• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi usaha mikro. Usaha mikro mempunyai peran yang penting dalam pembangunan ekonomi, karena intensitas tenaga kerja yang relatif

TINJAUAN PUSTAKA

3. Kelompok Acuan (Referensi)

2.2.5. Teori kredit mikro

2.2.5.1. Definisi usaha mikro. Usaha mikro mempunyai peran yang penting dalam pembangunan ekonomi, karena intensitas tenaga kerja yang relatif

lebih tinggi dan investasi yang lebih kecil, sehingga usaha mikro lebih fleksibel dalam menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan pasar. Hal ini menyebabkan usaha mikro tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal, karena dapat mengurang impor dan memiliki kandungan lokal yang tinggi.

Pengembangan usaha mikro dapat memberikan kontribusi pada diversifikasi ekonomi dan perubahan struktur sebagai prakondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. Disamping itu tingkat penciptaan lapangan kerja lebih tinggi pada usaha mikro dari pada yang terjadi di perusahaan besar.(Sutrisno dan Lestari, 2006:13)

Perkembangan usaha mikro merupakan elemen kunci dalam setiap strategi penciptaan lapangan kerja dalam negeri. Usaha mikro ini juga penting mengingat kelangkaan modal dalam negeri dan tingginya pertumbuhan angkatan kerja yang berlanjut, maka. Daya saing ekonomi nasional dipengaruhi oleh daya saing dan kondisi usaha mikro. Sebagai pemasok input, komponen dan jasa, usaha mikro mempengaruhi daya saing perusahaan besar, termasuk investor asing yang dapat menciptakan peluang pasar usaha mikro. Dengan demikian pengembangan usaha mikro merupakan elemen terpadu dalam strategi daya saing nasional dan terkait erat dengan kebijakan promosi dan investasi.

Pengembangan usaha mikro di Indonesia menjadi kunci dalam usaha mengatasi kemiskinan dan pembangunan ekonomi daerah agar lebih berimbang. Salah satu sifat usaha mikro adalah kemampuannya untuk beradaptasi terhadap perubahan kondisi perekonomian dunia dibandingkan dengan perusahaan besar, oleh karenanya usaha mikro akan cenderung lebih diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Lingkungan terbaik untuk pengembangan bisnis usaha mikro adalah suatu lingkungan di mana pasar untuk input dan output berfungsi secara efektif dalam menyediakan berbagai jasa yang memungkinkan pertumbuhan bisnis.

Berdasarkan kondisi di atas, pemerintah seharusnya terfokus pada fungsi intinya secara efisien dalam hal mendorong tumbuhnya usaha mikro dari pada membuat distorsi dalam pasar. Pengalaman baru di berbagai negara industri menunjukan bawa kebijakan deregulasi telah berhasil mendorong pertumbuhan lapangan kerja, lingkungan yang kondusif dan kompetitif bagi usaha mikro yang berperan sebagai motor pengerak penyesuaian dan perubahan struktural perekonomian negara.

2.2.5.2. Definisi kredit mikro. Pengertian dari kredit mikro sangat terkait dengan pengertian usaha mikro. Secara universal pengertian kredit mikro adalah definisi yang dicetuskan dalam pertemuan The world Summit on Microcredit di Washington pada tanggal 2-4 Februari 1997 adalah program/kegiatan memberikan pinjaman yang jumlahnya kecil kepada masyarakat miskin untuk kegiatan usaha meningkatkan pendapatan, pemberian pinjaman untuk mengurus diri sendiri dan keluarganya.(Sutrisno dan Lestari, 2006:18)

Menurut Wikipedia (www.wikipedia.com, 30 Mei 2011), kredit mikro adalah pinjaman dalam jumlah kecil untuk orang miskin dengan tujuan orang miskin tersebut bisa berwirausaha. Kredit mikro ditujukan untuk orang yang tidak memiliki jaminan, pekerjaan tetap, dan riwayat kredit yang terpercaya, serta tidak mampu untuk memperoleh kredit biasa. Kredit mikro merupakan bagian dari keuangan mikro, suatu layanan keuangan untuk membantu orang-orang miskin.

Kredit mikro adalah suatu inovasi finansial yang dimulai oleh Grameen Bank di Bangladesh. Di negara tersebut, kredit mikro telah berhasil membuat banyak orang mampu untuk memberdayakan diri dan memperoleh penghasilan.

Bank Grameen adalah sebuah organisasi kredit mikro yang dimulai di Bangladesh yang memberikan pinjaman kecil kepada orang yang kurang mampu tanpa membutuhkan collateral. Sistem ini berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang digunakan. Dalam konteks Bank Grameen, orang yang paling miskin adalah orang yang paling membutuhkan modal untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, sehingga bisa meningkatkan pendapatan. Selain itu, orang yang paling miskin adalah orang yang paling taat membayar utang, karena dana pinjaman itulah satu-satunya yang paling memungkinkan untuk bisa membantu meningkatkan kehidupan.

Kredit Bank Grameen adalah pinjaman yang diberikan kepada kelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status sosial miskin. Pola Grameen bank ini telah diadopsi oleh hampir 130 negara didunia (kebanyakan di negara Asia dan Afrika).

Bank Grameen terpilih sebagai penerima Penghargaan Perdamaian Nobel (bersama dengan Muhammad Yunus) pada tahun 2006. Muhammad Yunus, pendiri Bank Grameen, mendapatkan gelar doktor dalam ekonomi dari Universitas Vanderbilt. Dia terinspirasi pada bencana kelaparan Bangladesh pada 1974 untuk membuat pinjaman kecil kepada sebuah kelompok keluarga agar mereka dapat membuat barang kecil untuk dijual. Yunus percaya dengan memberikan pinjaman kecil tersebut kepada masyarakat luas dapat menghilangkan kemiskinan di pedesaan di Bangladesh. Satu sifat dari Bank Graamen adalah bank ini dimiliki oleh peminjam miskin dari bank tersebut, kebanyakan adalah wanita. Sekitar 94 persen dimiliki peminjam, dan sisa 6 persen

dimiliki pemerintah Bangladesh. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tahun 2005 sebagai Tahun Kredit Mikro Internasional.

Beberapa kriteria dalam menjalankan program kredit mikro telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Kriteria kredit mikro ini juga diadopsi oleh Bank Sumut namun perbedaannya tidak banyak, hanya terlihat pada kelompok sasarannya saja.

Tabel 2.2. Kriteria Dasar Program Kredit Mikro

Kriteria Bank Indonesia Bank Sumut

Nilai Pinjaman Antara Rp 200.000 hingga Rp 1.000.000 per orang

Antara Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000 per orang (perempuan) Kelompok Sasaran • Pengusaha kecil

(sektor informal)

• Keluarga

berpendapatan rendah

Ibu rumah tangga dan kelompok perempuan yang sudah mempunyai usaha mikro

Penggunaan • Meningkatkan

pendapatan

• Pengembangan usaha

Penambah modal kerja untuk meningkatkan kegiatan usaha Waktu dan Persyaratan • Kegiatan sosial

(kesehatan, pendidikan) • Fleksibel • Disesuaikan dengan kondisi persyaratan • 12 bulan • Tidak memerlukan izin atau bukti kepemilikan usaha

• Sistem flat

• Suku bunga kredit 18 persen pertahun Sumber: Bank Indonesia 2006 dan Bank Sumut 2010 (Data Diolah)

Model kredit mikro yang ada di Indonesia dirancang dan digulirkan pemerintah antara lain : Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit Usaha keluarga Sejahtera (KUKESRA), Badan Usaha Unit Desa (BUUD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Tani (KUT), Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program Pemberdayaan Daerah Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi (PDMDKE).

Program kredit mikro non pemerintah adalah: arisan, bank plecit, rentenir, koperasi simpan pinjam, dan beberapa model kredit mikro yang digagas dan diselenggarakan oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) diantaranya yang diselenggarakan oleh YPM Kesuma Multiguna, Bina Swadaya, YPWI, dan beberapa Lembaga Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi.

Model kredit mikro mancanegara antara lain: Grameen Bank di Bangladesh, SEWA Bank di India, Bank for Agricultural Cooperatives (BAAC) di Thailand, Rottating Savings and Credit Associations (ROSCAs) hampir ada di setiap negara dengan berbagai nama dan kegiatan. ROSCAs di Indonesia contohnya adalah arisan, andilan, dan julo-julo.

Bank Rakyat Indonesia atau BRI adalah bank yang sudah sejak dulu terjun ke sektor mikro dan kecil adalah melalui unit yang menyebar sampai ke tingkat kecamatan maupun desa. Seiring tingginya permintaan terhadap kredit mikro, hampir semua bank di Indonesia, baik itu bank konvensional dan syariah terjun ke sektor kredit mikro.

Lembaga keungan non perbankan di Indonesia yang ikut menjalankan program kredit mikro adalah koperasi dan Pegadaian. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Indonesia juga ikut menyalurkan kredit mikro melalui pembentukan kelompok-kelompok yang diberi nama Credit Union (CU).

Lembaga keuangan di Indonesia banyak yang mengadopsi konsep Bank Grameen saat menyalurkan kredit mikro, tetapi tak seluruhnya diperuntukkan bagi kelompok perempuan. Artinya, selain perempuan, laki-laki pun bisa menjadi peminjam (debitur).