

(22)

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang:

n = Jumlah

% = Persen

β = Probabilitas kebenaran p = Nilai signifikasi < = Lebih kecil dari > = Lebih besar dari

Daftar Singkatan:

PR = Prevalence Risk

RS = Rumah Sakit

(23)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Praktek kefarmasian di rumah sakit mengalami pergeseran secara bertahap.

Pergeseran tersebut meliputi paradigma teknis yang menekankan pada produk

obat dan peracikan, berubah menjadi pendekatan yang lebih berorientasi kepada

pelayanan pasien dan penanganan pasien secara komprehensif. Instalasi Farmasi

merupakan salah satu revenue center utama di rumah sakit. Pendapatan yang

disumbangkan oleh Instalasi Farmasi bagi rumah sakit sangat berguna untuk biaya

operasional pelayanan kesehatan di rumah sakit. Di lain pihak, anggaran

pembelian obat juga menelan biaya yang cukup besar, oleh sebab itu diperlukan

kesiapan dan kematangan dalam segala aspek pengelolaannya untuk

meningkatkan profit di bidang pelayanan kefarmasian termasuk dengan

meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian.

Rumah Sakit Delta Surya adalah Rumah Sakit Umum swasta kelas C di

Sidoarjo yang berdiri sejak tahun 1990 dan memiliki 142 tempat tidur. Fasilitas

pelayanan yang ada meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan IGD 24 jam,

tindakan operatif, rawat inap dan penunjang medik yang terdiri dari laboratorium,

radiologi dan farmasi.

Pedoman penggunaan obat di RS Delta Surya Sidoarjo saat ini adalah

formularium obat yang ditetapkan berdasarkan usulan dari staf medis fungsional,

(24)

Rumah Sakit. Formularium obat berlaku selama satu tahun sejak tanggal

ditetapkannya. Pengadaan perbekalan farmasi bersifat metode pembelian

langsung. Pembelian obat, alat kesehatan dan barang-barang lain yang

berhubungan dengan pelayanan farmasi dilakukan dengan membuat surat pesanan

harian yang dikirimkan kepada distributor utama dari produk yang diinginkan.

Sumber Daya Manusia di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo

terdiri dari: 2 orang apoteker, 22 orang tenaga teknis kefarmasian (asisten

apoteker) dan 2 tenaga administrasi yang bertugas di pelayanan farmasi rawat inap

maupun rawat jalan. Tenaga medis yang ada di RS Delta Surya Sidoarjo terdiri

dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis. Sebagian

besar tenaga medis berstatus sebagai dokter non organik yang memiliki Surat Izin

Praktek di RS Delta Surya Sidoarjo.

Manajemen RS Delta Surya Sidoarjo menetapkan target besarnya jumlah

resep lolos di unit rawat jalan diharapkan tidak melebihi 10 %. Pada pengamatan

selama periode 6 hingga 19 Oktober 2014 di seluruh poliklinik rawat jalan RS

Delta Surya Sidoarjo, didapatkan rata-rata 94% pasien rawat jalan mendapatkan

resep. Dari data laporan tahunan RS Delta Surya Sidoarjo selama 2012 sampai

dengan 2014, dapat dilihat bahwa jumlah resep yang lolos di Instalasi Farmasi

adalah rata-rata sebesar 44,48% dari total jumlah pasien yang mendapatkan resep.

(25)

Tabel 1.1 Data Jumlah Resep Lolos di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2012-2014

No. Klinik

Pasien Mendapatkan Resep

(Berdasarkan Pengamatan) Lembar Resep Dilayani di Instalasi Farmasi Lembar Resep Lolos Di Instalasi Farmasi Lembar Resep Rata-rata Lolos di Instalasi Farmasi 2012-2014

2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014

N % n % n % n % n % N % n % N % n % N %

1. Klinik Umum 21782 95 28890 95 29506 95 18868 86,62 28210 97,65 28305 95,93 2914 13,38 680 2,35 1201 4,07 1598 6,60

2. Spesialis Anak 16178 95 20555 95 20738 95 10396 64,26 13392 72,82 13494 65,07 5782 35,74 7163 27,18 7244 34,93 6729 32,62

3. Spesialis Obgyn 5792 95 5683 95 5566 95 3432 58,25 2896 50,95 3157 56,71 2360 40,75 2787 49,04 2409 43,28 2518 44,36

4. Spesialis Penyakit

Dalam 6465 95 8195 95 8825 95 3479 53,81 4460 54,42 4939 55,96 2986 46,19 3735 45,58 3886 44,03 3536 45,27 5. Spesialis Mata 1866 90 2130 90 2374 90 842 45,12 1021 47,93 1076 45,32 1024 54,88 1109 52,06 1298 54,68 1144 53,87

6. Spesialis THT 3127 95 3.111 95 3571 95 1794 57,37 1836 59,02 2102 58,86 1333 42,63 1275 40,98 1469 41,14 1359 41,58

7. Spesialis Syaraf 1427 95 1819 95 1744 95 620 43,45 801 44,03 789 45,24 807 56,55 1018 55,96 955 54,76 927 55,76

8. Spesialis Jantung 1987 95 1936 95 1899 95 700 35,23 899 46,43 708 37,28 1287 64,77 1037 53,56 1191 62,72 1172 60,35

9. Spesialis Paru 1060 95 1583 95 1337 95 494 46,60 740 46,75 633 47,34 566 53,40 843 53,25 704 52,66 704 53,10

10.

Spesialis Kulit dan

Kelamin 1670 95 2021 95 2339 95 1468 87,90 1767 87,43 1963 83,92 202 12,09 254 12,57 376 16,08 277 13,58

(26)

No. Klinik

Pasien Mendapatkan Resep

(Berdasarkan Pengamatan) Lembar Resep Dilayani di Instalasi Farmasi Lembar Resep Lolos Di Instalasi Farmasi Lembar Resep Rata-rata Lolos di Instalasi Farmasi 2012-2014

2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014

N % N % n % n % n % n % n % n % n % n %

11. Spesialis Bedah

Umum 1376 95 1602 95 1616 95 648 47,09 812 50,69 727 44,98 728 52,91 790 49,31 889 55,01 802 52,41

12. Spesialis Bedah

Syaraf 188 95 85 95 52 95 111 59,04 43 50,59 27 51,92 77 40,96 42 49,41 25 48,07 48 46,15

13. Spesialis Bedah

Urologi 353 95 438 95 534 95 158 44,76 206 47,03 253 47,38 195 55,24 232 47,03 281 52,62 236 51,45

14. Spesialis Kepala

dan Leher 87 85 130 85 165 85 38 43,68 57 43,85 72 43,64 49 56,32 73 56,15 93 56,36 72 56,28

15. Spesialis Bedah

Orthopedi 1626 95 1608 95 1501 95 784 48,22 771 47,95 637 42,44 842 51,78 837 52,05 864 57,56 848 53,80 Rata-rata

Per klinik 4332 94 5319 94 5668 94 2992 54,76 3860 56,50 3925 54,80 1410 45,17 1458 43,10 1526 45,20 1465 44,48

Total 64984 79786 85021 43832 57911 58882 21152 20056 22885 21970

Sumber : Data Laporan Tahunan RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2012-2014

(27)

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa berdasarkan pengamatan, persentase

pasien mendapatkan resep adalah tertinggi 95 % dari jumlah pasien yang berobat

di poli umum, spesialis anak, spesialis obsgyn, spesialis penyakit dalam, spesialis

THT, spesialis syaraf, spesialis jantung, spesialis paru, spesialis kulit dan

kelamin, spesialis bedah umum, spesialis bedah syaraf, spesialis bedah urologi

dan spesialis bedah orthopedi. Sedangkan persentase pasien mendapatkan resep

yang terendah adalah di poli bedah kepala dan leher yaitu sebanyak 85% dari

jumlah pasien berobat. Bila dilihat dari masing-masing poliklinik, persentase

resep lolos terbanyak adalah dari poli spesialis jantung yaitu sebesar rata-rata

60,35 % per tahun, dan terendah adalah dari klinik umum, sebesar 6,60 % per

tahun.

Pada wawancara pendahuluan yang dilakukan terhadap tiga puluh orang

pasien poliklinik rawat jalan untuk mengetahui alasan mereka membeli atau tidak

membeli obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo, didapatkan hasil

wawancara sebagai berikut:

1. Pasien yang membeli obat di Instalasi Farmasi rumah sakit memberikan

alasan yang bervariasi antara lain karena merasa membeli obat di rumah sakit

lebih praktis karena obat dapat langsung dibawa pulang, meskipun pasien

menyadari harganya lebih mahal dibandingkan apotek lain. Alasan lain yang

diberikan pasien yang berbeda adalah membeli obat karena kepesertaannya di

asuransi yang bekerja sama dengan RS Delta Surya Sidoarjo. Ada pula

pasien yang mengatakan alasan membeli obat di rumah sakit karena sudah

(28)

2. Pasien yang tidak membeli obat di Instalasi Farmasi rumah sakit memberikan

alasan pelayanan obat di RS Delta Surya Sidoarjo lama, harga obat lebih

mahal bila dibandingkan di tempat lain dan obat yang dibutuhkan sering

tidak tersedia. Ada pula pasien yang menyatakan sudah mempunyai apotek

langganan sendiri dan selalu membeli obat di tempat tersebut.

Pelayanan resep di Instalasi Farmasi rumah sakit meliputi resep dari unit

rawat inap, instalasi gawat darurat dan unit rawat jalan. Pada umumnya resep dari

unit rawat inap seluruhnya dapat dilayani oleh Instalasi Farmasi karena pasien

rawat inap telah secara total mempercayakan pengobatannya di rumah sakit yang

meliputi perawatan, tindakan medis dan pelayanan farmasi. Demikian pula dengan

pasien dari instalasi gawat darurat, karena kondisi kegawatan yang dialami pasien

pada umumnya obat yang diresepkan dokter cenderung untuk segera dibeli di

Instalasi Farmasi rumah sakit oleh pasien atau keluarganya agar

kegawatdaruratannya dapat segera teratasi.

Pasien rawat jalan memiliki karateristik yang berbeda, setelah berkonsultasi

dengan dokter dan mendapatkan resep, pasien memiliki otoritas untuk

memutuskan membeli obat atau tidak membeli obat serta dimana obat tersebut

akan dibeli. Dengan kata lain pasien rawat jalan menjadi penentu akhir dalam

keputusan pembelian obat di rumah sakit. Beberapa rumah sakit berusaha

meminimalkan kemungkinan lolosnya resep rawat jalan dengan berbagai cara,

salah satunya dengan penetapan formularium dan pemberlakuan resep elektronik

dimana pasien langsung diarahkan untuk membeli obat di Instalasi Farmasi

(29)

formularium sudah ada meskipun kepatuhannya masih di bawah 100% dan resep

masih ditulis di lembar resep dan diberikan kepada pasien setelah pemeriksaan

dokter, sehingga pada akhirnya pasien sendiri yang akan menentukan keputusan

pembelian obat. Keputusan pilihan pasien akan dipengaruhi oleh kondisi

penyakitnya, faktor sosiodemografis yaitu faktor budaya, sosial, pribadi (usia,

pekerjaan, penghasilan, pengalaman dan gaya hidup) serta faktor psikologi.

Penyebab lain adalah tipe rasionalitas pasien itu sendiri. Teori tindakan

rasional dari Max Weber yang berbasis ilmu sosiologi menjelaskan bahwa pasien

sebagai individu memiliki tipe rasionalitas yang berbeda dan menjadi dasar dalam

setiap tindakannya. Perilaku pasien dalam memutuskan pilihan untuk membeli

atau tidak membeli obat dipengaruhi oleh tipe rasionalitasnya. Teori ini dikenal

sebagai Rational Choice Theory yang berpendapat bahwa tindakan didasarkan

pada pertimbangan logis terkait tujuan, nilai yang dianut, pengalaman, emosi dan

kebiasaan atau tradisi (Wallace,1990). Dengan adanya berbagai alasan pembelian

obat yang dikemukakan pasien pada wawancara pendahuluan dan semakin

banyaknya pilihan tempat pembelian obat di sekitar RS Delta Surya Sidoarjo,

maka rasionalitas pasien dalam bertindak menjadi penting untuk diperhatikan.

Jenis preferensi juga dapat berpengaruh bagi pilihan yang diambil oleh

pasien. Setiap individu memiliki proses pembentukan jenis preferensi yang

berbeda. Preferensi individu tertentu merupakan jenis yang terbentuk melalui

keinginannya untuk selalu mengetahui atribut produk yang akan dibeli secara

detail untuk kemudian membandingkannya dengan atribut serupa pada produk

(30)

dipelajari karena preferensi konsumen terhadap suatu produk/merek barang atau

jasa adalah tahap awal yang mendasari pilihan yang akan dibuat oleh konsumen

tersebut (Bass,2011).

Jumlah resep yang masuk dan dilayani di Instalasi Farmasi merupakan salah

satu indikator kualitas pelayanan di Instalasi Farmasi. Semakin baik penilaian

pasien terhadap mutu pelayanan, akan mendorong pemanfaatan Instalasi Farmasi

yang semakin tinggi dalam wujud banyaknya cakupan resep yang dilayani,

demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan data dan informasi di atas, maka masalah yang diangkat dalam

penelitian ini adalah tingginya resep rawat jalan yang lolos di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo , yaitu sebesar rata-rata 44,48 % per tahun dari

tahun 2012 sampai 2014.

1.2 Kajian Masalah

Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka dapat

dilakukan identifikasi faktor yang dapat menyebabkan tingginya resep rawat jalan

yang lolos di Instalasi Farmasi RS Delta Surya seperti yang terdapat dalam

(31)

Budaya

Gambar 1.1 Bagan Kajian Masalah

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa banyak faktor yang mungkin

mempengaruhi banyaknya lembar resep rawat jalan yang lolos di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo, yaitu:

1. Faktor Konsumen/Pasien

a. Faktor Budaya

Budaya adalah segala sesuatu yang mempengaruhi proses berpikir dan

berperilaku seseorang. Karakteristik pengguna jasa Instalasi Farmasi bisa

dipengaruhi oleh faktor budaya, apabila budaya yang ada di sekitar individu

Faktor Rumah Sakit:

1. SDM (Dokter dan Petugas Farmasi)

3. Koordinasi dan Integrasi antar unit

a. Kelompok Acuan/Reference Group

b. Keluarga c. Peran dan Status 3. Pribadi

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup b. Pekerjaan

c. Penghasilan d. Pengalaman e. Gaya Hidup

f. Kepribadian dan Konsep Diri 4. Psikologi

a. Motivasi b. Persepsi c. Learning

d. Keyakinan dan Sikap 5. Tipe rasionalitas

6. Jenis preferensi

(32)

mendukung untuk melakukan pembelian suatu barang, maka individu tersebut

memiliki kecenderungan positif untuk melakukan pembelian barang tersebut.

Bila seseorang memiliki budaya yang meyakini pengobatan secara medis,

maka kecenderungan untuk membeli obat yang diresepkan oleh dokter akan

tinggi. Sebaliknya apabila individu memiliki budaya yang meyakini

pengobatan tradisional/alternatif, maka individu tersebut memiliki

kecenderungan negatif untuk membeli obat yang diresepkan oleh dokter, dan

memilih pengobatan alternatif.

b. Faktor Sub-budaya

Karakteristik pembeli dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, domisili dan ukuran keluarga. Pada usia produktif dimana

kesadaran untuk menjaga kesehatan untuk bisa tetap produktif tinggi akan

menimbulkan kecenderungan positif untuk memilih tempat pembelian obat

yang paling praktis karena keinginan untuk segera sembuh.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama

dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hirarkis, dan keanggotaannya

memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa. Apabila seseorang berasal

dari kelas sosial dengan status yang lebih tinggi maka akan memilih untuk

membeli barang di tempat yang menunjang prestige mereka dengan harga

yang lebih tinggi. Sedangkan kelas sosial yang lebih rendah cenderung

membeli sesuai dengan kemampuannya saja dan memilih tempat yang

(33)

tentunya tergantung bagaimana RS Delta Surya Sidoarjo dipandang oleh

masyarakat, apabila pasien dengan kelas sosial tinggi menganggap membeli

obat di rumah sakit lebih bergengsi daripada membeli di apotek luar, maka

anggapan tersebut akan mendorongnya untuk memilih melakukan pembelian

obat di rumah sakit. Sedangkan apabila pandangan itu dimiliki oleh pasien

dengan kelas sosial yang lebih rendah, maka akan berbeda.

d. Kelompok Acuan/Reference Group

Kelompok acuan yang memberikan referensi pada seseorang terdiri dari

seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Orang umumnya sangat

dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka karena tertarik dengan perilaku

atau gaya hidup tertentu sehingga orang tersebut kan berusaha untuk

menyesuaikan diri. Proses penyesuaian diri tersebut seringkali menimbulkan

tekanan dalam diri orang tersebut untuk mengikutinya. Misalnya ada keluarga

atau teman dekat yang merekomendasikan pembelian obat di Instalasi

Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo, maka rekomendasi dari lingkungan dekat

seperti ini dapat berpengaruh positif terhadap pilihan pasien tersebut dalam

membeli obat di tempat yang direferensikan. Sebaliknya bila referensi yang

diberikan adalah untuk membeli obat di apotek lain, maka referensi tersebut

akan menghasilkan kecenderungan negatif terhadap pilihan membeli obat di

(34)

e. Keluarga

Keluarga adalah kelompok yang paling dekat dengan seseorang dan

berpengaruh besar terhadap keputusannya. Adanya anak dalam keluarga

menyebabkan lebih tingginya kunjungan ke fasilitas kesehatan dan pada

umumnya juga melakukan pembelian obat atau vitamin ditempat yang sama

dengan alasan ingin anak segera mendapatkan obat. Namun pelayanan

Instalasi Farmasi yang lama dapat menyebabkan keluarga yang membawa

anak kecil tidak jadi membeli obat karena tidak ingin menunggu terlalu lama

di rumah sakit.

f. Peran dan Status

Keputusan pembelian obat seseorang dipengaruhi oleh peran dan status

yang dimilikinya. Seorang berstatus pimpinan sebuah perusahaan akan lebih

mudah tidak puas dengan pelayanan yang diterimanya, misalnya karena

pelayanan dianggap lama, ruang tunggu kurang nyaman, obat yang tersedia

kurang lengkap sehingga akan mempengaruhi keputusannya untuk memilih

membeli obat di tempat tersebut.

g. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Sepanjang hidupnya orang akan mengalami berbagai hal yang mungkin

akan menyebabkan dirinya memerlukan pengobatan. Pasien dalam rentang

usia muda dan tua memiliki kebutuhan jenis pengobatan yang berbeda.

Konsumen berusia muda dengan kondisi sakit ringan terkadang menunda

untuk membeli obat yang diresepkan dokter karena merasa tidak terlalu

(35)

mengkonsumsi obat secara rutin pada umumnya memutuskan untuk membeli

obat di tempat yang sama dengan pertimbangan waktu, tenaga dan

kemudahan lainnya.

h. Pekerjaan

Seseorang dengan jenis pekerjaan tertentu dapat saja memiliki

pertimbangan yang berbeda dengan orang yang memiliki jenis pekerjaan

lainnya dalam hal memutuskan membeli obat di suatu tempat. Apabila

pekerjaannya menuntut untuk segera sembuh maka secepatnya ia akan

membeli obat yang diresepkan dokter di tempat terdekat, sedangkan orang

dengan jenis pekerjaan yang memiliki fleksibilitas waktu yang tinggi

mungkin tidak langsung membeli obat di tempat tertentu dan masih memiliki

waktu untuk mencari alternatif tempat lain yang lebih murah, lebih lengkap.

i. Penghasilan

Penghasilan seseorang menentukan situasi ekonomi yang berpengaruh

terhadap keputusannya membeli. Masing-masing individu dengan

penghasilan yang berbeda akan menggunakannya untuk membeli barang yang

diperlukan dengan harapan akan memperoleh kepuasan yang maksimum.

Apabila kemampuan finansial yang ditunjang oleh penghasilannya cukup

tinggi maka akan mendorong niat pasien untuk membeli obat, sebaliknya

apabila kemampuan finansialnya rendah maka akan menjadi penghambat

(36)

j. Pengalaman

Pengalaman merupakan keadaan yang pernah dialami oleh seseorang

dalam perjalanan hidupnya. Melalui pengalaman, seseorang mengingat,

belajar dan seringkali kemudian menjadikannya sebagai acuan dalam

tindakan selanjutnya. Pengalaman membeli obat di suatu tempat meliputi

kegiatan berkomunikasi dengan pemberi layanan, mendapatkan informasi,

proses menunggu hingga proses membayar. Bila pengalaman yang

didapatkan saat membeli obat baik, artinya pasien puas dengan pelayanannya,

pasien mendapatkan informasi yang ia butuhkan dari petugas apotik tersebut,

dan harga obat tidak lebih mahal dibandingkan tempat lain, maka pengalaman

ini akan berpengaruh positif terhadap kemungkinan pasien akan membeli obat

di tempat yang sama di kemudian hari.

k. Gaya Hidup

Keputusan seseorang membeli obat di suatu tempat dipengaruhi oleh gaya

hidup. Apabila orang tersebut memiliki gaya hidup mewah, maka ia

cenderung tidak mau mengkonsumsi obat generik, dan menginginkan obat

paten tanpa terlalu mempertimbangkan harga. Selain itu orang tersebut

mungkin tidak ingin menunggu dan mengharapkan obat diantar ke rumahnya,

sehingga ia akan lebih suka membeli di tempat yang melayani pengantaran

obat.

l. Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang memilki kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi

(37)

yang kooperatif dan toleran sehingga jarang mempermasalahkan bila dalam

proses pembelian obat di Instalasi Farmasi ia harus menunggu atau

menghadapi kondisi obat tidak lengkap sehingga harus diganti atau

dipesankan. Pada kunjungan berikutnya pun ia mungkin tetap akan membeli

obat di tempat yang sama. Berbeda halnya pada tipe kepribadian yang

cenderung kurang sabar, individu ini lebih mudah tidak puas dan l;ebih sering

menyampaikan keluhan apabila pelayanan yang didapatkan tidak sesuai

harapannya. Bila individu dengan kepribadian seperti tersebut di atas pernah

mengalami kondisi yang tidak menyenangkan saat membeli obat di Instalasi

Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo, kemungkinan besar ia tidak akan membeli

obat lagi ditempat yang sama.

m.Motivasi

Pasien yang datang ke rumah sakit tentunya didorong oleh motivasi yang

spesifik, yaitu ingin segera sembuh dari penyakitnya. Dalam hal ini motivasi

dapat menjadi pendorong bagi keputusan pasien tersebut untuk memilih

membeli obat di rumah sakit tersebut, karena bila harus membeli di tempat

lain mungkin waktu yang dibutuhkan lebih lama, obat yang diresepkan belum

tentu tersedia sehingga akan menghambat proses kesembuhannya.

n. Persepsi

Bagaimana RS Delta Surya Sidoarjo dipersepsikan oleh masyarakat, baik

dalam hal kualitas layanan maupun harga, akan mempengaruhi keputusan

pemanfaatannya. Apabila seseorang telah memiliki persepsi bahwa layanan

(38)

pengalamannya sendiri maupun pengalaman orang lain yang disampaikan

padanya, maka kemungkinan akan bepengaruh secara negatif terhadap

pilihannya untuk membeli obat di tempat tersebut.

o. Learning

Kebanyakan perilaku seseorang adalah hasil dari proses belajar. Keputusan

pasien dalam pembelian obat bisa didapat dari pengalaman sendiri maupun

pengalaman orang lain. Bila pengalaman sebelumnya mengecewakan,

misalnya harga obat jauh lebih mahal saat dibandingkan dengan tempat lain,

maka pada kesempatan berikutnya ia tidak akan membeli obat lagi di tempat

yang sama.

p. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan seseorang dapat terbentuk dari pemahaman dan pengalaman

pribadinya maupun dari pengaruh orang-oraang dan situasi di sekitarnya.

Keyakinan itu akan menghasilkan sikap untuk bertindak. Apabila pasien

sudah memiliki keyakinan bahwa Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo

menyediakan obat berkualitas, lengkap dengan harga terjangkau, maka

keyakinan itulah yang akan mendorongnya unuk melakukan pembelian obat

di tempat tersebut.

q. Tipe Rasionalitas

Tipe rasionalitas seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya,

termasuk pada proses pengambilan keputusan dalam pembelian. Dalam

Rational Choice Theory (RCT) yang dikembangkan dari ilmu sosiologi,

(39)

Zweckrational, Wertrational, Affectual dan Traditional. Tindakan

Zweckrational adalah tindakan yang didasari pertimbangan akan pentingnya

kesesuaian antara usaha yang dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam

ilmu ekonomi tindakan Zweckrational adalah tindakan yang berorientasi pada

kesesuaian antara cost yang dikeluarkan dan benefit yang didapat. Perilaku

pembelian obat di Instalasi Farmasi pada individu dengan tipe zweckrational

akan berbeda dengan tipe rasionalitas lainnya.

r. Jenis Preferensi

Preferensi adalah selera, rasa suka atau tidak suka seseorang terhadap

pilihan produk atau jasa. Dalam hal memutuskan untuk membeli obat,

seseorang memiliki preferensi masing-masing terhadap kategori obat generik

atau paten, harga murah atau mahal, obat ditunggu atau diantar dan hal-hal

lainnya, dimana akan mempengaruhi keputusannya untuk membeli. Jenis

preferensi menurut proses pembentukannya dapat digolongkan dalam dua

kategori yaitu preferensi berdasarkan atribut (attribute-based preference) dan

preferensi berdasarkan sikap (attitude-based preference).

2. Faktor Rumah Sakit

a. Sumber Daya Manusia

Pelayanan yang baik didukung oleh kualitas tenaga kerja yang baik dan

berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Kualitas tenaga kerja didukung

oleh jumlah dan kompetensi dari tenaga kerja. Komitmen dari petugas di

lingkungan rumah sakit, baik tenaga fungsional maupun struktural dalam

(40)

memiliki peranan penting. Sedangkan motivasi dokter dan petugas

farmasi untuk mendapatkan penghargaan atas prestasinya dapat

mempengaruhi kinerja yang dihasilkan, dalam hal ini pelayanan kepada

pasien.

b. Kebijakan Rumah Sakit

Kebijakan rumah sakit, terutama yang berhubungan dengan pelayanan

farmasi misalnya dalam hal pengadaan obat, persediaan dan pentarifan

sangat mempengaruhi kualitas layanan yang dihasilkan Instalasi Farmasi

yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat kepuasan

konsumen/pasien. Apabila kualitas layanan menurun dan berakibat pada

turunnya kepuasan pasien, maka kemungkinan terjadinya resep lolos akan

semakin besar.

c. Mutu Pelayanan

Mutu pelayanan adalah kualitas pelayanan yang dinilai oleh konsumen

meliputi interaction quality, physical environment quality dan outcome

quality. Interaction quality adalah kualitas interaksi yang terjadi saat

pasien memanfaatkan layanan farmasi. Interaction quality adalah kualitas

yang dihasilkan dari sikap (attitude), perilaku (behavior) dan keahlian

(expertise) dalam memberikan pelayanan. Physical environment quality

meliputi desain serta suasana ruang tunggu yang nyaman, serta kondisi

lingkungan di sekitar Instalasi Farmasi merupakan nilai lebih yang

dipersepsikan sebagai kualitas yang baik oleh pasien. Outcome quality

(41)

kemasan obat serta kesan yang didapatkan oleh pasien saat membeli obat.

Bila pasien tidak perlu mengantri/menunggu saat membeli dan melakukan

pembayaran, maka akan berpengaruh secara positif terhadap pilihannya.

Demikian pula bila obat yang dibeli berkualitas baik dan kemasannya rapi,

pasien akan mendapatkan kesan yang baik dan pengaruhnya positif untuk

kemungkinan pembelian berikutnya. Suasana di ruang tunggu juga dapat

mempengaruhi keputusan pasien untuk membeli. Ruang tunggu yang

terlalu ramai dan tidak nyaman membuat pasien enggan untuk membeli

obat di tempat tersebut.

d. Koordinasi dan Integrasi Antar Unit

Instalasi Farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan

rumah sakit secara keseluruhan, sehingga koordinasi yang baik dan

integrasi fungsi antar unit sangat diperlukan untuk menjamin

dihasilkannya pelayanan yang bermutu bagi konsumen.

3. Faktor Lingkungan

a. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah yang memberikan kemudahan dalam hal

pengurusan perijinan mendirikan layanan kesehatan dapat memacu

banyaknya layanan kesehatan baru yang menyediakan jenis jasa pelayanan

kesehatan yang sama. Dengan semakin banyaknya berdiri tempat

pelayanan kesehatan yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan yang

(42)

memilih tempat pelayanan kesehatan. Hal ini juga memberikan peluang

terjadinya resep lolos.

b. Apotek Lain

Banyaknya apotek lain di sekitar RS Delta Surya Sidoarjo kemungkinan

bisa menyebabkan resep lolos. Perbedaan harga, fasilitas, layanan dan

lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggal pasien dapat menjadi faktor

yang mempengaruhi pilihan pasien membeli obat.

1.2Pembatasan Masalah

Berdasarkan Gambar 1.1 terdapat tiga faktor utama yang berpengaruh pada

banyaknya resep rawat jalan yang lolos di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Delta

Surya Sidoarjo, yaitu faktor konsumen, faktor rumah sakit dan faktor lingkungan.

Faktor konsumen yang dimaksud adalah pasien yang berasal dari poliklinik rawat

jalan. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah faktor konsumen (faktor pribadi

dan sosial, tipe rasionalitas dan preferensi) dan faktor rumah sakit yaitu mutu

pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan. Mutu pelayanan diteliti berdasarkan

penilaian pasien, baik yang membeli obat maupun yang tidak membeli obat di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo. Dalam menilai pelayanan

Instalasi Farmasi tidak termasuk melakukan rekapitulasi resep yang lolos

berdasarkan waktu peresepan (pagi, siang atau malam), jenis obat maupun

(43)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kajian masalah penelitian, maka dapat

diajukan rumusan masalah sebagai berikut;

1. Bagaimana faktor pribadi (usia, pekerjaan, penghasilan, pengalaman,

jaminan biaya pengobatan) dan faktor sosial (reference group/referensi)

pasien rawat jalan di RS Delta Surya Sidoarjo?

2. Bagaimana tipe rasionalitas dan jenis preferensi pasien rawat jalan dalam

pembelian obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo?

3. Bagaimana mutu pelayanan di Instalasi Famasi RS Delta Surya Sidoarjo

berdasarkan penilaian pasien pada interaction quality, physical environment

quality dan outcome quality ?

4. Bagaimana pengaruh faktor pribadi (usia, pekerjaan, penghasilan,

pengalaman dan jaminan biaya pengobatan) dan faktor sosial (reference

group/ referensi) terhadap penilaian mutu pelayanan?

5. Bagaimana pengaruh faktor pribadi (usia, pekerjaan, penghasilan,

pengalaman dan jaminan biaya pengobatan) dan faktor sosial (reference

group/ referensi) terhadap tipe rasionalitas dan jenis preferensi pasien rawat

jalan RS Delta Surya Sidoarjo?

6. Bagaimana pengaruh faktor pribadi (usia, pekerjaan, penghasilan,

pengalaman dan jaminan biaya pengobatan) dan faktor sosial (reference

group/ referensi) terhadap pilihan untuk membeli obat di Instalasi Farmasi

(44)

7. Bagaimana pengaruh tipe rasionalitas dan jenis preferensi pasien terhadap

pilihan untuk membeli obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo?

8. Bagaimana pengaruh mutu pelayanan (interaction quality, physical

environment quality dan outcome quality) terhadap pilihan untuk membeli

obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo?

9. Rekomendasi apa yang dapat diberikan untuk menurunkan jumlah resep

rawat jalan yang lolos di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo

berdasarkan hasil analisis faktor pribadi, faktor sosial, tipe rasionalitas serta

jenis preferensi pasien dan mutu pelayanan?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Menyusun rekomendasi untuk menurunkan jumlah resep rawat jalan

yang lolos di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo berdasarkan hasil

analisis faktor pribadi, faktor sosial, penilaian pasien terhadap mutu pelayanan

dan tipe rasionalitas serta jenis preferensi pasien.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi faktor pribadi (usia, pekerjaan, penghasilan ,

pengalaman, jaminan biaya pengobatan) dan faktor sosial (reference

group/ referensi)pasien rawat jalan di RS Delta Surya Sidoarjo

2. Menganalisis tipe rasionalitas dan jenis preferensi pasien rawat jalan RS

(45)

3. Menganalisis mutu pelayanan di Instalasi Famasi RS Delta Surya Sidoarjo

berdasarkan penilaian pasien pada interaction quality, physical

environment quality dan outcome quality

4. Menganalisis pengaruh faktor pribadi (usia, pekerjaan, penghasilan,

pengalaman, jaminan biaya pengobatan) dan faktor sosial (reference

group/ referensi) terhadap penilaian mutu pelayanan

5. Menganalisis pengaruh faktor pribadi (usia, pekerjaan, penghasilan,

pengalaman, jaminan biaya pengobatan) dan faktor sosial (reference

group/ referensi) terhadap tipe rasionalitas dan jenis preferensi pasien

rawat jalan RS Delta Surya Sidoarjo

6. Menganalisis pengaruh faktor pribadi (usia, pekerjaan, penghasilan,

pengalaman, jaminan biaya pengobatan) dan faktor sosial (reference

group/ referensi) terhadap pilihan untuk membeli obat di Instalasi Farmasi

RS Delta Surya Sidoarjo

7. Menganalisis pengaruh tipe rasionalitas dan jenis preferensi pasien

terhadap pilihan untuk membeli obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya

Sidoarjo

8. Menganalisis pengaruh mutu pelayanan berdasarkan penilaian pasien pada

interaction quality, physical environment quality dan outcome quality

terhadap pilihan untuk membeli obat di Instalasi Farmasi RS Delta Surya

Sidoarjo

9. Menyusun rekomendasi untuk menurunkan jumlah resep rawat jalan yang

(46)

analisis faktor pribadi, faktor sosial, tipe rasionalitas serta jenis preferensi

pasien dan mutu pelayanan

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan:

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian dalam bidang penelitian

khususnya di bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

2. Bagi rumah sakit:

a. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui tipe rasionalitas dan jenis

preferensi pasien rawat jalan, sehingga dapat dijadikan acuan untuk

melakukan tindakan-tindakan manajerial yang diperlukan

b. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui penilaian pasien terhadap

mutu pelayanan di Instalasi Farmasi, sehingga hasilnya dapat dijadikan

acuan perbaikan terhadap mutu yang belum sesuai harapan pasien

c. Merupakan salah satu rekomendasi untuk meningkatkan cakupan

pelayanan resep rawat jalan

3. Bagi mahasiswa:

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang

cara menganalisis persepsi pasien tentang mutu pelayanan, tipe rasionalitas

dan jenis preferensi konsumen dan pengaruhnya terhadap pilihan yang

(47)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi rumah sakit adalah suatu departemen atau unit atau

bagian dari rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang apoteker dan

dibantu oleh beberapa apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, dan

merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas

seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan

rumah sakit itu sendiri (Siregar dan Amalia,2004).

Definisi Instalasi Farmasi dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58

Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit yaitu : unit

pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan kefarmasian di

Rumah Sakit. Dalam penyelenggaraan kegiatannya Instalasi Farmasi harus

menyediakan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai yang

bermutu, bermanfaat dan terjangkau.

2.1.1 Standar Pelayanan dan Sarana Prasarana Instalasi Farmasi

Pelayanan farmasi diselenggarakan dengan visi, misi, tujuan, dan bagan

organisasi yang mencerminkan penyelenggaraan berdasarkan filosofi pelayanan

(48)

anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di

rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan

lainnya. Tujuan dibentuknya Panitia Farmasi dan Terapi adalah :

1. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat

serta evaluasinya

2. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru

yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.

Susunan kepanitiaan Panitia Farmasi dan Terapi serta kegiatan yang dilakukan

bagi tiap rumah sakit dapat bervariasi sesuai dengan kondisi rumah sakit setempat:

1. Panitia Farmasi dan Terapi harus sekurang-kurangnya terdiri dari tiga dokter,

apoteker, dan perawat. Untuk rumah sakit yang besar tenaga dokter bisa lebih

dari tiga orang yang mewakili semua staf medis fungsional yang ada.

2. Ketua Panitia Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter yang ada di dalam

kepanitiaan dan jika rumah sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik,

maka sebagai ketua adalah farmakologi. Sekretarisnya adalah apoteker dari

instalasi farmasi atau apoteker yang ditunjuk.

3. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2

bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali.

Rapat Panitia Farmasi dan Terapi dapat mengundang pakar-pakar dari dalam

maupun luar rumah sakit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan

Panitia Farmasi dan Terapi.

4. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT (Panitia Farmasi dan

(49)

5. Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam rumah sakit yang sasarannya

berhubungan dengan penggunaan obat.

Fungsi dan ruang lingkup Panitia Farmasi dan Terapi:

1. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Pemilihan

obat untuk dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi

secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus

meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang

sama.

2. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak

produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis.

3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang

termasuk dalam kategori khusus.

4. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap

kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di

rumah sakit seusai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.

5. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji

medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi. Tinjauan ini

dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan obat

secara rasional.

6. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.

7. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis

(50)

Kewajiban Panitia Farmasi dan Terapi:

1. Memberikan rekomendasi pada pimpinan rumah sakit untuk mencapai budaya

pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional

2. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah

sakit, pedoman penggunaan antibiotika dan lain-lain

3. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat

terhadap pihak-pihak yang terkait

4. Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat dan memberikan

umpan balik atau hasil pengkajian tersebut.

Formularium adalah himpunan obat yang diterima/ disetujui oleh Panitia

Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap

batas waktu yang ditentukan. Komposisi formularium : halaman judul, daftar

nama anggota Panitia Farmasi dan Terapi, daftar isi, informasi mengenai

kebijakan dan prosedur di bidang obat, produk obat yang diterima untuk

digunakan.

2.1.2 Sumber Daya Manusia Farmasi Rumah Sakit

Personalia pelayanan farmasi rumah sakit adalah sumber daya manusia

yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang termasuk dalam

bagan organisasi rumah sakit dengan persyaratan : terdaftar di Departemen

Kesehatan, terdaftar di Asosiasi Profesi, mempunyai izin kerja, mempunyai surat

(51)

1. Jenis ketenagaan

a. Untuk pekerjaan kefarmasian dibutuhkan tenaga apoteker, sarjana farmasi,

asisten apoteker (AMF, SMF)

b. Untuk pekerjaan administrasi dibutuhkan tenaga : operator komputer/

teknisi yang memahami kefarmasian, tenaga administrasi.

c. Pembantu pelaksana

2. Beban kerja : dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor- faktor

yang berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu :

a. Kapasitas tempat tidur dan BOR

b. Jumlah resep atau formulir per hari

c. Volume perbekalan farmasi

d. Idealnya 30 tempat tidur = 1 apoteker (untuk pelayanan kefarmasian)

3. Pendidikan : untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik dalam

penentuan kebutuhan tenaga harus dipertimbangkan : kualifikasi pendidikan

disesuaikan dengan jenis pelayanan/ tugas fungsi, penambahan pengetahuan

disesuaikan dengan tanggung jawab, peningkatan ketrampilan disesuaikan

dengan tugas.

4. Waktu pelayanan : 3 shift (24jam)/ 2 shift/ 1 shift. Disesuaikan dengan sistem

pendistribusian perbekalan farmasi di rumah sakit.

5. Jenis pelayanan : IGD, rawat inap intensif, rawat inap, rawat jalan,

penyimpanan dan pendistribusian, produksi obat.

Jumlah tenaga kefarmasian untuk RS Umum Kelas C menurut Peraturan

Gambar

Tabel 5.54
Tabel 1.1 Data Jumlah Resep Lolos di Instalasi Farmasi RS Delta Surya Sidoarjo Tahun 2012-2014
Gambar 2.1 Factors Influencing Consumer Behaviors
Tabel 2.2 Tipe rasionalitas dan variabelnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan kasih karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Landasan Teori dan Program (LTP) Projek

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, hikmatdan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsiyang berjudul “Upaya

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat kasih karunia yang telah dianugerahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat, kasih, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam penyusunan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas.. segala berkat dan kasih karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, hikmatdan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsiyang berjudul “Upaya

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, hikmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Peningkatan

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Media