• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.5 Desain Penelitian Eksperimen

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen quasi dengan metode Pre-test-Post-test Control Group Design. Desain ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum ekxperimen dan sesudah experiment (Suharsimi Arikunto, 2006: 85) Penerapan perlakuan diperhitungkan melalui perbedaan antara pre-test dengan post-test pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Treatment group

Control Group

Gambar. 3.1 Disain Penelitian Eksperimen Keterangan:

R : kelompok eksperimen 1 dan ekperimen 2 diambil secara random. O1, O3 : kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui kemampuan awalnya

O2 : Post-test; merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Jigsaw

O4 : Post-test; merupakan hasil belajar kelompok ekperimen 2 yang diberi pembelajaran konvensional

X : Treatment. Kelompok O1 dan O2 sebagai kelompok eksperimen 1 diberi treatment, yaitu menggunakan Jigsaw, sedangkan kelompok O3 dan O4 ya ng merup akan eksperimen 2, metode konvensio nal. Penerap an menggu nakan Jig sa w adalah O2 .

Analisis dilakukan dua kali, dimana analisis yang pertama adalah menguji hasil belajar awal (Pre-Test) antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 (O1:O2). Pengujianya menggunakan t-test. Hasil yang diharapkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok ekperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, yaitu antara O1 dengan O2. Analisis yang kedua adalah menguji hipotesis yang diajukan. O2 disebut post-test. Perbedaan antara O2 dengan O4

yakni diasumsikan efek dari treatment atau eksperimen. Dalam hal ini hipotesis yang diajukan adalah “ Perbedaan hasil belajar Membuat Pola menggunakan metode konvensional dan Jigsaw di SMK Negeri 3 Magelang”. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah uji-t, yang diuji adalah perbedaan antara O2 dengan O4. Penggunaan Jigsaw dapat meningkatan hasil belajar siswa jika ada perbedaan dimana O2 lebih besar dari O4, dan bila O2 lebih kecil dari O4 maka jigsaw berpengaruh negatif. (Sugiyono, 2010: 223-224)

Adapun instrumen penelitian ini berbentuk tes, yaitu tes uji coba latihan dengan teori tes pengetahuan Membuat Pola, dan tes praktik mengunakan lembar kerja siswa (LKS) mata pelajaran Membuat Pola pada sub pokok bahasan pola dasar badan atas sistem bunka.

3.5.1 Langkah-langkah penelitian

meliputi studi literatur dan studi pendahuluan berupa wawancara dengan guru mengenai metode pembelajaran yang biasanya dipakai dalam proses pembelajaran. Hasilnya dipakai untuk menentukan konsep-konsep yang akan diteliti dan menentukan variabel penelitian, yaitu Jigsaw dan kemampuan menyelesaikan Membuat Pola.

Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan tes. tes dilakukan dua kali, yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal berguna untuk mengetahui homogenitas kemampuan sampel yaitu Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa Membuat Pola pada sub pokok bahasan pola dasar badan atas sistem bunka sebelum diadakan pembelajaran, sedangkan tes yang kedua adalah tes akhir, yaitu post-test digunakan untuk tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan Membuat Pola mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran.

Perbedaan pembelajaran yang mendasari kedua kelompok yaitu penggunaan metode dalam proses pembelajarannya. Kelompok eksperimen 1 proses pembelajarannya menggunakan bantuan Jigsaw, sedangkan pada kelompok ekperimen 2 pembelajaran dilakukan secara konvensional. Data yang diperoleh berupa nilai tes siswa setelah diperlakukan menggunakan jigsaw. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan bagan langkah-langkah eksperimen yang digunakan dalam prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1.1 Proses Pembelajaran Kelompok Eksperimen1

Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang Membuat Pola sistem bunka. Guru menjelaskan Membuat Pola sistem bunka dengan menggunakan Jigsaw, setelah siswa mendapat pengetahuan tentang teori Membuat Pola sistem bunka. Guru menjelaskan teknik jigsaw. Kemudian guru mengelompokkan siswa secara

Kelas Eksperiment 2 Kelas XI Busana 2 Pretes Hasil Pretest Kelas Ekperimen 1 Kelas XI Busana 1 Pembelajaran menggunakan metode Jigsaw Pretes Pembelajaran konvensional Postest Populasi Hasil Pretest Postest Hasil Postest Hasil Postest Analisis Hasil

heterogen yang terdiri 3 kelompok asal dan 12 kelompok ahli atau kelompok inti. Guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap orang dalam kelompok bertanggung jawab mempelajari materi tekstual yang diterima dari guru. Kelompok tersebut terbagi antara kelompok inti dan kelompok induk. Bagian topik pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya. Kemudian siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka masing-masing. Kelompok ahli atau inti memberikan kesempatan kepada untuk diskusi. Setelah selesai berdiskusi kelompok inti berdiskusi kepada kelompok induk mendiskusikan apa yang di diskusikan pada kelompok inti, Siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal. Artinya, anggota-anggota yang berasal dari kelompok asal berikan kesempatan kepada mereka berdiskusi atau mempresentasikan kepada kelompok asal. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli

Hasil diskusi kelompok asal dipresentasikan di depan kelas agar kelompok belajar siswa yang lain mengetahui hasil dari diskusi masing-masing kelompok. Proses pembelajaran jigsaw secara keseluruhan didalam kelas eksperimen juga diamati dengan menggunakan lembar observasi.

3.5.1.2 Proses Pembelajaran Kelompok Ekperimen 2

Pembelajaran pada kelompok ekperimen 2 relatif sama dengan pembelajaran pada kelompok eksperimen, yang membedakan antara kedua

kelompok tersebut adalah penggunaan jigsaw didalam proses pembelajaran, pada kelompok ekperimen 2 tidak menggunakan jigsaw tetapi hanya menggunakan metode konvensional. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas ekperimen 2 diawali dengan siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat apa yang belum dipahami, guru memberikan waktu bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap materi yang telah disampaikan selanjutnya siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan guru.