• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.2 Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian ini adalah studi kasus, sebab peneliti bermaksud untuk mendalami gambaran kinerja konselor yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas di SMA N 1 Muntilan. Metode ini dipilih karena masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah informasi verbal yang mendalam mengenai gambaran kinerja konselor pada sekolah yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas di SMA N 1 Muntilan.

Berkaitan dengan hal Yin (2008: 1) menyatakan bahwa studi kasus merupakan sebuah metode yang mengacu pada penelitian yang mempunyai unsur how dan why pada pertanyaan utama penelitiannya dan meneliti masalah-masalah kontemporer (masa kini) serta sedikitnya peluang peneliti dalam mengontrol peritiswa (kasus) yang ditelitinya.

Selanjutnya Yin (2008: 18) juga mengatakan bahwa studi kasus merupakan suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata,

bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan

dimana multisumber dimanfaatkan. Inkuiri berasal dari bahasa inggris yaitu Inquiry

yang artinya penyelidikan dan empiris berarti diperoleh melalui data.

Kasus yang dipelajari dalam penelitian ini merupakan kasus dalam bimbingan dan konseling. Secara singkat, Supriyo (2008: 2) menyebutkan bahwa ciri-ciri kasus bimbingan dan konseling di sekolah adalah meliputi :

a. Merupakan suatu peristiwa atau kejadian, yang dipandang sebagai

suatu masalah yang cukup serius, yang dialami oleh peserta didik baik secara perseorangan maupun kelompok.

b. Masalah tersebut masih berada dalam wilayah kewenangan atau ruang

lingkup bimbingan dan konseling di sekolah.

c. Tidak terselesaikannya masalah tersebut secara tepat/sehat, akan

menimbulkan kerugian maupun hambatan perkembangan, maupun merugikan pihak lain (mengancam diri sendiri maupun pihak lain).

d. Pada umumnya perlu mendapatkan bantuan dalam proses

penyelesaiannya. Dalam hal ini diperlukan pendekatan dan penanganan secara khusus, oleh petugas yang berkompeten dan berwenang.

Metode studi kasus berusaha mengungkapkan sejelas-jelasnya permasalahan yang dirumuskan peneliti berdasarkan informasi dari berbagai sumber data dan subjek penelitian. Sehingga dengan dipilihnya metode studi kasus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan mendalam mengenai kinerja konselor pada sekolah yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas di SMA N 1 Muntilan. Dalam penelitian ini tidak dilakukan proses penanganan kasus atau memberikan perlakuan.

Narbuko dan Abu Achmadi (2008: 47) menjelaskan langkah-langkah pokok dalam penelitian studi kasus sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai; 2) merancang cara pendekatannya; 3) mengumpulkan data; 4)

mengorganisasikan data dan informasi yang diperoleh menjadi rekonstruksi unit studi yang koheren dan terpadu secara baik; 5) menyusun laporan dan mendiskusikan makna hasil penelitian tersebut.

Yin dalam bukunya Studi kasus desain & metode menyebutkan ada 4 tahap dalam penyelenggaraan studi kasus, yaitu: 1) persiapan pengumpulan data; 2) pelaksanaan pengumpulan data; 3) analisis bukti studi kasus; 4) penulisan laporan studi kasus. Untuk lebih jelasnya Yin (2008: 61) menggambarkan metode studi kasus sebagaimana tersaji pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Metode Studi Kasus

Dari kedua pendapat para ahli diatas mengenai langkah-langkah dalam penelitian studi kasus, maka penelitian ini dilakukan dengan 4 tahapan sebagai berikut:

1. Mendefinisikan dan merancang kasus

Pada tahap ini peneliti menentukan fokus dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Fokus dari penelitian studi kasus ini adalah kinerja guru

bimbingan dan konseling yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana kinerja guru bimbingan dan konseling yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas di SMA N 1 Muntilan ditinjau dari aspek perencanaan program bimbingan dan konseling, pelaksanaan program bimbingan dan konseling, evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling, dan mekanisme kerja administrasi bimbingan dan konseling.

Setelah peneliti menentukan fokus dan tujuan dari penelitian studi kasus mengenai kinerja konselor pada sekolah yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas di SMA N Muntilan, peneliti melakukan tinjauan literatur dan memilih teknik pengumpulan data. Pada tinjauan literatur peneliti menggabungkan teori mengenai kinerja konselor, kebijakan pada sekolah yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas bagi bimbingan dan konseling, dan kinerja guru bimbingan dan konseling yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas. Selanjutnya peneliti menentukan teknik pengumpulan data teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian kali ini ada 3, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti membuat protokol penelitian yang dalam penelitian kali ini disebut pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi.

2. Menyiapkan, mengumpulkan, dan menganalisis data

Pada tahap ini menyiapkan dengan matang pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi sesuai dengan kisi-kisi instrumen kinerja konselor pada sekolah yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas. Setelah semuanya siap, peneliti mengumpulkan data melalui berbagai teknik penelitian di SMA N 1

Muntilan. Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan menyaring data melalui tinjauan literatur. Penyaringan ini bertujuan untuk menyempitkan informasi yang didapat agar sesuai dengan kasus yang diangkat agar dapat memberikan kemungkinan-kemungkinan yang dapat diolah.

3. Menganalisis dan menyimpulkan

Peneliti pada tahap ketiga mengolah berbagai data dan disesuaikan kembali dengan teori. Pada penelitian ini peneliti mengolah berbagai data dan kemungkinan mengenai dampak yang timbul pada kinerja guru bimbingan dan konseling yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas. Setelah melakukan analisis peneliti menyimpulkan dan mulai memersiapkan untuk menyajikan hasil.

4. Menuliskan laporan

Laporan pada penelitian kinerja konselor pada sekolah yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga seluruh informasi penting mudah untuk dipahami. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehiclupan seseorang atau kelompok.