• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Fasade Bangunan di Jalan Ahmad Yani Binjai

Dalam dokumen Kajian Citra Koridor Jalan Ahmad Yani Binjai (Halaman 95-108)

Sungai Mencirim Binjai

4.2 Identitas dan Susunan

4.4.2 Desain Fasade Bangunan di Jalan Ahmad Yani Binjai

Fasade merupakan elemen yang menghadirkan berbagai pengalaman kepada pengamat untuk dapat memiliki pengalaman visual yang berbeda. Desain semua fasade bangunan yang berada di sepanjang Jalan Ahmad Yani menggunakan gaya arsitektur lokal. Terdapat 2 tipe desain fasade apabila di lihat dari perkembangannya, yaitu bangunan lama dan bangunan setelah direnovasi.

A

B

C

(Potongan jalan segmen A)

(Potongan jalan segmen B)

a. Desain bangunan ruko lama

Bangunan lama ini ditandai dengan desainnya yang sederhana (gambar 4.31) dengan warna-warna umum seperti putih dan krem (gambar 4.40), serta tidak adanya permainan fasade yang menonjol sehingga bangunan-bangunan lama tersebut terlihat hampir tidak berbeda satu sama lainnya. Bangunan-bangunan tersebut tersebar merata di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani dan rata-rata semua bangunan yang berlantai dua merupakan bangunan lama. Pengaruh bangunan-bangunan tersebut terhadap citra koridor Jalan Ahmad Yani adalah memberikan kesan kuno, umum atau biasa, tidak mempunyai perbedaan yang mencolok apabila dibandingkan dengan bangunan ruko lama pada koridor jalan lainnya (seperti di koridor Jalan Imam Bonjol dan Sudirman).

Gambar 4.31 Contoh Desain Beberapa Fasade Bangunan Lama pada Koridor Jalan Ahmad Yani

b. Desain bangunan ruko baru (setelah direnovasi)

Bangunan baru di koridor Jalan Ahmad Yani ditandai dengan desainnya yang lebih kompleks (gambar 4.32), terdiri dari warna-warna kontras (merah, biru, pink, dan sebagainya), dan memiliki pola geometris yang membentuk garis-garis horizontal. Pengaruh bangunan ruko tersebut terhadap citra koridor Jalan Ahmad Yani adalah memberikan kesan yang unik, berbeda, modern, dan memperkaya variasi bangunan.

Gambar 4.32 Gambaran Desain Fasade Bangunan Baru pada Koridor Jalan Ahmad Yani yang Dibagi ke Dalam Tiga Segmen

A

B

Kedua desain bangunan tersebut terdiri dari bangunan dua lantai dan tiga lantai. Bangunan dua lantai memiliki ketinggian ±8 meter, sedangkan bangunan tiga lantai memiliki ketinggian ±12 meter (maksimal). Terjadi keseragaman dimana semua bangunan tersebut memiliki bukaan/jendela yang lebar pada fasade bangunannya (gambar 4.33). Peneliti berinterpretasi keadaan tersebut terjadi akibat letak bangunan yang saling berdempetan sehingga tidak ada ruang dimana udara bisa keluar masuk kecuali dari bagian depan bangunan.

Gambar 4.33 Ilustrasi Deretan Fasade Bangunan di Sepanjang Koridor Jalan Ahmad Yani

Dengan mengacu kepada teori Bentley, pengamat mampu melihat keseluruhan permukaan fasade bangunan berlantai tiga di Jalan Ahmad Yani apabila pengamat berada minimal 10 meter dari bangunan tersebut (gambar 4.34). Maka dengan lebar

Jalan Ahmad Yani sepanjang 10 meter, bangunan ruko tersebut dapat dilihat dari berbagai posisi jalan oleh pejalan kaki. Peneliti dapat berinterpretasi bahwa pengamat mampu mengamati citra bangunan ruko di Jalan Ahmad Yani secara keseluruhan apabila berada pada sisi bangunan yang ada di sebrangnya (di jalur pedestrian). Oleh karena itu, pencitraan koridor jalan Ahmad Yani biasanya selalu dikaitkan dengan deretan bangunannya yang memanjang (gambar 4.35), bukan pada bangunan tertentu saja, dan pengamat harus mengamati dari perspektif diagonal (melihat deretan bangunan ruko secara keseluruhan).

Gambar 4.34 Kemampuan Jarak Pandang Minimum Pengamat Terhadap Bangunan

Gambar 4.35 Ilustrasi Jarak Pandang Pengamat Terhadap Bangunan di Koridor Jalan Ahmad Yani

Dalam mengkaji desain deretan fasade bangunan pada koridor Jalan Ahmad Yani yaitu bangunan rukonya, tentu peneliti perlu memperhatikan unsur-unsur apa saja yang mempengaruhi fasade suatu bangunan sehingga tercipta suatu citra tertentu terhadap keseluruhan bangunan tersebut secara visual. Menurut Knaack, dkk. (2007) dalam teorinya tentang unsur-unsur yang mempengaruhi fasade bangunan, maka unsur yang mempengaruhi fasade bangunan ruko di koridor Jalan Ahmad Yani dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Harmonis

Unsur harmonis fasade bangunan di koridor Jalan Ahmad Yani dapat dilihat pada susunan fasade bangunan-bangunan rukonya yang membentuk suatu kesatuan yang menggambarkan hubungan satu sama lainnya. Maka dari itu, peneliti membagi koridor Jalan Ahmad Yani ke dalam 3 segmen sehingga

dapat menggambarkan susunan fasade bangunan di Jalan Ahmad Yani secara detail (gambar 4.36).

Gambar 4.36 Unsur Harmonis di Koridor Jalan Ahmad Yani Binjai

Pada segmen A (gambar 4.36), banyak terjadi pengulangan terhadap desain fasade bangunan ruko. Hal ini disebabkan masih banyak terdapat bangunan lama di segmen tersebut. Bangunan-bangunan ruko dengan ketinggian yang sama terlihat berkumpul-kumpul di beberapa lokasi sehingga

A

B

C

(banyak terjadi pengulangan bentuk bangunan)

(tercipta suatu ritme yang dibentuk oleh ketinggian)

(tercipta suatu ritme dan transformasi pada bangunan modern)

membentuk barisan bangunan ruko yang berulang/mirip antara satu sama lainnya. Hal ini memciptakan suatu citra desain fasade yang monoton dan fasade bangunan-bangunan terlihat menyatu sehingga terkesan memanjang.

Pada segmen B, walaupun bangunan-bangunan tersebut memiliki ketinggian yang tidak sama, namun tetap memiliki ritme susunan bangunan berlantai dua dan bangunan berlantai tiga yang berganti-gantian membentuk suatu koridor jalan. Pada segmen C, sudah terlihat banyak transformasi pada masing-masing desain fasade bangunan yang menjadi lebih modern dan juga ada yang berskala lebih besar seperti sekolah, bengkel, dan kuil sehingga bangunan tersebut memiliki keunikan tersendiri melalui perbedaan desain fasadenya. Terlihat bangunan lama berlantai dua berbaris bergantian dengan bangunan modern berlantai tiga, sehingga membentuk ritme yang mirip dengan segmen B.

Setelah mengamati ketiga segmen, diketahui unsur harmonis di koridor Jalan Ahmad Yani Binjai terbentuk dari perbedaan ketinggian bangunan tersebut yang membentuk suatu pola susunan yang berbeda-beda, antara bangunan yang berlantai dua dan berlantai tiga. Secara keseluruhan, ketiga segmen bangunan di koridor Jalan Ahmad Yani memiliki ketinggian maksimal yang mirip (yaitu ±12 meter) dan mayoritas memiliki lebar 4 meter, sehingga terlihat sebagai suatu kesatuan. Walaupun terdapat perbedaan ketinggian, selisih satu lantai tersebut tidak menghalang visual pengamat ke

lingkungan makro (langit) yang membentuk skyline yang continue sehingga menimbulkan kesan bangunan yang harmonis.

2. Kontras

Unsur kontras bangunan di koridor Jalan Ahmad Yani dapat dilihat dari bangunan lama dan bangunan barunya yang memiliki perbedaan desain melalui permainan fasade. Walaupun kedua secara visual memberi kesan terpisah satu dengan yang lain, tetapi konteks bangunan tersebut masih seimbang dan terlihat menyatu sebagai barisan ruko yang memiliki fungsi yang sama (gambar 4.37).

Gambar 4.37 Kontras antara Bangunan Lama dan Bangunan Baru pada Koridor Jalan Ahmad Yani

3. Material

Material pada bangunan berpengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya karena dapat memberikan karakter visual dan mempertegas fungsi bangunan tersebut. Semua bangunan ruko di koridor Jalan Ahmad Yani menggunakan pintu berjenis

folding gate/rolling door (Gambar 4.38) yang memperkuat citra sebuah rumah toko yang berfungsi sebagai tempat usaha pada lantai dasarnya.

Gambar 4.38 Material Pintu yang Mendukung Fungsi Ruko pada Koridor Jalan Ahmad Yani

4. Tekstur

Menurut Knaack, dkk. (2007), tekstur merupakan elemen yang dipakai perancang dalam menentukan skala bangunan. Maka berdasarkan skalanya, bangunan ruko memiliki lebar yang sama yaitu 4 meter dan tidak memiliki sempadan antar bangunan sehingga terlihat berdampingan membentuk barisan-barisan bangunan dengan skala yang sama secara horizontal. Bangunan-bangunan tersebut memiliki wujud balok yang memanjang ke belakang. Keadaan tersebut membentuk suatu rangkaian bangunan yang terkesan meluas, lebar, dan menyatu sebagai suatu konteks lingkungan kawasan, yaitu kawasan ruko.

5. Warna

Penggunaan warna dinding bangunan yang dominan adalah warna putih dan krem. Adapun warna lain yang digunakan pada beberapa bangunan baru seperti warna coklat, biru, kuning dan hijau. Hal tersebut banyak ditemukan pada gambar segmen C (gambar 4.39).

Gambar 4.39 Penggunaan Warna di Bangunan Ruko di Koridor Jalan Ahmad Yani Binjai

Dengan memperhatikan penggunaan warna pada bangunan-bangunan ruko pada kawasan koridor Jalan Ahmad Yani yang dibagi ke dalam 3

A

B

C

(didominasi warna putih dan krem)

(didominasi warna putih dan krem)

segmen, yaitu segmen A, segmen B, dan segmen C, peneliti mengamati bahwa warna putih merupakan warna yang paling mendominasi pada bangunan di Koridor Jalan Ahmad Yani. Keadaan tersebut diperlihatkan pada gambar 4.40, dimana warna putih paling banyak digunakan oleh bangunan ruko lama dan warna lain banyak digunakan oleh bangunan baru (yang sudah direnovasi). Hal ini membuktikan warna putih merupakan warna yang sudah digunakan dalam jangka waktu yang lama dan masih dipertahankan hingga sekarang.

Gambar 4.40 Pewarnaan Terhadap Fasade Bangunan di koridor Jalan Ahmad Yani

Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan dan menciptakan kesan, karakter, dan arti secara psikologis pada ruang. Maka peneliti berinterpretasi bahwa penggunaan komposisi warna monokromatik, yaitu

warna putih yang dominan pada bangunan ruko di koridor Jalan Ahmad Yani, menimbulkan efek terang dan skala sehingga memberikan kesan bangunan seolah-olah menyatu, meluas dan seragam terhadap pencitraan koridor Jalan Ahmad Yani.

Berikut merupakan hasil kuesioner mengenai warna yang dapat mewakilkan bangunan-bangunan di Koridor Jalan Ahmad Yani. Sebanyak 85% responden memilih warna putih dan 34% responden memilih warna krem (gambar 4.41). Hal tersebut membuktikan pewarnaan putih yang paling kuat diingat oleh masyarakat dapat ditemukan pada bangunan-bangunan rukonya yang mayoritas berwarna putih.

Gambar 4.41 Ingatan Masyarakat Terhadap Warna Bangunan di Koridor Jalan Ahmad Yani

Setelah mengkaji unsur-unsur yang mempengaruhi desain fasade bangunan berupa unsur harmonis, kontras, material, tekstur, dan warna, dapat diinterpretasi-kan citra yang terbentuk adalah citra bangunan ruko yang hamonis, menyatu, dan seragam. Walaupun terdapat perbedaan pada beberapa bagian fasade bangunan

0 20 40 60 80

warna tua krem putih

tertentu, namun bangunan yang mendominasi tersebar merata di koridor Jalan Ahmad

Dalam dokumen Kajian Citra Koridor Jalan Ahmad Yani Binjai (Halaman 95-108)

Dokumen terkait