• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Desain Penelitian

Desain penelitian pengembangan instrumen penilaian aspek psikomotor siswa pada praktikum kimia materi termokimia terdiri dari tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian

Tahap pendefinisian bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran (Trianto, 2014, hlm. 233). Pada tahap pendefinisan dilakukan sejumlah analisis untuk menetapkan masalah dasar dalam pembelajaran serta kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dalam mengembangkan instrumen penilaian. Tahap pendefinisian terbagi menjadi lima langkah yakni analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan spesifikasi tujuan instruksional.

Analisis ujung depan sebagai langkah pertama yang dilakukan pada tahap pendefinisian bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi pada kegiatan pembelajara (Trianto, 2014, hlm. 234). Dalam penelitian ini masalah dasar yang dimaksud adalah masalah yang ditemui pada kegiatan penilaian aspek psikomotor dalam pembelajaran kimia dengan metode praktikum. Analisis ujung depan dilakukan dengan mewawancarai tiga guru kimia di wilayah Tangerang Selatan untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan metode praktikum dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan penilaian dan instrumen penilaian aspek psikomotor yang digunakan.

Selanjutnya dilakukan kegiatan analisis siswa yang bertujuan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa, yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman (Yuniarti dkk., 2014, hlm. 79). Ciri dan

kemampuan siswa didapatkan melalui kajian literatur dengan meninjau teori-teori mengenai tingkat perkembangan kognitif dan psikomotor siswa. Sementara informasi mengenai pengalaman siswa didapatkan melalui kegiatan wawancara terhadap tiga siswa/i kelas XI yang pernah mengikuti kegiatan pembelajaran kimia dengan metode praktikum. Hasil dari analisis siswa akan menjadi pertimbangan dalam menentukan media, format, dan karakteristik instrumen penilaian yang dikembangkan (Thiagarajan dkk., 1974, hlm. 26). Sedangkan, isi dalam instrumen penilaian ditentukan melalui kegiatan analisis tugas yang bertujuan untuk menetapkan keterampilan psikomotor yang perlu dimiliki siswa dalam pelaksanaan praktikum (Yuniarti dkk., 2014, hlm. 79). Langkah analisis tugas dilakukan dengan cara mengkaji literatur mengenai keterampilan psikomotor siswa pada kegiatan praktikum dan menjabarkan keterampilan-keterampilan tersebut ke dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan praktikum.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah analisis konsep yang dilakukan dengan mengidentifikasi konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk suatu peta konsep (Trianto, 2014, hlm. 236). Kegiatan yang dilakukan pada analisis konsep meliputi analisis materi dan analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar. Analisis materi dilakukan untuk menyusun peta konsep yang menunjukkan keterkaitan antarsubmateri dalam materi pembelajaran. Sedangkan analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar dilakukan untuk menetapkan indikator pembelajaran.

Langkah terakhir pada tahap pendefinisian yakni spesifikasi tujuan instruksional. Spesifikasi tujuan instruksional merupakan penetapan tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada materi tersebut. Tujuan pembelajaran menjadi dasar untuk mendesain perangkat penilaian yang dikembangkan (Yuniarti dkk., 2014, hlm. 79).

2. Tahap Perancangan (design)

Tahap peracangan bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran (Trianto, 2014, hlm. 234). Pada tahap ini dilakukan penyusunan perangkat dan komponen penunjang instrumen penilaian yang terdiri dari empat langkah yakni penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan awal. Langkah penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah awal yang menghubungkan tahap pendefinisian dengan tahap perancangan. Penyusunan tes acuan patokan bertujuan untuk menetapkan suatu tes untuk mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar (Trianto, 2014, hlm. 234). Pada pengembangan instrumen penilaian, pengukuran kemampuan siswa didapat dari aspek penilaian yang dimuat dalam instrumen penilaian. Karenanya, penyusunan tes acuan patokan pada langkah ini dilakukan dengan menetapkan kisi-kisi instrumen penilaian berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada tahap pendefinisian.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum dibutuhkan media berupa lembar kerja praktikum dan alat dan bahan yang digunakan. Penyusunan lembar kerja praktikum dan penetapan alat dan bahan yang dibutuhkan tersebut dilakukan pada langkah pemilihan media. Selanjutnya pada langkah pemilihan format dilakukan penyusunan format instrumen penilaian yang berfungsi untuk mengatur tampilan instrumen penilaian. Pada tahap perancangan ini juga dilakukan penyusunan angket respon pengguna yang diawali dengan penentuan aspek-aspek yang akan diukur, penetapan kisi-kisi angket dan perumusan pernyataan dalam bentuk pernyataan positif dan negatif. Hasil akhir dari tahap perancangan yakni prototipe awal lembar kerja praktikum dan instrumen penilaian.

3. Tahap Pengembangan (develop)

Tujuan tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar (Trianto, 2014, hlm. 235). Para pakar adalah ahli yang dipercaya memberikan

penilaian dan masukan terhadap ketepatan instrumen penilaian yang dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan kegiatan validasi dan uji coba terbatas. Validasi dilakukan untuk mendapatkan penilaian mengenai ketepatan prototipe awal yang dihasilkan pada tahap perancangan melalui pengisian lembar validasi. Penilaian mengenai kevalidan lembar kerja praktikum dan instrumen penilaian diberikan oleh tiga orang validator yang terdiri dari dua validator ahli dan satu validator praktisi pendidikan. Sedangkan penilaian mengenai kevalidan angket respon pengguna diberikan oleh satu orang validator ahli.

Setelah lembar kerja praktikum, instrumen penilaian, dan angket respon pengguna dinyatakan valid maka dilakukan kegiatan uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilaksanakan di kelas XI IPA selama satu pertemuan yang terbagi ke dalam dua sesi praktikum. Satu sesi praktikum dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 80 menit yang diikuti oleh enam kelompok praktikum. Teknis pelaksanaan uji coba terbatas yakni membagi jumlah siswa/i dalam satu kelas kedalam kelompok kecil yang beranggotakan 3 orang siswa/i, dimana tiap-tiap kelompok didampingi oleh satu orang observer yang mengamati kinerja mereka selama kegiatan praktikum berlangsung. Observer kemudian memberikan penilaian mengenai aspek psikomotor siswa per individu dengan menggunakan instrumen penilaian yang dikembangkan. Setelah melakukan penilaian, observer kemudian memberikan tanggapannya terhadap instrumen penialain tersebut melalui pengisian angket respon pengguna.

Desain penelitian yang dilakukan digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Penyusunan Tes Acuan Patokan

Tahap Pendefinisian

Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor Siswa

Analisis Ujung Depan

Analisis Siswa

Analisis Tugas

Analisis Konsep

Spesifikasi Tujuan Instruksional

Penyusunan Kisi-Kisi Angket Respon pengguna

Pemilihan Media

Pemilihan Format

Penyusunan Angket Respon pengguna

Angket Respon pengguna

Tahap Perancangan

Validasi

Tahap Pengembangan

Revisi Revisi

Gambar 3.1 Desain Penelitian Uji Coba Terbatas

Dokumen terkait