• Tidak ada hasil yang ditemukan

Denny Dermawan, ST, MT Perumus

Pemeriksaan Ir. Ratna Budiawati, MA Pemeriksa Standar

Penetapan Ir. Eko Julianto, M.Sc., MRINA Direktur

Pengendalian Wibowo Arnin Putranto, ST.,

M.Kom

Kepala Pusat Jaminan

Mutu

1. Visi dan Misi PPNS

Visi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) :

“Menjadi Politeknik bereputasi global dalam melaksanakan dan mengembangkan teknologi kemaritiman dan teknologi penunjangnya serta berperan aktif mengimplementasikannya”

Misi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya :

1. Melaksanakan program pendidikan vokasi dan penelitian terapan di bidang teknologi kemaritiman, teknologi penunjang kemaritiman, serta teknik keselamatan & kesehatan kerja (professionalism-sustainability);

2. Berperan dalam kegiatan kemasyarakatan secara aktif dan produktif, untuk mengembangkan teknologi kemaritiman, teknologi penunjang kemaritiman, serta teknik keselamatan dan kesehatan kerja (good governance- professionalism); 3. Membangun masyarakat akademis berkualitas yang mampu berkompetisi secara

global (sustainability-professionalism);

4. Membentuk jejaring kerja dengan sektor industri kemaritiman serta berbagai institusi terkait untuk merealisasikan sistem pendidikan yang komprehensif (good governance-sustainability).

5. Mengintegrasikan pengembangan kepribadian dalam proses pembelajaran dan/ atau kegiatan ekstra kurikuler untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa serta kemuliaan akhlak (moral value).

2. Definisi Istilah 1. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

2. On Job Training atau OJT adalah kegiatan perkuliahan mahasiswa yang wajib dilaksanakan di industri; pada bidang yang relevan dengan ilmu pengetahuan/kompetensi program studi yang sudah didapatkan dari kampus; untuk mendapatkan pengetahuan terapan teknologi di industri yang menjadi tempat OJT selama 16 minggu (600-640 jam).

3. D4 : 4 bulan (640 jam) mana yang dicapai duluan. 4. D3 : 3 bulan (480 jam).

5. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. 6. Koordinator OJT adalah dosen yang ditunjuk dan diberi tanggung jawab oleh institusi PPNS untuk mengkoordinasi proses administrasi dan pelaksanaan OJT mahasiswa di industri.

7. Dosen pembimbing OJT adalah dosen yang ditugaskan untuk membimbing pelaksanaan dan penulisan laporan akhir OJT.

8. Pembimbing Lapangan adalah tenaga ahli yang ditugaskan oleh pihak industri untuk membimbing dan mengevaluasi mahasiswa pelaksana OJT.

9. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.

10. Form Penilaian OJT adalah lembar evaluasi proses OJT mahasiswa di industri yang diberikan pihak PPNS dan diisi oleh pembimbing lapangan dari industri dimana mahasiswa melaksanakan OJT dan dosen pembimbing OJT.

3. Rasional Berkaitan dengan misi pertama PPNS, upaya dalam kegiatan pembelajaran (perkuliahan) oleh sivitas akademik harus dibangun dengan mengindahkan proses secara bertahap (enabling courses). Upaya dari kedua belah pihak (dosen dan mahasiswa) dilakukan secara harmonis melalui koordinasi aktivitas dengan mengedepankan obyektifitas, kejujuran, kesetaraan, serta keadilan; sesuai peran dan tanggungjawabnya. Kegiatan belajar mengajar ini perlu didukung oleh lembaga dalam bentuk prasarana-sarana untuk melancarkan proses tersebut; sehingga hasil yang dicapai dapat optimal.

Hasil belajar adalah kompetensi tertentu yang dilandasi dengan pola pikir lojik-terstruktur (logic-systematic). Kompetensi tersebut harus dapat diukur melalui persoalan-persoalan teoritikal maupun kasus penerapannya di lapangan/industri. Bagi mahasiswa, pencapaian hasil belajar secara bertahap dan komprehensif harus diperlihatkan pada saat melakukan OJT dimana mahasiswa mampu berperan menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di kampus dan sekaligus menyerapkan teknologi yang ada di industri.

Berkaitan dengan visi PPNS, kompetensi yang dicapai melalui proses pembelajaran ini perlu dicanangkan dan dikembangkan berorentasi pada kualifikasi nasional maupun internasional. Secara nasional, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) merupakan rumusan yang dipakai sebagai rujukan dalam menyusun standar perkuliahan; hal ini sesuai dengan UU 12/2012 pasal 29.

Penyusunan standar ini dimaksudkan untuk memberi arahan kepada sivitas akademik dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan OJT. Penerapan standar ini melalui masa transisi dengan pembibingan selama dua tahun akademik. Hasil evaluasi dan monitoring yang diperuntukkan untuk pengembangan dan pembakuan dilakukan di triwulan terakhir perioda transisi.

4. Pernyataan Isi Standar

1. PPNS melalui jurusan/program studi dan Unit P2SMP membuat Buku Panduan Pelaksanaan OJT yang berisi jadwal dan prosedur pelaksanaan (persiapan, pembimbingan, pelaporan dan penilaian hasil) OJT; yang berfungsi sebagai petunjuk teknis pelaksanaan OJT.

2. Jurusan/Program Studi mengelola jadual pelaksanaan OJT, sesuai dengan kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan Direktur.

3. Jurusan/program studi menetapkan daftar industri terinstitusi oleh PPNS.

4. PPNS memberikan pembekalan etika profesi, budaya kerja dan pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada mahasiswa agar siap melaksanakan OJT dan memasuki dunia kerja di industri.

5. Peserta OJT adalah mahasiswa aktif PPNS semester tujuh untuk Diploma 4 dan semester enam untuk Diploma 3.

6. Mahasiswa melaksanakan OJT pada industri yang relevan bidang kerjanya dengan keilmuannya untuk mendapatkan pengetahuan terapan teknologi di industri yang menjadi tempat OJT selama 16 minggu (600-640 jam) dan wajib mempresentasikan laporan hasil pelaksanaan OJT di depan panelis penguji. 7. Dosen pembimbing OJT serendah-rendahnya memiliki jabatan akademik Asisten

Ahli (AA) dan pendidikan terakhir Magister/Spesialis I.

8. Pembimbing lapangan dari industri memberikan penilaian terhadap kinerja dan kompetensi mahasiswa selama bekerja di industri pada Form Penilaian OJT yang dibuat oleh PPNS.

9. Koordinator OJT dan pembimbing lapangan aktif memantau pelaksanaan dan evaluasi OJT mahasiswa serta menerapkan sistem monitoring yang ditetapkan industri terkait maupun PPNS.

10. Koordinator OJT PPNS mengkoordinasi visitasi ke industri lokasi OJT minimal 2 x dalam satu semester.

11. Project Work : 1 project work utk 1 mahasiswa

12. Penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran mahasiswa di OJT mencakup 2 sumber yaitu penilaian oleh pembimbing lapangan dari industri dan penilaian oleh Dosen Pembimbing OJT terhadap hasil pelaporan akhir.

13. Jurusan/program studi bersama-sama unit P2SMP melakukan evaluasi dan perbaikan sistem pembelajaran OJT (mencakup; materi, metode, alat bantu/teknologi dan cara evaluasi) secara rutin sekurang-kurangnya setiap tiga tahun.

5. Strategi

Pencapaian dan Pengendalian Standar

1. Pembekalan kepada semua Dosen pengajar dengan pelatihan AA/Pekerti.

2. Pengajuan Sertifikasi Profesi bagi dosen yang telah memiliki persyaratan sesuai ketentuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 3. Pembentukan kelompok bidang keahlian bagi dosen sesuai dengan kebutuhan

pengembangan sains-teknologi berdasarkan RIP (Rencana Induk Pengembangan) dan Renstra (Rencana Strategis) institusi yang telah ditetapkan.

4. Sosialisasi kurikulum, silabus dan RPS kepada seluruh dosen dan mahasiswa secara periodik; setelah pengembangan dilakukan dan ditetapkan (Surat Keputusan Direktur).

5. Penyusunan Buku Panduan Pelaksanaan On the Job Training (OJT).

6. Sosialisasi Buku Panduan Pelaksanaan On the Job Training (OJT) kepada Dosen dan Mahasiswa terkait sekurang-kurangnya satu semester sebelum dilaksanakan OJT.

7. Peningkatan komunikasi yang lebih produktif antara koordinator OJT, dosen pembimbing OJT, dan mahasiswa; sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran OJT.

8. Peningkatan komunikasi Institusi, Jurusan/program Studi dengan pihak industri sebagai upaya peningkatan kualitas akademik dan pelaksanaan OJT . Peningkatan jumlah kerjasama antara pihak PPNS dengan industri untuk memperbanyak jumlah lokasi industri yang menjadi tempat mahasiswa melaksanakan OJT. 9. Publikasi penerapan sains-teknologi baru yang relevan dengan perkuliahan

kepada sivitas akademik; melalui forum-forum seminar/ lokakarya/ simposium/ bedah-buku dan yang sejenis sebagai upaya meningkatan iklim belajar yang lebih kondusif (academic environment improvement).

6. Indikator 1. Rasio jumlah mahasiswa tiap industri 2. Jumlah industri terinstitusi oleh PPNS

3. Jumlah Industri yang menjadi mitra untuk menjadi tempat pelaksanaan OJT 4. Tingkat Kepuasan pelaksanaan OJT (Mahasiswa,industri, dosen)

5. Rasio jumlah Dosen Pembimbing OJT terhadap jumlah kelompok OJT 7. Dokumen terkait Pelaksanaan standar ini memerlukan:

2. Jadwal Kuliah

3. Buku Panduan Pelaksanaan OJT 4. Data MOU Kerjasama PPNS -Industri

5. Data pengajuan OJT ke industri lengkap dengan respon dan rekomendasinya (F.PDI.001)

6. Form Penilaian OJT (F.PDI.002) 7. Data Evaluasi sistem pembelajaran OJT 8. Referensi 1. UU 12/2012

2. PP 19/2005 pasal 19 s/d 24 3. BAN-PT

4. KKNI

5. Buku Pedoman Pelaksanaan OJT

6. Panduan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Silabus 7. Panduan Evaluasi Pembelajaran

9. Penanggungjawab dan Pihak Terkait

1. Direktur 2. Wakil Direktur I

3. Ketua/Sekretaris Jurusan/Program Studi 4. Koordinator OJT

5. Dosen Pembimbing OJT 6. UP2SMP

7. Mahasiswa

LAMPIRAN :