BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
3.2 Desain Penelitian
Campbell & Stanley sebagaimana dikutip oleh Arikunto (2006: 84) membagi jenis desain penelitian eksperimen menjadi 2, yaitu: “pre experimental design (eksperimen yang belum baik) dan true experimental design (eksperimen
yang dianggap sudah baik).” Penelitian ini termasuk jenis pre experimental design
karena tidak ada kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak. Menurut
Arikunto (2006: 84), pre experimental design seringkali dipandang sebagai
“eksperimen yang tidak sebenarnya.”Pre experimental designsering disebut juga
dengan istilah quasi experiment atau eksperimen pura-pura. Eksperimen jenis ini
belum memenuhi persyaratan seperti eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan tertentu.
Bentuk pre experimental designyang digunakan adalah one group pre test and post test design, yaitu adanya satu kelompok yang diberi perlakuan dengan dilakukan pre testsebelum diberi perlakuan (
O
), serta dilakukan post testsetelahdiberi perlakuan (
O
). Perbedaan antaraO
danO
(O −O
) diasumsikansebagai efek dari perlakuan yang diberikan. Penjelasan lebih lanjut yaitu subjek penelitian dikenakan dua kali pengukuran, yang pertama dilakukan sebelum diberi layanan Bimbingan Kelompok dan yang kedua dilakukan setelah diberi layanan Bimbingan Kelompok. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Desain Penelitian Pre Experimental dengan One Group Pre Test dan Post Test Peneliti memberikan perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok pada siswa yang memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah berdasarkan data skala psikologi kemudian peneliti ingin mengetahui pengaruh atau perubahan yang terjadi dari perlakuan yang diberikan. Layanan Bimbingan Kelompok akan diselenggarakan 8 kali pertemuan dengan beberapa siswa yang memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah berdasarkan hasil skala psikologi pada saat pre test. Guna mengetahui apakah layanan Bimbingan Kelompok memberikan perubahan tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan, peneliti menggunakan
post testuntuk mengetahuinya.
Rancangan penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Perlakuan (Bimbingan Kelompok) O1 Pre Test O2 Post Test
3.2.1 Pemberian Pre Test
Pre test ini menggunakan skala psikologi untuk mengetahui tingkat minat siswa terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Peneliti memberikan instruksi agar siswa mengisi skala psikologi sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hasil dari
pre test ini kemudian dianalisis untuk menentukan siswa yang memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Siswa tersebut nantinya akan dijadikan sampel penelitian untuk diberi perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok.
3.2.2 Pemberian Perlakuan
Perlakuan diberikan kepada beberapa siswa yang memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pemberian perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan oleh siswa untuk meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Materi-materi layanan Bimbingan Kelompok yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rancangan Materi Layanan Bimbingan Kelompok
Pertemuan Materi Waktu
(Menit)
1 Mengenal lebih jauh tentang jurusan Teknik
Gambar Bangunan 45-60
2 Bekerja atau Kuliah? 45-60
3 Memahami potensi diri 45-60
4 Meningkatkan penyesuaian diri terhadap jurusan
Teknik Gambar Bangunan 45-60
5 Meningkatkan tanggung jawab terhadap keputusan
Pertemuan Materi Waktu (Menit)
6 Memantapkan diri sekolah di jurusan Teknik
Gambar Bangunan 45-60
7 Menumbuhkan semangat belajar 45-60
8 Kiat sukses dalam meraih keberhasilan masa depan 45-60
Menurut Schunk dkk. (2012: 322), “minat hanya dibangkitkan ketika seorang individu memiliki nilai yang tinggi dan pengetahuan yang tinggi tentang suatu aktivitas atau topik.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan pertama akan diisi dengan pemberian informasi yang lebih mendalam mengenai jurusan Teknik Gambar Bangunan untuk mengembangkan aspek sikap umum. Menurut Prayitno (1997: 80), “pemahaman tentang pilihan kerja serta persiapan memasuki jurusan/program studi dan pendidikan lanjutan merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan kedua akan diisi dengan pemberian informasi mengenai pilihan bekerja atau kuliah untuk mengembangkan aspek preferensi.
Schunk dkk. (2012: 323) menjelaskan lebih lanjut bahwa “ketersediaan keterampilan seseorang berhubungan dengan kemampuan minatnya.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan ketiga akan diisi dengan pemberian informasi mengenai memahami potensi diri untuk mengembangkan aspek kesadaran spesifik. Menurut Prayitno (1997: 80), “pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan keempat akan diisi dengan
pemberian informasi mengenai meningkatkan penyesuaian diri terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan untuk mengembangkan aspek kesadaran.
Menurut Prayitno (1997: 80), “pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan dan berbagai konsekuensinya merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan kelima akan diisi dengan pemberian informasi mengenai meningkatkan tanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil untuk mengembangkan aspek kesadaran spesifik. Menurut Prayitno (1997: 79), “pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya serta permasalahannya) merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan keenam akan diisi dengan pemberian informasi mengenai dan memantapkan diri sekolah di jurusan Teknik Gambar Bangunan untuk mengembangkan aspek kesenangan personal.
Menurut Prayitno (1997: 80), “pengembangan sikap dan kebiasaan belajar,
pemahaman hasil belajar, timbulnya kegagal belajar dan cara-cara
penanggulangannya (termasuk Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional) merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok
pertemuan ketujuh akan diisi dengan pemberian informasi mengenai
menumbuhkan semangat belajar untuk mengembangkan aspek arah kepentingan atau signifikansi personal. Menurut Prayitno (1997: 80), “pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karir serta perencanaan masa depan
merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan kedelapan akan diisi dengan pemberian informasi mengenai kiat sukses dalam meraih keberhasilan masa depan untuk mengembangkan aspek partisipasi. Pemberian materi tersebut diharapkan dapat membangkitkan minat peserta layanan sehingga minatnya terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan meningkat.
3.2.3 Pemberian Post Test
Post test dilakukan untuk mengukur tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan setelah diberikan perlakuan berupa layanan Bimbingan
Kelompok. Seperti halnya pre test, pada post test ini peneliti memberikan
instruksi agar siswa mengisi skala psikologi sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hasil dari post test ini kemudian dibandingkan dengan hasil dari pre test untuk mengetahui adakah peningkatan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan setelah diberikan perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok.