BAB II LANDASAN TEORI
2.6 Desain Karakter
Unsur penting dalam menciptakan sebuah karya animasi, karakter adalah sebagian dari dasar karya visual. Dalam pembentukan karakter, yang menjadi salah satu elemen dasar sebuah pembentukan adalah IP (Intellectual Property). Karakter juga memiliki latar belakang penciptaannya, seperti sifat (Mettadewi, 2016 ).
Desain karakter, juga melihat latar belakang pencitaan dari karakter tersebut, Latar belakang bisa meliputi sifat, kondisi, dan ekonomi. Raut wajah termasuk aspek penting mendukung kepribadian karakter tersebut.
Berikut adalah karakter yang dipakai dalam animasi ’Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-Anak Usia Dini
10
Gambar 2.4: Desain Karakter front, ¾, dan side view 2.7 Musik
Menurut Jamalus (1988) dalam bukunya, musik adalah suatu hasil karya suara berupa lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pencipta melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Musik juga mencangkup ilmu dan seni menggabungkan nada-nada ritmis vokal dan instrumental dengan melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosional.
Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-anak Usia Dini ini menggunakan musik yang berjudul Hidup dan Sehat ciptaan dari AT. Mahmud yang memiliki lirik sebagai berikut:
Jagalah lingkunganmu agar selalu Jagalah lingkunganmu sehat selalu Kebersihan pangkal kesehatan Kesehatan sangat diperlukan Hidup bersih menjadikan sehat Hidup sehat kerja pun giat
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian yang peneliti terapkan dalam pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Lingkungan Pada Anak Usia dini dijelaskan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data peneliti berasal dari guru dan murid TK Al-Fajar. Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi literatur, studi eksisting.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Al-Fajar Taman kanak-kanak yang berlokasi di Jl. Medokan Sawah 228 Surabaya, Medokan Ayu, Kec. Rungkut, Kota Surabaya Prov. Jawa Timur.
Gambar 3.1 Lokasi TK Al-Fajar
11
12
3.3 Observasi
Observasi adalah pengumpulan data Dengan mengamati secara langsung berbagai peristiwa yang terjadi pada anak-anak usia dini. Data observasi berupa hasil Interaksi langsung pada anak usia dini dengan memperlihatkan hasil karya animasi 2D sebagai pembelajaran mengenai penerapan kebersihan.
3.4 Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan mengenai suatu hal.
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti, dengan cara melakukan wawancara langsung dengan anak maupun orang tua. Dalam wawancara ini peran orang tua sebagai pendamping anak pada saat proses mengajar secara daring dapat mempermudah anak usia dini dalam hal pemahaman sistem pembelajaran. Narasummber yang akan diwawancara adalah orang tua murid dan siswa.
Wawancara diambil dari orang tua dan anak usia dini terkait pembelajaran online pada masa pendemi. Wawancara yang dipertanyakan sebelum animasi dibuat, antara lain:
Pertanyaan diperuntukkan orang tua anak usia dini:
Apakah animasi 2D tentang penerapan pembelajaran kebersihan untuk anak usia dini dapat dijadikan contoh untuk anak usia dini?
1. Bu Nurhayati dengan anak bernama Bella yang berusia 5 tahun, setelah melihat animasi 2D anak diharapkan bisa mencontoh pembelaran tentang kebersihan lingkungan.
2. Bu Uminatun dengan anak bernama Bara yang berusia 5 tahun, setelah melihat animasi 2D anak dan orangtua bisa mengambil pelajaran penerapan tentang kebersihan untuk anak usia dini.
3. Bu Luluk Kholidah dengan anak bernama Sinta yang berusia 4 tahun, setelah melihat animasi 2D anak menjadi tertarik dengan animasi yang dikemas tentang kebersihan lingkungan.
13
Respon dari anak usia dini setelah melihat animasi 2D tentang penerapan kebersihan, antara lain:
1. Bara anak berusia 5 tahun, tertarik dengan animasi 2D tentang penerapan kebersihan lingkungan
2. Bella anak berusia 5 tahun, merespon dengan hasil yang sama seperti Bara, dapat tertarik dengan animasi 2D tentang penerapan kebersihan lingkungan.
3. Sinta anak berusia 4 tahun, tertarik dengan pembalajaran animasi 2D ingin mendapat pembalajaran serupa dengan topik yang berbeda.
Dari kesimpulan wawancara yang didapat, terbentuklah hasil dari wawancara tersebut adalah animasi 2D dapat dijadikan referensi untuk pembelajaran anak usia dini.
3.5 Studi Literatur
Studi Literatur dilakukan agar informasi yang dibutuhkan peneliti untuk penelitian. Studi literatur yang dilakukan ialah, mengumpulkan jurnal yang ada di web dan laporan yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Studi literatur yang dilakukan sebagai refrensi dalam membuat animasi 2D.
Pada tahap pembahasan tentang Animasi 2D yang mengacu pada jurnal yang berjudul “Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya” disebutkan bahwa Animasi 2D dibuat dari objek-objek yang terpisah dengan layer transparan, yang dapat menggunakan layar kerangka virtual maupun tidak. Seluruh anggota tubuh yang terdiri dari mata, mulut, dan pakaiakan yang akan digerakkan dengan key frame. Setelah digerakkan dengan sesuai, tahap terakhir membuat animasi adalah rendering (Iwan, 2010). Motion graphic membantu menyederhanakan pesan ke dalam bagian dengan sederhana sehingga informasi telah tersampaikan, motion graphic juga sangat cocok untuk media edukasi karena memiliki keunggulan dimana informasi lebih mudah dipahami (Crooks, 2014)
3.6 Studi Eksisting
Pengamatan studi eksisting dilakukan dengan beberapa poin, antara lain menggerakkan animasi serta gaya visual yang sederhana dalam pembuatannya.
Animasi yang dipilih untuk studi eksisting adalah kartun yang terkenal dari negara
14
Malaysia, seperti Upin & Ipin. Upin & Ipin dinilai sangat menarik untuk anak-anak saat ini. Drama musikal sekaligus memberi pembelajaran disetiap lagu-lagu yang dibawa oleh Cek gu. Maka dari itu peneliti menjadikan Upin & Ipin menjadi referensi, karena sangat mudah dipahami oleh anak-anak usia dini.
Pra Produksi
Bagian ini menjelaskan langkah-langkah merancang sebuahkarya karya yang dimulai dari proses pra-produksi, berlanjut hingga produksi, dan diakhiri dengan proses pasca produksi. Perancangan karya dijelaskan seperti bagan 4.1 berikut.
Bagan 4.1 Perancangan Karya
15
16
Tabel 4.1: Jadwal Kegiatan Tugas Akhir
No. Tahap Kegiatan Produksi
Jadwal Kegiatan
September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Produksi Revisi x
Proposal
Pra produksi adalah salah satu tahap persiapan sebelum memulai produksi.
Tahap ini, ide dan konsep akan dirancang dengan matang, agar sesuai dengan alur dan konsep yang sudah ditentukan. Pada pra-produksi Peneliti akan membuat ide, cerita, storyboard, dan desain. Sebelum memulai produksi harus memastikan semua kebutuhan alat-alat atau komponen seperti komputer, software dan pen tab.
4.2.1 Ide Cerita
Pada pembuatan ide cerita pembuatan animasi 2D ini, diciptakan sebagai referensi atau pedoman untuk pembelajaran anak-anak usia dini pada masa pandemi. Diciptakan agar anak-anak usia dini memahami penerapan kebersihan lingkungan.
17
4.2.5 Sinopsis
Berlatar pada sekolah yang menerapkan kebersihan lingkungan, Ani melihat Ian sedang memakan sebungkus roti dan membuang bungkus rotinya sembarangan.
Ani mengingatkan Ian agar membuang bungkus rotinya pada tempatnya. Di waktu yang sama, Bu Aini datang untuk mengajar di TK Al-Fajar. Bu Aini memberitahu anak-anak tentang pentingnya kebersihan lingkungan, Bu Aini menjelaskannya dengan lagu-lagu yang ia ciptakan.
4.2.6 Naskah
Menurut (Setyawan, 2017) dalam jurnalnya film animasi 2 dimensi dengan judul andi bertema:sikap dan perilaku disiplin anak usia dini. Naskah adalah panduan utama yang dijadikan gambaran agar mudah dipahami. Dengan begitu informasi yang terdapat dalam animasi tersebut dapat dimengerti oleh semua tim (kru).
SCENE 1
EXT. PEMANDANGAN RINDANG TAMAN KANAK-KANAK
Pemandangan indah di pagi hari yang cerah, terdenganr burung berkicau bersahutan.
SCENET 2
EXT. PEMANDANGAN RINDANG TAMAN KANAK-KANAK Cast. Ani dan Ian
Ani dan Ian berjalan menuju sekolah (TK)
Ian membawa sarapan sebungkus roti untuk dimakan
SCENE 3
EXT. PEMANDANGAN RINDANG TAMAN KANAK-KANAK Cast. Ani dan Ian
Ian telah menghabiskan rotinya, Ian dengan sengaja membuang bungkus roti sembarangan.
18
Ani melihat Ian membuang bungkus roti sembarangan.
Ani menegur Ian, Ian tidak mendengarkan dan melanjutkan perjalanannya.
Ani Ian!
Ambil bungkus rotinya, jangan buang sembarangan.
Ian
Apasih An, ayok masuk kelas.
Ani
Ambil dulu Ian sampahnya, ntar dilihat bu guru.
SCENE 4
EXT. PEMANDANGAN RINDANG TAMAN KANAK-KANAK Cast. Ani, Ian dan Bu Aini
Bu Aini melihat Ian yang dengan sengaja membuang bungkus rotinya sembarangan, Bu Aini tersenyum melihat mereka. Ian pun segera mengambil dan membuang bungkus rotinya di tempat sampah,setelah itu mereka berjalan menuju kelas.
SCENE 5
INT. Ruang kelas
Cast. Ani, Ian dan Bu Aini
Bu Aini memasuki kelas menceritakan tentang kebersihan lingkungan. Kemudian Bu Aini menjelaskan kebersihan lingkungan dengan sebuah lagu.
19
4.2.7 Storyboard
Storyboard merupakan rangkaian gambar yang dibuat secara berurutan dan menjadi deskripsi setiap scene untuk menggambarkan objek dengan mudah menyampaikan ide kita kepada orang lain (Sutopo, 2003:35-36). Proses ini merupakan tahap menggerakkan karakter serta objek yang merupakan unsur dari animasi. Tahapan ini menyesuaikan storyboard yang sudah dibuat di awal.
Storyboard dapat mewakili setiap scene yang tersedia pada keseluruhan film animasi dan menggambarkan suasana atau situasi dasar seperti pose karakter, posisi kamera, suara, dan dialog.
Gambar 4.1 Storyboard scene 1 dan 2
20
Gambar 4.2 Storyboard scene 3 dan 4
Gambar 4.3 Storyboard scene 5 dan 6
21
4.3 Produksi
Tahap ini adalah tahap eksekusi pra-produksi yang sudah matang. Semua unsur akan digabungkan menjadi satu. Keseluruhan proses sangat mempengaruhi visual dan kualitas. Maka, pencipta karya harus fokus terhadap perancangan proses di dalamnya seperti Layout, Character, Texturing, Rigging, Animasi, VFX, Lighting dan Rendering.
4.3.1 Layout
Pada tahap layout, dimulai membuat dengan rasio 16:9 dengan format HDTV 1080p (1920 x 1080 pixel). Yang akan digunakan untuk “Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak Usia Dini” adalah 24fps (frame per second). Semakin tinggi jumlah fps, maka animasi yang dihasilkan akan semakin halus namun akan berpengaruh pada ukuran file dan proses render memakan waktu yang lama.
Gambar 4.4 Proses penataan layout animasi
22
Gambar 4.5 Proses penataan layout halaman sekolah
4.3.2 Modeling
Proses modeling karakter dalam pembuatan animasi 2D ini menyesuaikan dengan emosi yang disampaikan kepada penonton sehingga penyusun itu dapat ditampilkan dalam bentuk model dengan karakteristik di dalam animasi 2D.
Gambar 4.6 Proses modeling karakter Ian
23
4.3.3 Desain Karakter
Desain karakter untuk pembuatan animasi 2D yang akan menjadi tokoh, terdapat 3 tokoh, yaitu Ani, Ian, dan Bu Aini.
1. Ani
Tokoh Ani adalah anak-anak berumur 4 tahun. Ani adalah seorang pelajar di Pendidikan Anak Usia Dini yang memiliki karakter protagonis. Ani memiliki sifat ramah, mudah bergaul, perhatian kepada teman.
Gambar 4.7 Ani
2. Ian
Tokoh Ian adalah anak-anak berumur 4 tahun. Ian adalah seorang pelajar di Pendidikan Anak Usia Dini yang memiliki karakter protagonis. Ian memiliki sifat penurut, gampang menerima nasehat orang lain.
24
Gambar 4.8 Ian
3. Bu Aini
Bu Aini adalah guru Pendidikan Anak Usia Dini yang memliki karakter protagonist.
Bu Aini memiliki sifat, penyabar, riang, dan menyukai anak kecil.
Gambar 4.9 Bu Aini
25
4.3.4 Properti
Properti yang digunakan dalam motion graphic ini yaitu sebungkus roti, tempat sampah, dan ruang kelas. Properti dapat dilihat pada ada gambar 4.5, 4.6
Gambar 4.10 Tempat sampah
Gambar 4.11 Sebungkus roti dalam kemasan
26
Gambar 4.12 Roti
4.3.4 Rigging dan Animasi
Setelah mengerjakan layout, ditahap selanjutnya adalah menggerakkan tokoh (rigging), background, dan foreground.
Rigging adalah metode pemberian atau pemasangan tulang pada karakter animasi agar dapat digerakkan sehingga karakter dapat bergerak seperti manusia atau makhluk hidup lainnya. (Zulkarnain, 2019)
Gambar 4.8 Proses Rigging dan animasi bagian tubuh
27
Gambar 4.9 Proses Rigging bagian tangan
Gambar 4.10 Rigging bagian mulut
28
Gambar 4.11 foreground lapangan taman kanak-kanak
4.4 Pasca Produksi
Pasca produksi adalah tahapan terakhir setelah produksi, proses ini meliputi editing. Penggabungan video yang telah dirender dengan video lain dan menyatukan dubbing serta memasukkan soundtrack di dalamnya.
4.4.1 Editing
Tahap ini berfungsi untuk menyatukan video per-scene yang mengacu pada storyboard. Setelah itu ditambahkan tahap dubbing dan soundtrack. Pada pembuatan animasi 2D ini akan menggunakan lagu pribadi untuk soundtracknya.
4.4.2 Soundtrack
Proses awal pembuatan soundtrack dimulai dengan menambahkan vocal ke dalam software yang bernama FL Studio, lalu dilanjutkan dengan memasukan vocal kedalam newtone untuk mengetahui chord lagu agar tidak miss/fals.
29
Gambar 4.12 memasukkan vocal kedalam newtone.
Kemudian menyusun rhythm sesuai nada vocal yang telah ditambahkan.
Proses selanjutnya menambahkan instrument bass.
Gambar 4.13 Penyusunan rhythm
30
Gambar 4.14 Penambahan instrument bass
Lalu menambahkan bagian pengisi iringan lagu plugin dreamkeys di layer dengan flute. Pada proses akhir menambahkan kick, clap, dan hihat. Setelah semua selesai, masing-masing instrumen ditambahkan ke mixer untuk mengatur volume dan frekuensi disetiap instrumen.
Gambar 4.15 Hasil semua instrument yang telah ditambahkan ke Mixer
31
Setelah proses selesai, kemudian hasil soundtrack dapat di export lalu memilih format mp3 untuk ditambahkan ke animasi 2D.
Gambar 4.16 Hasil pembuatan soundtrack menggunakan FL Studio
4.4.3 Dubbing
Dubbing adalah proses pengisian suara pada animasi yang biasanya nya pada proses dubbing, akan menyamakan teks yang dibaca dengan gerakan bibir animasi yang sedang berjalan
Berikut adalah proses dubbing untuk animasi 2D meliputi dialog:
1. Dialog Bu Aini
Pada scene 4 Bu Aini berdialog: “Selamat pagi anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang kebersihan lingkungan, kebersihan lingkungan sangat penting bagi kesehatan. Oleh karena itu marilah belajar untuk menjaga Hidup bersih menjadikan sehat Hidup sehat kerjapun giat”
32
Gambar 4.17: Pengisi suara Bu Aini
2. Dialog Ian
Pada scene 3 Ian berdialog:
“apaan sih an, ayok masuk kelas!”
Gambar 4.18: Pengisi suara Ian
3. Dialog Ani
Pada scene 3 Ian berdialog:
“ambil bungkus rotinya ian!”
“ambil dulu sampahnya Ian, nanti dimarahin bu guru”
33
Gambar 4.19 Pengisi suara Ani
Pada proses dubbing dilakukan perekaman suara untuk narasi serta suara untuk mengisi setiap karakter.
Proses dubbing suara dilakukan dengan merekam memakai mic yang terhubung dengan aplikasi atau software. Lalu suara akan ditangkap melalu record, kemudian melakukan proses editing, agar hasilnya dijadikan panduan untuk pergerakan animasi.
34
Gambar 4.20 Recording dubbing
4.4.4 Rendering
Proses dari keseluruhan produktivitas pembuatan film animasi 2D bisa dilakukan proses exporting atau rendering. Pada proses ini, akan mengatur dan menentukan opsi akhir secara detail untuk format film sesuai yang dibutuhkan.
Bagian produksi dalam pembuatan animasi 3D yang sudah dilakukan semua atau finishing untuk menjadikan hasil output dibutuhkan proses yaitu rendering ini berupa image atau movie. (Djalle, 2006:39-40)
4.4.5 Rencana Publikasi
Pembahasan pada tahap selanjutmya atau tahapan terakhir setelah proses editing dan rendering adalah melakukan proses publikasi karya. Pada tahap publikasi Tugas Akhir ini, penulis merancang berbagai desain poster, cover DVD, dan label DVD sebagai media publikasi animasi ini adalah sebagai berikut:
1. Poster
a. Konsep Poster
Konsep poster diambil di ruang kelas, agar menunjukkan bahwa isi dari animasi ini berupa edukasi pembelajaran.
b. Poster
35
Gambar 4.15 Desain Poster
2. Cover dan Label DVD
a. Konsep Cover dan Label DVD
Dalam pembuatan cover dan label DVD tujuannya hampir sama dengan pembuatan poster, menunjukkan bahwa isi dari animasi adalah edukasi pembelajaran kebersihan lingkungan.
36
b. Cover dan Label DVD
Gambar 4.16 Desain Cover dan label DVD
3. Screenshot animasi 2D Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-anak Usia Dini
Gambar 4.17 Opening
Gambar 4.16 Konflik
37
Gambar 4.18 Klimaks
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Telah dihasilkan Animasi 2D tentang penerapan pembelajaran kebersihan lingkungan yang dapat menjadi media edukasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dengan perincian proses yang dilakukan sebagai berikut:
1. Menyusun storyboard untuk gambaran alur cerita yang akan dibangun dalam animasi 2D.
2. Membuat desain karakter yang dapat mewakili karakter dalam animasi 2D yang dibuat
3. Membuat modelling untuk menyesuaikan emosi yang disampaikan kepada penonton sehingga penyusunan modelling dapat ditampilkan dalam karakteristik di dalam animasi 2D.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembuatan karya animasi 2D yang berjudul “Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-Anak Usia Dini” dapat disarankan untuk membuatan animasi 2D lebih lanjut dengan mengembangkan cerita yang lebih banyak sehingga durasi pembuatan animasi 2D lebih panjang.
Selain itu, disarankan membuat animasi 2D serupa dengan membahas topik tentang perilaku sopan santun pada anak-anak pendidikan usia dini, misalnya memberi salam pada bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menghomarti orang tua, dan sebagainya.
38
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, A. (2016). Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak Usia Dini Di Paud Purwomukti Desa Batur Kecamatan Getasan. Jawa Tengah.
Chan. (2019). Moocs, An Innovative Alternative to Teach First Aid and Emergency Treatment: A Practical Study. Nurse Education Today.
Elsevier, 79(November 2018), 92–97.
Crooks, R. (2014). Kedahsyatan Cara Bercerita Visual Infografis. Jakarta: PT Gramedia.
Design, M. b. (2010). History of Motion Design. Retrieved from ISSU:
https://issuu.com/motionbydesign/docs/mbd1 Design, M. b. (2010). Issuu.com. Retrieved from Issuu.
Fahmi. (2017). Teknik, Prinsip, dan Semua Tentang Animasi. Retrieved from mi- story: http://fahmipm.blogspot.com/2017/03/teknik-dan-dunia-
animasi.html
Hartati, S. (2019, September 26). Pendidikan Anak Usia Dini, Investasi SDM Bagi Bangsa di Kemudian Hari. Jakarta, Jakarta.
Hewi, A. &. (2020). Strategi Pendidik Anak Usia Dini Era Covid-19 dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5 (1), 158-167.
Himawan, P. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Iwan, B. (2010). Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya. Jakarta:
ANDI.
Jamalus. (1988). Pengajaran Buku Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.
Janitra, a. (2020, April 20). Quiper. Retrieved from Quiper:
https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-info/p-beda- animasi-2d-dan-3d/
Kristiawan, R. d. (2017). Pengelolaan Pembelajaran PAUD Dalam Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan, Vol. 2, No. 1, 76-86.
Kurniasih, I. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Edukasia Daryanto.
39
40
Mettadewi. (2016 , November 23 ). Desingning Character Creation and. Concept.
Retrieved from Binus University:
https://animation.binus.ac.id/2016/11/23/designing-character-creation-and- concept/
Muzakki, M. (2015). Implementasi pembelajaran anak usia dini berbasis budaya lokal di PAUD full day school. JPPM (Jurnal Pendidikan dan
Pemberdayaan Masyarakat) 2 (1), 39-54.
Prakoso, G. (2010). Animasi Pengetahuan Dasar Film Animasi Indonesia,.
Jakarta: FFT-
Prawiro, M. (2018). Pengertian Animasi Komputer, Sejarah, Jenis, dan Prinsip- Prinsip Animasi. In M. Prawiro.
Shanty, Y. (2021, April 2). Perkembangan dan Pasang Surut Perfilman Indonesia. Retrieved from kompaspedia:
https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/perkembangan- dan-pasang-surut-film-indonesia
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sutadi, H. (2014, Maret 10). pemerintah kabupaten pati. Retrieved from patikab.go.id: https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/01/24/sejarah- perkembangan-film-indonesia/
Zembry. (2001). Animasi web dengan macromedia Flash 8. Jakarta: Elex Media Komputindo.