• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN ANIMASI 2D TENTANG PENERAPAN KEBERSIHAN PADA ANAK-ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMBUATAN ANIMASI 2D TENTANG PENERAPAN KEBERSIHAN PADA ANAK-ANAK USIA DINI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN ANIMASI 2D TENTANG PENERAPAN KEBERSIHAN PADA ANAK-ANAK USIA DINI

TUGAS AKHIR

Program Studi

DIV Produksi Film dan Televisi

Oleh:

Melani Sinta Nurjanah 18510160023

FAKULTAS DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS DINAMIKA

2022

(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Terapan Seni

Disusun Oleh:

Nama : Melani Sinta Nurjanah

NIM 18510160023

Program Studi : DIV Produksi Film dan Televisi

FAKULTAS DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS DINAMIKA

2022

(3)
(4)

LEMBAR MOTTO

“Keep going”

iv

(5)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untuk Keluarga, Almamater, Dosen serta Guruku

v

(6)
(7)

ABSTRAK

Munculnya permasalahan yang terjadi di sekolah tentang perilaku kebersihan anak- anak khususnya anak usia dini, menjadikan fokus penelitian Tugas Akhir ini.

Tumbuh kembang anak usia dini yang optimal, dapat dilihat dari kebiasaan hidup sehat yang dilakukan oleh anak-anak sejak dini terhadap kebersihan diri, lingkungan, dan perilaku bersih. Masalah kesehatan yang paling banyak diperbincangkan pada anak usia dini yang sering terjadi ialah kebersihan diri.

Tujuan dari pembuatan film animasi 2D adalah untuk memberikan wawasan seta edukasi/pembelajaran melalui perilaku hidup sehat dan bersih. Selain itu peneliti membuat tugas akhir ini untuk membantu masyarakat pada umumnya serta anak- anak pada khususnya untuk selalu menerapkan kebersihan di lingkunan baik sekolah, dan juga lingkungan tempat tinggal. Penelitian akan diterapkan dalam pembuatan animasi 2D tentang penerapan kebersihan lingkungan pada anak usia dini dijelaskan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik motion graphic. Data peneliti bersumber dari guru-guru pengajar di TK Al-Fajar yang terdiri dari guru kelas dan beberapa anak usia dini. Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi literatur, studi eksisting. Animasi 2D tentang pembelajaran penerapan lingkungan cocok digunakan sebagai media edukasi untuk anak usia dini, karena pembuatan animasi ini dibuat dengan teknik motion graphic yang memudahkan anak-anak dengan mudah memahami dengan harapan dapat menjadi motivasi dan contoh untuk menerapkan kebersihan lingkungan sekolah.

Kata Kunci: Pembelajaran, Kebersihan Lingkungan, Animasi 2D

vii

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang- Nya sehingga Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan

Kebersihan Pada Anak-Anak Usia Dini dapat diselesaikan tepat waktu.

Tugas Akhir ini tidak akan berhasil tanpa bantuan beberapa pihak, maka dari itu Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang tua serta seluruh anggota keluarga yang telah memberikan dukungan.

2. Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd. selaku Rektor Universitas Dinamika.

3. Karsam, MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Desain dan Industri Kreatif

4. Dr. Muh. Bahruddin, S.Sos., M.Med.Kom. selaku Kaprodi DIV Produksi Film dan Televisi Universitas Dinamika.

5. Dr. Bambang Hariadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I.

6. Yunanto Tri Laksono, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.

7. Novan Andrianto, M.I.Kom selaku Dosen Penguji.

8. Teman-teman peneliti, Nizar, Dian, Silfi, Afif yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada peneliti.

9. Teman-teman di Program Studi DIV Produksi Film dan Televisi Universitas Dinamika.

10. Semua pihak yang selalu mendukung, memberi motivasi, dan mendoakan sehingga dapat memudahkan dalam proses pembuatan tugas akhir.

Demikian dengan karya Tugas Akhir ini, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua.

Surabaya, 16 Januari 2022

Peneliti

viii

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ... 4

2.2 Strategi Pembelajaran Saat Pandemi ... 5

2.3 Kebersihan Lingkungan Sekolah ... 5

2.4 Animasi ... 6

2.4.1 Animasi 2D ... 6

2.4.2 Animasi Tradisional ... 7

2.4.3 Motion Graphic ... 7

2.4.4 Animasi 3D ... 8

2.5 Toon Boom Harmony ... 9

2.6 Desain Karakter ... 10

2.7 Musik ... 10

BAB III METODE PENELITIAN ... 12

3.1 Metode Penelitian ... 12

3.2 Lokasi Penelitian ... 12

3.3 Observasi ... 13

3.4 Wawancara ... 13

ix

(10)

3.5 Studi Literatur ... 13

3.6 Studi Eksiting ... 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

4.1 Perancangan Karya ... 15

4.2 Pra-Produksi ... 16

4.2.1 Ide Cerita ... 16

4.2.5 Sinopsis ... 17

4.2.6 Naskah ... 17

4.2.7 Storyboard ... 18

4.3 Produksi ... 20

4.3.1 Layout ... 20

4.3.2 Modeling ... 21

4.3.2 Desain Karakter ... 22

4.3.3 Properti ... 24

4.3.4 Rigging dan Animasi ... 25

4.4 Pasca Produksi ... 27

4.4.1 Editing ... 27

4.4.2 Soundtrack ... 27

4.4.3 Dubbing ... 30

4.4.3 Rendering ... 33

4.4.4 Rencana Publikasi ... 33

BAB V PENUTUP ... 37

5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN ... 41

x

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir ... 16

xi

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Software Toon Boom Harmony ... 9

Gambar 2.4 Desain Karakter front, ¾, dan side view ... 10

Gambar 3.1 Lokasi TK Al-Fajar ... 12

Gambar 4.1 Storyboard scene 1 dan 2 ... 19

Gambar 4.2 Storyboard scene 3 dan 4 ... 19

Gambar 4.3 Storyboard scene 5 dan 6 ... 20

Gambar 4.4 Proses penataan layout animasi ... 21

Gambar 4.5 Proses penataan layout halaman sekolah ... 21

Gambar 4.6 Proses modeling karakter Ian ... 22

Gambar 4.7 Ani ... 22

Gambar 4.8 Ian ... 23

Gambar 4.9 Bu Aini ... 23

Gambar 4.10 Tempat Sampah ... 24

Gambar 4.11 Sebungkus roti dalam kemasan ... 24

Gambar 4.7 Roti ... 25

Gambar 4.8 Proses Rigging dan animasi bagian tubuh ... 25

Gambar 4.9 Proses Rigging bagian tangan ... 26

Gambar 4.10 Rigging bagian mulut ... 26

Gambar 4.11 foreground lapangan taman kanak-kanak ... 27

Gambar 4.12 memasukkan vocal kedalam newtone ... 28

Gambar 4.13 Penyusunan rhythm ... 28

Gambar 4.14 Penambahan instrument bass ... 29

Gambar 4.15 Hasil semua instrument yang telah ditambahkan ke Mixer . 29 Gambar 4.16 Hasil pembuatan soundtrack menggunakan FL Studio ... 30

Gambar 4.17 Pengisi suara Bu Aini ... 31

Gambar 4.18 Pengisi suara Ian ... 31

Gambar 4.19 Pengisi suara Ani ... 32

Gambar 4.20 Recording dubbing ... 33

Gambar 4.15 Desain Poster ... 34

Gambar 4.16 Desain Cover dan label DVD ... 35

xii

(13)

Gambar 4.17 Opening ... 35 Gambar 4.16 Konflik ... 35 Gambar 4.18 Klimaks ... 36

xiii

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hartati dalam jurnalnya (Pendidikan Anak Usia Dini, Investasi SDM Bagi Bangsa di Kemudian Hari, 2019) menjelaskan bahwa, pendidikan prasekolah atau yang disebut Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terdiri dari Taman Kanak Kanak dan Kelompok Bermain (Play Group). Jalur pendidikan yang ditempuh anak-anak berusia sekitar 4-5 tahun. Pentingnya pendidikan yang diterima anak-anak pada pendidikan pra-sekolah adalah menumbuhkan dan mendorong minat dalam belajar anak sejak dini. Anak-anak yang mengikuti pendidikan pra-sekolah sudah memiliki kemampuan mengenal kata dan bahasa, termasuk membaca dan menulis.

Menurut (Kurniasih, 2009), dalam bukunya menjelaskan bahwa: “usia dini merupakan periode emas bagi perkembangan kecerdasan pada anak. Perkembangan kecerdasan akan berlangsung pada usia 0-4 tahun hingga usia 8 tahun.

Perkembangan pada periode ini akan sangat mempengarhi perkembangan periode berikutnya, hingga menuju masa dewasa”.

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini yang optimal, dapat dilihat dari kebiasaan pola hidup sehat yang dilakukan oleh anak sejak dini dalam hal kebersihan diri, lingkungan, dan perilaku. Masalah kesehatan yang berhubungan pada anak usia dini yang sering terjadi adalah kebersihan diri (Apriliana, 2016)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya tahun 2019, dijelaskan bahwa proses penerapan tentang kesehatan masih kurang terealisasi kepada masyarakat baik di lingkungan umum maupun di lingkungan sekolah. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, masih banyak penerapan kebersihan di lingkungan masyarakat masih sangat kurang, sehingga hal ini berdampak terhadap kesehatan yang ada.

Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak memahami kebersihan. Kebersihan merupakan bagian penting dari pendidikan.

Sistem imun pada tubuh yang kurang berkembang dapat mempermudah penyakit masuk ke dalam tubuh. Penyebaran penyakit menular yang disebabkan oleh kebersihan lingkungan yang buruk dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar.

1

(15)

2

Maka disinilah peneliti menunjukkan melalui media pembelajaran animasi 2D, bahwa membuang sampah merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi masalah kesehatan anak dan lingkungan sekolah. Untuk itu perlu dibuat animasi 2D yang dapat dijadikan acuan bagi guru dan orang tua dalam pengenalan dan penerapan kebersihan lingkungan pada anak usia dini.

Dalam hal ini Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Fajar adalah contoh yang baik sebagai referensi untuk pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-Anak Usia Dini. Menurut survei wawancara beberapa guru Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Fajar menunjukan bahwa mereka membutuhkan progam animasi 2D tentang kebersihan agar anak-anak dapat membuang sampah pada tempatnya dan juga sebagai variasi pembelajaran.

Saat ini proses pembelajaran tentang kebersihan membuang sampah masih bersifat tradisional dalam arti kata belum menggunakan teknologi animasi 2D.

Menurut beberapa guru di TK Al-Fajar menyebutkan bahwa memang pembelajaran menggunakan animasi diperlukan agar anak-anak mudah memahami, karena menggunakan karakter-karakter yang disukai anak-anak.

Berdasarkan pengamatan dan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan dan membuat topik berjudul

‘’Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-Anak Usia Dini’’.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ditulis, maka rumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah pembuatan Animasi 2D tentang “Penerapan Kebersihan Lingkungan Pada Anak-Anak Usia Dini”.

1.3 Batasan Masalah.

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, karya ini membutuhkan konsep yang akan digunakan dalam pembuatan animasi 2D, antara lain:

1. Cerita yang ditekankan dalam Animasi 2D adalah kebersihan lingkungan.

2. Memfokuskan agar anak-anak usia dini mengerti akan kebersihan lingkungan

(16)

3

3. Teknik yang digunakan untuk membuat animasi menggunakan motion graphic.

4. Pengisian suara menggunakan dubbing.

5. Animasi 2D yang dibuat dengan studi kasus dikumpulkan dari TK Al-Fajar.

1.4 Tujuan

Tujuan tugas akhir ini adalah menghasilkan Animasi 2D tentang penerapan pembelajaran kebersihan lingkungan yang dapat menjadi media edukasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pembuatan Tugas Akhir ini, antara lain:

1.5.1 Manfaat Praktis

1. Bagi pendidik, menjadi referensi bagi guru pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK)

dalam mengemas materi tentang penerapan kebersihan pada anak-anak.

2. Bagi peserta didik, menjadi referensi untuk belajar memahami tentang kebersihan dengan menggunakan animasi 2D.

3. Bagi peneliti, menambah wawasan tentang pentingnya kebersihan lingkungan pada anak usia dini.

1.5.2 Manfaat Teoristis

1. Animasi 2D ini dapat dijadikan sarana untuk media pembelajaran penerapan kebersihan lingkungan pada anak-anak.

2. Dapat digunakan menjadi referensi bagi guru pengajar PAUD/TK dalam mengemas materi tentang penerapan kebersihan pada anak-anak

(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam melaksanakan Tugas Akhir ini, peneliti menggunakan beberapa landasan teori untuk mendukung pembuatan animasi 2D tentang penerapan kebersihan lingkungan pada anak-anak usia dini. Berikut adalah landasan teori yang dapat diuraikan.

2.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi anak pada anak usia dini secara optimal. Sehingga terbentuk perilaku dan keterampilan dasar sesuai dengan perkembangan dan kesiapan anak memasuki pendidikan masa mendatang (Kristiawan, 2017)

Kegiatan belajar pada anak usia dini, mengutamakan pembelajaran sambil bermain. pembelajaran sambil bermain ini dilakukan agar anak usia dini dapat memotivasi dan mengembangkan kemampuannya (Muzakki, 2015).

Pembelajaran anak usia dini dilaksanakan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak dengan

menggunakan metode sebagai berikut:

1. Huruf dan Bunyi

Dengan mengenal huruf dan bunyi dalam pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak-anak diajarkan mengenal 26 dari huruf kecil sampai huruf besar. Anak-anak juga diajarkan mengenali bunyi dengan pembelajaran mengeja.

2. Warna, Bentuk, dan Objek

Di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak juga mengenal warna (merah, kuning, hijau, dan biru), bentuk (bulat, segitiga, dan persegi) dan objek (bagian tubuh, tangan, kaki, mata dan indera lainnya).

4

(18)

5

2.2 Strategi Pembelajaran Saat Pandemi

Strategi pembelajaran di masa pandemi COVID adalah cara yang digunakan tenaga pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk melaksanakan pembelajaran di masa pandemi agar tujuan pembelajaran tercapai dengan tepat serta efektif. Cara yang digunakan dalam menyampaikan materi bacaan kepada anak pada usia dini harus disesuaikan dengan keadaan anak usia tersebut.. (Hewi, 2020) Dalam situasi pandemi, tenaga pengajar (guru) dapat mempersiapkan strategi pembelajaran agar materi dapat tersampaikan dengan baik selama masa pandemi covid dengan salah satu cara, yaitu daring.

Daring adalah pembelajaran melalui jaring internet seperti Zoom, Google Meet, dan Whatsapp (WA). Guru akan membuat grup pada aplikasi WhatsApp untuk mengirim materi dan tugas pada anak-anak. Melalui aplikasi ini, anak-anak diharapkan dapat membaca dan memahami materi agar dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru berupa gambar atau video.

2.3 Kebersihan Lingkungan Sekolah

Kebersihan lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab semua pihak. Namun, pada kenyataannya masih banyak sekolah yang lingkungannya belum terpelihara.

Yang menjadi penyebab tidak terpeliharanya lingkungan sekolah, antara lain kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Siswa harus memiliki kesadaran dan perilaku yang benar mengenai upaya kebersihan lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang baik akan berdampak positif bagi anak. Sehingga anak akan lebih mudah memahami materi yang akan berdampak pada hasil belajar yang baik. Jika lingkungan sekolah tidak baik maka akan menghambat proses belajar siswa yang tidak optimal (Slameto, 2010).

Oleh karena itu, guru harus memberi contoh perilaku yang baik seperti membuang sampah pada tempatnya. Dalam menyikapi karakter yang melibatkan semua kepentingan dalam pendidikan. Tidak akan berhasil dalam melatih pendidikan karakter apabila tidak ada kesinambungan dan kelarasan dengan lingkungan pendidikan (Chan, 2019).

(19)

6

2.4 Animasi

Animasi adalah rangkaian gambar dalam jumlah banyak, bila diproyeksikan akan terlihat seolah-olah bergerak seperti film di televisi atau di layar lebar. Dapat disimpulkan bahwa, animasi merupakan benda diam yang diproyeksi menjadi bergerak. Animasi disebut juga rangkaian gambar bergerak yang disusun secara berurutan.

Animasi disusun menurut alurnya dari sekumpulan objek gambar yang disusun menurut alurnya, sehingga dapat menghasilkan gambar yang bergerak.

Animasi disebut sebagai suatu gerakan yang dapat menampilkan gambar atau frame secara berurutan (Prakoso, 2010).

Sedangkan menurut Zembry (2001) dalam bukunya menjelaskan bahwa animasi adalah pembuatan gambar yang berbeda-beda pada setiap frame, kemudian rangkaian tersebut dijalankan dalam satu gerakan sehingga terlihat sepeti sebuah film.

Animasi akan diatur secara berurutan, istilah ini dikenal sebagai frame.

Sebuah frame terdiri dari satu gambar, setiap frame yang ditampilkan bergantian, akan tampak bergerak. Satuan yang digunakan untuk satu frame adalah frame per second (fps). Semakin tinggi fps yang digunakan, semakin hauls tampilan animasinya

2.4.1 Animasi 2D

Animasi didefinisikan sebagai seni atau teknik yang tidak terlepas dari penemuan prinsip dasar karakter pada manusia. Gambar yang dihasilkan seolah- oleh bergerak sehingga yang terlihat adalah gerakan semu. Animasi pada umumnya merupakan visual yang menceritakan sebuah karakter yang terurai menjadi klimaks yang kemudian mencapai kesimpulan.

Pembuatan animasi 2 dimensi menggunakan sketsa gambar yang digerakkan satu persatu melalui software yang support dengan pembuatan animasi 2 dimensi, sehingga tampak seperti nyata dan bergerak. Pergerakan gambar bergerak akan diataur secara tertur sesuai dengan alur gerakan yang telah ditentukan.

Animasi 2D dibuat dari objek terpisah dengan layer transparan, yang dapat menggunakan layar kerangka virtual maupun tidak. Seluruh tubuh yang terdiri dari

(20)

7

mata, mulut, dan pakaian akan bergerak mengikuti key frame. Setelah bergerak dengan sesuai, tahap terakhir membuat animasi adalah rendering (Iwan, 2010).

Objek atau karakter dalam animasi 2D dibuat dengan menggambar.

Pergerakan setiap karakter dilakukan frame demi frame dengan gambar manual (tangan). Gambar bergerak satu per satu hingga terlihat nyata. Objek dalam gambar tersebut bukan makhluk hidup tetapi juga terdapat benda, warna, tulisan, dan spesial efek (Janitra, 2020).

2.4.2 Animasi Tradisional

Animasi tradisional adalah teknik animasi pada setiap frame digambar dengan tangan (manual). Animasi tradisional dikembangkan dengan menggambar objek diatas kertas transparan seluloid. Animasi tradisional sering disebut juga sebagai animasi sel. (Prakoso, 2010)

Animasi tradisional sering disebut juga dengan animasi sel, karena cara kerjannya menggunakan celluloid transparent yang sering digunakan untuk pembuatan animasi tradisional. Setiap tahap gambar bergerak satu per satu di atas sel secara tradisional merupakan teknik animasi yang digunakan pada saat animasi pertama kali. Dikembangkan dengan kemajuan teknologi yang pesat, pembuatan animasi terjal kini telah dikerjakan dengan menggunakan komputer. (Fahmi, 2017).

2.4.3 Motion Graphic

Motion graphic adalah media audiovisual yang menggabungkan sinematografi dan desain grafis dengan memasukkan berbagai elemen seperti ilustrasi, tipografi, fotograf, video dan musik yang dapat digunakan dengan teknik animasi 2D dan 3D. (Design, History of Motion Design, 2010).

Motion graphic terdiri dari 2 kata yaitu motion yang berarti gerak dan graphic yang berarti grafik. Singkatnya, motion graphic adalah grafik yang bergerak.

Namun secara umum motion graphic memiliki makna desain yang menambahkan berbagai elemen seperti ilustrasi dan tipografi. Saat ini banyak orang menggunakan motion graphic untuk menyampaikan suatu informasi.

Motion graphic adalah istilah yang digunakan untuk semua jenis grafik, termasuk element 3D, cell animation, animasi stop motion, video digital, film, dan

(21)

8

banyak jenis grafik gerak lainnya. Motion graphic menggunakan metode seperti input frame by frame.

Motion graphic membantu menyederhanakan pesan menjadi bagian-bagian yang sederhana sehingga informasi dapat tersampaikan, motion graphic juga sangat cocok untuk media pendidikan karena memiliki kelebihan yaitu informasi lebih mudah dipahami (Crooks, 2014)

2.4.4 Animasi 3D

Animasi 3D adalah gambar bergerak dalam ruang digital 3 demensi.

Perbedaan animasi 2D dan animasi 3D adalah, jika animasi 2D menggunakan 2 titik koordinat X dan Y yang dapat digerakkan 2 arah yang digerakkan atas dan bawah.

Sedangkan animasi 3D menggunakan koordinat X, Y dan Z yang dapat digerakkan 3 arah yaitu kanan, kiri, atas dan bawah. Sehingga hasilnya tampak lebih nyata.

Perbedaan antara animasi 2D dan animasi 3D terletak pada tampilan layarnya.

Animasi 2D menggunakan satu layar, sedangkan animasi 3D menggunakan empat layar. Yaitu layar atas, layar depan, layar kiri, dan layar perspektif. Tampilan 4 layar ini memudahkan untuk membentu objek 3D.

2.5 Toon Boom Harmony

Toon Boom Harmony adalah perangkat lunak Untuk membuat animasi Menjadi lebih mudah dalam menyusun ruang untuk menentukan background, foreground, dan animasi. Toon Boom Harmony berisi tools yang diperlukan menangani pembuatan animasi seperti cut to cut, frame by frame dan animasi. Alur kerjanya seperti pembuatan animasi tradisional, yang di mulai dari proses scan hingga compositing yang dapat mengintegrasikan antara dua dimensi dan tiga dimensi. Toon Boom Harmony Menggunakan alat drawing pen sebagai media menggambar.

(22)

9

Gambar 2.1 Software Toon Boom Harmony (sumber: google.com)

2.6 Desain Karakter

Unsur penting dalam menciptakan sebuah karya animasi, karakter adalah sebagian dari dasar karya visual. Dalam pembentukan karakter, yang menjadi salah satu elemen dasar sebuah pembentukan adalah IP (Intellectual Property). Karakter juga memiliki latar belakang penciptaannya, seperti sifat (Mettadewi, 2016 ).

Desain karakter, juga melihat latar belakang pencitaan dari karakter tersebut, Latar belakang bisa meliputi sifat, kondisi, dan ekonomi. Raut wajah termasuk aspek penting mendukung kepribadian karakter tersebut.

Berikut adalah karakter yang dipakai dalam animasi ’Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-Anak Usia Dini

(23)

10

Gambar 2.4: Desain Karakter front, ¾, dan side view 2.7 Musik

Menurut Jamalus (1988) dalam bukunya, musik adalah suatu hasil karya suara berupa lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pencipta melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Musik juga mencangkup ilmu dan seni menggabungkan nada-nada ritmis vokal dan instrumental dengan melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosional.

Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-anak Usia Dini ini menggunakan musik yang berjudul Hidup dan Sehat ciptaan dari AT. Mahmud yang memiliki lirik sebagai berikut:

Jagalah lingkunganmu agar selalu Jagalah lingkunganmu sehat selalu Kebersihan pangkal kesehatan Kesehatan sangat diperlukan Hidup bersih menjadikan sehat Hidup sehat kerja pun giat

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang peneliti terapkan dalam pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Lingkungan Pada Anak Usia dini dijelaskan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data peneliti berasal dari guru dan murid TK Al-Fajar. Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi literatur, studi eksisting.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Al-Fajar Taman kanak-kanak yang berlokasi di Jl. Medokan Sawah 228 Surabaya, Medokan Ayu, Kec. Rungkut, Kota Surabaya Prov. Jawa Timur.

Gambar 3.1 Lokasi TK Al-Fajar

11

(25)

12

3.3 Observasi

Observasi adalah pengumpulan data Dengan mengamati secara langsung berbagai peristiwa yang terjadi pada anak-anak usia dini. Data observasi berupa hasil Interaksi langsung pada anak usia dini dengan memperlihatkan hasil karya animasi 2D sebagai pembelajaran mengenai penerapan kebersihan.

3.4 Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan mengenai suatu hal.

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti, dengan cara melakukan wawancara langsung dengan anak maupun orang tua. Dalam wawancara ini peran orang tua sebagai pendamping anak pada saat proses mengajar secara daring dapat mempermudah anak usia dini dalam hal pemahaman sistem pembelajaran. Narasummber yang akan diwawancara adalah orang tua murid dan siswa.

Wawancara diambil dari orang tua dan anak usia dini terkait pembelajaran online pada masa pendemi. Wawancara yang dipertanyakan sebelum animasi dibuat, antara lain:

Pertanyaan diperuntukkan orang tua anak usia dini:

Apakah animasi 2D tentang penerapan pembelajaran kebersihan untuk anak usia dini dapat dijadikan contoh untuk anak usia dini?

1. Bu Nurhayati dengan anak bernama Bella yang berusia 5 tahun, setelah melihat animasi 2D anak diharapkan bisa mencontoh pembelaran tentang kebersihan lingkungan.

2. Bu Uminatun dengan anak bernama Bara yang berusia 5 tahun, setelah melihat animasi 2D anak dan orangtua bisa mengambil pelajaran penerapan tentang kebersihan untuk anak usia dini.

3. Bu Luluk Kholidah dengan anak bernama Sinta yang berusia 4 tahun, setelah melihat animasi 2D anak menjadi tertarik dengan animasi yang dikemas tentang kebersihan lingkungan.

(26)

13

Respon dari anak usia dini setelah melihat animasi 2D tentang penerapan kebersihan, antara lain:

1. Bara anak berusia 5 tahun, tertarik dengan animasi 2D tentang penerapan kebersihan lingkungan

2. Bella anak berusia 5 tahun, merespon dengan hasil yang sama seperti Bara, dapat tertarik dengan animasi 2D tentang penerapan kebersihan lingkungan.

3. Sinta anak berusia 4 tahun, tertarik dengan pembalajaran animasi 2D ingin mendapat pembalajaran serupa dengan topik yang berbeda.

Dari kesimpulan wawancara yang didapat, terbentuklah hasil dari wawancara tersebut adalah animasi 2D dapat dijadikan referensi untuk pembelajaran anak usia dini.

3.5 Studi Literatur

Studi Literatur dilakukan agar informasi yang dibutuhkan peneliti untuk penelitian. Studi literatur yang dilakukan ialah, mengumpulkan jurnal yang ada di web dan laporan yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Studi literatur yang dilakukan sebagai refrensi dalam membuat animasi 2D.

Pada tahap pembahasan tentang Animasi 2D yang mengacu pada jurnal yang berjudul “Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya” disebutkan bahwa Animasi 2D dibuat dari objek-objek yang terpisah dengan layer transparan, yang dapat menggunakan layar kerangka virtual maupun tidak. Seluruh anggota tubuh yang terdiri dari mata, mulut, dan pakaiakan yang akan digerakkan dengan key frame. Setelah digerakkan dengan sesuai, tahap terakhir membuat animasi adalah rendering (Iwan, 2010). Motion graphic membantu menyederhanakan pesan ke dalam bagian dengan sederhana sehingga informasi telah tersampaikan, motion graphic juga sangat cocok untuk media edukasi karena memiliki keunggulan dimana informasi lebih mudah dipahami (Crooks, 2014)

3.6 Studi Eksisting

Pengamatan studi eksisting dilakukan dengan beberapa poin, antara lain menggerakkan animasi serta gaya visual yang sederhana dalam pembuatannya.

Animasi yang dipilih untuk studi eksisting adalah kartun yang terkenal dari negara

(27)

14

Malaysia, seperti Upin & Ipin. Upin & Ipin dinilai sangat menarik untuk anak-anak saat ini. Drama musikal sekaligus memberi pembelajaran disetiap lagu-lagu yang dibawa oleh Cek gu. Maka dari itu peneliti menjadikan Upin & Ipin menjadi referensi, karena sangat mudah dipahami oleh anak-anak usia dini.

(28)

Pra Produksi

Membuat Ide

Sinopsis

Storyboard

Produksi

Membuat Background

Desain Karakter

Dubbing

Soundtrack

Animasi

Pasca Produksi

Publikasi

Editing

Rendering

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perancangan Karya

Bagian ini menjelaskan langkah-langkah merancang sebuahkarya karya yang dimulai dari proses pra-produksi, berlanjut hingga produksi, dan diakhiri dengan proses pasca produksi. Perancangan karya dijelaskan seperti bagan 4.1 berikut.

Bagan 4.1 Perancangan Karya

15

(29)

16

Tabel 4.1: Jadwal Kegiatan Tugas Akhir

No. Tahap Kegiatan Produksi

Jadwal Kegiatan

September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengerjakan

x x

Proposal

2 Sidang

Proposal x

3 Pra

Produksi Revisi x

Proposal

4 Membuat

Konsep x

5 Mendesain

Karakter x Mendesain 6

7 Produksi

Latar Tempat x

Modelling

Karakter dan x

Animasi

8 Pembuatan

Film x

9 Pasca 10 Produksi

Dubbing x

Sidang TA x

4.2 Pra-Produksi

Pra produksi adalah salah satu tahap persiapan sebelum memulai produksi.

Tahap ini, ide dan konsep akan dirancang dengan matang, agar sesuai dengan alur dan konsep yang sudah ditentukan. Pada pra-produksi Peneliti akan membuat ide, cerita, storyboard, dan desain. Sebelum memulai produksi harus memastikan semua kebutuhan alat-alat atau komponen seperti komputer, software dan pen tab.

4.2.1 Ide Cerita

Pada pembuatan ide cerita pembuatan animasi 2D ini, diciptakan sebagai referensi atau pedoman untuk pembelajaran anak-anak usia dini pada masa pandemi. Diciptakan agar anak-anak usia dini memahami penerapan kebersihan lingkungan.

(30)

17

4.2.5 Sinopsis

Berlatar pada sekolah yang menerapkan kebersihan lingkungan, Ani melihat Ian sedang memakan sebungkus roti dan membuang bungkus rotinya sembarangan.

Ani mengingatkan Ian agar membuang bungkus rotinya pada tempatnya. Di waktu yang sama, Bu Aini datang untuk mengajar di TK Al-Fajar. Bu Aini memberitahu anak-anak tentang pentingnya kebersihan lingkungan, Bu Aini menjelaskannya dengan lagu-lagu yang ia ciptakan.

4.2.6 Naskah

Menurut (Setyawan, 2017) dalam jurnalnya film animasi 2 dimensi dengan judul andi bertema:sikap dan perilaku disiplin anak usia dini. Naskah adalah panduan utama yang dijadikan gambaran agar mudah dipahami. Dengan begitu informasi yang terdapat dalam animasi tersebut dapat dimengerti oleh semua tim (kru).

SCENE 1

EXT. PEMANDANGAN RINDANG TAMAN KANAK-KANAK

Pemandangan indah di pagi hari yang cerah, terdenganr burung berkicau bersahutan.

SCENET 2

EXT. PEMANDANGAN RINDANG TAMAN KANAK-KANAK Cast. Ani dan Ian

Ani dan Ian berjalan menuju sekolah (TK)

Ian membawa sarapan sebungkus roti untuk dimakan

SCENE 3

EXT. PEMANDANGAN RINDANG TAMAN KANAK-KANAK Cast. Ani dan Ian

Ian telah menghabiskan rotinya, Ian dengan sengaja membuang bungkus roti sembarangan.

(31)

18

Ani melihat Ian membuang bungkus roti sembarangan.

Ani menegur Ian, Ian tidak mendengarkan dan melanjutkan perjalanannya.

Ani Ian!

Ambil bungkus rotinya, jangan buang sembarangan.

Ian

Apasih An, ayok masuk kelas.

Ani

Ambil dulu Ian sampahnya, ntar dilihat bu guru.

SCENE 4

EXT. PEMANDANGAN RINDANG TAMAN KANAK-KANAK Cast. Ani, Ian dan Bu Aini

Bu Aini melihat Ian yang dengan sengaja membuang bungkus rotinya sembarangan, Bu Aini tersenyum melihat mereka. Ian pun segera mengambil dan membuang bungkus rotinya di tempat sampah,setelah itu mereka berjalan menuju kelas.

SCENE 5

INT. Ruang kelas

Cast. Ani, Ian dan Bu Aini

Bu Aini memasuki kelas menceritakan tentang kebersihan lingkungan. Kemudian Bu Aini menjelaskan kebersihan lingkungan dengan sebuah lagu.

(32)

19

4.2.7 Storyboard

Storyboard merupakan rangkaian gambar yang dibuat secara berurutan dan menjadi deskripsi setiap scene untuk menggambarkan objek dengan mudah menyampaikan ide kita kepada orang lain (Sutopo, 2003:35-36). Proses ini merupakan tahap menggerakkan karakter serta objek yang merupakan unsur dari animasi. Tahapan ini menyesuaikan storyboard yang sudah dibuat di awal.

Storyboard dapat mewakili setiap scene yang tersedia pada keseluruhan film animasi dan menggambarkan suasana atau situasi dasar seperti pose karakter, posisi kamera, suara, dan dialog.

Gambar 4.1 Storyboard scene 1 dan 2

(33)

20

Gambar 4.2 Storyboard scene 3 dan 4

Gambar 4.3 Storyboard scene 5 dan 6

(34)

21

4.3 Produksi

Tahap ini adalah tahap eksekusi pra-produksi yang sudah matang. Semua unsur akan digabungkan menjadi satu. Keseluruhan proses sangat mempengaruhi visual dan kualitas. Maka, pencipta karya harus fokus terhadap perancangan proses di dalamnya seperti Layout, Character, Texturing, Rigging, Animasi, VFX, Lighting dan Rendering.

4.3.1 Layout

Pada tahap layout, dimulai membuat dengan rasio 16:9 dengan format HDTV 1080p (1920 x 1080 pixel). Yang akan digunakan untuk “Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak Usia Dini” adalah 24fps (frame per second). Semakin tinggi jumlah fps, maka animasi yang dihasilkan akan semakin halus namun akan berpengaruh pada ukuran file dan proses render memakan waktu yang lama.

Gambar 4.4 Proses penataan layout animasi

(35)

22

Gambar 4.5 Proses penataan layout halaman sekolah

4.3.2 Modeling

Proses modeling karakter dalam pembuatan animasi 2D ini menyesuaikan dengan emosi yang disampaikan kepada penonton sehingga penyusun itu dapat ditampilkan dalam bentuk model dengan karakteristik di dalam animasi 2D.

Gambar 4.6 Proses modeling karakter Ian

(36)

23

4.3.3 Desain Karakter

Desain karakter untuk pembuatan animasi 2D yang akan menjadi tokoh, terdapat 3 tokoh, yaitu Ani, Ian, dan Bu Aini.

1. Ani

Tokoh Ani adalah anak-anak berumur 4 tahun. Ani adalah seorang pelajar di Pendidikan Anak Usia Dini yang memiliki karakter protagonis. Ani memiliki sifat ramah, mudah bergaul, perhatian kepada teman.

Gambar 4.7 Ani

2. Ian

Tokoh Ian adalah anak-anak berumur 4 tahun. Ian adalah seorang pelajar di Pendidikan Anak Usia Dini yang memiliki karakter protagonis. Ian memiliki sifat penurut, gampang menerima nasehat orang lain.

(37)

24

Gambar 4.8 Ian

3. Bu Aini

Bu Aini adalah guru Pendidikan Anak Usia Dini yang memliki karakter protagonist.

Bu Aini memiliki sifat, penyabar, riang, dan menyukai anak kecil.

Gambar 4.9 Bu Aini

(38)

25

4.3.4 Properti

Properti yang digunakan dalam motion graphic ini yaitu sebungkus roti, tempat sampah, dan ruang kelas. Properti dapat dilihat pada ada gambar 4.5, 4.6

Gambar 4.10 Tempat sampah

Gambar 4.11 Sebungkus roti dalam kemasan

(39)

26

Gambar 4.12 Roti

4.3.4 Rigging dan Animasi

Setelah mengerjakan layout, ditahap selanjutnya adalah menggerakkan tokoh (rigging), background, dan foreground.

Rigging adalah metode pemberian atau pemasangan tulang pada karakter animasi agar dapat digerakkan sehingga karakter dapat bergerak seperti manusia atau makhluk hidup lainnya. (Zulkarnain, 2019)

Gambar 4.8 Proses Rigging dan animasi bagian tubuh

(40)

27

Gambar 4.9 Proses Rigging bagian tangan

Gambar 4.10 Rigging bagian mulut

(41)

28

Gambar 4.11 foreground lapangan taman kanak-kanak

4.4 Pasca Produksi

Pasca produksi adalah tahapan terakhir setelah produksi, proses ini meliputi editing. Penggabungan video yang telah dirender dengan video lain dan menyatukan dubbing serta memasukkan soundtrack di dalamnya.

4.4.1 Editing

Tahap ini berfungsi untuk menyatukan video per-scene yang mengacu pada storyboard. Setelah itu ditambahkan tahap dubbing dan soundtrack. Pada pembuatan animasi 2D ini akan menggunakan lagu pribadi untuk soundtracknya.

4.4.2 Soundtrack

Proses awal pembuatan soundtrack dimulai dengan menambahkan vocal ke dalam software yang bernama FL Studio, lalu dilanjutkan dengan memasukan vocal kedalam newtone untuk mengetahui chord lagu agar tidak miss/fals.

(42)

29

Gambar 4.12 memasukkan vocal kedalam newtone.

Kemudian menyusun rhythm sesuai nada vocal yang telah ditambahkan.

Proses selanjutnya menambahkan instrument bass.

Gambar 4.13 Penyusunan rhythm

(43)

30

Gambar 4.14 Penambahan instrument bass

Lalu menambahkan bagian pengisi iringan lagu plugin dreamkeys di layer dengan flute. Pada proses akhir menambahkan kick, clap, dan hihat. Setelah semua selesai, masing-masing instrumen ditambahkan ke mixer untuk mengatur volume dan frekuensi disetiap instrumen.

Gambar 4.15 Hasil semua instrument yang telah ditambahkan ke Mixer

(44)

31

Setelah proses selesai, kemudian hasil soundtrack dapat di export lalu memilih format mp3 untuk ditambahkan ke animasi 2D.

Gambar 4.16 Hasil pembuatan soundtrack menggunakan FL Studio

4.4.3 Dubbing

Dubbing adalah proses pengisian suara pada animasi yang biasanya nya pada proses dubbing, akan menyamakan teks yang dibaca dengan gerakan bibir animasi yang sedang berjalan

Berikut adalah proses dubbing untuk animasi 2D meliputi dialog:

1. Dialog Bu Aini

Pada scene 4 Bu Aini berdialog: “Selamat pagi anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang kebersihan lingkungan, kebersihan lingkungan sangat penting bagi kesehatan. Oleh karena itu marilah belajar untuk menjaga kebersihan”

“Jagalah lingkunganmu, Agar bersih selalu Jagalah lingkunganmu Agar sehat selalu

Kebersihan pangkal kesehatan Kesehatan sangat diperlukan Hidup bersih menjadikan sehat Hidup sehat kerjapun giat”

(45)

32

Gambar 4.17: Pengisi suara Bu Aini

2. Dialog Ian

Pada scene 3 Ian berdialog:

“apaan sih an, ayok masuk kelas!”

Gambar 4.18: Pengisi suara Ian

3. Dialog Ani

Pada scene 3 Ian berdialog:

“ambil bungkus rotinya ian!”

“ambil dulu sampahnya Ian, nanti dimarahin bu guru”

(46)

33

Gambar 4.19 Pengisi suara Ani

Pada proses dubbing dilakukan perekaman suara untuk narasi serta suara untuk mengisi setiap karakter.

Proses dubbing suara dilakukan dengan merekam memakai mic yang terhubung dengan aplikasi atau software. Lalu suara akan ditangkap melalu record, kemudian melakukan proses editing, agar hasilnya dijadikan panduan untuk pergerakan animasi.

(47)

34

Gambar 4.20 Recording dubbing

4.4.4 Rendering

Proses dari keseluruhan produktivitas pembuatan film animasi 2D bisa dilakukan proses exporting atau rendering. Pada proses ini, akan mengatur dan menentukan opsi akhir secara detail untuk format film sesuai yang dibutuhkan.

Bagian produksi dalam pembuatan animasi 3D yang sudah dilakukan semua atau finishing untuk menjadikan hasil output dibutuhkan proses yaitu rendering ini berupa image atau movie. (Djalle, 2006:39-40)

4.4.5 Rencana Publikasi

Pembahasan pada tahap selanjutmya atau tahapan terakhir setelah proses editing dan rendering adalah melakukan proses publikasi karya. Pada tahap publikasi Tugas Akhir ini, penulis merancang berbagai desain poster, cover DVD, dan label DVD sebagai media publikasi animasi ini adalah sebagai berikut:

1. Poster

a. Konsep Poster

Konsep poster diambil di ruang kelas, agar menunjukkan bahwa isi dari animasi ini berupa edukasi pembelajaran.

b. Poster

(48)

35

Gambar 4.15 Desain Poster

2. Cover dan Label DVD

a. Konsep Cover dan Label DVD

Dalam pembuatan cover dan label DVD tujuannya hampir sama dengan pembuatan poster, menunjukkan bahwa isi dari animasi adalah edukasi pembelajaran kebersihan lingkungan.

(49)

36

b. Cover dan Label DVD

Gambar 4.16 Desain Cover dan label DVD

3. Screenshot animasi 2D Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-anak Usia Dini

Gambar 4.17 Opening

Gambar 4.16 Konflik

(50)

37

Gambar 4.18 Klimaks

(51)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Telah dihasilkan Animasi 2D tentang penerapan pembelajaran kebersihan lingkungan yang dapat menjadi media edukasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dengan perincian proses yang dilakukan sebagai berikut:

1. Menyusun storyboard untuk gambaran alur cerita yang akan dibangun dalam animasi 2D.

2. Membuat desain karakter yang dapat mewakili karakter dalam animasi 2D yang dibuat

3. Membuat modelling untuk menyesuaikan emosi yang disampaikan kepada penonton sehingga penyusunan modelling dapat ditampilkan dalam karakteristik di dalam animasi 2D.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembuatan karya animasi 2D yang berjudul “Pembuatan Animasi 2D Tentang Penerapan Kebersihan Pada Anak-Anak Usia Dini” dapat disarankan untuk membuatan animasi 2D lebih lanjut dengan mengembangkan cerita yang lebih banyak sehingga durasi pembuatan animasi 2D lebih panjang.

Selain itu, disarankan membuat animasi 2D serupa dengan membahas topik tentang perilaku sopan santun pada anak-anak pendidikan usia dini, misalnya memberi salam pada bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menghomarti orang tua, dan sebagainya.

38

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Apriliana, A. (2016). Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak Usia Dini Di Paud Purwomukti Desa Batur Kecamatan Getasan. Jawa Tengah.

Chan. (2019). Moocs, An Innovative Alternative to Teach First Aid and Emergency Treatment: A Practical Study. Nurse Education Today.

Elsevier, 79(November 2018), 92–97.

Crooks, R. (2014). Kedahsyatan Cara Bercerita Visual Infografis. Jakarta: PT Gramedia.

Design, M. b. (2010). History of Motion Design. Retrieved from ISSU:

https://issuu.com/motionbydesign/docs/mbd1 Design, M. b. (2010). Issuu.com. Retrieved from Issuu.

Fahmi. (2017). Teknik, Prinsip, dan Semua Tentang Animasi. Retrieved from mi- story: http://fahmipm.blogspot.com/2017/03/teknik-dan-dunia-

animasi.html

Hartati, S. (2019, September 26). Pendidikan Anak Usia Dini, Investasi SDM Bagi Bangsa di Kemudian Hari. Jakarta, Jakarta.

Hewi, A. &. (2020). Strategi Pendidik Anak Usia Dini Era Covid-19 dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5 (1), 158-167.

Himawan, P. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Iwan, B. (2010). Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya. Jakarta:

ANDI.

Jamalus. (1988). Pengajaran Buku Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.

Janitra, a. (2020, April 20). Quiper. Retrieved from Quiper:

https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-info/p-beda- animasi-2d-dan-3d/

Kristiawan, R. d. (2017). Pengelolaan Pembelajaran PAUD Dalam Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan, Vol. 2, No. 1, 76-86.

Kurniasih, I. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Edukasia Daryanto.

39

(53)

40

Mettadewi. (2016 , November 23 ). Desingning Character Creation and. Concept.

Retrieved from Binus University:

https://animation.binus.ac.id/2016/11/23/designing-character-creation-and- concept/

Muzakki, M. (2015). Implementasi pembelajaran anak usia dini berbasis budaya lokal di PAUD full day school. JPPM (Jurnal Pendidikan dan

Pemberdayaan Masyarakat) 2 (1), 39-54.

Prakoso, G. (2010). Animasi Pengetahuan Dasar Film Animasi Indonesia,.

Jakarta: FFT-

Prawiro, M. (2018). Pengertian Animasi Komputer, Sejarah, Jenis, dan Prinsip- Prinsip Animasi. In M. Prawiro.

Shanty, Y. (2021, April 2). Perkembangan dan Pasang Surut Perfilman Indonesia. Retrieved from kompaspedia:

https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/perkembangan- dan-pasang-surut-film-indonesia

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sutadi, H. (2014, Maret 10). pemerintah kabupaten pati. Retrieved from patikab.go.id: https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/01/24/sejarah- perkembangan-film-indonesia/

Zembry. (2001). Animasi web dengan macromedia Flash 8. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Gambar

Gambar 2.1 Software Toon Boom Harmony  (sumber: google.com)
Gambar 2.4: Desain Karakter front, ¾, dan side view  2.7 Musik
Gambar 3.1 Lokasi TK Al-Fajar
Tabel 4.1: Jadwal Kegiatan Tugas Akhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjamin keberlanjutan, wirausaha sosial bisa menjalin kemitraan dengan institusi-institusi publik yang memiliki visi untuk mengembangkan kewirausahaan

“Perbedaan Pola Asuh Ibu dan Status Gizi Anak Balita yang Lahir Dari Ibu Kurang Energi Kronik (KEK) dan Tidak KEK Waktu Hamil di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar

Hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh variabel reward dan punishment terhadap variabel motivasi kerja

Hasil yang telah didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin guru dan kompetensi pedagogik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil

Uji koefisien korelasi Spearman menunjukkan angka sebesar -0,900 dengan taraf signifikansi sebesar 0,037, sehingga dapat dikatakan bahwa ada korelasi negatif antara

Pengaruh lingkungan/lokasi terhadap pa- rameter tinggi tanaman, jumlah cabang, jum- lah tandan, dan jumlah buah, tampak bahwa tinggi tanaman tidak berbeda nyata pada 3

pemberian sesama Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun yang tidak dalam bentuk uang; e.. hadiah

Kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan pada dua kelas yang menjadi sampel penelitian, yaitu kelas VII B sebagai kelas kontrol yang diajar dengan