• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Derajat Penurunan Fungsi Ginjal Berdasarkan LFG

Profil penurunan fungsi ginjal dari pasien kemoterapi geriatri yang

mendapatkan pengobatan antihiperurisemia dikelompokkan berdasarkan nilai

LFG. Nilai normal LFG pada usia dewasa ±120-130 ml/min/1,73 m2 dan akan

menurun seiring bertambahnya usia. Penurunan nilai LFG di bawah <60 ml/

min/1,73 m2 akan menjadi onset dari penurunan fungsi ginjal dan meningkatkan

Gambar 4. Persent menurut nilai Antihiperurisemia be

Berdasarkan pe

seperti terlihat pada g

CKD menurut nilai L

Pada gambar 4 menunj

pada rentang 45-59

penurunan fungsi ginj

ginjal lainnya, sehin

tekanan darah untuk m

4 sebanyak 12% kasus

nilai tersebut normal

sebanyak 8% dan ta

sebanyak 16%.

8%

sentase Tahapan terjadinyaChronic Kidney Dise

lai LFG Pasien Kemoterapi Geriatri dengan Pen berdasarkan FormulaMDRDdi RSUP Dr.Sardj

n penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Sardj

gambar 4 yang menggambarkan persentase taha

i LFG pasien kemoterapi geriatri berdasarkan f

enunjukkan bahwa 40% kasus peresepan mem

59 ml/min/1,73 m2 yaitu pada tahap IIIA di

injal dalam tahap moderat, dengan atau tanpa t

hingga dilakukan action plan berupa observa

uk mencegah risiko kardiovaskular (Knott, 2010)

kasus peresepan mempunyai nilai LFG ≥ 90 m al untuk pasien sehat. Pada tahap lainnya y

tahap IV dimana terjadi penurunan LFG 12% 24% 40% 8% 16% 0% Tah Tah Tah Tah Tah Tah isease (CKD) engobatan rdjito Tahun 2010 ardjito tahun 2010 tahapan terjadinya n formula MDRD. emiliki nilai LFG di mana terjadi

npa tanda kerusakan

rvasi dan kontrol

2010). Pada gambar

ml/min/1,73 m2,

yaitu tahap IIIB

G berat terdapat ahap I ahap II ahap IIIA ahap IIIB ahap IV ahap V

Pada tahap II dimana terjadi sedikit penurunan fungsi renal terdapat 24%

kasus peresepan, besarnya persentase kasus peresepan pada pasien di tahap ini

merupakan keadaaan fisiologis yang umum terjadi dan ditemui pada pasien

geriatri. Pada tahap ini dikatakan normal apabila tanpa adanya kerusakan ginjal,

jika dilakukan pemeriksaan rutin≥3 bulan dengan hasil yang sama artinya adanya tanda penyakit ginjal tahap awal. Oleh karena ituaction plan pada pasien dengan

tahap II ini berupa perkiraan peningkatan kerusakan (NKF, 2010). Rockwood

(2010) menyatakan bahwa pada populasi geriatri umumnya terjadi penurunan

struktur dan fungsi ginjal seiring pertambahan usia dimana pada usia 75 tahun ke

atas 15-20% berat ginjal berkurang dibanding saat berusia 25 tahun.

Pernyataan bahwa persamaan MDRD cenderung tidak menggambarkan

fungsi normal atau mendekati normal sehingga terjadi perbedaan estimasi

kreatinin di laboratorium yang signifikan telah dinyatakan oleh The Renal

Association Founded(2002).

Berdasarkan data yang diperoleh NHANES III, setidaknya 25% populasi

geriatri Australia di atas 70 tahun mempunyai nilai LFG di bawah 60 ml/min/1,73

m2. Sepertiga dari populasi tersebut tidak mengetahui tentang dampak penurunan

Gambar 5. Persent menurut nilai Antihiperurisemia be

Gambar 5 menunj

LFG pasien kemoter

fungsi ginjal yang pa

tahap IIIB yaitu sebesa

IIIA yaitu sebanyak

terdapat sebanyak 8%

adalah pasien dengan

ginjal (jika telah terjadi

sentase Tahapan terjadinyaChronic Kidney Dise

lai LFG Pasien Kemoterapi Geriatri dengan Pen ia berdasarkan FormulaCGdi RSUP Dr.Sardjit

enunjukkan persentase tahapan terjadinyaCK

oterapi geriatri berdasarkan formula CG, ting

paling banyak diderita pasien kemoterapi geria

besar 44% kasus, kemudian terbanyak kedua ad

ak 24% kasus. Pada tahap IV terdapat 20%

8%, pada tahap V terdapat sebanyak 4%. Pasie

an gagal ginjal dan memerlukanaction planber

rjadi uremia) (NKF, 2010). 0% 8% 24% 44% 20% 4% Ta Ta Ta Ta Ta Ta isease (CKD) engobatan djito Tahun 2010 KDmenurut nilai tingkat penurunan

eriatri adalah pada

adalah pada tahap

%, pada tahap II

sien pada tahap V

berupa terapi ganti

Tahap I Tahap II Tahap IIIA Tahap IIIB Tahap IV Tahap V

Tabel VI. Persentase Nilai LFG Kasus Peresepan pada Pasien Kemoterapi Geriatri Berdasarkan FormulaMDRDdanCGyang Menggunakan Obat Antihiperurisemia

di RSUP Dr.Sardjito tahun 2010

Degree of impairment LFG ( ml/min/1.73 m2) n (%) Formula CG Formula MDRD Tahap I >90 0 (0%) 3 (12%) Tahap II 60-89 2 (8%) 6 (24%) Tahap IIIA 45-59 6 (24%) 10 (40%) Tahap IIIB 30-44 11 (44%) 2 (8%) Tahap IV 15-29 5 (20%) 4 (16%) Tahap V <15 1 (4%) 0 (0%) Total 25 (100%) 25 (100%)

Tabel VI menunjukkan bahwa sebagian besar kasus peresepan pada pasien

kemoterapi geriatri berada pada tahap III, baik pada tahap IIIA maupun IIIB,

berdasarkan perhitungan nilai LFG dengan formulaCGdan MDRD. Berdasarkan

perhitungan nilai LFG dengan formula CG sebagian besar kasus peresepan pada

pasien kemoterapi geriatri berada pada tahap IIIB, IV, dan II sedangkan

berdasarkan perhitungan dengan metodeMDRDsebagian besar berada pada tahap

IIIA, II, dan IV. Penelitian Smith, Lichtman, Bracken, Shlipak, Philips, dan Paul

(2006) menemukan hasil yaitu terdapat 29% dari 80098 sampel mengalami

penurunan fungsi ginjal tahap III (30-59 ml/min/1,73 m2) hingga tahap IV (15-29

ml/min/1,73 m2) di Amerika Serikat. Pasien dengan tahap III membutuhkan

action planberupa evaluasi dan penanganan komplikasi dan untuk pasien dengan

tahap IV membutuhkan action plan berupa persiapan untuk terapi ganti ginjal

(NKF, 2010).

National Kidney Disease Education Program menganjurkan agar

laboratorium melaporkan nilai LFG di samping kadar kreatinin serum.

samping juga untuk perhitungan dosis obat yang sesuai dengan fungsi ginjal

pasien (NKF KDOQI, 2000).

Pada penelitian ini dilakukan analisis statistik untuk mengetahui ada atau

tidaknya perbedaan berbeda bermakna di antara formulaMDRDdan CG. Peneliti

melakukan uji normalitas dan uji statistik. Pengolahan data penelitian dilakukan

secara deskriptif. Jumlah data digunakan sebagai dasar pemilihan analisis

normalitas. Data dalam penelitian ini berjumlah 25 kasus, oleh karena itu analisis

normalitas yang digunakan adalah analisisShapiro-Wilkdengan kriteria distribusi

normal jika signifikansi (p)>0,05. Normalitas data juga dapat dilihat melalui

histogram. Histogram yang simetris dan tidak condong ke kiri ataupun condong

ke kanan menunjukkan data yang normal (Dahlan, 2009).

Hasil distribusi data dapat dilihat pada nilai signifikansi (p) = 0,324 untuk

nilai LFG berdasarkan formula CG, yang berarti distribusi normal. Histogram

yang diperoleh dari hasil penelitian terlampir pada lampiran 2. Histogram nilai

LFG berdasarkan formula CG bersifat simetris. Hasil distribusi data untuk nilai

LFG berdasarkan formulaCGini sesuai dengan kriteria normal distribusi gambar

dan nilai signifikansi atau nilai p. Hal yang perlu diperhatikan adalah distribusi

yang normal utamanya terlihat pada nilai p>0,05.

Hasil analisis data statistik menunjukkan bahwa distribusi data nilai LFG

berdasarkan formula MDRD tidak normal dengan nilai p=0,017. Data dengan

distribusi tidak normal dapat dilihat pada nilai median nilai minimum dan nilai

MDRDadalah 56 ml/min/1,73 m2 dengan nilai minimum 16 ml/min/1,73 m2 dan

nilai maksimum 130 ml/min/1,73 m2.

Histogram nilai LFG berdasarkan formula MDRD tidak normal karena

cenderung miring ke kiri. Nilai LFG terendah adalah 16 ml/min/1,73 m2 yang

termasuk pada klasifikasi CKD tahap IV serta nilai LFG tertinggi adalah 130

ml/min/1,73 m2yang termasuk dalam klasifikasi CKD tahap I (NKF, 2010).

Hasil distribusi data adalah normal untuk kelompok nilai LFG berdasarkan

formula CG dengan p=0,324 dan tidak normal untuk kelompok nilai LFG

berdasarkan formula MDRD dengan nilai p=0,017. Hasil analisis ini menjadi

dasar penggunaan analisisMann-Whitneyuntuk membandingkan antara nilai LFG

berdasarkan formula CG dan MDRD. Analisis Mann-Whitney digunakan untuk

analisis membandingkan dua kelompok tidak berpasangan dan apabila distribusi

salah satu variabel tidak normal (Dahlan, 2009).

Perbedaan bermakna pada Mann-Whitney ditunjukkan dengan nilai

signifikansi atau p<0,05. Hasil yang didapatkan dari perhitungan data adalah

p=0,005 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada nilai LFG yang dihitung

dengan formula CG dan MDRD. Hal tersebut sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Fenty (2010) bahwa terdapat adanya perbedaan

yang bermakna rerata nilai klirens pada pasien geriatri yang dihitung berdasarkan

formula CG dan MDRD. Perbedaan yang bermakna antara kedua formula inilah

yang akan menimbulkan permasalahan di dalam praktek para klinisi untuk

menentukan formula mana yang lebih baik digunakan dalam praktek sehari-hari

Dokumen terkait